Bibliografi:
Rozel, Jack V. Konseling Kristen: Panduan Belajar.
Diterjemahkan oleh Indrijanti Limanta Setyatmoko. Malang: STT Satyabahkti, 2004. Hal 1-362.
Ringkasan Buku
Terapi
Agape Sekilas Pandang
Pendekatan Terapi Agape
Ada
enam asumsi dasar yang dibuat dalam terapi atau konseling Agape yaitu: Pertama,
kebenaran itu satu, menyeluruh dan lengkap, kedua, kebenaran dinyatakan kepada
manusia oleh Allah melalui alam, Alkitab, dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Ketiga, Alkitab adalah otoritas bagi iman dan
tingkah laku, keempat, manusia diciptakan oleh Allah dalam gambar-Nya, tetapi
menjadi berdosa dengan melakukan pelanggaran yang disengaja dan memisahkan diri
dari Allah. Kelima, Yesus Kristus telah
menyediakan bagi manusia pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah melalui
kematian dan kebangkitan-Nya dan yang keenam adalah Yesus menyatakan kebenaran
kepada kita dengan cara yang berkesinambungan melalui pekerjaan dan pribadi Roh
Kudus. Ia adalah Roh Kebenaran untuk membimbing kita ke dalam seluruh
kebenaran.
Terapi
Agape mempertimbangkan kebenaran yang harmonis dengan kebenaran yang
Alkitabiah. Terapi Agape mengakui bahwa
sebagian besar sistem konseling didasarkan pada beberapa kebenaran yang
Alkitabiah, tetapi tidak satupun yang secara lengkap berada di dalam lingkaran
kebenaran. Dalam hal ini disebut
integrasi yaitu menggabungkan bagian-bagian dari beberapa model psikologi dalam
konseling, yaitu: Terapi Realitas, Terapi Integritas, Terapi Emosi-Rasional,
Terapi Agape, Terapi Analisa Transaksional, Psikoanalisis atau Freud.
Agape
adalah “kebajikan yang tidak dapat ditaklukkan, kehendak baik yang tidak dapat
dikalahkan.” Hal itu adalah prinsip bagi
hidup yang harus dipertimbangkan –merupakan prinsip pikiran, penaklukkan dan
pencapaian kehendak yang penuh pertimbangan.
Oleh karena itu Terapi Agape atau konseling Agape adalah sebuah hubungan
Agape di antara dua atau lebih orang yang di dalamnya gembala atau konselor
berusaha untuk menggunakan sumber-sumber ilahi dan manusiawi yang tersedia
baginya untuk membawa pembaharuan, kesembuhan, keutuhan dan kedewasaan bagi konsele. Terapi Agape ini dapat dilakukan oleh semua
orang percaya dengan dasar kasih agape dari Allah.
Objek: Manusia
Manusia
dari cara pandang Allah mengatakan: “Allah adalah pencipta, Juruselamat, dan
Tuhan melalui karya penebusan Yesus Kristus, manusia adalah sebagai objek dari
kasih Allah. Dari sudut pandang
humanistik, Freud mengidentifikasikan konsep kepribadian manusia menjadi tiga:
id, ego, dan superego. Sementara itu
terapi Agape berkata bahwa kepribadian adalah “suatu pengorganisasian yang
dinamis dari sistem-sistem psikis-fisik-rohani-sosial di dalam diri manusia
yang menentukan karakteristik tingkah laku dan pikirannya. Ada tujuh karakteristik manusia yaitu, desain
Allah, berorieentasi pada kebutuhan, Rasional, bertanggung jawab, bermoral,
bertujuan dan sanggup berubah. Ada tiga
konsep kepribadian manusia yaitu, konsep fisik, konsep psikologi, konsep
rohani.
