STUDI DESKRIPTIF KOMPARATIF PEMANGGILAN ROH DALAM 1 SAMUEL 28 : 13 DAN KONSEP ROH ORANG MATI DALAM SUKU TORAJA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Praktik pemanggilan arwah dengan tujuan untuk berkonsultasi pada orang mati, sejatinya merupakan kebudayaan bangsa kafir yang terkutuk dimana-mana di Israel.[1] Bagimana tidak, terlihat jelas dalam Alkitab dikatakan bahwa seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati, setiap orang yang melakukan hal-hal itu adalah kekejian bagi Tuhan (Ulangan 18 : 11-12). Bahkan lebih tegas dalam Imamat 20:6 dikatakan bahwa orang yang melakukan hal demikian, Allah sendiri akan menentang orang itu dan akan melenyapkan dia dari bangsa Israel.
Sebutan pemanggil arwah dalam Alktiab tentunya menyatakan bahwa mereka mampu memanggil roh atau arwah orang mati. Mereka melakukan ini atas permintaan teman-teman atau orang yang dikasihi yang mencari nasihat atau petunjuk dari orang yang sudah mati.[2] Istilah lain untuk aktivitas ini disebut Necromancy atau ada juga yang menyebutnya sebagai spiritisme. Berikut ini akan dijelaskan perbedaannya.
Necromancy berasal dari kata νεκρομαντεία (nekromanteía) yang terdiri dari νεκρός (nekrós) yang berarti “Mati” dan μαντεία (manteía) yang berkaitan dengan cara meramal.[3] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri dikatakan bahwa nekromansi adalah kekamampuan meramalkan masa depan dengan mengadakan hubungan dengan arwah orang yang telah meninggal.[4] Menurut H.Seokahar, necromany atau spiritisme ialah kegiatan kontak dengan roh orang mati.[5]
Spiritisme adalah faham yang mempercayai bahwa manusia dapat melakukan hubungan dengan roh-roh orang mati, baik secara langsung, melalui pertolongan medium[6], maupun dengan cara-cara lain (jailangkung[7], ouiya board[8], mimpi dll.)[9] Masalah spiritisme sudah merupakan praktek manusia sejak lama sekali. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Spiritisme memiliki beberapa pengertian diantaranya : (1) pemujaan kepada roh; (2) kepercayaan bahwa roh dapat berhubungan dengan manusia yang masih hidup; (3) ajaran dan cara-cara memanggil roh.[10] Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pengertian diatas bahwa spiritisme merupakan paham atau ajaran yang berkaitan dengan pemujaan kepada roh-roh orang mati, sedangkan nercromancy merupakan cara meramal masa depan dengan melakukan kontak dengan arwah. Adapun tujuan orang mempraktekkan spiritisme adalah sebagai berikut :
(1) Minta : Minta petunjuk, nasihat, kekuatan, keberanian dalam keadaan darurat, bimbingan dalam mengambil keputusan;
(2) Ingin tahu : Apa yang terjadi sesudah kematian, sebab musabab kematian seseorang, sebab musabab suatu penyakit atau suatu kejadian.[11]
Praktik tenung (necromancy) tidak hanya terkenal dalam kehidupan bangsa Israel, bahkan praktik yang berhubungan dengan roh masih terjadi hingga sekarang ini. Di Indonesia sendiri pratek ini disebut perdukunan, yang marak dilakukan oleh orang-orang yang membutuhkan hal-hal seperti yang telah dijelaskan di atas. Praktik ini banyak ditemukan di beberapa daerah yang masih kental dengan kepercayaan yang berhubungan dengan mistis atau kekuatan ghaib seperti yang terdapat di Mentawai, Kalimantan, Banyuwangi, dan Papua dan juga daerah-daerah lainnya yang terkenal karena ilmu hitamnya.
Sebuah peristiwa yang jelas menunjukkan perbuatan necromancy atau tenung yang ada dalam Alkitab terdapat dalam 1 Samuel 28 : 1-25. Saul tentu menyadari bahwa kegiatan necromancy merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Itu sebabnya ketika Saul menjadi raja, ia menyingkirakan setiap pemanggil arwah dan roh peramal dari Israel. Namun sepertinya hal ini merupakan hal yang umum dilakukan sehingga tak dapat dihapuskan dengan sepenuhnya.[12] Terlihat dalam teks ini bahwa dalam keputusasaan dirinya, ia mengambil langkah untuk mencari pertolongan melalui seorang yang dapat memanggil “roh Samuel” untuk ditanyai mengenai apa yang harus dilakukan.
