Roh Kudus Dalam Perspektif Lukas




Pendahuluan

Doktrin Roh Kudus merupakan salah satu doktrin yang paling penting dalam Firman Allah dan salah satu kebenaran tentang penebusan yang paling utama. Karena itu orang percaya perlu berupaya untuk mengetahui semua yang bisa diketahuinya mengenai pribadi, pelayanan dan karya Roh Kudus sebagaimana dalam Alkitab.[1] Dalam Perjanjian Lama Roh Kudus disebutkan lebih dari 90 kali dengan 18 sebutan yang berbeda diberikan, sementara itu dalam Perjanjian Baru Roh Kudus disebutkan lebih dari 260 kali bersama dengan 39 nama dan sebutan yang berbeda.[2]
Istilah Roh (Pneuma) atau Roh Kudus dipakai oleh Lukas sebanyak 106 kali, sementara Paulus memakai sebanyak 146 kali.[3] Melalui hal ini dapat dilihat bahwa doktrin mengenai Roh Kudus merupakan perhatian khusus dari Lukas dan Paulus. David Imam Santoso dalam bukunya Theologi Lukas mengatakan, “ Di luar tulisan Lukas tidak ada seorangpun yang dikatakan “dipenuhi oleh Roh Kudus”.”[4] Dengan demikian kita dapat melihat bahwa perhatian Lukas sangatlah besar tentang konsep ini.

ROH KUDUS DALAM PERSPEKTIF LUKAS
(DITINJAU DARI KITAB LUKAS-KISAH PARA RASUL)

Fakta-fakta di atas menekankan perlunya orang percaya untuk mengetahui, memahami, menghargai dan mengalami Pribadi, karya dan pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan setiap orang percaya. Untuk itu, penulis merasa perlu menyelidiki dalam satu karya tulis. Melalui makalah ini, penulis berharap akan memberikan pemahaman yang lebih luas dan jelas mengenai Pribadi, karya dan pelayanan Roh Kudus bagi setiap pembaca. Dengan demikian, pembaca akan lebih mengenal Pribadi, karya dan pelayanan Roh Kudus dan mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari.

Pribadi Roh Kudus yang Dijanjikan

Alkitab dengan jelas mengajar bahwa Roh Kudus adalah Pribadi.[5] Ada tiga sifat utama yang membentuk kepribadian yang menjadi sifat Roh Kudus. Roh Kudus memiliki: pikiran (Rm. 8:27; I Kor. 2:10-13), kehendak (I Kor. 12:11), emosi (Rm. 8:26-27; 15:30; Kol 1:8). Sifat-sifat ini tidak dapat dikenakan pada suatu pengaruh atau kuasa yang tak berpribadi.[6] Hal ini juga muncul di dalam tulisan Lukas (Lk. 24:48, Kis. 1:8). Marilyn Hickey mengatakan bahwa Roh Kudus adalah pribadi dari Tritunggal yang hadir di dunia hari ini.[7] Pribadi dari Roh ini selalu hadir dalam urusan-urusan duniawi, menghembuskan nafas kehidupan dalam seluruh rencana Allah (Lukas 1:35 bnd. Kej.1:1, 2:7).
Yesus menjadi pribadi terkemuka dalam kitab-kitab Injil, tetapi dalam kitab Kisah Para Rasul, Roh Kudus benar-benar adalah Penghibur yang lain, Penolong dan Guru.[8] Keith Warrington dalam bukunya The Message Of The Holy Spirit menjelaskan bahwa The Holy Spirit authenticates Jesus (Luk. 1:35, 3:22, 4:1-15).[9] Melalui hal ini Alkitab sedang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi. Stephen Tong juga mengatakan hal yang sama bahwa Roh Kudus adalah Pribadi, dimana Yesus meminta kepada Bapa Penolong yang lain.[10] Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk meminta kepada Bapa, maka Allah akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta (Luk. 11:13). Hal ini sering disebut dengan Janji Bapa. Janji Bapa ini juga yang menjadi penantian dan di genapi di dalam hari Pentakosta. Mattew Henry mengatakan bahwa pencurahan Roh itu (Kis.1:5) adalah janji Bapa, dimana Roh itu diberikan melalui janji dan pada waktu itu janji ini adalah janji yang besar, seperti janji tentang Mesias sebelumnya (Luk. 1:72).[11] Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi ilahi, yang juga Allah sebagaimana Alkitab nyatakan sebagai pribadi dari Tritunggal. Lukas menyatakan kepribadian Roh Kudus kepada penerima suratnya Lukas-Kisah Para rasul.

