SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI
MENGENAL SARA L SAPAN
MAKALAH DISERAHKAN KEPADA
GATUT BUDIONO D.Min
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MATA KULIAH
KEPEMIMPINAN ORGANISASIONAL
OLEH
PARDOMUAN MARBUN
MALANG, INDONESIA
5 MEI 2014
MENGENAL
SARA L SAPAN
Pendahuluan
Setiap orang adalah
pemimpin, paling tidak bisa memimpin dirinya sendiri. Pernyataan seperti ini telah sering kita
mendengarkannya, dari orang-orang disekitar kita. Namun apakah sebenarnya arti dari
kepemimpinan itu. John C Maxwel
mengatakan kepemimpinan adalah pengaruh.[1] Hal ini berarti seseorang bisa disebut
pemimpin jikalau ia memiliki pengaruh, tidak perduli apakah pengaruh itu yang
baik atau yang buruk. Jika ditarik lebih
jauh maka seorang pemimpin itu harus memiliki pengikut.
Semua pemimpin tentunya
memiliki keinginan yang besar untuk menjadi sukses dan tetap bertahan ataupun
meningkat selama mungkin di dalam posisi-posisi kepemimpinan. Salah satu cara untuk bisa mencapai hal itu
adalah dengan belajar melalui pengalaman para pemimpin yang telah terbukti
keberhasilan mereka dan dirasakan oleh orang-orang disekitar mereka. Pemimpin yang telah berhasil bisa dijadikan
teladan dan pembelajaran untuk pemimpin-pemimpin pemula, baik melalui kegagalan
mereka maupun melalui keberhasilan mereka serta prinsip-prinsip yang mereka
pegang teguh.
Melihat hal diatas, maka makalah ini akan menuliskan
biografi salah satu dari pemimpin yang sudah berhasil dan dirasakan oleh
masyarakat disekitarnya, termasuk penulis sendiri. Beliau adalah Sara L Sapan, seorang wanita
yang telah banyak mengubah kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. Beliau saat ini menjabat sebagai rektor STT
Injil Bhakti Caraka dan sekaligus sebagai bendahara BPD GSSJA untuk daerah
Kepri, Riau dan Sumatra Barat. Disiplin
kerja dan tanggungjawab serta semangat yang kuat dan ingin selalu melakukan
yang terbaik itulah yang menjadi prinsip hidup Beliau. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk
menjadikan kepemimpinannya sebagai teladan.
Dan dalam makalah ini beberapa teori kepemimpinan yang dituliskan Gary
Yukl akan menjadi standart dalam perbandingan terhadap kepemimpinan Sara L
Sapan.
Kepemimpinan Menurut Gary Yukl
Gary Yukl mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah proses-proses mempengaruhi yang mempengaruhi
interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa mengenai para pengikut, pilihan dari
sasaran-sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari
aktivitas-aktivitas kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, motivasi
dari para pengikut untuk mencapai, pemeliharaan hubungan kerja sama dan team work, serta perolehan dukungan dan
kerja sama dari orang-orang yang berada yang berada diluar kelompok atau
organisasi.[2]
Sebagai
seorang pemimpin harus memiliki keahlian
dalam mengelola pekerjaan. Hal ini disebabkan karena pemimpinlah yang
akan mengarahkan pengikutnya kepada tujuan yang ingin dicapai (visi). Melalui pekerjaan-pekerjaan (kegiatan) dalam
organisasi visi dapat dicapai. Untuk itu
maka perlu seorang pemimpin memiliki keahlian didalam perencanaan, pemecahan masalah, peran
menjelaskan dan sasaran, menginformasikan, memantau kegiatan dan lingkungan.[3] Dengan keahlian tersebut maka keberhasilan
sebuah pekerjaan akan lebih terjamin di banding tidak memiliki keahlian
tersebut. Seorang pemimpin yang
berorientasi (berpusat) pada hasil dan pekerjaan, inilah yang sering disebut
dengan istilah task oriented. Pemimpin-pemimpin yang berada di dalam
ini lebih mengutamakan pencapaian-pencapaian dari hasil-hasil pekerjaan yang
tinggi dan kurang untuk membina hubungan dengan bawahan mereka maupun dengan
pemimpin di atas serta rekan sejawat mereka.
