Hampir dari permulaannya Alkitab memperkenalkan kita pada Roh Allah. Dalam Kejadian 1:1,2 Roh Allah dihubungkan dengan kegiatan Allah dalam penciptaan. Dan secara mutlak Alkitab menganggap bahwa semua pekerjaan Allah dihubungkan dengan setiap anggota Trinititas, baik secara perorangan maupun secara bersama. Hal ini berarti bahwa dimana Allah Bapa bekerja didalamnya juga ikut Anak Allah dan juga Roh Kudus, dan penciptaan adalah contoh yang terbaik dari kebersamaan itu.
Roh Kudus dihubungkan baik dengan ciptaan maupun dengan pemeliharaan selanjutnya oleh Allah (lihat Yesaya 40:12,13). Bagian bagian lain yang berkenaan dengan Roh Kudus juga menggunakan istilah yang menunjukkan nafas Allah (Ayub 26:13; 33:4; Mazmur 33:6). Oleh sebab itu pada umumnya diterima bahwa dalam Perjanjian Lama kepribadian Roh Kudus yang terpisah tidak di ungkapkan sepenuhnya. Ia disamakan dengan kuasa Allah atau kehadiran Allah pribadi ketika sedang bertindak.
Kejadian 1:2 menyatakan Roh Allah melayang layang (terus menerus) di atas permukaan air. Kata melayang-layang dalam bentuk yang sama hanya digunakan disatu tempat lain lagi (Ulangan 32:11). Dalam ayat itu kata tersebut menggambarkan seekor induk burung yang melayang-layang atau yang dengan giat mengipas-ngipaskan sayapnya di atas anak-anaknya untuk melindungi mereka. Jadi, terjemahan yang cocok untuk konteks itu adalah “Roh Kudus”. Dan hal ini sangat cocok dengan ajaran yang jelas dari seluruh bagian di Alkitab, bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus bekerja sama dengan sempurnanya dalam karya penciptaan. Hal ini juga berbanding lurus dengan Kejadian 1:26-28, dan juga dalam Kejadian 2:7 dimana Roh Kudus juga aktif di dalamnya.
Seseorang pernah berkata,”kisah Alkitab adalah kisah orang-orang yang dipenuhi Roh.” Hal ini mungkin tidak begitu nyata dalam sejarah para patriarkh, tetapi akan aneh sekali, jika Abraham bukan seorang yang penuh dengan Roh, sedang ia dijunjung tinggi oleh Paulus sebagai salah satu teladan iman yang terbesar ( Roma 4:1-22;Galatia 3:6-18). Contohya adalah Abraham waktu bertemu dengan Abimelekh dikatakan di sana bahwa Abraham adalah seorang nabi (Kejadia 20:7). Nabi artinya seorang penyambung lidah bagi Allah. Yang lebih penting nabi-nabi adalah orang-orang yang dipenuhi Roh. Oleh dorongan ( ditopang,dipimpin) Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2 petrus 1:21). Hal yang sama juga terjadi kepada Ishak, Yakub, dan juga Yusuf (Kejadian 41:48).
Musa diakui Allah sebagai nabi terbesar dalam zamannya. Nabi-nabi lain pada masa itu akan mengalami Allah berfirman lewat mimpi dan penglihatan saja, tetapi kepada Musa Allah berbicara secara langsung ( Bilangan 12:6-8, Keluaran 3:4; 4:10-16). Dalam segala urusan Musa dengan Firaun dan Israel, Allah selalu berbicara kepada Musa. Hal ini nyata dalam pemberian sepuluh Hukum Taurat dan juga petunjuk-petunjuk bagi Kemah Suci (Keluaran 20:1-19 ;25:1-9 ;31:2-3 ;37:5-30). Kepenuhan dengan Roh ini akan menjadi sumber “keahlian , pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan.” Hal ini brarti Roh Kudus memberikan pertolongan adikodrati dalam melaksanakann pembangunan Kemah Suci seperti kepada Bezaleel dan Aholiab.
Dalam Bilangan 11:10-30 Roh Rudus berhubungan secara khusus dengan Musa. Allah menyuruh Musa memilih 70 orang tua- tua Israel, orang dewasa, yang terbukti kemampuannya dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin bangsa itu ( Keluaran 18:18-26 ; Bilangan 11:17). Roh Kudus turun ke atas mereka sebagai pengurapan untuk pelayanan dan untuk mengajar Musa bahwa ia dapat dan harus bergantung pada Roh. Pelayanan para tua-tua adalah untuk menolong Musa menanggung beban dan tanggung jawab mengajar dan menasihati bangsanya. Tetapi Musa tetap nabi atau juru bicara yang terutama bagi Allah di Israel.
Roh Kudus tidak hanya mampu menghadapi Musa dan bangsa Israel tetapi juga bertindak menghadapi musuh-musuhnya. Hal ini bisa kita lihat dalam kisah Balak dan Bileam, dimana Balak menyewa Bileam agar membuat Allah mengutuk bangsa Israel dan bukan memberkatinya. Tetapi Roh Allah bekerja bagi bangsa Israel sehingga hal itu tidak terjadi ( Bilangan 22). Dari semua yang Allah lakukan di dalam kitab Pentateukh, baik dari kisah penciptaan, masa para patriakh, dan juga masa keluaran bangsa Israel dari tanah Mesir, secara bersama juga hadir Anak Allah dan Roh kudus disana.
Pertanyaan Refleksi
1. Dalam Kejadian 1:2 mengatakan bahwa “Roh Allah” Melayang-layang, apakah Roh Allah disini menunjuk juga kepada Roh Kudus?
2. Dalam kitab Pentateukh banyak kita menemui kata; Roh-Nya, Roh-Mu, Roh Allah, apakah kata ini selalu menunjuk pada Roh Kudus?
3. Apabila kata Roh Allah selalu menunjuk kepada Roh Kudus, bagaimana dengan peran Allah Bapa,karena kata Allah Bapa sangat jarang dalam kitab pentateukh, bagaimana kita menjelaskannya?
4. Apakah bila dipenuhi dengan Roh akan menjamin hidup kita dipimpin oleh Roh? Jelaskan!
5. Mungkinkah manusia yang dipenuhi dengan Roh berbuat dosa?
Sumber: Stanley M Horton, Oknum Roh Kudus.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.