Karya Roh Kudus
Dalam Keselamatan

Manusia dilahirkan kembali melalui pelayanan Roh Kudus, karena Roh Kuduslah yang memberi hidup (Yoh. 3:3-8; Yohanes 6:63). Pelayanan Roh Kudus untuk memperbaharui orang percaya berkaitan erat sekali dengan pelayanan-Nya untuk mendiami orang percaya.[12] Elmer L. Towns mengatakan: “ Dari semua hal yang dikerjakan Roh Kudus, Ia menolong kita untuk memperoleh keselamatan pribadi yang dikerjakan bagi kita di atas kayu salib.”[13] Roh Kudus diutus untuk menolong orang menjadi pengikut Kristus. Lukas mencatat bahwa Ananias dikuasai oleh Iblis sehingga ia mendustai Roh Kudus dan meninggal seketika itu juga (Kis. 5:3). Melalui narasi Ananias dan Safira, Lukas ingin menyatakan bahwa hanya Roh Kuduslah yang berbicara di dalam hati manusia sehingga manusia dapat menjadi percaya kepada Kristus dan diselamatkan.
Millard J. Erikson menulis dalam bukunya Teologi Kristen bahwa: “dalam ajaran Yesus, penekanan yang kuat terhadap peranan Roh Kudus dalam memprakarsai kehidupan di dalam diri seseorang.”[14] Yesus mengajar bahwa aktivitas Roh Kudus itu perlu sekali esesnsial baik dalam pertobatan, yang dari sudut manusia merupakan awal kehidupan Kristen, dan pembaharuan, yang dari sudut Allah merupakan awal kehidupan Kristen.[15] Hal inilah yang terjadi kepada Kornelius dan seisi rumahnya (Kis. 10). Roh Kudus berbicara kepada Kornelius dan kemudian juga berbicara kepada Petrus sehingga memimpin Petrus untuk datang kepada Kornelius dan menyampaikan Injil sehingga Kornelius dan seisi rumahnya menjadi percaya dan diselamatkan. Thiessen mengatakan bahwa Roh Kudus akan memperbaharui, tinggal di dalam diri orang percaya, membaptis dan memeteraikan orang percaya menjadi milik Allah, bahkan menjadi Anak Allah.[16] Menzies berkata: “Dalam Kisah Para Rasul 2:39, Lukas memperluas jangkauan janji yang diimpikan menyertai janji keselamatan yang diberikan dalam Yoel 2:32; 2:28).”[17] Kisah Para Rasul 2:39 mengulang penjelasan dalam Yoel 2:32; Kisah Para Rasul 2:21: “ Dan barang siapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Lukas memperluas jangkauan “janji” untuk memasukkan segi keselamatan, karena pembaca yang dituju adalah orang yang belum percaya. Jadi Roh Kudus di dalam pandangan Lukas sangat berperan aktif bagi keselamatan.

