Showing posts with label Makalah. Show all posts
Showing posts with label Makalah. Show all posts

Berpikir Positif


Berpikir Positif


    Kata pikir merupakan akar kata dari berpikir, yang memiliki arti akal, ingatan. Sementara berpikir merupakan suatu kegiatan menggunakan akal untuk mempertimbangkan, memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki akal atau pikiran yang menggerakan seseorang untuk melakukan kegiatan yang dinamakan berpikir. Berpikir ada yang bersifat negatif dan ada juga yang bersifat positif. Ada kalanya manusia berpikir secara negatif dan berdampak negatif pula, namun ada juga yang sebaliknya dengan bepikir positif dan berdampak positif. Berpikir positif adalah suatu bentuk pemikiran yang terbiasa mencari hasil terbaik dari kondisi terburuk.[1]

    Berpikir positif juga merupakan salah satu cara berpikir yang menghasilkan suatu hal yang baik. Seseorang yang berpikir positif bukan menganggap hal negatif dan juga memilih untuk menolak hal tersebut. Pada faktanya berpikir positif mencari,mengharapkan yang terbaik meskipun sekitar terlihat buruk. Seorang pemikir positif memilih untuk tidak memfokuskan diri pada kemungkinan yang terburuk melainkan berusaha melihat sisi negatif dari keadaan yang buruk. Berpiki positif berarti memilih untuk menghadapi tantangan hidup dengan pandangan positif.

    Seseorang yang berpikir positif memiliki sikap yang optimis, mampu melihat harapan, kesempatan, hal baik dalam situasi apapun.[2] Hal ini memiliki dampak baik bagi kesehatan mental seseorang. Sebuah penelitian menunjukan bahwa berpikir positif dikaitkan dengan angka kematian yang rendah. [3] Hal ini menunjukkan bahwa berpikir positif tidak hanya berpengaruh pada kondisi mental saja namun juga pada kondisi fisik. Dapat disimpulkan bahwa berpikir positif adalah kemampuan yang berkaitan dengan konsentrasi, perasaan, sikap, prilaku, emosi, dan sudut pandang untuk menilai sesuatu dari sisi positif atas keadaan diri, orang lain dan segala sesuatu yang terjadi di sekitar.[4] Berpikir positif membantu indivifu memiliki karakter mental yang positif, optimis, kreatif, serta memiliki keyakinan atau harapan tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

Bertanggung Jawab


Bertanggung jawab merupakan suatu sikap yang melakukan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh. Bertanggung jawab juga berkaitan dengan integritas seseorang terhadap sebuah tugas yang dimilikinya. Bertanggung jawab atau tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai situasi dimana seseorang harus dapat menanggung segala sesuatu yang berkaitan dengan kewajibannya. Dalam KBBI memberi arti bahwa tanggung jawab adalah keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatu. Dapat diartikan bahwa bertanggung jawab merujuk pada kewajiban untuk melakukan fungsi tertentu untuk mencapai hasil tertentu.

Seseorang yang bertanggung jawab berarti memiliki keberanian untuk menanggung setiap resiko yang terjadi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Bertanggung jawab berkaitan dengan moralitas dan mentalitas seseorang bukan hanya itu bertanggung jawab erat kaitannya dengan kejujuran. Bertanggung jawab merupakan hubungan interpersonal yang dinamis dan paling mendasar yang menghubungkan antara sesorang yang menjadi penanggung jawab dan hal yang menjadi tanggung jawab atau kewajibannya. [5]









[1] Norman Vincent, The Amazing Result of Positive Thinking (London: Random House UK,2007), 9.

[2] Kiki Nurmayasari dan Hadjam Murusdi, Hubungan antara berpikir positif dan perilaku menyontek pada siswa kelas X SMK Koperasi Yogyakarta, Jurnal Fakultas Psikologi.Vol.3, No 1, Juli, 2015, 9.

[3] Mujahid Ali Khan, Benefit of Being Positive (Idependent Publish:TK, 2022), 9.

[4] Ibid,.

[5] Michael Mc Kennan, Conversation and Responsibility (Oxford Univerity Press: New York, 2012), 1.

Makna Baptisan Air dalam Tulisan Paulus



BAPTISAN AIR DALAM TULISAN PAULUS


Pendahuluan


Baptisan air merupakan salah satu hal terpenting yang ada di dalam gereja dewasa ini. Baptisan air juga sudah menjadi salah satu tanda dari orang percaya yang bertobat kepada Kristus, yang mana petobat akan dideklarasikan menjadi milik Kristus melalui baptisan air tersebut. Tidak hanya sebagai tanda, baptisan air juga sudah menjadi doktrin dari semua gereja sekarang ini.

Latar Belakang

Kata baptisan jika ditelusuri berdasarkan sejarah yang ada dalam Perjanjian Lama, tradisi baptisan memberikan arti yang jelas dan terukur. Bagi orang Yahudi, baptisan merupakan sesuatu hal yang tidak asing lagi bagi mereka. Baptisan merupakan hal yang telah lama terlaksanakan bahkan ketika mereka mengalami diaspora atau non Israel yang menganut agama Yahudi.[1]

Kata baptisan juga ada dicatat dalam bahasa Ibrani yang mana baptisan berasal dari kata טבילה – tevilah dari kata טבל – taval, yang berarti mencelupkan atau membenamkan. Menurut tradisi Yudaisme, ritual baptisan dipelihara dengan baik oleh kaum Eseni. Kaum Eseni merupakan sebuah kelompok orang yang beragama Yahudi, mereka ialah orang-orang sangat menjaga dan menjalankan hukum agama dengan taat.[2]

Definisi


Dalam dunia Perjanjian Baru, kata Baptisan dikenal dengan istilah baptizomai atau baptisteis dari akar kata baptizo yang memiliki arti yaitu dibasuh, dicelupkan dan dipermandikan. Sedangkan dalam LXX kata baptisan memiliki arti yang hampir sama yaitu menenggelamkan atau menyelamkan.[3] Baptisan air juga sering disebut juga dengan baptisan selam. Baptisan adalah sebuah proklamasi dari keselamatan manusia, yang mana manusia tersebut digambarkan telah selamat dan menjadi milik Kristus. Gambaran ini menunjukan bahwa manusia tersebut telah meninggalkan manusia lamanya yang penuh dengan dosa.

