OLEH
SUSYANTI PUTRI
Pendahuluan
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, sangatlah penting memberikan pengetahuan kepada setiap anak-anak yang ada di negaranya. Namun, bukan hanya pengetahuan yang penting diberikan kepada anak-anak, moral juga sangat penting di berikan, karena tanpa moral pengetahuan yang ada akan sia-sia. Apabila pengetahuan dibarengi dengan moral, maka bangsa itu akan dengan sangat cepat berkembang dan menjadi negara yang maju. Negara yang maju dan berkembang akan menjadi panutan bagi negara lain. Negara ini juga akan menjadi negara harum namanya dan disegani oleh banyak negara.
Akan tetapi hal di atas sangat berbeda dengan kenyataanya. Hampir semua negara memiliki tindak kejahatan yang tinggi. Contohnya saja yang saat ini sering ditemukan itu adalah kasus pembullyan. Kasus ini sangat banyak terjadi di negara-negara dan kebanyakan yang melakukannya itu adalah kalangan remaja dan anak-anak. Kasus pembullyan ini terjadi karena kurangnya moral dan etika yang diterapkan pada anak-anak dan kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anak. Namun, bukan hanya itu pembullyan juga terjadi karena adanya perilaku seseorang dari keluarganya dan lingkungannya yang kurang baik yang kemudian ditiru oleh anak-anak. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan dibahas tentang kasus pembullyan.
Pengertian Bully
Pada era globalisasi saat ini sangat banyak mempengaruhi gaya hidup generasi zaman sekarang. Salah satunya adalah gaya hidup yang dapat dilihat pada anak-anak muda zaman sekarang yang sering membuat kebiasaan berkelompok atau geng. Kebiasaan ini membuat
dampak yang buruk bagi para remaja, karena sering kali disalah gunakan dengan melakukan tindakan menyakiti seperti anarkis, bahkan yang sedang fenomenal terjadi saat ini adalah bullying.
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu bull yang berarti benteng yang senang merunduk kesana kemari. Sedangkan secara terminology menurut Ken Ribby, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti, dimana hasrat ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab dan dilakukan dengan perasaan senang. Jadi, dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bullying adalah bentu-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih lemah yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang.
Menurut pandangan Kristen bullying merupakan tindakan memakai kekuatan atau kekerasan untuk mengintimidasi atau melecehkan orang lain. Orang yang suka membully adalah orang yang suka mencari orang-orang lemah untuk diancam dan disakiti agar tujuannya terpenuhi. Orang-orang seperti ini umumnya merupakan orang yang mau menang sendiri layaknya seperti seorang preman. Tindakan bullying biasanya banyak dilakukan dikalangan remaja, namun ada juga yang terjadi pada anak-anak. Bullying biasanya terjadi di sekolah, dikantor, dirumah, di sosial media, dan bahkan di gereja.
Sekalipun di dalam Alkitab tidak terdapat kata bully, namun kata dungu seperti yang terdapat dalam Amsal 13:1 merupakan sebuah tindakan membully. Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan perintah Kristus, namun banyak orang Kristen menghiraukan akan hal itu. Sedangkan sudah jelas dikatakan bahwa Yesus membenci bentuk bullying sekecil apapun itu.
Dampak Bully
Bullying merupakan salah satu hal paling penting yang harus diperhatikan para orangtua pada anak-anaknya, karena bullying membawa dampak yang buruk bagi setiap anak-anak. Tindakan bullying akan sangat merugikan ke dua belah pihak, yaitu orang yang dibully dan orang yang membullying. Berikut ini akan dibahas satu persatu dampak buruk yang akan diterima dari si korban bullying dan orang yang membullying.
Dampak buruk yang dapat terjadi pada anak yang menjadi korban bullying, yaitu yang pertama akan berdampak pada fisik, seperti sakit pada bagian tubuh, pakaian dan barang-barang yang dimilikinya akan mengalami kerusakan, kemudian ia akan merasa kesulitan untuk tidur dan kehilangan nafsu makan. Dampak kedunya, yaitu dampak psikologos, seperti mudah marah, dendam, takut, malu dan bahkan ia akan menjadi orang yang mudah cemas secara berlebihan dan berkeinginan untuk bunuh diri. Hal ini akan membuat korban merasa tertekan dan tidak mampu untuk mengembangkan potensi dalam dirinya serta tidak bertumbuh secara spiritual.
Dampak yang terakhir yang diakibatkan dari tindakan bullying, yaitu dampak sosial. Dampak sosial, meliputi tidak percaya diri, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri. Tindakan bullying menyebabkan seseorang menjadi tersendiri dari kelompok sebayanya karena teman sebayanya tidak ingin berteman dengan si korban bullying. Hal ini dilakukan karena teman sebanya tidak ingin menjadi korban.
Bukan hanya si korban bullying yang mendapat dampak kerugian, tetapi si pelaku bullying pun memiliki dampak yang merugikan dirinya. Berikut ada beberapa dampak yang merugikan si pembully, yaitu sering terlibat dalam perkelahian, minum alkohol, merokok, menjadi biang kerok di sekolah, sering cabut dari sekolah. Kemudian ketika ia melakukan tindakan pembullyan, maka ia akan mengalami cidera akibat perkelahian, namun bukan hanya itu si pembully juga akan melakukan tindakan pencurian. Dari semua kejahatan yang dilakukannya itu, maka si pembully merupakan seorang kriminal.
Bully dalam Alkitab Perjanjian Lama
Tindakan bully sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Hal ini dibuktikan dari pembullyan yang terjadi terhadap tokoh-tokoh Alkitab baik itu dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru. Pembullyan yang terjadi pada tokoh-tokoh ini bukan hanya pembullyan lewat fisik saja, akan tetapi pembullyannya juga terjadi melalui sebuah ucapan. Dibawah ini akan diceritakan beberapa tokoh Alkitab perjanjian lama yang mengalami pembullyan.
