Yesaya adalah seorang Teolog yang mengumandangkan janji Tuhan yang dimulai dari janji Allah kepada Abraham, Ishak dan yakub.







YESAYA, TEOLOG JANJI
Pendahuluan
Definisi teologi berasal dari akar kata dua istilah bahasa Yunani, theos dan logos.  Theos berarti ‘Allah’ atau ‘ilah’ dan logos berarti ‘perkataan/Firman/wacana.’  Jadi makna istilah teologi adalah “wacana (ilmiah) mengenai Allah atau ilah-ilah.”   Dalam gereja Kristen, teologi pada awalnya hanya membahas mengenai Allah.  Namun pengertian dari teologi berkembang menjadi lebih luas yaitu pembahasan mengenai keseluruhan ajaran dan praktik Kristen.  Perlu diketahui bahwa teologi Kristen tidak akan ada tanpa keyakinan bahwa Allah bertindak atau berfirman secara khusus dalam Yesus Kristus yang menggenapi perjanjian dengan umat Israel.  B. F. Drewes dan Julianus Mojau memberikan pengertian mengenai definisi ilmu teologi sebagai berikut :
Ilmu teologi adalah bidang studi ilmiah yang melayani gereja yang diutus ke dalam dunia dalam usahanya untuk memahami dan menghayati karya Allah, sesuai dengan Firman Allah yang hidup; hal ini berarti bahwa ilmu teologi secara kritis meninjau praktik dan misi gereja dalam terang kebenaran Firman Allah.
Telah dilakukan pembahasan mengenai pengertian dari teologi itu dan dapat disimpulkan bahwa teologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Allah.  Kini pembahasan berlanjut kepada pemahaman mengenai janji.  Janji adalah inti dari pemahaman orang Israel tentang hubungan mereka dengan Allah.  Allah senantiasa membuat ikatan janji dengan umat-Nya.  Covenant itu bertumpu pada janji-janji Allah, yang dimulai dari penciptaan sampai kepada masa nabi-nabi.  
Seperti yang telah di bahas sebelumnya bahwa perjanjian yang Allah buat memiliki tujuan untuk menjalin hubungan antara Allah dengan manusia.  Oleh karena itu, adanya janji itu berdasarkan keinginan Allah yang membuatnya.  Allah yang berinisiatif membuat perjanjian dengan manusia.  Namun dalam hal perjanjian ini,  Allah tidak memaksakan kepada manusia untuk menerima sepenuhnya perjanjian yang telah dibuatNya.  Manusia diberikan kehendak bebas untuk memilih, apakah akan mengikuti Yesus atau tidak.
Konsep dari Teologi Janji Yesaya
TUHAN, Allah di atas Segalanya
Allah adalah “yang mahakudus”.  Selain itu ia juga adil (sedeq) artinya jujur, benar, dan setia kepada suatu norma, sifat dan karakterNya sendiri.  SifatNya terutama dapat dilihat dalam keesaanNya dan kemandirianNya.  Yesaya mengemukakan keadaan tidak terbandingkan yang dimiliki oleh Tuhan. Selain Dia tidak ada Allah lain (44:6, 8; 45:5-6, 21).  Ramalan Yesaya tentang dirinya sendiri di masa depan bahkan pada waktu dia bermusyawarah dengan orang-orang buangan seolah-olah dia ada di tengah-tengah mereka adalah unik.  Namun, bagian nubuat ini menyatakan bahwa kemampuan Tuhan mengetahui peristiwa-peristiwa jauh sebelum terjadi adalah bukti bahwa Dia lebih unggul daripada allah-allah bangsa Babel.