Makna Baptisan Air dalam Tulisan Paulus


Satu Tubuh di dalam Kristus


Dibandingkan dengan pembenaran oleh iman, Paulus tidak begitu sering membahas tentang baptisan. Akan tetapi ia menyadari bahwa kedua hal ini yaitu pembenaran oleh iman dan baptisan, menjadi salah satu hal yang penting bagi gereja. Dalam I Korintus 12:13, dikatakan “dalam satu Roh kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh.” Paulus menjelaskan bahwa baptisan yang dilakukan sangatlah penting, hal ini akan menentukan pekerjaan Roh dalam satu tubuh.

Selain dari makna yang ada di atas, Paulus juga menekankan bahwa melalui baptisan adanya sebuah kesatuan dalam tubuh Kristus. Dalam Galatia 3:27-28, Paulus menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, tidak ada orang merdeka dan hamba, tidak ada laki-laki dan perempuan karena semuanya adalah satu di dalam Kristus Yesus. Pernyataan tersebut bukan sekedar pernyataan secara teologis, melainkan sebuah ekspresi dari kebenaran eskatologis keselamatan – historis yang memiliki konsekuensi bagi mereka yang percaya kepada Kristus.[4]


Simbol dari Keselamatan dalam Kristus


Jika dipahami dengan baik-baik, peranan baptisan menjadi jembatan bagaimana Roh bisa bekerja dalam tubuh Kristus.[5] Jika dibandingkan dengan Matius 3:11, Paulus menekankan ajarannya bahwa baptisan air hanyalah tanda pertobatan untuk mengikut Kristus, tetapi baptisan Roh Kudus adalah aktivitas dari Roh yang membuat orang menjadi percaya.[6]

Setelah Paulus meresponi panggilannya, ia menjadi alat Tuhan yang sangat hebat pengaruhnya di antara orang Yahudi, terkhususnya dalam pemberitaan Injil. Paulus mengimplementasikan ajaran-ajaran Yesus dalam pelayanannya yaitu baptisan air. Dalam Roma 6:6-7, Paulus menjelaskan makna rohani dari baptisan air sebagai wujud lahiriah kesatuan orang percaya dengan Kristus Yesus.[7]


Kematian dan Kebangkitan dalam Kristus


Baptisan yang dijelaskan oleh Paulus memiliki keterikatan dengan sebuah kematian dan kebangkitan bersama dengan Kristus. Paulus sering menggunakan idiom tentang kematian dan kebangkitan dalam suratnya, yang mana pesan ini sering sekali diartikan sebagai pengalaman mistik seseorang dalam pertobatannya di dalam Kristus.[8] Makna kematian dan kebangkitan di sini bukanlah secara lahiriah melainkan rohani.[9]

Paulus dalam misinya, ia sangat menekankan pada pertobatan semua orang. Setelah ia bertobat dari dosanya, Paulus memiliki banyak sekali misi yang ia ingin lakukan. Karena sang rasul sangat menekankan kepada pertobatan, oleh karena itulah baptisan ini juga sangat menjadi faktor penting dalam misinya.

Tanda Pertobatan


Setelah sekian lama menjadi penganiaya orang Kristen, kini Paulus menjadi orang yang menobatkan orang dari dosanya. Paulus menobatkan orang lain melalui pengajaran yang ia sampaikan kepada banyak orang. Sehingga baptisan menjadi faktor yang mencolok pada tanda dari pertobatan banyak orang. Bagi Paulus bukti orang yang telah bertobat adalah baptisan, meskipun orang diselamatkan bukan karena dibaptis, tetapi ia menekankan bahwa baptisan adalah tanda orang yang telah diselamatkan oleh Kristus.

Mempersiapkan Seseorang untuk Memberitakan Injil


Rasul Paulus melalui misinya yaitu baptisan, ia sangat bergairah pada pemberitaan Injil ke semua orang (Rm. 1:1). Paulus juga memahami tugasnya sebagai rasul yang telah dipilih oleh Allah yaitu sebagai pembawa injil. Paulus dalam misinya melalui baptisan, ia telah melatih beberapa orang untuk menjadi misionaris seperti dirinya. Paulus menggunakan beberapa panggilan khusus untuk rekan sekerjanya, yaitu saudara, pelayan, hamba, teman atau partner dan sebagainya. Rekan sekerja yang sering ia sebutkan antara lain: Barnabas, Timotius, Lukas dari Antiokhia (Siria), Akwila dan Priskila dari Roma, Silwanus, Titus, Tikhikus, Apolos dan sebagainya.[10]

Implikasi Baptisan Pada Keselamatan


Dalam Perjanjian Baru, konsep keselamatan dikenal dengan kata yasa yang artinya lebar, luas, bebas dari sesuatu yang mengikat. Dalam konteks yang rohani, maka yasa diartikan sebagai keselamatan dari kematian kekal oleh dosa.[11] Sedangkan dalam Perjanjian Baru, konsep keselamatan dikenal dengan kata dasar soterio dari kata dasar sozo yang artinya menyehatkan, menyembuhkan, menyelamatkan. Dalam konteks yang rohani, ini berarti menyelamatkan manusia dari kematian akibat dosa.[12] Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru melihat keselamatan merupakan sebuah anugerah yang cuma-cuma. Anugerah keselamatan tersebut hanyalah berasal dari Yesus Kristus sendiri. Keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus adalah inisiatif Allah terhadap manusia dalam bentuk pengorbanan Kristus di salib.