Dalam Misi Penginjilan

Dalam Lukas 24: 46-51, Yesus memerintahkan kepada murid-muridNya untuk pergi memberitakan Injil, dimana pertobatan dan pengampunan dosa ada bagi setiap yang percaya kepada namaNya. Namun sebelum itu, Yesus memerintahkan mereka untuk tinggal di Yerusalem menanti apa yang dijanjikan oleh Allah (Bapa). Apa yang menjadi janji Bapa adalah Roh Kudus.[18] Ketika Yesus mengajar Ia menjanjikan Roh Kudus bahwa Roh Kudus akan datang dan melalui Roh Kudus itu, Yesus memberi perintah-Nya kepada murid-murid.[19] Dengan turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid, maka Roh itu akan memberikan kuasa kepada mereka untuk menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).
Setelah Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid, Roh itu memberi keberanian kepada mereka untuk bersaksi dan memberitakan Injil. Lukas dengan jelas mencatat bagaimana para rasul dengan berani memberitakan Injil sekalipun mereka mengalami penganiayaan. Petrus seorang yang pada awalnya takut, namun ketika dipenuhi Roh Kudus, ia berkhotbah dan Lukas mencatat ada tiga ribu orang yang bertobat (Kis. 2:41). Ishak Sugianto mengatakan: “ Dengan turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta, masyarakat Palestina 2.000 tahun yang lalu melihat sebuah gaya hidup baru, yaitu gaya hidup penuh dengan Roh Kudus.”[20] Roh Kudus yang memenuhi murid-murid memberi mereka kuasa baik dalam apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan.
Menzies menyerupakan kuasa yang berasal dari Roh Kudus di dalam Lukas-Kisah Para Rasul sebagai hubungannya dengan kesaksian kenabian dan proklamasi dari pada mujizat-mujizat.[21] Lukas menjelaskan bagaimana hubungannya dipenuhi Roh Kudus dalam kehidupan Petrus, Stepanus, Barnabas dan Paulus dengan misi penginjilan (Kis. 4:13, 31; 6:10; 13:52). Roh Kudus mengirim Paulus dan Barnabas (Kis. 13:2,4) dipilih dari banyak orang yang memiliki kualitas tinggi di dalam gereja, untuk bertaut di dalam misi penginjilan.[22] Menzies mengatakan bahwa bagi Lukas “janji” yang menyebut Roh Kudus (Luk. 24:49; Kis.1:4; 2:33;38-39) merujuk pada karunia Roh nubuat yang dijanjikan melalui nabi Yoel, dimana “janji” ini awalnya digenapi pada hari Pentakosta, memperlengkapi para murid untuk memenuhi panggilan pemberitaan Injil mereka kepada dunia (Kis. 1:8).[23] Dengan demikian pemenuhan Roh Kudus atas murid-murid erat kaitannya dengan misi penginjilan. Dengan kata lain, Roh Kudus memenuhi murid-murid untuk memberi mereka kuasa dan keberanian untuk bersaksi tentang Kristus dan melalui kesaksian orang-orang menjadi percaya kepada Kristus (Kis. 2:41; 4:31).