Paraprofesional dan Tim Penolong
Dalam
hal konseling, kaum awam dalam gereja juga dapat dilibatkan menjadi
konselor. Semua orang dalam gereja dapat
dilatih untuk mengerjakan hal-hal yang sangat cakap untuk mereka kerjakan. Ada lima hal yang membuat orang, banyak
masalah dalam mengasihi sesama kita yaitu takut gagal, takut terbongkar
rahasianya, takut kedekatan, takut terluka secara fisik dan takut melanggar
tradisi. Yesus juga memberikan model
pelayanan ini bagi kita yaitu, Ia memanggil murid-muridNya, Ia mengajar mereka,
Ia mengutus mereka dan Ia mengawasi mereka.
Tiga tugas pelayanan yang efektif yaitu, memberikan pengarahan,
bersaksi, dan mempraktekkan kasih. Dalam
mengawasi konsele kita perlu menyediakan jarak emosional, menyediakan kesadaran
yang lebih besar dan menyediakan dukungan.
Terapi
Agape: Tujuan
Peranan Hati Nurani
Kepribadian
adalah totalitas dari sebuah perilaku seseorang dan kecenderungan-kecenderungan
emosional. Kepribadian adalah
pengorganisasian yang dinamis dari sistem-sistem psikologis, fisik dan rohani
di dalam seseorang, yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Sementara kedewasaan adalah proses dinamis
dari pemahaman arti dari kehidupan dan menyadari sebuah keseimbangan diantara
aspek-aspek fisik, sosial, psikologis dan rohani dari kehidupan itu. Hal itu memampukan seseorang untuk menyadari
kepuasan akan kebutuhan-kebutuhannya, hidup di dalam keharmonisan dengan
dirinya sendiri, lingkungannya, sesamanya dan penciptanya, dan dapat membuat
sebuah kontribusi yaang berarti bagi kehidupan orang lain dan Kerajaan
Allah. Hati nurani berhubungan dengan
kedewasaan, dan juga sebagai saksi. Hati
nurani adalah sebuah fungsi moral universal dalam manusia yang memberikan
kesaksian untuk kesesuaian perilakunya dan sistem nilai moralnya. Ketidaksesuaian atau pelanggaran dari sistem
nilai moral manusia dialami sebagai perasaan bersalah atau luka psikis. Oleh karena itu ada dua jenis perasaan
bersalah, yaitu perasaan bersalah neurotik dan perasaan bersalah
subjektif. Ada tujuh prinsip-prinsip
dasar bagi para konselor yang perlu diperhatikan ketika berhubungan dengan hati
nurani yaitu, sifat dasar dan fungsi hati nurani, klasifikasi hati nurani,
pelanggaran terhadap hati nurani, penyembuhan terhadap hati nurani, penyebab-penyebab
sakit yang lainnya, sistem nilai moral, fungsi pikiran.
Agape dan Tujuan Konseling Kristen
Terapi
adalah sebuah kata yang berarti “memberikan kepedulian atau perhatian atau
pertolongan kepada seseorang yang sakit dan sedang terluka. Terapi Agape adalah “sebuah hubungan” karena
kita tidak dapat mengasihi tanpa adanya sebuah hubungan-“diantara dua orang
atau lebih dimana konselor memakai semua sumber-sumber yang tersedia baginya
yaitu sumber-sumber ilahi dan manusia. Empat
hal pentingnya Agape dalam psikologi yaitu, 1. terapi Agape melibatkan
keseluruhan pribadi, semua hubungan-hubungannya dan keseluruhan kehidupannya,
2. Agape mengubah kehidupan, 3. Agape adalah sumber ilahi,namun juga
menempatkan tanggung jawab pada orang-orang yang terlibat, baik konselor
ataupun konsele, 4. Agape adalah ekspresi tertinggi dari kedewasaan. Tujuan dari konseling adalah pembaharuan,
kesembuhan, keutuhan dan kedewasaan. Hal
yang sama Yesus gunakan yaitu, Yesus melihat manusia sebagaimana manusia itu
adanya, Yesus masuk ke dalam penderitaan-penderitaan mereka dengan belas
kasihan dan kemurahan hati, Yesus menggunakan sumber-sumber manusia dan ilahi.
