Pendahuluan
Dalam kekristenan, ada banyak berbagai macam doktrin. Salah satunya ialah doktrin tentang akhir zaman. Seringkali banyak orang berkata bahwa akhir zaman disebut kiamat. Tanda-tanda ini merupakan suatu peristiwa yang menakutkan orang-orang di dunia. Biasanya tanda-tanda hari terakhir ini dapat berupa peristiwa pandemi, bencana alam atau keadaan-keadaan/peristiwa yang mengakibatkan kiamat. Bahkan ada beberapa orang pun meramalkan dengan menentukan waktunya kiamat atau berakhirnya kehidupan di bumi. Sehingga tanda akhir zaman merupakan hal yang dibicarakan banyak orang yang membuat seseorang percaya dan terjebak terhadap sesuatu yang konyol, padahal sebenarnya hal itu adalah salah.
Berdasarkan dokrin-doktrin kekristenan, Esaktologi adalah suatu doktrin/ajaran yang membahas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari-hari terakhir yang ditandai akhir zaman. Akhir zaman membicarakan sesuatu yang belum terjadi, dan dalam Alkitab sendiri tidak tercantum kapan terjadinya kiamat (akhir zaman) ini. Hal ini tentu menjadi suatu pembahasan yang luas dalam mempelajari doktrin eskatologi.
Eskatologi adalah suatu doktrin yang tidak asing lagi dalam dunia akademik, khususnya dibidang teologi. Mempelajari doktrin ini tidaklah mudah, karena tercantum pemikiran teologi yang luas serta banyak menimbulkan pertentangan satu sama lain diantara para pakar teolog. Sehingga pertentangan ini menyebabkan polemik yang berlangsung secara terus menerus. Namun doktrin ini sangat menarik perhatian untuk dipelajari dibalik cakupan yang luas di dalamnya. Pada pembahasan ini, Penulis akan menjelaskan pandangan eskatologi dalam tulisan-tulisan Paulus. Kemudian pembahasan ini akan mencantumkan ayat-ayat yang menjadi landasan Alkitabiah khususnya tulisan-tulisan Paulus.
Definisi Eskatologi
Secara etimologi, kata “Eskatologi” merupakan hasil penggabungan dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Eschatos dan Logos. Kata “Eschatos” diartikan sebagai akhir, hal-hal terakhir; sedangkan kata Logos didefinisikan sebagai ilmu atau doktrin. Berdasarkan asal dari dua kata tersebut, eskatologi diartikan sebagai doktrin atau ajaran mengenai persitiwa terakhir yaitu akhir zaman.
Eksatologi membahas tidak hanya mengenai nasib orang-orang, melainkan suatu ajaran yang membahas peristiwa-peristiwa sejarah yang akan terjadi di masa akan datang. Hal ini dinyatakan pada suatu ajaran dimana Allah menyatakan tindakan-Nya yang membuat terjadinya perubahan dari dunia yang lama menjadi suatu dunia yang baru. Kemudian pernyataan Allah adanya eskatologi sering dikaitkan dengan tanda kedatangan Kristus kedua kali. Karena itu, pernyataan inilah menjadi suatu alasan terjadilah peristiwa eskatologi bagi orang-orang percaya sesuai janji Allah. Dengan demikian, Allah menyatakan diri-Nya melalui eskatologi dalam peranan Pribadi sebagai Kristus.
Eskatologi dalam Alkitab
Sebelum memahami eskatologi berdasarkan tulisan Paulus, berikut beberapa penjelasan eskatologi yang terdapat dalam Alkitab, antara lain:
Eskatologi dalam Perjanjian Lama
Alkitab perjanjian lama memiliki tulisan-tulisan yang berhubungan eskatologi. Hal ini menandakan adanya iman dan pengharapan di masa akan datang. Peristiwa eskatologi dalam perjanjian lama sering dihubungkan dengan peristiwa hari Tuhan. Istilah ini berasal dari adanya suatu nubuatan dan penggenapan para nabi.
Hari Tuhan dalam eskatologi perjanjian lama dapat dilihat sebagai berkat, hukuman atau peringatan (Maz 73:24; 49:16, Ayub 19:25-27, Yes 26:19). Hari Tuhan sebagai pernyataan Allah kepada umat pilihan-Nya yaitu Israel. Allah menyatakan kepedulian di hari-hari terakhir menuju pada Allah yang akan mendirikan kerajaan-Nya (Yes 2:2-4; Hos 3:5). Sehingga konsep ini mengarah pada suatu perjanjian baru yang mengarah pada lahirnya seorang anak manusia (Mesias) dalam membangun kerajaan-Nya (Dan 7) dan gambaran kebangkitan orang mati (Yes 26:29). Dengan demikian, peristiwa eskatologi perjanjian lama memiliki kesinambungan yang menuju pada peristiwa perjanjian baru.