Oleh karena itu kepemimpinan jenis ini kurang efektip.
Selain hal diatas seorang pemimpin akan
mempengaruhi para pengikutnya dalam mencapai suatu tujuan demi kepentingan
bersama. Hal ini memerlukan suatu hubungan yang baik (keakraban) agar tujuan
tersebut bisa dicapai tanpa ada kerenggangan diantara pemimpin dan pengikutnya.
Untuk itu seorang pemimpin perlu memiliki keahlian di dalam memberi dukungan
(supporting), mengembangkan, memberi pengakuan, memberi imbalan, mengelola konflik dan membangun tim, dan membangun jaringan
kerja.[4] Akan tetapi
pemimpin yang berpusat kepada hubungan (people
oriented) juga kurang efektip.
Mereka biasanya lebih mementingkan huibungan daripada pencapaian hasil
kerja. Para pemimpin jenis ini
menganggap bahwa hubungan yang baiklah keberhasilan mereka, sekalipun hasil
kerja kurang baik.
Berdasarkan hasil
penelitian ekstensif yang dilakukan mengenai kepemimpinan maka didapati sebuah
teori universal yang mendefinisikan kepemimpinan yang efektif. Teori itu mengatakan bahwa kepemimpinan yang
efektif adalah para pemimpin yang berorientasi kepada tugas (task oriented) dan berorientasi kepada
orang (people oriented) yang sering
disebut dengan “high-high” leader.[5] Para pemimpin high-high leader memperlihat perhatian yang tinggi kepada produksi
(pencapaian hasil) maupun orang (hubungan).
Hal ini memberikan nilai tambahan bagi para pemimpin untuk mencapai
keberhasilan karena selain pekerjaan tercapai dengan baik, hubungan diantara
pemimpin dengan bawahan maupun orang-orang lain tetap berjalan dengan
baik. Hal ini juga mempengaruhi para
pengikut dan pekerjaan mereka. Jika
hubungan terjalin dengan baik dan produksi tercapai dengan baik maka baik
pemimpin maupun pengikut akan sama-sama diuntungkan. Hal inilah yang dimaksud dengan kepemimpinan
yang efektif.
Kepemimpinan Sara L Sapan
Latar
Belakang Keluarga
Sara L Sapan[6] sering
dipanggil Sara lahir di Ujung Pandang pada tanggal 8 Juli 1968 dari seorang ibu
bernama Maria Rero dan ayah bernama Yohannes Sapan Pongsisonda (almarhum). Kedua orang tuanya adalah kebangsaan
Indonesia dari suku Toraja yang menganut agama Kristen Protestan. Ayah yang berprofesi sebagai seorang tentara
membuat keluarga mereka suka berpindah-pindah sesuai dengan tempat dimana
ayahnya ditugaskan oleh pemerintah.
Tempat tinggal mereka terakhir hingga sekarang adalah di Bontang selatan
Kalimantan Timur.[7]
Sara adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara. Dia mempunyai 4 (empat) saudara laki-laki dan
3 (tiga) saudara perempuan sebuah keluarga besar. Oleh karena orang tuanya seorang tentara dan
memiliki saudara-saudara yang banyak Sara bertumbuh menjadi seorang yang keras
dan kuat serta semangat juang yang tinggi. Meskipun Sara adalah seorang wanita namun di
dalam keluarganya tidak ada kesempatan untuk bermanja-manja. Dia di didik dan diajar dalam keluarga yang
ketat dengan peraturan sehingga membuatnya menjadi orang yang memiliki nilai
disiplin yang tinggi. Nilai-nilai dalam
keluarga yang sejak kecil ini telah ditanamkan oleh kedua orang tuanya yang
tetap dipegang teguh oleh Sara di dalam perjalanan pendidikan dan pelayanannya.
Masa
Pendidikan dan Pelayanan
Pendidikan
Pada usia Sara yang kedelapan tahun (1976), ia masuk
sekolah di SDN 011 Berebas Bontang dan lulus pada tahun 1982. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya di SMP YKP
Monamas Bontang dari tahun 1982 dan lulus pada tahun 1985. Selanjutnya ia kemudian masuk sekolah SMAN
Bontang dan lulus pada tahun 1988.