Dalam tulisannya David F Payne mengatakan bahwa Allah tidak berbicara melalui pemanggil arwah, tetapi melalui nabi-nabi seperti Samuel, orang-orang yang hanya membicarakan kebenaran tanpa rasa takut.[13] Lantas siapakah yang berbicara kepada Saul? Seorang penafsir bernama Donald Guthrie mengatakan bahwa cerita ini memberi kesan nyata bahwa makhluk tersebut sesungguhnya adalah Samuel, bukan hantu atau impian.[14] Hal ini dilihat dari sudut pandang kata-kata yang diucapkan oleh Samuel pada ayat-ayat berikutnya yang tidak mengenal kompromi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Werner H Franzmann dia mengatakan bahwa sosok Samuel itu nyata, bukan sesuatu yang dibayangkan penyihir itu.[15] Bagaimanapun juga penyihir tersebut menyebut dia sebagai "allah" (1 Sam 28 : 13), dan dia dibungkus dengan jubah kenabiannya yang biasa.[16] Pendapat ini di setujui juga oleh Gleason L Archer, bahkan lebih lagi dikatakan bahwa Allah memilih peristiwa khusus ini dan menggunakannya untuk menyaimpaikan sabda-Nya yang terakhir kepada sang raja fasik yang dulu pernah mengabdi dengan penuh keberanian dan semangat bagi kepentinganNya.[17]
Berbeda dengan pandangan diatas Soekahar, memberikan argumennya berupa :
(1) Perempuan di En-dor itu memanggil arwah Samuel, namun yang dilihatnya “seorang tua berselubung jubah” muncul dari dalam bumi bukan Samuel; (2) Tuhanlah yang berkuasa atas roh Samuel, hamba Tuhan yang setia itu.Wanita sihir itu tentu tidak mempunyai kuasa apa-apa atas roh samuel (Wahyu 14 :13); (3) Ilahi yang diamaksudkan dapat dipastikan “bukan Tuhan”, namun Iblis yang menyamar seperti Samuel.[18]
Dalam pandangannya tersebut, jelas memberikan penolakan terhadap penafsiran yang mengatakan bahwa itu adalah “roh Samuel.” Hal yang sama juga dikemukakan oleh Charles F Pfeiffer yang meragukan bahwa itu adalah “Roh Samuel” dengan dukungan bapak Gereja yakni Tertulianus dan Yerome yang bersikukuh bahwa penampilan yang menyerupai Samuel merupakan sebuah tipuan kuasa kegelapan.[19] Masih banyak perbedaan pandangan mengenai masalah ini. Perbadaan pandangan inilah yang menjadi landasan penulisan makalah ini.
Selain perbedaan pandangan, tentunya kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai konsep sebenaranya yang dimiliki bangsa Israel mengenai “roh orang mati,” untuk menjawab pertanyaan apakah roh dalam teks ini adalah roh Samuel ? Dalam hal ini penulis bermaksud melakukan penelitian dengan melakukan perbandingan dengan salah satu suku yang ada di Indonesia yang terkenal dengan kebudayaan mistisnya. Suku tersebut adalah suku Toraja. Suku ini menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia.[20] Kebudayaan suku Toraja yang populer di masyarakat adalah adat pemakamannya yang bisa terbilang unik.[21] Keunikannya tersebut terletak pada prosesinya, ritualnya, serta biayanya yang fantastis.
Ada sebuah tulisan menarik yang ditulis oleh sebuah berita online ternama di dunia memberi judul berupa “Hidup berdampingan dengan kematian di Toraja.[22]” Dalam tulisannya tersebut ia mengungkapkan keanehannya sewaktu berkunjung ke Toraja, dimana ia memasuki rumah seseorang yang menyimpan jenazah yang diperlakukan layaknya orang sakit yang masih hidup. Orang yang telah meninggal tersebut dibawakan makanan, minuman, serta rokok dua kali sehari.[23]
Di sini, kepercayaan animisme mengaburkan batas antara dunia dan akhirat, membuat orang-orang yang sudah meninggal tetap bisa berjumpa dengan orang-orang yang masih hidup di dunia. Begitu seseorang meninggal dunia, jasadnya tidak langsung dimakamkan, tapi disemayamkan terlebih dahulu selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sementara itu, pihak keluarga menjaga dan merawat jenazah.[24]
Dari hal ini terlihat bahwa ada yang menarik dari suku Toraja yang perlu untuk diteliti lebih lagi.