Tokoh Alkitab yang dibullying di dalam kitab perjanjian lama, yaitu Hana. Hana merupakan istri dari Elkana bin Yeroham yang berasal dari suku Efraim. Hana merupakan seorang perempuan mandul. Oleh karena kemandulannya Elkana, suaminya pun menikah lagi dengan seorang perempuan yang bernama Penina. Penina memiliki anak sedangkan Hana tidak. Melihat hal itu Hana merasa tidak senang, apalagi setiap hari ia harus menyaksikan anak-anak Penina bermain-main di sekitarnya, dimana hal itu membuat Penina menjadi bangga dan sombong karena ia tidak mandul. Penina juga sering menyindir Hana karena tidak memiliki seorang anak. Hal ini membuat hatinya tersakiti setiap harinya karena hinaan tersebut.
Sindiran yang diterima Hana dari Penina membuatnya pergi ke Silo untuk bertemu dengan Tuhan. Ia tahu bahwa satu-satunya harapannya hanya kepada Tuhan. Di Silo Hana sering berdoa kepada Tuhan dan ia juga berjanji kepada Tuhan bahwa apabila Tuhan memberikannya seorang anak laki-laki, maka ia akan memberikannya kepada Tuhan untuk melayani Tuhan seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya. Kepercayaan dan janji Hana akhirnya membuahkan hasil, Hana akhirnya mengandung dan melahirkan anak bagi Elkana dan diberi nama Samuel.
Bully dalam Alkitab Perjanjian Baru
Bullying yang terjadi di dalam Alkitab bukan hanya terjadi pada tokoh-tokoh perjanjian lama saja, akan tetapi tokoh-tokoh di dalam perjanjian baru juga mengalami pebullyan. Salah satu tokohnya yaitu seorang perempuan yang berzinah. Dalam pandangan masyarakat dari jaman dahulu sampai sekarang, perbuatan zinah dianggap sebagai aib dan dosa besar. Orang-orang sekarang juga masih menganggap bahwa perbuatan zinah merupakan dosa terbesar dibandingkan dengan dosa-dosa lainnya, sehingga apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan ini, maka ia akan mendapat perlakuan diskriminatif, bahkan akan menjadi bahan pergunjingan di antara orang-orang.
Hal ini sama halnya dengan perempuan berzinah yang diceritakan di dalam kitab Yohanes. Pada saat itu ada seorang perempuan yang kedapatan sedang berzinah, kemudian orang-orang Farisi dan ahli Taurat membawanya kepada Yesus. Di hadapan Yesus orang-orang Farisi ini meminta saran kepadanya untuk memberi hukuman kepada perempuan yang berzinah ini dengan melemparinya batu. Yesus mengetahui maksud dan tujuan dari orang-orang farisi dan ahli taurat itu, akan tetapi Yesus tidak menanggapinya dengan serius. Kemudian Yesus berkata kepada orang-orang itu, barangsiapa diantara kamu yang tidak berdosa, maka hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Mendengar perkataan itu orang-orang Farisi itu pergi satu per satu dan meninggalkan perempuan itu dengan Yesus. Dari kisah perempuan berzinah ini, terdapat sebuah pembullyan, dimana orang-orang Farisi ingin menghakiminya dengan melemparinya dengan menggunakan batu.
Kisah diatas membuat orang-orang menyadari bahwa kesalahan yang membebani hidupnya membuatnya kesepian. Namun, dalam kesepian itu, orang-orang diperkenankan datang kepada Yesus untuk memohon pengampunanNya. Contohnya saja perempuan yang berzinah ini, dalam segala keterbatasan dan kelemahannya, perempuan ini berani mengakui dosanya dan ingin meninggalkan dosanya itu. Ketulusan dan penyerahan diri kepada Yesus telah mendatangkan kesukacitaan dan ketenangan dalam hidupnya. Jadi, hendaklah semua orang mengakui dosanya kepada Tuhan dan segera meninggalkan dosanya itu.
Kesimpulan
Bullying merupakan tindak kekerasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memeras orang tersebut dan untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya. Tindakan bullying ini biasanya banyak terjadi pada anak-anak dan kalangan remaja, dimana anak-anak ini meniru tindakan tersebut dari keluarga, lingkungan dan teman-temannya. Kemudian, anak-anak ini melakukannya terhadap orang lain. Hal ini akan sangat fatal bagi anak-anak, sebab dari sebuah kasus pembullyan maka akan muncul kasus yang lebih mengerikan, cotohnya pembunuhan, perampokan atau begal. Oleh sebab itu, sangatlah penting memberikan perhatian penuh kepada anak-anak dan mengajari anak-anak untuk saling mengasihi dan menghargai orang lain.
Daftar Pustaka
Nadeak, Wilson. Perempuan-Perempuan Pemberani. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2005.
Priyatna, Andri. Let’s End Bullying: Memahami, Mencegah dan Mengatasi Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.
Retnowati. Perempuan-perempuan dalam Alkitab Jakarta: Gunung Mulia, 2012.
Sumber Intenet
Zakiyah, Ela Zain, Sahadi Humaedi, Meilanny Budiarti Santoso. Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying. Jurnal-online. Diambil dari http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14352/6931. Internet. Diakses 18 November 2020.
Nataatmadja, Andreas. Bullying dalam Pandangan Kristen. Artikel online. Diambil dari https://andreasnataatmadja.com/2018/07/25/bullying-dalam-pandangan-kristen. Internet. Diakses 21 November 2020.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.