Gaya Hidup Agape
Dosa
mengakibatkan keberadaan manusia jauh dari Allah, diri sendiri, dan orang
lain. komitmen gaya hidup Agape
memampukan manusia untuk menyadari peningkatan potensi alaminya. Gaya hidup agape tergantung pada sebuah
konsep Allah yang realistik. Ada lima
prinsip mengenai konsep Allah, yaitu: 1. Konsep seseorang mengenai Allah adalah
sebuah ekspresi dari keinginan alaminya untuk mengenal Allah, 2. Konsep
seseorang mengenal Allah menentukan bagaimana ia berhubungan dengan Allah dan
menentukan gaya hidup yang dihasilkannya, 3. Konsep seseorang mengenai Allah
dapat berakar di dalam kepercayaan atau ketidakpercayaan, 4. Konsep Allah yang
berakar di dalam ketidakpercayaan mengahsilkan pikiran-pikiran yang tidak
rasional mengenai Allah- merasa bahwa Dia tidak mengasihi atau tidak peduli-
dan sebuah hubungan yang tidak ada hubungan pribadi, tidak ada kepekaan, serta
tidak ada kesanggupan, 5. Konsep seseorang mengenai Allah dapat berubah. Sementara itu konsep diri adalah “gambaran
mental yang dimiliki seseorang akan dirinya sendiri. Empat prinsip penting dalam konsep diri,
yaitu, sebuah konsep diri yang negatif sering menyebabkan seseorang mengalami
salah satu atau lebih dari hal-hal berikut: pertama, kehancuran di dalam
hubungan-hubungannya,sebuah perasaan mengenai keamanan yang salah, perbudakan
emosional, tidak peka terhadap orang lain, dan kerusakan akan realitas. Kedua,
sebuah konsep diri yang positif adalah sebuah tanda dari kedewasaan yang
memberikan seseorang perasaan bernilai dengan kebebasan untuk bertumbuh dan
mengasihi. Ketiga, konsep diri adalah sebuah produk dari berita (berita yang
betul atau yang tidak betul) yang kita percaya tentang diri kita sendiri. Keempat, seseorang dapat mengembangkan sebuah
konsep diri yang sehat dan memiliki agape atau kasih ilahi bagi dirinya sendiri
dengan mengambil langkah untuk percaya akan siapa diri kita menurut pandangan
Allah.
Terapi
Agape: Proses
Sumber-sumber Manusia dan Ilahi
Sumber-sumber
manusiawi terdiri dari konselor, konsele, orang-oraang penting, dan tim
profesional. Empat hal yang perlu
dimiliki oleh konselor agape yaitu, konselor sendiri perlu untuk mengalami
agape, konselor perlu memiliki kehidupan yang bergaya hidup agape, konselor
perlu alami kemampuan untuk mengkomunikasikan kasih agape secara efektif, dan
konselor harus membangun sebuah perencanaan terapeutik. Tiga hal yang menjadi pedoman untuk bekerja
dengan tim prosfesional yaitu, membangun sebuah persahabatan, mengenal
pendekatan mereka, dan membangun sebuah hubungan kerja. Sementara itu sumber-sumber ilahi meliputi
Yesus Kristus, Roh Kudus (Penghibur), Firman Allah (Alkitab), doa, hubungan
agape dan puasa.
Komunitas yang efektif
Komunikasi
yang efektif adalah sebuah proses (verbal dan non verbal) dari sebuah hubungan
agape yang memampukan dua orang atau lebih untuk saling mengenal satu dengan
yang lainnya dalam kebenaran dan dalam kasih pada tingkatan rohani, psikologis,
dan fisik dari kehidupan. Ini disebut “komunikasi agape.” Karakteristik-karakteristik komunikasi yang
efektif adalah sederhana, realistis, kongruen (sepadan/sebangun), bertanggung
jawab, mempercayai, mempelajari, berdasarkan pengalaman, dan berorientasi pada
orang secara menyeluruh. Untuk
meningkatkan komunikasi maka kita harus mendengarkan secara aktif, komunikasi
secara langsung, menyelesaikan masalah-masalah.