Pelayanan Roh Kudus
Dalam Kehidupan dan Pelayanan Tuhan Yesus

Roh Kudus bekerja dengan giat dalam kehidupan Kristus dan Pelayanan Kristus di bumi. Lukas mencatat bahwa oleh kuasa Roh Kudus, Maria mengandung Yesus (Luk. 1:35). Lukas menyatakan bahwa pembaptis dalam Roh yang akan datang itu sendiri diurapi dengan Roh Kudus (Luk. 3:22; 4:18; Kis. 10:38)[24] Lukas menjelaskan bahwa Roh Kudus mengurapi Yesus (Luk. 3:21-22;4:16-30). Lukas menampilkan kepenuhan Yesus akan Roh Kudus sebagai model untuk para murid dalam Kisah Para Rasul dan orang-orang percaya generasi mendatang, termasuk dirinya sendiri (Luk. 11:13; Kis. 2:17).[25]
Yesus mengakui bahwa Roh Kudus mengilhamkan penulis Perjanjian Lama (Mrk. 12:36; Mat. 13:11; Luk. 20:42) dan juga pekerjaan Roh Kudus yang mengurapi Mesias.[26] Lukas mencatat Yesus memberikan pengajaran khusus kepada murid-murid-Nya mengenai Roh Kudus. Pertama, Yesus mengakui bahwa Roh Kudus adalah karunia Allah, kunci untuk menerima segala sesuatu yang disediakan Allah untuk orang percaya (Luk. 11:9-13). Kedua, Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan bersama-sama dengan murid-muridNya untuk menolong mereka dalam pelayanan dan untuk mengurapi mereka di tengah-tengah penganiayaanpun (Luk. 12:11,12; 21:12-15). Ketiga, Yesus menyuruh mereka menanti di Yerusalem hingga mereka diperlengkapi dengan kuasa dari atas (Luk. 24:49), kuasa roh yang menjadikan mereka saksi (Kis. 1:8).[27]
Warringgton mengatakan bahwa Lukas menulis mengenai Roh Kudus memenuhi Yesus sebagai persiapan untuk pelayananNya (Luk. 4:1). Dengan sangat jelas Warrington mengatakan:
Thus far, Luke has written about the role of the spirit in affirming and authenticating Jesus, while preparing the readers to be aware that he is more special than anyone else who has benefited from the spirit. Indeed, only the messiah was envisaged as having such a privileged position and not even he was anticipated as enjoying such an integral relationship with the Spirit. That Jesus is described as being full of the spirit indicates that success, even over the devil is to be expected. Thus the early church writer Jerome in his commentary on Isaiah 11:1, graphically writes, ‘the whole fountain of the Holy Spirit desceded and rested upon Jesus’.[28]
Roh Kudus bukan hanya memenuhi Yesus tetapi juga memimpin Yesus (Luk. 4:2). Yesus telah dipimpin oleh Roh Kudus yang menandakan kerelaanNya tunduk kepada Allah. Hal ini disebabkan karena Yesus adalah Mesias sehingga Roh Kudus memimpinNya, Roh Kudus tidak memimpin Yesus fungsiNya sebagai Mesias, tetapi untuk mengindikasikan bahwa Ia adalah Mesias.[29] Oleh karena itu kuasa Yesus adalah sama dengan kuasa Roh Kudus (Luk. 4:14). Warringgton mengatakan: “ When Luke records that Jesus returned in the power of the Spirit, he is referrring to the fact that Jesus was functioning in the power of the Spirit.[30] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kehidupan dan pelayanan Yesus diberdayakan oleh Roh Kudus.