Baptisan Sebagai Sarana Memperoleh Janji Allah


Jika membahas tentang keselamatan pasti kita akan langsung berpikir kepada seseorang yang telah dibaptis. Hal ini terjadi karena orang yang telah selamat dan hidup di dalam anugerah Tuhan pasti telah dibaptis. Keselamatan memiliki hubungan yang erat dengan baptisan, ini akan menjadi jelas jika kita melihat dalam Alkitab. Hubungan yang kuat terdapat pada penerimaan janji Allah.

Baptisan merupakan sebuah sarana pengampunan dosa, penerimaan Roh Kudus dan untuk menerima keselamatan. Sebab janji itu adalah milik mereka yang meresponi berita Injil dengan bertobat dan memberi diri dibaptis (Kis. 2:37-41). Dalam Kisah Para Rasu 16:30-33, kepala penjara bertanya tentang keselamatan “tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Paulus dan Silas menjawab kepala penjara tersebut dengan jawaban bahwa ia dan seisis rumahnya akan diselamatakan ketika mereka percaya kepada Yesus Kristus. Tidak lama kemudian kepala penjara dan seluruh keluarganya pun memberikan diri untuk dibaptis. Paulus dan Silas memahami bahwa orang yang telah bertobat dibuktikan dengan tanda deklaratif yaitu melalui baptisan air.[13]


Baptisan Air sebagai Deklarasi Seseorang Menjadi Milik Kristus


Dalam Roma 6:3-4, Paulus telah menyatakan bahwa baptisan merupakan sebuah simbol dari dari kematian seseorang terhadap dosa-dosanya dan sebagai simbol kebangkitan dalam kehidupan yang baru. Frederik berpendapat bahwa manusia yang dipersatukan dengan Kristus akan mengalami transformasi kehidupan, bukan saja pengampunan dari dosanya tetapi juga kehidupan yang baru.[14]

Kesatuan dengan Kristus ini tidak bisa begitu saja diartikan secara lahiriah, tetapi dimaknai secara rohani. Ini berarti pada saat seseorang masuk ke dalam air atau ditenggelamkan maka hal tersebut dimaknai sebagai kematian dan penguburan bersama dengan Kristus. Ketika seseorang tersebut keluar dari air diartikan sebagai seorang pribadi yang telah bangkit dan hidup kembali bersama dengan Kristus. Dalam hal ini, pribadi yang keluar dari dalam air merupakan pribadi yang mengenakan hidup baru (Gal. 3:27).[15]




Kesimpulan


Baptisan ialah tindakan iman lahiriah seseorang yang menghasilkan sebab dan juga akibat pada keselamatan. Baptisan merupakan sebuah simbol yang harus dialami oleh semua orang yang telah hidup benar di hadapan Allah. Dengan dilakukannya baptisan, seseorang telah dinyatakan sebagai milik Kristus. Dicelupkan berarti penyucian, pembasuhan dan pembenaran. Keluar dari dalam air berarti bangkit dan hidup kembali bersama dengan Kristus dalam hidup dan tubuh yang baru. Baptisan memberikan batasan bahwa seseorang tersebut telah terpisah dari dosa-dosanya dan ia dikhususkan kembali untuk melakukan pekerjaan Allah.

DISIPLIN BERPUASA DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN


sumber foto:internet

DISIPLIN BERPUASA DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN

Oleh: Juniati Yusuf

Pendahuluan

    Kegiatan puasa tentunya tidak asing bagi masyarakat pada masa kini. Bahkan agama-agama yang tersebar di Dunia banyak yang menerapkan kegiatan puasa dalam ajaran agamanya. Begitu juga kekristenan, Gereja-gereja banyak menetapkan dan melakukan puasa dalam ajarannya. Dimana kegiatan puasa dilakukan oleh para pelayan Tuhan dan jemaat dalam Gereja tersebut.

    Sekalipun puasa diyakini sebagai salah satu ajaran dalam kekristenan. Namun tidak sedikit orang juga yang melupakan dan mengabaikan pentingnya berpuasa. Dimana sebagian orang memiliki pandangan dan pemahaman puasa sebagai suatu kewajiban dengan melakukan disiplin. Disisi lain, beberapa orang juga masih kebingungan dan tidak tahu dengan memberikan pertanyaan yaitu: mengapa harus berpuasa? bagaimana sebenarnya puasa menurut agama Kristen? serta untuk apa berpuasa dilakukan?. Pertanyaan ini muncul dari pemikiran orang Kristen yang belum memahami puasa. Pada akhirnya, kebanyakan orang Kristen bahwa puasa hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tidak makan dan tidak minum, menahan diri dan menahan hawa nafsu. Pemahaman orang Kristen melakukan puasa hanya sebagian kecil orang saja atau orang kristen yang sama sekali tidak ingin berpuasa.

    Kegiatan Puasa menerapkan suatu pengajaran yang wajib dilakukan. Dalam hal ini, puasa berhubungan dengan kegiatan yang melibatkan disiplin. Dengan kata lain, kegiatan ini disebut Disiplin Berpuasa. Oleh karena itu, penulis dalam paper ini akan menjelaskan makna puasa, bagaimana pandangan Alkitab mengenai puasa di dalam kekristenan. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan tujuan berpuasa serta relevansinya bagi orang Kristen pada masa kini. Sehingga setiap orang Kristen dapat memahami dan melakukan disiplin berpuasa.Definisi Puasa

    Secara umum, makna berpuasa merupakan suatu kegiatan tidak makan dan tidak minum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpuasa diambil dari kata dasar “Puasa” adalah menghindari makan, minum, dsb, dengan sengaja (terutama bertalian dengan Agama). Puasa merupakan suatu ajaran yang ditetapkan berdasarkan agama-agama di Dunia. Orang-orang di luar keristenan memahami puasa dengan pandangan atau pemahaman yang berbeda. Pemahaman para penganut okultisme menngenai puasa ialah “Puasa bagi mereka merupakan cara penyiksaan diri dengan tidak makan dan tidak minum sehingga kuasa dan kekuatan gaib serta berhasil menciptakan atau membentuk benda-benda sakral dan mengandung kekuatan gaib (magis).”