Eskatologi dalam Perjanjian Baru
Peristiwa eskatologi dalam perjanjian baru sangat banyak dijelaskan, terutama dalam kitab-kitab Injil. Yesus pernah mengatakan mengenai kedatangan-Nya kedua kali dalam pengajaran-Nya (Mat 16:27, 23:19, 24:27; Yoh 14:3, 14:28). Dimana Yesus datang sebagai Hakim dengan berakhirnya zaman akhir menuju zaman yang kekal. Kelahiran, kematian, kebangkitan Yesus sebagai penggenapan yang telah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya. Allah bekerja dalam misi historis Yesus, dimana adanya berkat-berkat penebusan dosa-dosa manusia melalui kematian dan kebangkitan serta pemberian Roh Kudus sebagai peristiwa-peristiwa eskatologi.
Eskatologi Berdasarkan Pandangan Tulisan Paulus
Pemahaman tulisan Paulus mengenai eskatologi mencantumkan pemikiran teologi dalam suatu pewahyuan secara pribadi yang berasal dari Allah (Gal 1:16), dimana dia mengalami pembenaran di hadapan Allah. Pola pikir Paulus berubah melalui Allah menyatakan diri-Nya dalam 2 Korintus 3:14 “Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.” Sehingga teologi Paulus dibangun berdasarkan pemahaman dari Kristus.
Paulus memiliki pemahaman mengenai eskatologi. Paulus memiliki pemahaman yang mendasar terhadap kebangkitan Kristus yang menandakan keselamatan sebagai awal dari zaman akhir. Peristiwa inilah sangat berperan dalam berlangsungnya proses eskatologi dalam mencapai kegenapannya pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya berdasarkan pemahaman Paulus (1 Kor 15:3-4). Sehingga peristiwa eskatologi bukan hanya menyangkut peristiwa masa depan, melainkan juga tentang keadaan masa kini. Ladd berpendapat:
Peristiwa-peristiwa penggenapan eskatologis bukan sekedar peristiwa-peristiwa masa depan hasil spekulasi Paulus, melainkan peristiwa-peristiwa penebusan yang telah terungkap dalam sejarah. Berkat masa yang akan datang tidak lagi terpaku secara ekslusif pada masa depan, melainkan telah dialami pada masa kini.
Oleh karena itu, hubungan inilah antara kebangkitan Kristus merupakan pembebasan manusia dari dosa. Sehingga setiap manusia diubahkan menjadi serupa dengan tubuh kemuliaan-Nya (Flp 3:21; 1 Kor 15:48-49). Oleh karena itu, pemahaman Paulus mengenai eskatologi mencakup pada kedatangan Yesus kedua kalinya yang disertai kebangkitan manusia yang telah menantikan-Nya serta penghakiman bagi orang yang tidak percaya.
Kedatangan Kristus yang Kedua Kali
Salah satu khas dalam eskatologi tulisan Paulus ditandai dengan ada istilah Parousia (παρουσια) dalam bahasa Yunani yang berarti kehadiran yang merujuk mendahului kedatangannya atau akibat kehadirannya. Selain itu kata ini disebut sebanyak 14 kali dalam tulisannya. Sehingga Paulus menggunakan pandangan eskatologi mengenai Parousia yang berarti kedatangan dengan menjelaskan sebuah peristiwa yang terjadi melalui kedatangan Kristus yang kedua kali. Paulus menggunakan arti kata tersebut di dalam beberapa keadaan jemaat yang dilayaninya.
Menurut Ladd, Paulus menggunakan sebanyak tiga ungkapan. Pertama, istilah Parousia berarti kehadiran (Flp 2:2) dan kedatangan (1 Kor 16:17). Kedua adalah kata apokalypsis yang merupakan pernyataan kuasa dan kemuliaan-Nya. Ketiga, Ephipenea yyang berarti penampakan Kristus yang kelihatan. Sehingga Kedatangan Yesus bukan sekedar kembali ke bumi, melainkan Ia akan menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Kedatangan Tuhan tidak secepat atau tidak selambat apa yang diduga. Dengan kata lain kedatangan Tuhan tidak diketahui secara pasti kapan waktunya akan tiba. Oleh karena itu Paulus menasihatkan jemaat untuk tetap bekerja sambil menantikan kedatangan. Hal ini senada dengan 2 Petrus 3:9 “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagao kelalaian, tetapi Ia bersabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan binasa ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Penggenapan ini diakui Paulus menurut pada penebusan Allah. Oleh karena itu kedatangan Tuhan dalam kegenapannya tidak ada seorangpun yang mengetahuinya (Kis 1:7). Sehingga Paulus menyadari kedatangan Yesus kedua kali pasti akan terjadi pada masa sampai segala sesuatu ditaklukkan dibawah kaki-Nya. Dengan demikian, pada bagian ini menekankan dalam hal berjaga-jaga menanti kedatangan-Nya.