Dalam Kehidupan Orang Percaya dan Pelayanan Gereja

Sama seperti Yesus diurapi oleh Roh Allah untuk memenuhi panggilan kenabian, demikian juga murid-murid Yesus telah diurapi sebagai nabi akhir zaman untuk memberitakan firman Tuhan.[31] Roh Kudus membaptiskan orang percaya dan mendiaminya agar hidup orang percaya dapat dipimpin oleh Roh dan hidup menurut kehendak Allah.[32] R.C. Sproul mengatakan: “Roh Kudus yang sama yang telah menginspirasikan Firman Tuhan, bekerja untuk menerangi firman Tuhan supaya manusia dapat memahami dan menerimanya.”[33] Roh Kudus menolong orang percaya untuk mendengar, menerima, dan secara tepat mengerti firman Allah. Hal inilah yang dialami oleh Petrus sebelum bertemu dengan Kornelius (Kis. 10:9-23).
Roh Kudus membaptis orang-orang percaya, juga membaptis orang Samaria yang bertobat (Kis. 8), orang percaya di rumah Kornelius (Kis. 10), dan murid-murid Yohanes, yaitu orang-orang Yahudi yang tinggal di Efesus (Kis. 19), semua menerima baptisan dari Roh Kudus. Sproul mengatakan baptisan oleh Roh Kudus berfungsi sebagai konfirmasi keanggotaan mereka di dalam gereja.[34] Peristiwa pembaptisan oleh Roh Kudus setelah hari Pentakosta harus dimengerti sebagai perluasan Pentakosta, dimana setiap anggota Tubuh Kristus diperlengkapi dengan karunia untuk melayani. Dalam gereja di Perjanjian Baru tidak semua orang berbahasa lidah, tetapi setiap orang Kristen diberi karunia Roh Kudus (Kis. 2:16-21).[35]
Lukas mencatat bahwa jemaat mula-mula yang telah dipenuhi Roh Kudus, mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan berkumpul serta mengadakan perjamuan kasih, mereka menjual harta miliknya dan dibagikan kepada saudara-saudara yang lain untuk dibagikan sesuai dengan keperluan (Kis. 2:41-47; 4:32-37). Melalui hal ini, Lukas ingin menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang memampukan orang percaya untuk melayani dan mengasihi satu dengan yang lain.
Stanley Horton mengatakan mulai dari hari Pentakosta Roh Kudus aktif dalam kehidupan Gereja – dalam memberi pengajaran, dalam melakukan mujizat-mujizat, memenuhi dan membaptis orang-orang yang baru diselamatkan, tetapi terutama dalam pekerjaan menyebarkan Injil dan menguhkan Gereja.[36] Roh Kudus memberikan kemampuan kepada murid-murid untuk menjadikan orang pengikut Kristus. Akibat pekerjaan Roh adalah membawa orang-orang ke dalam persekutuan yang baru dimana mereka menjadi sehati dan sejiwa (Kis. 4:32). Roh Kudus juga memimpin Gereja dan kehidupan orang percaya, secara nyata dalam kehidupan Petrus (Kis. 10), Filipus (8:26-40), dan pengalaman Paulus (Kis. 16:6), dan pimpinan Roh Kudus kepada para pemimpin rohani di Anthiokia (Kis.13:1-4). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lukas menekankan bahwa Roh Kudus benar-benar terlibat dalam segala aspek kehidupan Gereja dan orang percaya. Yesus adalah Juruselamat, Pembaptis, Penyembuh, dan Raja yang akan datang, tetapi Roh Kudus menyatakan Yesus dan melakukan bagi Yesus apa yang Ia janjikan.[37] Orang percaya dibaptis dalam Roh Kudus, diberi kuasa oleh Roh, diajarkan oleh Roh untuk menjadi murid, dipimpin dan ditegakkan oleh Roh Kudus.

Kesimpulan

Dalam pandangan Lukas, Roh Kudus adalah Pribadi dari Allah tritunggal. Roh Kudus sangat berperan aktif dalam pertobatan dan keselamatan. Roh Kudus juga memberikan kuasa kepada para murid dalam melaksanakan misi penginjilan. Pekerjaan dan pelayanan Yesus juga diberdayakan oleh Roh Kudus. Dalam kehidupan orang percaya Roh Kudus membaptis orang percaya dan memberi karunia-karunia untuk pelayanan, selain itu Roh Kudus juga memimpin orang percaya dan para pemimpin Gereja. Dengan demikian, Lukas melalui tulisannya sedang menyampaikan kepada pembacanya bahwa apa yang telah dilakukan Roh Kudus pada hari Pentakosta dan juga gereja mula-mula akan menjadi model bagi orang percaya dan gereja pada masa kini.