Setelah lulus dari SMAN Bontang kemudian ia melanjutkan pendidikannya di
Sekolah Alkitab Maranatha Palu dari tahun 1989 sampai tahun 1990 dengan gelar
Diploma tiga (D3). Ia masuk sekolah
Alkitab karena sejak kecil dia bercita-cita ingin menjadi hamba Tuhan
(Pendeta). Pada tahun 1993 ia kemudian
melanjutkan studinya di STT Satyabhakti Malang dan berhasil lulus pada tahun
1997 dengan gelar S.Th (Sarjana Theologi).
Keinginannya yang terus untuk bertumbuh dan diperlengkapi sehingga ia
melanjutkan pendidikannya kembali di Teological Center For Asia di Singapura (2003) dan lulus
dengan gelar Master of Divinity
(2005). Karena kebutuhan akan pelayanan
kemudian ia kembali melanjutkan pendidikan di STT Satyabhakti (2014-sekarang)
untuk gelar Master Of Theology.
Pelayanan
Setelah
lulus dari Sekolah Alkitab Maranatha Palu 1990, Sara membantu pelayanan
penggembalaan di gereja GSJA Shekinah Balikpapan. Ia melayani disana selama 3 (tahun
1990-1993). Disaat yang bersamaan (tahun
1990-1993) Sara juga menjadi staf LKTI cabang Balikpapan. Selain itu ia juga mengajar pelajaran agama
kristen di STM Negeri 01 Balikpapan.
Tugas yang banyak menjadi bagiannya sehari-hari namun ia tetap
bersemangat dan tekun di dalam melakukan tugas-tugasnya. Meskipun Sara seorang perempuan namun
semangat juangnya dan kerja kerasnya di dalam melayani tidak kalah dengan para
laki-laki. Ia memiliki prinsip yang
sangat dipegang teguh yang sesuai dengan perkataan Yesus, Barangsiapa setia
dalam perkara kecil maka ia akan dipercayakan perkara-perkara yang besar. Setia dalam perkara kecil itulah yang menjadi
prinsip Sara sehingga dalam melakukan tugas dan pelayanannya itu adalah
pengabdian dan penyembahannya untuk Tuhan.
Pada tahun 1997 tepatnya pada bulan Januari setelah
lulus dari STT Satyabhakti, Sara berkesempatan untuk mengajar di sekolah
teologi Ambon, Maluku (STEMA). Ia
mengajar disana selama tiga tahun (1997-1999).
Selain itu, Sara juga dipercayakan untuk menjadi ketua kaum muda daerah propinsi Maluku pada masa Sara ada di
Maluku. Semakin tahun ia menjadi semakin
sibuk dan mendapat kepercayaan di dalam posisi kepemimpinan. Hal ini ia dapatkan karena tanggung jawab
yang kuat yang dibuktikannya dalam setiap pekerjaannya.
Setelah dari Maluku, tahun 1999 Sara kembali ke Malang
dan mengajar di STT Satyabhakti. Selain
mengajar ia juga menjadi gembala asrama putri yang saat itu memiliki mahasiswa
putri seratusan orang lebih. Sara
mengajar di Satyabhakti selama tiga tahun (1999-2002). Selanjutnya ia
melanjutkan studinya di Teological Center
For Asia di Singapura.
Setelah lulus dari Singapura dengan gelar Master of Divinity pada tahun 2004, Sara
mengajar di Teological Center for Asia
Malasya yang berada di Malasya sebagai dosen part time. Ia mengajar
disana selama 4 tahun (2004-2008). Pada
masa yang bersamaan tahun 2005 ia juga dipercayakan untuk memimpin salah satu
sekolah Alkitab yang ada di Batam. Pada
masa itu sekolah itu masih baru dibuka dan memiliki 4 mahasiswa. Sekolah itu diberi nama International Bethesda College.
Sara menjadi pemimpin tertinggi dari sekolah itu yang bekerja sama
dengan Care Chanel International
(CCI) yang berkantor pusat di Singapura.
Selain itu sekolah itu juga bekerja sama dengan gereja-gereja yang ada
di Singapura misalnya gereja Grace
Assembly of God Singapore dan gereja lainnya. Selain itu Sara juga bekerja sama dengan
beberapa orang lainnya untuk membantu pembiayaan sekolah dan semua program-program
pelayanan yang ada di Batam.