Allah Maha Kuasa
Tuhan adalah trinitas Allah mahakudus yang keunikanNya, kekhususanNya, dan transendenNya segera terlihat dengan begitu jelas bahkan bagi sang nabi sehingga ia berseru, celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seseorang yang najis bibir (Yes 6:5).  Yesaya belajar bahwa karena Tuhan Allah adalah kudus, maka Israel harus kudus juga. Kekudusan Allah dapat dilihat dalam kesempurnaan moralNya, kebenaranNya, serta dalam tindak-tandukNya yang bersih.   Allah tidak terbatas dalam ukuran tempat.  Ia tidak dibatasi atau  disekat oleh tempat; sebaliknya segala tempat yang bersifat terbatas bergantung padaNya.  Sesungguhnya Allah melebihi tempat. Dengan jelas Alkitab mengajarkan kebesaran Allah yang tak terhingga ini.  karena sifat dasarNya yang rohani serta ketidakmampuan kita untuk berpikir mengenai keadaan yang tak dibatasi oleh tempat maka ajaran ini sulit dipahami.
Pencipta dari Semuanya
Sebagaimana Allah menunjukkan betapa hebatnya dia , kitab Yesaya menekankan tema penciptaan . beberapa kali kata digunakan kalimat ibrani “bara” menciptakan, “asah” membuat, “yatsar” membentuk.   Hal ini mengingat kepada kita kej 1-2.   Kemampuan yang Allah lakukan dalam penciptaan Yesaya menganggap bahwa itu merupakan bagian dari mandatNya dan pribadi yang berhak atas masa kini dan nasib akhir manusia. Cth dalam Yesaya 44:24.  Henry C. Thiessen mengatakan  bahwa Allah bukan saja menciptakan hanya langit, tetapi juga malaikat-malaikat yang menghuni sorga dan pastilah juga bukan hanya bumi tetapi juga semua air dan udara.  Bumi ciptaan Allah dimaksudkan untuk didiami.
Pengungkap Semua
Tidak hanya Allah pencipta semua, tapi dia juga pengungkap semua.  Didalam bagian yang membahas Allah Bapa , kita memiliki doktrin ketidakterbatasan, doktrin penciptaan , dan juga doktrin wahyu .  Tuhan telah menyatakan 200 sampai 250 tahun sebelum bangsa Israel menduduki tempat itu.   Sekarang angkatlah berhalamu dan hancurkanlah itu. katakanlah tentang masa lalu, tentang masa kini, dan tentang masa depan.  Katakanlah sesuatu. Allah adalah Allah yang berbicara dan dia adalah Tuhan yang dapat berbicara.  Tuhan yang menyingkapkan semua dan tidak diam.  Allah menghukum bangsa Israel melalui bangsa Asyur karena bangsa Israel tidak mentaati perintah Tuhan.  Namun meskipun hukuman Allah keras, namun bertujuan memurnikan umatNya.  
Pemandu dari Segala Sejarah
Tuhan menguasai sejarah dan bangsa-bangsa sama sekali tidak menakutkan bagiNya (40:15,17).  Pemimpin-pemimpin asing diangkat untuk melakukan perintahNya dalam sejarah.  Tuhan juga adalah Allah pemelihara, yang sekaligus pemandu semua sejarah. Dalam Yesaya 41 ada sebuah pernyataan luar biasa yang Tuhan katakan dimana Ia telah memanggil seseorang dari timur.  Namun dalam Yesaya 41:25 Tuhan menyatakan bahwa seseorang yang dipanggilnya akan seperti tukang periuk menginjak-injak tanah liat, demikian dia akan menginjak-injak penguasa-penguasa seperti lumpur. Dalam pembahasan Yesaya 40-48 , adalah bagian luar biasa yang mengatur kedaulatan Allah Bapa , yang tak tertandingi.
Marie dan Claire Barth dalam bukunya menjelaskan dalam bukunya:
Pemanduan Allah dari segala sejarah menunjukkan kepada kesetiaan Allah. Kesetiaan ini dikalimatkan pertama-tama dalam bentuk nominal: Aku ini Allahmu (41:10), engkau ini kepunyaanKu (43:1), Aku menyertai engkau (41:10; 43:5), dalam bentuk verbal dimana kata kerja selalu dalam bentuk kesudahan: Aku telah memilih engkau (41:9), telah menebus engkau (43:1 bd 54:4), memegang tangan kananmu (41:13), tidak menolak engkau (41:9). Dalam perkataan yang umum ini Tuhan memberikan kepastian bahwa ia akan menolong.
