PENGINJILAN
Pendahuluan
Istilah “penginjilan” sudah menjadi
satu istilah yang umum, dan erat hubungannya dengan kehidupan gereja di
sepanjang zaman. Dalam konteks masa kini, banyak orang Kristen berpendapat
bahwa penginjilan itu hanyalah tugas dari beberapa orang saja (pemimpin gereja). Bahkan ada gereja yang berpendapat bahwa
penginjilan hanyalah tugas gereja lokal tertentu. Sementara gereja itu bertugas untuk
mendewasakan orang-orang yang datang ke gereja itu. Lebih dari itu ada kelompok-kelompok di dalam
tradisi Reformed yang melarang penyampaian Injil secara cuma-cuma.[1]
Mengingat perintah Yesus, yang
disebut sebagai amanat agung dalam kitab Matius 28:19-20, hal diatas tidaklah
benar. Yesus memerintahkan kepada semua
untuk pergi menjadikan semua bangsa murid Kristus. Hal ini menjadi masalah pada masa kini,
karena orang Kristen maupun gereja berbeda pendapat mengenai penginjilan. Dari masalah ini maka timbul pertanyaan, apa
sebenarnya penginjilan itu? Siapa yang
harus menginjil dan mengapa harus menginjil?
Makalah ini akan menguraikan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbul oleh masalah diatas. Melalui makalah ini penulis berharap orang Kristen dan
gereja akan mengambil tanggung jawab ini bersama-sama. Sehingga visi dan misi Kristus yang ada dalam
amanat agung tersebut akan tergenapi.
Semua bangsa akan menjadi murid Kristus dan memperoleh keselamatan yang
kekal. Karena hal inilah yang dikendaki
oleh Yesus yang membuat-Nya turun ke dunia dan memberikan hidup-Nya menjadi
tebusan bagi semua dosa manusia.
Definisi
Penginjilan
Dalam
Alkitab, baik dalam kitab-kitab Perjanjian Baru mau pun dalam kitab-kitab
Perjanjian Lama, kata “penginjilan” tidak ditemukan secara hurufiah. Pada
hakikatnya kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “enaggelixw” dibaca “evanggeliso” artinya: “mengumumkan,
memberitakan, atau membawa kabar baik.[2] Dengan kata lain penginjilan berarti membawa
kabar baik yang dari Yesus Kristus.
Kata
evanggeliso sinonim dengan kata kerysso yang memiliki arti mengumumkan
sebagai seorang bentara. Ia ditugasi raja atau Negara untuk mengumumkan
segala pengumuman bagi umum yang menyatakan kabar baik tentang keselamatan.[3]
Kitab
Perjanjian Lama menggunakan kata yang paralel dengan “kerysso” yaitu “qầrầ,”yang artinya
“berseru.”[4] Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “kerysso” dipakai lebih dari 30
kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman resmi raja-raja, maupun dalam
arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes 61:1; Yoel
1:14; Zak 9:9).[5]Sedangkan
dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata “kerysso” dipakai sebanyak 60 kali.[6] Dari keterangan diatas, maka penginjilan
berarti memberitakan kabar baik tentang keselamatan yang dari Yesus Kristus
baik dengan berseru maupun dengan bersaksi atau mengajar. Hal ini selaras dengan perintah Yesus,:”Pergilah
keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15). Yesus adalah Sang Raja, dan Ia memerintahkan
kepada orang-orang percaya (bentara) untuk pergi memberitakan kabar keselamatan
itu.
Perintah Yesus ini adalah suatu
keharusan atau kewajiban dari seorang bentara untuk taat dan pergi memberitakan
kabar tersebut, karena perintah ini berasal dari raja. Oleh karena itu, semua orang percaya harus
memberitakan kabar baik tersebut (harus memberitakan Injil). Hal inilah yang juga diserukan rasul Paulus
:Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (I Korintus 9:6). Penginjilan berarti menjadi tugas semua orang
percaya dan gereja Tuhan.
Sasaran
Penginjilan
Louis
Berkhop, penginjilan adalah tawaran keselamatan dalam Kristus bagi orang berdosa
bersamaan dengan panggilan yang tulus untuk menerima Kristus melalui iman,
dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan dosa dan hidup kekal.[7] Hal ini berarti penginjilan itu memiliki
sasaran. Berdasarkan pendapat diatas, yang
menjadi sasaran penginjilan adalah orang berdosa. Orang berdosa yang dimaksud adalah mereka
yang belum menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya.