    Puasa dalam ajaran Kristen tidak hanya sebatas kegiatan tidak makan dan tidak minum atau hanya sebuah kegiatan menahan diri dari segala hal-hal lain. Melainkan kegiatan puasa yang lebih berpusat kepada Allah. Dalam bahasa Ibrani, kata “Puasa” diterjemahkan dengan kata ‘Tsum’ dan ‘Inna Nafsyo’ yang diartikan secara harafiah sebagai seseorang dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Sedangkan dalam bahasa Yunani, kata ‘Puasa’ diterjemahkan dengan kata ‘Nesteou’ yang berarti tanpa makanan atau lapar. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpuasa merupakan kegiatan tidak makan dan tidak minum dengan bertujuan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Jenis-jenis Puasa

Menurut Perjanjian Lama

    Kegiatan disiplin puasa telah dilakukan para tokoh Alkitab dalam perjalanan sejarah perjanjian lama. Alkitab Perjanjian Lama mencatat kegiatan orang Israel (Ibrani) berpuasa pada Hari Pendamaian. Orang Israel melakukan hal tersebut pada saat puasa, biasanya disertai dengan doa. Kegiatan ini dilakukan ketika orang-orang Israel masa-masa sulit yang dialami pada saat itu, seperti dilanda peperangan, kekeringan, kelaparan. Selain itu, ada beberapa tokoh Perjanjian Lama yang berpuasa. Masing-masing tokoh-tokoh melakukannya dengan cara, tujuan dan jenis puasanya yang berbeda. Diantaranya, tokoh Musa yang tidak makan dan tidak minum sama sekali selama 40 hari 40 malam ketika menghadap Allah di Gunung Sinai. Selanjutnya, Nehemia berdoa dan berpuasa untuk Yerusalem (Neh 1:4). Kemudian, Yoel yang menyuruh umat untuk bertobat dan berpuasa (Yl. 2:12). Sehingga dapat dilihat bahwa para tokoh Alkitab Perjanjian Lama melakukan puasa untuk meminta belas kasihan Allah ketika mengalami masa-masa sulit tersebut.

Menurut Perjanjian Baru

    Yesus memberikan teladan dalam hal berpuasa yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus mengadakan puasa selama 40 hari 40 malam. Selain itu, Matius 6: 16-18, Yesus memberikan pengajaran mengenai puasa di atas Bukit. Yesus menjelaskan pengajaran-Nya dan mengharapkan murid-murid-Nya untuk berpuasa. Yesus tidak memberikan panduan spesifik kepada murid-murid-Nya mengenai cara-cara atau bagaimana berpuasa yang benar. Namun Yesus mengajarkan puasa yang berbeda dari pada puasa orang-orang Farisi.

Selain itu, berpuasa juga dilakukan oleh para rasul. Rasul Paulus juga pernah mempraktekkan disiplin berpuasa secara teratur. II Korintus 11:27, Paulus menyinggung bahwa puasa harus bersamaan dengan jerih payah dan bekerja berat, berjaga-jaga, kelaparan dan kehausan. Doa dan puasa juga merupakan penggerak penginjilan Paulus, rencana misi penginjilan. Paulus melakukan doa dan puasa bersama para pemimpin untuk menguatkan pergumulan dalam doa di Antiokhia. Dengan demikian kehidupan berpuasa merupakan sesuatu yang tidak asing pada zaman para rasul dalam kekristenan.

Dalam Sejarah

    Sejarah juga mencatat terdapat beberapa tokoh juga melakukan disiplin berpuasa. Diantaranya Jonatan Edwards yang berpuasa selama 22 jam sebelum menyampaikan khotbahnya yang terkenal pada tahun 1859. Kemudian, ada juga tokoh-tokoh lainnya juga menerapkan disiplin berpuasa diantaranya, Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, John Wesley, Jonathan Edwards, David Braineds, Charles Finney, dan Pendeta Hsi dari Cina. Sehingga tokoh-tokoh sejarawan juga dapat menerapkan disiplin berpuasa dalam kehidupannya.

Tujuan Berpuasa

    Disiplin berpuasa tentunya dilakukan dengan tujuan yang berbeda. Namun, harus disadari bahwa tujuan utama seseorang berpuasa adalah “mencari hadirat Tuhan, merendahkan diri dan memohon ampun serta pemulihan dari Tuhan.” Sehingga hal itu merupakan puasa yang benar yang selalu berpusat kepada Tuhan. Dengan kata lain, tujuan utama berpuasa adalah merendahkan diri bukan hanya karena menginginkan sesuatu dari Tuhan, melainkan berpusat pada Tuhan sendiri. Menurut Richard dalam bukunya mengatakan “kadang-kadang kita begitu menekankan berbagai berkat dan keuntungan dari berpuasa sehingga kita cenderung mempercayai bahwa dengan berpuasa sedikit saja dunia ini bahkan Allah akan menuruti kemauan kita.”
    Kemudian tujuan berpuasa adalah untuk memperlemah kekuatan daging seseorang. Kekuatan daging ialah mengendalikan keinginan-keinginan yang telah menjadi kelemahan diri seseorang. Selain itu, mengendalikan apa yang dimakan yang merujuk pada seseorang yang mengendalikan hidupnya demi maksud Allah. Seseorang dapat berusaha menahan lapar dan haus serta dapat mengetahui apa kehendak Allah di dalam hidupnya. Selain mengendalikan diri melalui makanan dan minuman, berpuasa mampu membantu seseorang memuncullkan emosi-emosi yang selama ini disembunyikan. Dengan berpuasa, seseorang seseorang dapat mengalami pemulihan dan transformasi dari emosi-emosi seseorang yang tersedia melalui Kristus.