Pernyataan Masalah
Dalam teks 1 Samuel 28 :13, menimbulkan perdebatan hingga sekarang, ditambah lagi perbedaan ini timbul diantara penafsir-penafsir maupun pendeta-pendeta yang cukup besar. Apakah dalam teks ini lebih merujuk kepada “roh Samuel,” atau malahan “roh setan” yang ditemui dalam teks ini? Selain itu, hal yang menarik untuk dibahas selanjutnya adalah konsep roh orang mati dalam suku Toraja yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti salah satu contoh yang diberikan diatas yakni menyimpan jenazah dalam rumah, dan mengibaratkannya sebagai orang yang sedang sakit. Apakah konsep yang mereka miliki, yang bisa diperbandingkan dengan teks ini? Sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih komperhensif dan objektif.
Pertanyaan Riset
1. Apakah konteks dan latar belakang dalam teks 1 Samuel 28 :13?
2. Apakah teks ini berbicara mengenai Roh Samuel ?
3. Bagaimana orang Israel dalam dunia Perjanjian Lama memahami konsep dunia orang mati?
4. Bagaimana orang Toraja memahami konsep tentang roh orang mati?
5. Apakah perbedaan dan persamaan antara konsep orang mati menurut teks 1 Sam. 28:13 dengan konsep dunia orang mati dalam suku Toraja? `
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konteks dan latar belakang dalam teks 1 Samuel 28 : 13
2. Untuk memahami teks 1 Samuel 28 :13 dan mengambil kesimpulan bahwa itu adalah Roh Samuel atau Roh setan.
3. Untuk mengerti konsep orang Israel mengenai dunia orang mati, yang menjadi latar belakang penulisan teks
4. Untuk memahami konsep orang mati menurut suku Toraja.
5. Untuk menemukan perbedaan dan persamaan antara konsep orang mati menurut teks 1 Sam. 28 :13 dengan konsep roh orang mati dalam suku Toraja.
Signifikansi Penulisan
Penelitian ini sangat signifikan karena beberapa alasan. Pertama, dalam dunia akademis penelitian ini akan menambah literatur yang secara khusus membahas mengenai mengenai roh Samuel yang terdapat dalam teks 1 Samuel 28 : 13. Kedua, diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan pemahaman yang benar bagi jemaat Tuhan sehingga dapat mengerti kebenaran yang terkadung dalam teks ini. Ketiga, diharapkan hasil penelitian ini menambah wawasan tentang kebudayaan terhadap suku Toraja secara khusus tentang roh orang mati. Keempat, diharapkan hasil perbedaan serta persamaan yang dipaparkan nantinya bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.
Batasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis hanya membatasi pembatasan hanya pada penyelidikan teks 1 Samuel 28 : 13. Penyelidikan yang dilakukan untuk mengetahui siapakah yang dimaksudkan oleh penulis kitab 1 Samuel ini sebagai “sesuatu yang ilahi muncul dari bumi” dengan demikian, dapatlah diketahui siapakah yang berbicara kepada raja Saul. Kemudian pembatasan pada perbandingan antara konsep roh orang mati menurut teks 1 Sam. 28 : 13 dengan konsep roh orang mati dari suku Toraja.
Penegasan Istilah
Berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah penting untuk dapat memahami istilah ini dengan baik.
Studi
Studi merupakan penelitian ilmiah; kajian; telaahan.[25]
Deskriptif
Deskriptif memiliki pengertian bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan apa adanya.[26]
Komparatif
Komparatif memiliki pengertian berkenaan atau berdasarkan perbandingan.[27]
Konsep[28]
Konsep memiliki pengertian : (1) Rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung dua -- yang berbeda; (3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Metodologi Penulisan
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif komparatif terhadap pemanggilan roh dalam 1 samuel 28 : 13 dan konsep roh orang mati dalam suku Toraja. Pelaksanaannya meliputi perbandingan sampel-sampel yang berbeda dalam sebuah variabel kritikal (variabel bebas), tetapi sebanding dalam hal-hal lain.[29] Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan di perpustkaan STT Injil Bhakti Caraka dan sumber-sumber lainnya seperti media elektronik (Internet), e-book, dan sumber-sumber lainnya.