Dengan penginjilan maka jiwa-jiwa
dimenangkan bagi Kristus. Inilah yang
menjadi sasaran dalam penginjilan, bukan menobatkan orang-orang supaya
bergabung dengan anggota gereja tertentu.[8] Banyak gereja masa kini tidak melalukan
penginjilan, akan tetapi menarik anggota gereja lain untuk datang. Hal ini tidaklah benar. Sasaran utama penginjilan adalah orang-orang
yang berada diluar gereja, mereka yang belum percaya dan menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan. Sama seperti Yesus datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang, demikianlah gereja dan semua
orang percaya harus melakukan hal yang sama seperti sasaran Yesus. Gereja yang memiliki sasaran yang berbeda
harus introfeksi diri dan bertobat, karena hal seperti itu tidaklah membawa
mamfaat bagi kerajaan Allah.
Metode
Penginjilan
Signifikansi
Penginjilan
Penginjilan
menjadi sesuatu yang harus dilakukan oleh orang percaya karena hal ini adalah
kehendak dari Allah sendiri yang juga sekaligus amanat agung Kristus (II Petrus
3:9; Mat.28: 19-20).[9] Allah yang berkehendak untuk menyelamatkan
manusia dari kematian kekal akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa. Oleh karena itulah Yesus datang ke dunia dan
memberikan hidup-Nya sebagai ganti dosa manusia. Sebelum Yesus naik ke surga, Dia memberikan
perintah kepada semua orang percaya untuk pergi dan memberitakan Injil. Perintah ini bukanlah pilihan atau saran dari
Yesus tetapi sesuatu yang harus bagi setiap orang percaya.
Paulus
dalam suratnya mengatakan bahwa oleh kasih Allah yang sudah ditunjukkan kepada
manusia berdosa, dengan kematian Kristus sehingga orang percaya memiliki kasih
yang sama seperti kasih Kristus.[10] Kasih inilah yang mendorong orang percaya
untuk memberitakan Injil. Sebab orang
yang tidak menerima Injil tidak akan menerima kehidupan yang kekal. Orang yang telah memiliki kasih Kristus akan
melakukan penginjilan dengan segenap potensi yang ada pada dirinya seperti yang
dilakukan Kristus.
Ross
Tooley berpendapat bahwa penginjilan itu adalah kehendak Tuhan dan melalui
penginjilan kasih Kristus tersalurkan.[11] Orang Kristen harus menunjukkan kasih Kristus
melalui kehidupan mereka. Dan sebagai
ketaatan akan perintah Tuhan, maka setiap orang percaya (Kristen) harus pergi
memberitakan Injil keseluruh dunia. Hal
ini menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang Kristen kepada
Tuhan-Nya. Orang Kristen bertanggung
jawab untuk semua orang yang belum mengenal Kristus, karena Kristus telah
memberikan tugas ini kepada mereka.
Kesimpulan
[2] James Strong, Strong’s
Exhaustive Concordance Of The Bible (Iowa: Riverside BOOK and Bible House
Iowa Falls), 33.
[3]Ensiklopedia
AlkitabMasa Kini (Jilid 1),
ed. S.v. “Berita, Pemberitaan.” By R.H. Mounce. (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000), 182
[5] Ibid
[6]
Ibid, p.182
[7][artikel];
diambil dari http://antoniusstevenun.blogspot.com/2012/08/louis-berkhof-defenisi-penginjilan.html
diakses 25-10-2013.
[8] Charles H. Spurgeon, The Soul Winner: Strategi Jitu untuk Menjadi
pemenang Jiwa (Yogyakarta: Penerbit Buku dan Majalah Rohani Andi, 2010), 3
[9]
Timotius, Hardono. Penginjilan: Kiat
Mengerti untuk Memberitakan serta Melipatgandakan. Jakarta: Bethany Bible
College, 1998. hal 24
[10] Ibid, 25
[11] Ross,
Tooley. Celakalah Aku Jika Tidak
Memberitakan Injil: Sebuah Panduan Praktis untuk Penginjilan Pribadi. Yogyakarta:
Yayasan Andi, 1993.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.