Relevansi Puasa Masa Kini

    Sama halnya seperti dahulu, puasa pada masa kini merupakan hal yang sangat penting. Namun, yang menjadi permasalahannya akhir-akhir ini disiplin berpuasa seakan tidak lagi terlalu dihiraukan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut Richard J Foster dalam bukunya:
    “Hal berpuasa sudah mendapat nama buruk karena kebiasaan-kebiasaan yang berlebihan dari para pertapa pada Abad pertengahan. Dan juga propaganda yang sekarang ini terus menerus di sodorkan telah meyakinkan kita bahwa jika kita tidak makan sampai kenyang tiga kali sehari, dengan beberapa kali makanan ringan sebagai selingan, kita akan berada di ambang mati kelaparan.”
    Sehingga tidak bisa kita pungkiri secara pasti bahwa ada banyak sekali pemikiran-pemikiran yang berpendapat demikian. Pemikiran-pemikiran seperti inilah merupakan sebuah pemikiran yang salah dan harus diubahkan.
    Meskipun puasa dalam Alkitab tidak ada menyatakan kegiatan melakukan sesuatu hal yang wajib, namun puasa merupakan suatu disiplin yang mengharapkan agar seluruh umat Kristen dapat menerapkan puasa di dalam kehidupannya. Mengapa demikian? Karena berpuasa bisa menjadi salah satu pribadi melakukan cara untuk menguatkan secara rohani dan memberikan terobosan yang memungkinkan untuk terus menjalani kehidupan menuju kemenangan diri seseorang. Sehingga disiplin puasa tidak hanya diterapkan bagi orang-orang pilihan saja, melainkan orang-orang masa kristen masa kini dapat melakukan hal yang sama

Kesimpulan

    Berpuasa merupakan suatu kegiatan disiplin yang harus dilakukan orang percaya di dalam kehidupan kekristenan. Sebelum melakukan disiplin berpuasa, kita perlu menyadari apakah tujuan sebenar dari berpuasa itu. Pemaham yang benar mengenai disiplin berpuasa akan membantu orang percaya untuk membangun hubungan yang lebih erat di dalam Tuhan. Di dalam kekristenan, tidak ditetapkan secara khusus bagaimana harus berpuasa tidak seperti agama yang lainnya. Namun, yang terpenting adalah tujuan berpuasa itu sendiri haruslah timbul dari keinginan diri sendiri dengan berpusat kepada Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bromiley, Geoffrey W. Theological Dictionary of The New Testament. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1985.
Foster, Richard J. Tertib Rohani: Sudahkah anda Menapakinya?. Malang: Gandum Mas, 1996.
Kusuma, Surya. Okultisme: Antara Budaya vs Iman Kristen. Yogyakarta: ANDI, 2010.
Lee, Witness. Pelajaran-Hayat 2 Korintus. TK: Yasperin, 2020.
S, Markus. 546 Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Orang Kristen: Jawaban-jawaban Yang Akan Menguatkan. Yogyakarta: Andi, 2010.
Talan, Yesri. Pola Dasar Hidup Kristen; Kajian Teologis Terhadap Khotbah Yesus Di Bukit. Bengkulu: Permata Rafflesia, 2020.
Towns, Elmer L. Fasting For Spiritual Breakthrough: Mengalami Terobosan Rohani Lewat Berpuasa. Yogyakarta: ANDI, 2020.
Tuhumury, Petronella. Transformation Prayer Intercession Spiritual Warfere. Makassar: STT Jaffray, 2018.
Unarto, Erich. Seri Pelajaran Alkitab Praktis untuk Pribadi, Keluarga, dan Kelompok sel: Hidup Baru di dalam Kristus. Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2007.

Jurnal

Sumiwi, Asih Rachmani Endang. “Pola Manajemen Penginjilan Paulus Menurut Kitab Kisah Para Rasul 9-28.” Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, No. 2 (2020).

DISIPLIN BELAJAR DALAM PERSPEKTIF KRISTEN


DISIPLIN BELAJAR DALAM PERSPEKTIF KRISTEN

OLEH: CHRISTIANA LIM

    Saat ini disiplin belajar tidaklah dianggap sebagai salah satu yang terpenting dalam proses kehidupan, banyak orang tidak memperdulikan sehingga apa yang terjadi didalam hidupnya menyalahkan keadaan, padahal salah satu faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat berkembang ialah tidak adanya keinginan untuk belajar sehingga tidak menghasilkan perubahan. Yang menjadi kendala mengapa masyarakat yang ada di Indonesia sulit berkembang adalah disiplin belajar, tidak adanya kesadaran bahwa disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan proses kehidupan.

DISIPLIN BELAJAR DALAM PERSPEKTIF KRISTEN


    Disiplin belajar salah satu disiplin yang sangat penting, melalui belajar seseorang dapat mengalami perubahan dalam dirinya. Dengan adanya disiplin belajar dapat membuat pelajar mendapat perubahan yaitu dalam kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik menjadi baik, ada perubahan disaat melakukan disiplin belajar. Banyak orang tidak terlalu mementingkan disiplin dalam belajar, itulah yang mengakibatkan seseorang tidak dapat maju dan berkembang jika sudah seperti itu malah mengalahkan keadaan padahal yang membuat seseorang terkadang tidak berhasil karena tidak adanya disiplin dalam dirinya.