Juruselamat bagi Semua (Yesaya 49-57)
Di bagian tengah, Yesaya 49-57, memiliki sentralitas penebusan. Dalam bab sebelumnya terlihat bab besar Yesaya 52: 13- 53:12. Dalam kedua hal ini, Allah bertindak sebagai penebus-penebus.  Allah digambarkan sebagai pemulih dari apa yang telah rusak dan penebus apa yang ada di utang.   Andrew E. Hill juga memberikan gelar bahwa Yahweh adalah penebus Israel, dimana gelar ini dipakai sebanyak 12 kali dalam Yesaya (pasal 40-66).   Dalam Yesaya 55:1-2, Allah melalui nabi memberikan undangan untuk keselamatan.  Allah mengundang manusia untuk keselamatan yang didasarkan pada janji (Yes. 55:3).  Janji ini sama subtansinya dengan apa yang Allah telah janjikan kepada Daud.  Janji ini diterima dengan kepercayaan pada kemurahan Allah.
Penebusan yang dilakukan Allah juga menyangkut kepada bangsa-bangsa lain.  Kaiser mengatakan bahwa penebusan ini memiliki penekanan misiologis, yang membuka perluasan pesan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain.   Hal ini lebih jelas dalam Yesaya 55:6-7, dimana Yesaya berkata, “ Carilah Tuhan sementara ia dapat ditemukan, panggillah Dia selagi dekat.  Allah akan mengampuni dan tidak mengingat dosa-dosa mereka yang telah datang kepada-Nya dan diampuninya (Mazmur 103:12).  Yesaya mengambarkan Allah sebagai penebus yang sempurna (Yes. 55:11).  Hal ini adalah bagian yang paling indah dalam penebusan dimana Tuhan sebagai Anak, terutama sebagai undangan yang besar dalam Yesaya 53 dan 55.
Walter C. Kaiser meringkas teologi kitab Yesaya ini dengan dua kata, yaitu: hamba dan penyelamatan.  Namun, Kaiser berpendapat bahwa tokoh hamba Tuhanlah yang menjadi pusat perhatian dalam bagian ini.   Penggambaran tokoh sebagai “hamba” itu muncul dalam penggunaan bentuk tunggal sebanyak dua puluh kali pada Yesaya 40-53 dan dalam bentuk jamak sepuluh kali pada Yesaya 54-66.  Hal ini menunjukkan bahwa hamba tersebut adalah sebuah istilah kolektif dan juga istilah perseorangan yang merujuk kepada Israel (Yes. 41: 8-10; 43:8-44: 8; 42:1-7; 49: 1-6; 50: 4-9).  
Israel, sang hamba adalah “keturunan Abraham,” sahabat Allah sejak zaman para bapak leluhur (41:8).  Keturunan ini menjadi pusat dari berkat Allah (Yes. 43:5; 44:3; 45:19; 48:19; 53:10; 54:3; 59:21; 61:9).   Keturunan tersebut ialah “hamba” Allah, seperti yang John Bright katakan, “Tokoh hamba berkisar antara perseorangan dan kelompok ...Ia adalah Penebus yang akan datang dari Israel sejati, yang dengan kesengsaraannya penggenapan tugas Israel menjadi mungkin; Ia adalah pemeran utama pria dalam “hal baru” yang akan terjadi.”   Dalam gambaran perseorangan, hamba Tuhan itu adalah oknum mesianis dalam keturunan Daud yang dikenal sebagai Keturunan, yang Mahakudus (hasid), Taruk, dan sebagainya.   Hamba ini yang akan memimpin sendiri, sebuah kenyataan yang akan mengejutkan semua raja di dunia (52:15), juga akan merupakan Oknum yang menderita demi seluruh umat manusia agar penebusan yang dari Allah dapat diperoleh.  Hasil dari penderitaan Hamba tersebut adalah bahwa keturunan itu akan “ menguasai bangsa-bangsa”; kemah mereka akan diperluas, tali-tali kemah akan dipanjangkan, dan patok-patok kemah akan dipancangkan lebih dalam (Yes. 54:2-3).   Roy B. Zuck mengatakan bahwa hamba itu adalah seorang individu bukan suatu kelompok, dimana ia sebagai sang Mesias yang memiliki kesejajaran dengan Musa ketika membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.   William Dyrness juga mengungkapkan bahwa pola Perjanjian Lama secara berulang yang menunjuk kepada Mesias sebagai manusia tetapi memiliki sifat-sifat ilahi yang akan memerintah seluruh dunia.  Ia menyimpulkan bahwa sang Mesias itu adalah Yesus dari Nazaret.