Kebangkitan
Kedatangan Yesus kedua kali akan terjadinya kebangkitan (1 Tes 4:16; 1 Kor 15:52). Peristiwa ini terjadi sebagai sebuah perubahan yang telah dinaanti-nantikan dan akan dialami oleh orang percaya di dalam Kristus. Surat Paulus dalam Filipi 3:20-21 menekankan pada dua hal yakni “tubuh orang-orang percaya akan diubahkan pada hari kedatangan Tuhan yang kelak dan dalam keadaaan terakhir mereka masih mempunyai tubuh yang serupa dengan tubuh Kristus yang mulia.
Menurut Berkhof, ada beberapa natur dari peristiwa kebangkitan. Pertama, Kebangkitan adalah karya Allah yang Tritunggal (1 Tes 4:16, Rm 8:11). Kedua, kebangkitan adalah tubuh secara fisik atau jasmani. Ketiga, kebangkitan terjadi pada orang-orang benar maupun orang durhaka. Keempat. Kebangkitan tidak seimbang bagi orang yang adil maupun orang yang tidak adil. Berdasarkan tulisan Paulus, ia mengungkapkan peristiwa ditandai dengan perubahan dari tingkat fana (duniawi) menjadi kekekalan sebagaimana orang-orang percaya selama-selamanya bersama dengan Tuhan (2 Kor 5:17). Dengan demikian, kebangkitan mengarah pada tubuh yang, sekalipun sifatnya berubah menjadi kekal.
Penghakiman
Pandangan Paulus mengenai selain kebangkitan dalam eskatologi ialah penghakiman. Penghakiman menurut Paulus dipandang sebagai bentuk penyempurnaan fungsi dari Parousia. Disini Paulus menekankan adanya suatu pembenaran dan penghukuman dari Sang Hakim pada hari terakhir (Rm 2:5; 2:1-11). Kebenaran hanya dinyatakan kepada orang-orang yang benar di dalam Kristus (Rm 3:21-26). Sebaliknya, bagi orang-orang yang tidak percaya akan mengalami penghakiman. Sekalipun keselamatan berdasarkan pada anugerah Allah, namun orang Kristen harus mempertanggung jawabkan kualitas kehidupan kekristenannya saat ini. Dari hal inilah dapat diketahui kelayakan manusia mendapat upah sesuai dengan perbuuatannya (Rm 14:10, 1 Kor 3:12, 15:2). Perbuatan setiap maanusia merupakan persiapan dan bukti penyingkapan akhir zaman.
Kesimpulan
Eskatologi merupakan sebuah ilmu/doktrin yang mempelajari tentang keadaan akhir zaman. Paulus memberikan pandangannya mengenai eskatologi bukan merupakan suatu pemikiran teologi yang tidak hanya berasal dari dirinya sendiri, melainkan berasal dari Kristus sendiri melalui pengalaman-pengalaman yang dialaminya secara pribadi. Sehingga eskaatologi yang dimaksud mengarah pada kuasa Kristus sendiri.
Sekalipun tulisan Paulus mengenai eskatologi menimbulkan kontroversi yang masih menjadi polemik hingga saat ini karena peristiwa yang belum tergenapi. Namun eskatologi dalam tulisan Paulus merupakan suatu pemahaman Injil. Dimana orang percaya harus memiliki kepastian iman pada Kristus dalam memahami pandangan eskatologi. Sehingga dengan iman yang pasti, maka orang Kristen dapat menyikapinya, bukan menunggu berapa lama (memprediksi) menantikan kedatangan (Parouusia). Karena ada suatu masa akan digenapinya akhir zaman, dimana semuanya terjadi hanya berdasarkan kehendak Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker, David L. Satu Alkitab Dua Perjanjian. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Berkhof, Louis. Teologi Sistematika: Doktrin Akhir Zaman. Surabaya: Momentum, 2007.
Bultmann, R. History and Eschatology. London: Blomsburry Street London, 1957.
Douglas, J.D. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK/OMF, 2003.
Fee, Gordon D. Paulus, Roh Kudus dan Umat Allah. Malang: Gandum Mas, 2004.
Guthrie, Donald. Teologia Perjanjian Baru III. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1966.
Jacobs, T. Paulus: Hidup, Karya dan Teologinya. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru 2. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002.
Ridderbos, Herman. Paulus: Pemikiran Utama Teologinya. Surabaya: Momentum, 2008.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 2004.
Wenham, J.W. Bahasa Yunani Koine. Malang: SAAT, 1987.
Terimakasih atas materinya
ReplyDelete