Daftar Pustaka

Conner, Kevin J. A Practical Guide to Christian Belief. Malang: Gandum Mas, 2004.
Erikson, Millard J. Teologi Kristen:Volume Tiga. Malang: Gandum Mas, 2004.
Heckey, Marilyn. He Will Give You Another Helper. Jakarta: HarpestPublication House, 2003.
Henry, Mattew. Kitab Kisah Para Rasul. Surabaya: Momentum, 2014.
Horton, Stanley M. Oknum Roh Kudus. Malang: Gandum Mas, 1976.
Menzies, Robert P. Teologi Pentakost: Pentecost This Story Is Our Story. Malang: Gandum Mas, 2013.
Menzies, Robert. P. The Development of Early Christian Pneumatology. Sheffield: Academic Press,1991.
Newman, Barclay M. dan Peugene A. N, Pedoman Penafsiran Alkitab; Kisah Para Rasul. Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2008.
Palma, Anthony D. The Holy Spirit: A Pentacostal Perspective. Springfield, Missouri: Logion Press, 2001.
Santoso, David Imam. Theologi Lukas: Intisari dan Aplikasinya. Malang: Literatur SAAT, 2010.
Sproul, R.C. Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen. Malang: Literatur SAAT, 1997.
STII, Kepercayaan dan Kehidupan Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.
Sugianto, Ishak. The Transforming Power Of the Holy Spirit: Membangkitkan Kembali Api Pelayanan Para Rasul dalam Gereja Masa Kini. Yogyakarta: ANDI, 2009.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 1992.
Tong, Stephen. Dinamika Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus. Jakarta: Lembaga Reformed Injili, 1995.
Towns, Elmer L. Nama-nama Roh Kudus: Memahami Nama-nama Roh Kudus untuk Menolong Kita Mengenal Allah Lebih Mendalam. Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1997.
Warringgton, Keith. The Message Of The Holy Spirit. England: Inter-Varsity Press, 2009.



[1] Kevin J. Conner, A Practical Guide to Christian Belief (Malang: Gandum Mas, 2004.

[2] Ibid.

[3] David Imam Santoso, Theologi Lukas: Intisari dan Aplikasinya (Malang: Literatur SAAT, 2010), 123.

[4] Ibid., 140.

[5] Anthony D. Palma, The Holy Spirit: A Pentacostal Perspective (Springfield, Missouri: Logion Press, 2001), 19.

[6] Conner., 171.

[7] Marilyn Heckey, He Will Give You Another Helper (Jakarta: HarpestPublication House, 2003), 11.

[8] Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus(Malang: Gandum Mas, 1976), 129.

[9] Keith Warringgton, The Message Of The Holy Spirit (England: Inter-Varsity Press, 2009), 57.

[10] Stephen Tong, Dinamika Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus (Jakarta: Lembaga Reformed Injili, 1995), 39.

[11] Mattew Henry, Kitab Kisah Para Rasul (Surabaya: Momentum, 2014), 9.

[12] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992), 386.

[13] Elmer L. Towns, Nama-nama Roh Kudus: Memahami Nama-nama Roh Kudus untuk Menolong Kita Mengenal Allah Lebih Mendalam (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1997), 5.

[14] Millard J. Erikson, Teologi Kristen:Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2004), 49.

[15] Ibid.

[16] Thiessen., 386-87.

[17] Menzies, Pentecost: This Story Is Our Story., 46.

[18] Barclay M. Newman dan Peugene A. N, Pedoman Penafsiran Alkitab; Kisah Para Rasul (Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2008), 16.

[19] Ibid., 17.

[20] Ishak Sugianto, The Transforming Power Of the Holy Spirit: Membangkitkan Kembali Api Pelayanan Para Rasul dalam Gereja Masa Kini (Yogyakarta: ANDI, 2009), 20.

[21] Robert. P.Menzies, The Development of Early Christian Pneumatology (Sheffield: Academic Press,1991), 161.

[22] Warrington., 123.

[23] Menzies, Pentecost: This Stroy is Our Story, 49.

[24] Robert P. Menzies, Teologi Pentakost: Pentecost This Story Is Our Story (Malang: Gandum Mas, 2013), 43.

[25] Ibid.

[26] Horton., 99.

[27] Ibid.

[28] Warrington, 66.

[29] Ibid.

[30] Ibid., 68.

[31] Robert P. Menzies, Teologi Pentakost: Pentecost This Story Is Our Story (Malang: Gandum Mas, 2013), 25.

[32] STII, Kepercayaan dan Kehidupan Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), 131.

[33] R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen (Malang: Literatur SAAT, 1997), 151.

[34] Ibid., 156.

[35] Ibid., 157.

[36] Horton., 141.

[37] Ibid., 156.

1 comment:

  1. Thanks pak untuk artikelnya, sangat memberkati. Maju terus pak.

    ReplyDelete

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.