    Itulah yang menyebabkan seseorang tidak dapat mencapai apa yang diinginkan atau yang ingin di capai karena kebanyakan orang tidak mau belajar tetapi ingin berhasil, sikap seperti inilah yang salah dari masyarakat yang ada di Indonesia hanya ingin berhasil tanpa harus melawati proses-proses yang ada .


Pengertian Disiplin Belajar

a. Definisi Disiplin

    Disiplin berasal dari Bahasa latin discere yang artinya belajar. Kata discere selanjutnya berkembanglah kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan, kata disiplin sendiri bertalian erat dengan makna taat. Imron mengatakan , “Disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur, dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah:

1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya).

2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

3 Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu tindakan seseorang yang dilakukan secara terus menerus atau dengan kata lain taat.

b. Definisi Belajar

    Arti belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. “Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia”. Disiplin Belajar itu adalah perubahan seseorang secara total dan merupakan wahana utama yang membawa kita untuk memikirkan semuanya itu (Fil. 4:8). Dalam Filipi 4:9 mengatakan bahwa “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat dari padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu” menjelaskan bahwa kita sebagai umat Allah juga harus belajar. Paulus menulis,”aku telah belajar” mencukupkan diri dalam segala keadaan. Apa yang kita pelajari menentukan kebiasaan semacam apa yang terbentuk, itu sebabnya Paulus mendorong agar memusatkan pikiran pada hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, indah dan sedap didengar. Tugas pokok belajar adalah menyerap kenyataan dan suatu situasi tertentu, perjumpaan, buku dan sebagainya. Dari proses belajar inilah seseorang meneliti dan banyak mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui.

c.Disiplin dalam Perspektif iman Kristen

    Disiplin dalam perspektif iman Kristen kebenaran Alkitabiah pada siswa. Manusia memiliki Roh Kudus dalam hatinya untuk memimpin hidupnya dalam kebenaran Allah. Allah Bapa senantiasa mendisiplinkan manusia ciptaan-Nya baik secara individual maupun kelompok dengan tujuan agar mereka hormat dan taat kepada-Nya. Pada Alkitab Perjanjian Lama tertulis cara Tuhan mendisiplinkan umat-Nya sama seperti ayah mendisiplinkan anaknya. Pada Ulangan 8:5 “Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya”. Pada ayat ini dituliskan bahwa Allah mengajar kita karena Allah mengasihi manusia. Cara Tuhan mengasihi yaitu dengan memberi pengajaran, memberi teguran, menyatakan nasihat..

    Disiplin belajar juga berkaitan erat dengan Hamba Tuhan baik yang sedang menempu pendidikan maupun yang telah melayani. Para hamba Tuhan (mahasiswa) tidak boleh puas dengan pelajaran yang didapat, ia tetap harus belajar menerapkan dan mengembangkannya dalam pelayanan nyata. Oleh sebab itu disiplin dalam belajar sangatlah penting dalam perspektif Iman kristen. Homrighausen dan Enklaar mengemukakan bahwa “sudah seharusnya tugas pendeta adalah sebagai pengajar jemaatnya”. Dapat dilihat bahwa jemaat juga perlu belajar sehingga dapat memahami Firman.

Langkah-langkah dalam Belajar

    Belajar memerlukan pengulangan, pengulangan ialah secara teratur menyalurkan pikiran ke arah yang tertentu, dan dengan demikian menanamkan kebiasaan berpikir. Pengulangan sangat diperlukan sebagai contoh dalam membaca Alkitab atau menyusun khotbah tentunya membutuhkan pengulangan agar dapat memahami bacaan tersebut.

Yang kedua belajar memerlukan konsentrasi. Konsentrasi merupakan tindakan kedua di dalam belajar, jika belajar hanya dilakukan berulang-ulang tanpa adanya konsentrasi maka pikiran akan melayang kemana-mana sehingga apa yang dipelajari tidak di mengerti.

Berikutnya adalah Pemahaman yang artinya adalah memperjelas makna dari apa yang telah di pelajari dan yang terakhir Pemikiran. Pemikiran adalah ketika seseorang telah menerapkan ketiga tindakan diatas maka dengan tindakan keempat seseorang dapat melihat perkara-perkara dari sudut pandang Allah. Dari keempat tindakan dalam belajar tersebut dapat dilihat bahwa dalam hal belajar menuntut kerendahan hati. Seseorang tidak akan belajar sebelum bersedia untuk tunduk kepada pokok persoalan yang sedang dipelajari.

Manfaat Belajar

    Roma12:2 mengatakan “ Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” dapat disimpulkan ketika belajar maka akan mengetahui apa yang baik dan tidak baik sehingga dapat melakukan kehendak Allah. Dalam Yohanes 8:32 mengatakan “ dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” . adanya perubahan dalam tingkah laku sehingga dapat mengganti kebiasaan-kebiasaan berpikir yang lama atau merusak dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang memberi hidup yang baru. Disiplin belajar memberikan manfaat dapat mendisiplinkan diri sehingga hidup menjadi teratur dan mengerjakan tugas tepat pada waktunya sehingga tidak akan mengalami kesulitan apabila menghadapi pelajaran atau tantangan-tantangan, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan. Seperti dikatakan dalam Alkitab 2 Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Dapat disimpulkan bahkan manfaat disiplin belajar dapat memberikan perubahan dalam diri seseorang agar dapat memperbaiki sikap-sikap yang tidak baik agar hidup lebih berkenan di hadapan Tuhan.