Mendengar secara aktif adalah mendengar dengan sangat baik kepada isi
dan perasaan agar orang lain mengetahui bahwa ia telah di dengarkan. Sebuah pesan dalam komunikasi langsung adalah
menggambarkan tingku laku, mengenai dan menyatakan perasaan-perasaan, dan
menyatakan tingkah laku yang diinginkan.
Wawancara Pertama
Dalam
wawancara pertama penting dilakukan adalah membangun hubungan. Hubungan agape dapat didemonstrasikan dengan
memperlihatkan:1) kemurnian atau ketulusan 2) kehangatan yang tidak menguasai,
3)empati yang tepat, 4) pengharapan, 5) kejujuran, 6)motivasi konsele,
7)komunikasi yang efektif, 8) struktur, 9) batasan-batasan komunikasi, 10)
penggunaan semua sumber-sumber (sumber manusiawi dan sumber ilahi). Dalam membangun perencanaan terapeutik ada
tiga fase yang perlu dilakukan yaitu fase pertama adalah mengumpulkan
keterangan, fase kedua membeerikan keterangan daan fase ketiga adalah membuat
sebuah perjanjian.
Terapi
Agape: Menerapkan Pelayanan
Pelayanan Kepada Suami-Istri
Pernikahan adalah sebuah proses
percampuran dua hal yang berbeda secara bersama-sama. Unsur-usur yang harus ada dalam pernikahan
adalah kasih dan struktur otoritas. Kasih
adalah sebuah kondisi tetap ketika orang lain yang sedang berada dalam keadaan
baik dan aman itu merupakan hal yang penting seperti bagi diri anda
sendiri. Dalam proses pernikahan
biasanya akan terjadi empat fase secara silih berganti yaitu: fase pembentukan,
fase badai, fase norma, dan fase penampilan.
Pelayanan Kepada Orang yang ada Dalam
Situasi yang Mengancam
Kasih karunia adalah kemurahan untuk
orang-orang berdosa, pertolongan ditempat-tempat yang terberat, dan segala
sesuatu yang tidak ada sesuatu apapun.
Hal sama dengan kebaikan hati Allah bagi yang yang tidak baik. Terapi adalah menerapkan sesuatu untuk tubuh
atau untuk pikiran dengan maksud memberikan kesembuhan. Kasih karunia adalah terapi. Seorang konselor harus dapat berperan sebagai
perahu bagi Yesus untuk melayani, mengasihi dan menolong membebaskan, hadir di
dalam penderitaan.
Pelayanan Kepada Orang Sakit yang tak
Tersembuhkan
Proses
menjelang kematian untuk orang itu sendiri menurut Eisabeth Kubler-Ross akan
mengalami fase penolakan, marah, persetujuan, depresi dan pada akhirnya
penerimaan. Sementara untuk keluarganya,
menurut Wayne Oates akan mengalami fase terkejut, mati rasa, pergumulan,
penerobosan, kenangan, dan penerimaan.
Kunci pelayanan kepada orang yang akan meninggal yaitu tingkah laku,
komunikasi, isi, karismata, dan Kristus.
Pelayanan Kepada Penderita Defresi
Depresi
adalah suatu kondisi yang ada ketika arah dan vitalitas seseorang tidak cukup
untuk memperoleh harapan-harapan yang didasarkan pada keinginan-keinginan atau
hasrat dirinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi vitalitas adalah keturunan, kesehatan, dan kebersihan. Beberapa harapan didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan, tetapi banyak orang menghabiskan seluruh kehidupan untuk
bekerja demi apa yang diinginkan, sehingga ketika harapan yang didasarkan pada
keinginan tersebut tidak tercapai maka orang itu mengalami depresi.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.