Akhir dari Semua Sejarah
Yesaya 58-66 adalah bagian terakhir dari kitab Yesaya yang lebih menekankan teologi Allah sebagai Roh Kudus daripada tema tentang penebusan.  Hal ini disebut sebagai zaman Roh Kudus.
Zaman Roh Kudus
Pada bab pertama (40-48) berbicara tentang “Tuhan atas semua dalam kedaulatan-Nya” sementara yang kedua menyajikan teologi “Allah sebagai Penebus semua (49-57)” dan yang ketiga, sembilan bab terakhir (58-66), menekankan teologi “akhir semua sejarah”.   Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam Yesaya 61: 1 yang berbunyi,: “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku untuk memberitakan kabar baik.  Kaiser menafsirkan hal ini sebagai Mesias dalam bentuk Verbal, diurapi dengan Roh dan memberitakan Injil hingga hari penghukuman Tuhan.  Hal ini sama dengan ketika Yesus diberi peluang untuk membaca kitab suci di rumah ibadat (Luk. 4:16-21).   Hal ini ditunjukkan oleh pembacaan Yesus terhadap ayat ini yang hanya membaca ayat 1 sampai 2a dan berkata, hal ini terpenuhi saat itu.  Masa sebelum digenapinya “hari pembalasan Allah (61:2), pada masa inilah disebut Zaman Roh Kudus.
Dua dari tiga pernyataan mengenai Roh Kudus disebut di dalam Perjanjian Lama dapat ditemukan di dalam Yesaya 63:10-11.  Kaiser mengatakan, “There it is in a trinitarian statement: "In all their distress he too was distressed, and the angel of his presence saved them. In his love and mercy he redeemed them; he lifted them up and carried them all the days of old. Yet they rebelled and grieved his Holy Spirit.”   Ini mungkin pernyataan trinitas terbesar di seluruh Perjanjian Lama, karena kehadiran malaikat-Nya," yang merupakan Kristofani, dan juga Bapa yang berbicara serta Roh Kudus yang dicurahkan bagi umat-Nya.  Henry C Thiessen juga mengatakan bahwa di dalam Yesaya ini adalah menunjuk kepada oknum Tritunggal.
William Dyrness mengatakan bahwa baru dalam zaman nabi-nabi pekerjaan Roh Kudus menjadi bersifat lebih pribadi, baik dalam pengalaman para nabi maupun dalam penglihatan mereka mengenai masa depan.   Millard J. Erikson juga mengungkapkan bahwa pengabdian kepada Allah merupakan akibat dari pencurahan Roh Kudus (Yes. 44:3-5).  Yesaya menggambarkan Roh Kudus sebagai sumber sifat-sifat moral dan rohani berupa kekudusan dan kebaikan di dalam diri setiap orang yang dihinggapinya atau didiaminya.
Wahyu kemuliaan Tuhan kepada Segala Bangsa
Akhir dari sejarah lebih dari sekedar masa Roh Kudus; hal itu adalah permulaan dari penyataan kemuliaan Tuhan kepada semua bangsa (Yes 60).  Dan ada pernyataan besar yang dikumandangkan oleh Yesaya yaitu "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu"(Yes. 60:1).  Jadi penyataan kemuliaan Tuhan muncul kepada segala bangsa, dan itu menjadi salah satu tema besar terkait dengan bangsa-bangsa.