Tujuan Disiplin Belajar

    Tujuan berbagai Disiplin Rohani itu adalah perubahan seseorang secara total, maksudnya ialah mengganti kebiasaan-kebiasaan berpikir yang lama lagi merusak dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang memberi hidup. Tujuan ini paling jelas terlihat dalam disiplin belajar. Gaya hidup yang didasarkan pada Alkitabiah, menjadi pengikut Kristus mempengaruhi keseluruhan kehidupannya Artinya ketika adanya pertobatan yang terjadi merupakan awal dari belajar. Ketika seseorang telah berubah dari kehidupan yang buruk dan menjadi hidup yang baik dan melakukan kebenaran itulah salah satu tujuan dari belajar salah satu contohnya menghasilkan pertobatan.

Resensi Buku

 RESENSI BUKU

oleh: Charisma

Judul :The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded

Penulis : Paul Enns

Prakata : J. Dwight Pentecost

Penerbit : Literatur SAAT

Tahun Terbit : 2014 (edisi revisi)

Kota Penerbit : Malang

Jumlah Halaman :472 hlm

ISBN : 979-3080-05-1


Perkenalan/Latar Belakang


Buku dengan judul The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded yang ditulis oleh Paul Enns.  Paul Enns adalah pendeta di Biblical Training Ana Leadership Development, Idlewild Baptist Church, Tampa Florida yang juga melayni sebagai pimpinan Tampa Extension South Eastern Baptist Theological Seminary dan juga mengajar di Northwestern College, Minneapolis.Buku ini telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan telah dicetak sebanyak 7 (tujuh) kali sejak diterjemahkan yaitu tahun 2003, 2004, 2006, 2008, 2010, 2013, dan 2014.  Berdasarkan hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa buku ini diminati dan dibeli oleh banyak orang. Dalam buku ini Paul Enns menggabungkan berbagai macam metode teologi untuk memaparkan semua pandangannya.  Buku ini bertujuan untuk menjawab dengan sederhana atas pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai teologi.  

Buku ini terdiri dari 2 Bagian yakni Bagian 1 (pertama) membahas mengenai Teologi Biblika dan bagian 2 (kedua) membahas mengenai teologi Sistematika. Dalam bagian pertama membahas 16 sub judul yaitu, Pendahuluan teologi Biblika, pendahuluan Teologi PL, Teologi Era Edenik, Teologi Era Nuh, Teologi Era Patriak, Teologi Era Musa, Teologi Era Monarki, Teologi Era Para Nabi, Pendahuluan Teologi Perjanjian Baru, Teologi Sinoptik, Teologi Kisah Para Rasul, Teologi Yakobus, Teologi Paulus, Teologi Ibrani, Teologi Petrus dan Yudas, dan Teologi Yohanes.  Sementara dalam bagian Kedua pembahasan mengenai Teologi Sistematika membahas mengenai 10 sub judul yaitu: Pendahuluan Teologi Sistematika, Bibliologi: Doktrin Alkitab, Teologi Proper: Doktrin Allah, Kristologi: Doktrin Kristus, Pneumatologi: Doktrin Roh Kudus, Angelology: Doktrin Malaikat, Antropologi dan Hamartiologi: Doktrin manusia dan Dosa, Soteriologi: Doktrin Keselamatan, Eklesiologi: Doktrin Gereja, Dan Eskatologi: Doktrin Akhir Zaman


Ringkasan Buku

Ringkasan buku ini sudah ada di Laporan Baca.


Keistimewaan


Buku The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded yang ditulis oleh Paul Enns ditulis dengan sistematis dan mencakup 2 bagian penting dalam teologi yaitu teologi Biblika dan teologi Sistematika.  Secara isi buku ini memberikan jawaban-jawaban yang mendasar secara sederhana mengenai teologi-teologi yang saat ini sedang berkembang.  Hal itu menjadikan buku ini memiliki isi yang komprehensif atau lebih lengkap dengan lima dimensi teologi yaitu: alkitabiah, sistematis, historis, dogmatis dan kontemporer atau kekinian.  Hal ini menjadi salah satu keistimewaan dari buku ini karena pada umumnya buku-buku lainnya hanya membahas satu bagian dari dimensi teologi saja secara detail.  Hal berikutnya yang menjadi keistimewaan dari buku ini adalah penyajiannya yang mudah dipahami dengan penyajian-penyajian table-tabel dan juga daftar table yang lengkap.  Hal ini sangat memudahkan pembaca untuk melihat secara lengkap mengenai topik yang disampaikan oleh penulis.  Penulis Paul Enns dalam hal ini dapat melihat apa yang menjadi perhatian pembaca dan apa yang diharapkan pembacanya.  Keistimewaan lainnya adalah ringkasan yang ada disetiap akhir dari setiap sub judul yang dibahas.  Hal ini seperti kesimpulan-kesimpulan kecil akan apa yang dibahas dalam setiap sub babnya.  Dengan adanya ringkasan-ringkasan ini memudahkan pembaca untuk mengerti dan menyimpulkan apa yang menjadi topik penting dalam setiap bab dalam buku ini.  Keistemewaan berikutnya adalah anjuran yang diberikan oleh penulis untuk studi lebih lanjut mengenai setiap topik yang dibahas. Dalam anjuran studi lanjut ini penulis dalam buku ini memberikan topik dan sekaligus sumber-sumber yang perlu  dilakukan studi lanjut.  Hal seperti ini tidaklah biasa dalam buku buku pada umumnya.  Oleh karena itulah hal ini menjadi istimewa.  Anjuran ini tentunya dapat menolong pembaca untuk dengan mudah melihat hal-hal yang perlu lagi dipelajari lebih mendalam. 