Pada tahun 2006 seiring dengan bertambahnya mahasiswa
disekolah Akitab (IBC), Sara membuka dua gereja di batam. Satu diberi nama GSJA Bethesda Ministry dan
satunya GSJA Anugerah Ministry. Saat ini
(2014) jumlah jemaat kedua gereja itu kurang lebih sebanyak 300 jemaat dewasa
dan 400 jemaat sekolah minggu. Program
lainnya yang dilakukan Sara di Batam adalah memberi makan sekitar 400 anak
kurang gizi tiga kali dalam seminggu sejak 2010 hingga sekarang. Selain itu Sara bersama timnya juga membantu
membiayai sekitar 400 anak kurang mampu di dalam pendidikan mereka sejak 2006
hingga sekarang. Pelayanan lainnya yang ada saat ini yang
dipimpin oleh Sara di Batam yaitu TK CLC Batam, TK CLC Karimun. Selain sekolah Alkitab di Batam Sara juga
menjadi gembala senior bagi setiap gereja-gereja yang dirintis oleh mahasiswa
yang sudah lulus, seperti GSJA Anugerah di Tanjungpinang, di Pekanbaru, di
Pulau Bintan, di Pulau Karimun.
Pada tahun 2010 Sara dipercayakan menjabat sebagai
sekretaris daerah GSSJA untuk daerah Kepri,Riau dan Sumatra Barat. Ini adalah pertama kalinya dijabat oleh
seorang wanita. Sara berkata ini
didapatnya karena ia setia dalam perkara kecil, dan ia juga ingin memajukan
organisasi yang ia pimpin untuk kemulian Tuhan.
Pada tahun 2013 Sara menjabat sebagai bendahara BPD GSSJA untuk daerah
Kepri. Riau dan Sumatra Barat hingga sekarang.
Pada tahun 2013 sekolah Alkitab (IBC) yang Sara pimpin
dimana dulunya masih dalam program Diploma 3, dinaikkan statusnya menjadi
sebuah sekolah tinggi yang diberi nama STT Injil Bhakti Caraka. Perkembangan yang sangat cepat terlebih lagi
bagi sekolah yang bergerak dibidang pendidikan teologi tersebut. Namun Sara berkata ini semua kepercayaan dari
Tuhan dan kerja keras serta tanggungjawab yang dilakukannya selama ini. Banyak program kerja yang telah Sara lakukan
dan membuahkan hasil yang memuaskan.
Keberhasilannya juga dalam memimpin tidak lepas dari kemampuannya yang
baik di dalam membina hubungan, baik dengan tim kerja yang dia pimpin maupun
dengan orang-orang dari luar serta sponsor-sponsor yang membantunya di dalam
pelayanan, serta dengan tim kerja sama dari Singapura (CCI). Hal lain yang mendukung juga adalah kemampuan
yang dimilikinya di dalam mengelola pekerjaan maupun program-program yang
dibuatnya.
Di
dalam setiap kepemimpinan pasti akan ada tantangan ataupun yang menjadi
hambatan di dalam membawa orang kepada visi yang kita miliki. Berikut dibawah ini tantangan-tantangan yang
di temui Sara pada waktu ia memimpin dan cara mengatasinya serta saran-sarannya
bagi kepemimpinan saat ini:
Tantangan-Tantangan yang Ditemui Selama Masa Kepemimpinan
1. Konflik dengan rekan kerja.
2. Salah pengertian (miscommunication) dengan rekan
kerja, orang yang dipimpin, partner dan pemimpin/atasan.
3. Dikhianati dan difitnah oleh rekan kerja atau
orang-orang yang dipimpin.
4. Dimanfaatkan.
5. Kesulitan dalam memotivasi orang yang dipimpin.
6. Kinerja yang kurang dari orang yang dipimpin.
7. Komitmen yanga kurang dari orang-orang yang
dipimpin.
8. Kejujuran dan intergritas yang kurang.
9.
Tidak
adanya visi dan misi dari orang yang dipimpin.
10. Perbedaan pendapat yang memicu perpecahan.
11. Gosip yang menghancurkan
12. Ketidakdewasaan dalam menangani perbedaan.
13. Ketidaktaatan atau ketidaktundukan kepada
pemimpin atau peraturan organisasi.