[1] Philip J. King & Lawrence E Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, diterjemahkan oleh Robert Setio dan Atdi Susanto, ( Jakarta : Gunung Mulia, 2012), 435.
[2] George W Knight, Adat Istiadat Alkitab & Keunikannya dalam Gambar, diterjemahkan oleh Budi (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015), 67.
[3] Wikipedia “Necromancy” [artikel on-line] dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Necromancy ; Internet ; diakses pada 03 Februari 2020.
[4] Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v “Nekromansi” oleh Hasan Alwi.
[5] H. Soekahar, Satanisme dalam Pelayanan Pastoral, (Malang : Gandum Mas, 2002), 20.
[6] Medium atau mediumik adalah orang yang mengadakan kontak dengan orang-orang yang sudah mati supaya mendapat pengertian tentang hal-hal misteri atau situasi di luar kubur. (Seokahar,20)
[7] Jailangkung adalah sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Permainan ini bersifat supernatural, umumnya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil entitas supernatural ( Wikipedia; Artikel on-line)
[8] Papan Ouija adalah permainan papan datar bertuliskan 26 huruf alfabet, lalu angka 0 – 9, dan beberapa kata singkat "ya" dan "tidak". Para pemain menempelkan jari pada alat penunjuk, mengajukan pertanyaan, dan kemudian "dibimbing" oleh "arwah" atau "roh" yang mengeja jawaban atas pertanyaan tersebut. (Liputan6; Berita on-line)
[9] Sabda, “Spiritisme dan Dunia Orang Mati (Bag. 1),” [artikel on-line] dikutip dari https://www.sabda.org/c3i/c3i/kategori/masalahrohani/isi/?id=53&mulai=70 ; Internet ; diakses pada 05 Maret 2020.
[10] Kamus Besar Bahasa Indonesia online, s.v “spiritisme” dikembangkan oleh Ebta Setiawan dikutip dari https://kbbi.web.id/spiritisme.
[11] Soekahar, 20.
[12] Donal Guthrie dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini 1 : Kejadian-Ester, diterjemahkan oleh Soedarmo, (Jakarta : YKBK/OMF, 2002), 473.
[13] David F Payne, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : 1 & 2 Samuel, diterjemahkan oleh Lisda Tirtaprajdja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2017), 226-227.
[14] Guthrie, 474.
[15] Werner H Franzmann , Bible History Commentary - Old & New Testament, (Northwestern : WELS Board for Parish Education, 1980) ,237
[16] Ralph W Klien, Word Bibilical Commentary : 1 Samuel, (Michigan : Zondervan, 2000), 682.
[17] Gleason L Archer, Encyclopedia of Bible Difficiulties, diterjemahkan oleh Suhadi Yeremia, (Malang : Gandum Mas, 2004), 306.
[18] Soekahar, 22.
[19] Charles F Pfeiffer dan Everett F Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Volume 1 Kejadian-Ester, diterjemahkan oleh Hananiel Nugroho dkk, (Malang : Gandum Mas, 2014),788.
[20] Wikipedia, “Suku Toraja,” [artikel on-line] dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja ; Internet; diakses pada 09 April 2020.
[21] Andra, “Kebudayaan Suku Toraja di Indonsesia,” [artikel on-line]dikutp dari https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-toraja ; Internet ; diakses pada 09 April 2020.
[22] Sahar, Zand, “Hidup Berdampingan dengan Kematian di Toraja,” [Majalah on-line] dikutp dari https://www.bbc.com/indonesia/majalah-39638082 ; Internet ; diakses pada 09 April 2020.
[23] Ibid.
[24] Ibid.
[25] Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, s.v “Studi” dikembangkan oleh Ebta Setiawan dikutip dari https://kbbi.web.id/studi.
[26] Ibid, “Deskriptif.”
[27] Ibid, “Komparatif.”
[28] Ibid, “ Konsep”
[29] Andreas B Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2004), 96.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.