Hal Baru
Bagian ini juga mencantumkan sejumlah hal baru.  Ada Jerusalem baru (Yes 60), langit baru dan bumi yang baru (Yes. 65-66), dan pertobatan yang tulus baru (Yes 58-59).  Setelah berbicara tentang kedaulatan Allah dan tentang penyediaan penebusan melalui penderitaan Hamba dan kebangkitan Hamba, ia kemudian mengatakan dalam Yesaya 58, untuk menyerukan kepada bangsa itu supaya bertobat dengan sungguh-sungguh.  Kaiser mengatakan bagian ini adalah pengumuman munculnya suatu hari penyelamatan baru bagi alam, bangsa-bangsa dan perseorangan.   Hal ini akan diterima oleh bangsa Israel jika mereka bertobat dan berbalik kepada Tuhan dengan wujud mengasihi sesama dan patuh kepada seluruh perintah-Nya.
Kesimpulan
Janji-janji yang sebelumnya telah dinyatakan kepada Abraham (Kejadian 12) menjadi warna di dalam teologi Yesaya.  Dalam seluruh bagian ini Yesaya selalu merujuk kepada Abraham.  Misalnya, dalam Yesaya 41: 8; 51:2; dan 63:16.  Selain itu ditemukan juga referensi untuk perjanjian, sebuah perjanjian bagi umat.  Dalam Yesaya 42:6 dan 49:8; 54:10, Allah berbicara tentang “perjanjian damai”bagi umat-Nya.  Janji ini juga merujuk kembali kepada keturunan Abraham (Yes.41:8) dan segala keturunan Israel (Yes 45:25) yang membawa kembali kepada tema sebelumnya dalam kitab Kejadian.  Dengan melihat hal ini, maka janji tersebut memiliki aspek kekal.  Yesaya menyebut frase “perjanjian Allah ini kekal” sebanyak tiga puluh empat kali.  Bangsa-bangsa lain juga menjadi lingkup dari janji ini (misalnya, 42:1, 6; 49:6; 52:15).  Kaiser menyimpulkan bahwa kitab Yesaya adalah mini-teologi seluruh Perjanjian Lama.   Hal ini merangkum kasusnya dan mencoba untuk menunjukkan bahwa Tuhan masih menghormati janji yang dibuat selama berabad-abad untuk Abraham, Ishak, Yakub, dan Daud.  Dengan demikian ditemukan gambaran teologi dari Kitab Yesaya: Allah atas semua, Penebus semua, dan kemudian akhir dari semua sejarah.  Semua ini disampaikan dalam tiga bagian dari sembilan bab masing-masing: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.



















DAFTAR PUSTAKA
B.F. Drewes, Julianus Mojou.  Apa itu Teologi? Pengantar ke dalam Ilmu Teologi.  Jakarta: Gunung Mulia, 2003.
Zuck, Roy B.  Teologi Alkitabiah Perjanjian Lama.  Malang: Gandum Mas, 2005.
Kaiser, Walter C.  Teologi Perjanjian Lama.  Malang: Gandum Mas, 2013.
Kaiser,Walter C.  The Christian and the “old” Testament.  California: William Carey Library, 1998.
Marie dan Claire Barth,  Tafsiran Alkitab: Kitab Nabi Yesaya 40-55.  Jakarta: Gunung Mulia, 1983.
Hill, Andrew E. dan John H. Walton.  Survei Perjanjian Lama.  Malang: Gandum Mas, 2013.
Zuck, Roy B.  A Biblical Theology of The Old Testament.  Malang: Gandum Mas, 2005.
Dyrness, William.  Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama.  Malang: Gandum Mas, 2013.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika, direvisi oleh Vernon D. Doerksen.  Malang: Gandum Mas, 1992.
Erickson, Millard J.  Teologi Kristen, volume 3.  Malang: Gandum Mas, 2004.

No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.