14. High expectation atau pengharapan yang terlalu
tinggi dan menuntut dari orang-orang yang dipimpin
Cara mengatasi Masalah
1. Rendah hati
2. Sabar
3. Kesediaan untuk mengampuni
4. Mempercayai orang dan siap dikhianati.
5. Bicara dengan terbuka
6. Evaluasi
7. Miliki mentor untuk diskusikan permasalahan-permasalahan yang sulit.
8. Job Description yang jelas, penjabaran tugas yang lugas dan pengawasan pelaksanaan tugas tersebut
9. Pelatihan-pelatihan melalui seminar, pelatihan, loka karya dan kuliah lanjut
10. Adakan fellowship dengan staff
11. Adakan retreat tahunan bersama dengan staff.
12. Perhatikan kesejahteraan orang-orang yang kita pimpin
13. Jangan takut konfrontasi
14. Berani berkata tidak pada ketidakbenaran
15. Siap disalah mengerti dan dibenci
16. Konsisten dan tidak kompromi.
3. Kesediaan untuk mengampuni
4. Mempercayai orang dan siap dikhianati.
5. Bicara dengan terbuka
6. Evaluasi
7. Miliki mentor untuk diskusikan permasalahan-permasalahan yang sulit.
8. Job Description yang jelas, penjabaran tugas yang lugas dan pengawasan pelaksanaan tugas tersebut
9. Pelatihan-pelatihan melalui seminar, pelatihan, loka karya dan kuliah lanjut
10. Adakan fellowship dengan staff
11. Adakan retreat tahunan bersama dengan staff.
12. Perhatikan kesejahteraan orang-orang yang kita pimpin
13. Jangan takut konfrontasi
14. Berani berkata tidak pada ketidakbenaran
15. Siap disalah mengerti dan dibenci
16. Konsisten dan tidak kompromi.
Saran-Saran Sara bagi Kepemimpinan Kristen
1. Perlu
kerendahan hati dan keterbukaan.
2. Kesediaan mengampuni yang terus-menerus.
3.
Memberi
kesempatan dan ruang yang cukup kepada orang-orang yang kita pimpin untuk
berubah dan bertumbuh.
4. Perlu "filter" yang tepat untuk
merekrut pemimpin.
5. Menaruh orang pada tempat yang tepat atau
memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6. Perlu pelatihan-pelatihan yang rutin untuk
pemimpin.
7. Perlu komunikasi yang aktif dan terbuka.
8. Kombinasi yang tepat dan seimbang antara jalankan
peran sebagai pemimpin dan sebagai mentor. Hal ini penting dalam hubungan
dengan orang-orang yang kita pimpin dalam organisasi tertentu.
9.
Adakan retreat tahunan bersama dengan staff.
10. Adakan fellowship yang rutin dengan staff.
11. Perhatikan kesejahteraan orang-orang yang kita
pimpin.
12. Kesiapan untuk mendisiplin atau memecat
orang-orang yang memang tidak bisa sejalan dengan pemimpin atau organisasi.
13. Adil dan tidak memihak kepada salah satu dari
orang yang kita pimpin atau berada dalam sebuah organisasi.
14. Siap untuk meletakkan jabatan kapan saja.
15. Perlu pemimpin yang visioaner dan misioner.
16. Perlunya pengkaderan anggota untuk menjadi
pemimpin.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan
dan wawancara yang telah dijabarkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
Sara L Sapan termasuk kepada golongan high-high
leader. Dengan kata lain
kepemimpinan Sara L Sapan adalah kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu kepemimpinan Sara L Sapan
perlu diteladani oleh para pemimpin-pemimpin pemula maupun yang orang-orang
yang memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin.
[1] John C
Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, diterjemahkan oleh
Anton Adiwi Yoto (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), 1.
[2] Gary
Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi (Leadership in Organization 3e) edisi
Bahasa Indonesia (Jakarta: Prenhallindo, 1998), 4.
[3]
Ibid., 66-85.
[6] Sara L Sapan selanjutnya akan
disebut Sara untuk mempermudah penulis menyebutkannya.
[7] Semua
data mengenai Sara L Sapan diperoleh dengan wawancara melalui telepon dan email
dengan Beliau dan wawancara dengan
kakaknya serta pengamatan penulis ketika berada bersama Beliau di Batam
selama tiga tahun.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.