Kekurangan


Sebuah pepatah mengatakan bahwa “taka da gading yang tak retak” yang memberikan gambaran bahwa apa yang menjadi karya/perbuatan manusia tidak ada yang lepas dari kekurangan.  Demikian juga halnya dengan buku ini sekalipun memiliki begitu banyak keistimewaan tetapi tetap juga mempunyai kekurangan.  Sedikit kekurangan yang dapat dipaparkan adalah buku menyajikan setiap materinya dengan singkat untuk memafarkan hamper semua disiplin ilmu dalam teologi Biblika maupun Sistematika sehingga pembaca membutuhkan buku-buku lainnya untuk melengkapi bacaannya.  Oleh karena itulah apa yang dituliskan dalam buku ini adalah hal-hal yang mendasar saja tidak dibahas secara mendalam.  Sehingga pembaca dituntut untuk membaca buku-buku lainnya. 


Rekomendasi


Setelah membaca buku ini, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswa teologi baik program Teologi maupun Program PAK.  Selain itu para dosen juga baik untuk membaca dan memiliki buku ini untuk menambah perbendaharaan buku dan sumber2 dalam belajar maupun mengajar.  Saya juga merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dimiliki oleh mereka yang melayani di gereja seperti para hamba Tuhan atau gembala-gembala, guru-guru sekolah minggu dan bahkan jemaat yang juga terlibat melayani perlu juga membaca buku ini untuk mengenal dan mengetahu paling tidak apa yang menjadi dasar-dasar teologi baik dari segi biblika maupun sistematika. 

Kesaksian Panggilan: ALLAH YANG MENYERTAI




Kesaksian Panggilan: ALLAH YANG MENYERTAI

Oleh: Gusmernia Zai

    Di umur saya 1 tahun ayah saya meninggal dan kami 6 bersaudara, semenjak ayah saya meninggal semua mata pencaharian atau kebun kami direbut oleh saudara ayah saya,sehingga kami selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari kebutuhan kehidupan kami.setelah saudara saya mulai sekolah kami bersaudara terpisah-pisah .ada yang tinggal dengan orang paman ada juga yang tinggal dikeluarga saudara Ayah.
Ibu saya yang tinggal di kebun yang tidak ada tetangga sama sekali selain kami, untuk bekerja di sawah. Sebelum saya sekolah saya selalu bersama-sama dengan orang tua.Sejak aku mulai masuk sekolah kelas 1 SD aku tinggal bersama-sama dengan orang kakak saya di rumah kosong milik paman saya. Aku merasakan sekali bagaimana rasa tidak punya Ayah , yang sering tidak sarapan ketika berangkat sekolah dan siang nya yang tidak menentukkan jam makannya kadang itu sore baru makan .itu terjadi karena tidak ada beras dan hasil kerja mama saya masih kurang untuk mencukupkan kebutuhan kami semua. Kadang saya ditinggalkan di rumah yang kosong sendirian dan gelap tidak ada lampu, tidur kadang tidak makan,kakak saya pada pergi bantu mama saya kerja dan tidak pulang.tiap malam saya menangis sambil bertanya-tanya kapan saya berkumpul dengan keluarga saya dan merasakan bagaimana hidup bersama keluarga.
Dan ketika saya kelas 2 SD saya selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari tempat dekat sekolah. Tinggal di rumah orang itu tidak ada senangnya semua yang tidak bisa dan tidak mampu saya kerjakan harus dikerjakan dan ketika saya sakit mereka tidak mengurus saya mereka hanya tahu pekerjaan sudah dikerjakan.saya merasa saya kurang kasih sayang dari orang tua.ketika saya semakin besar saya tinggal kembali bersama mama. Dari kelas 4 sampai saya tamat SMK.
    Kakak saya yang bersekolah cuman sampai di pendidikan SMP, karena mereka membantu mama bekerja sebab mama saya sering sakit karena orang-orang yang membenci kami mencari cara untuk mencelakakan orang tua saya agar kami anak-anaknya benar-benar menjadi anak yatim piatu.  Sehingga selama saya sekolah saya sangat takut berhenti sekolah karena orang-orang disekeliling saya sering berkata bahwa saya hanya sampai sekolah SMP tidak bisa masuk SMK karena biaya SMK sangat banyak diperlukan sama seperti kakak saya. Hati saya sangat sakit mendengar penghinaan mereka namun saya berkata dalam hati saya, aku hidup bukan karena mereka dan masa depan saya itu bukan mereka yang tentukkan.aku punya Tuhan yang sangggup membiayai hidupku.Tuhan menyertai saya. Setelah saya tamat dari SMP dan mendaftar di SMK saya berdoa , Tuhan Engkau Alfa dan Omega, Engkau yang mendaftarkan saya di SMK ini dan Engkaulah Yang meluluskan saya dari SMK ini,apapun kebutuhan yang saya perlukan Tuhan yang menjadi sumbernya.
Pernyertaan Tuhan dalam hidup saya semakin kurasakan. Suatu ketika saya mengalami kesulitan ketika tidak melunasi uang komite sekolah selama 3 bulan dan ujian mendekat sehingga dipaksa untuk melunasi sangkutan dan yang tidak akan melunasitidak bisa mengikuti ujian. Dalam hati saya apakah ini titik akhir saya sekolah? Karena saya tanya sama mama saya, tidak punya uang dan tunggu beberapa minggu baru ada karena situasi cuaca yang tidak mendukung karena penghasilan kami hanya dari bersumber dari alam.namun beberapa orang saya minta tolong dan juga sama saudara ayah saya semuanya tidak ada. ketika saya tidak bisa apa-apa lagi, salah seorang yang tiba-tiba meminjamkan uang nya kepada saya tetapi dia hanya punya uang secukupnya yang saya butuhkan. Akhirnya saya bisa saya melunasi sangkutan saya disekolah.
    Tapi bukan hanya saat itu, ketika saya Magang Dilapangan selama 3 bulan aku sangat sangat butuh biaya karena beberapa kakak kelas yang berhenti sekolah karena tidak mampu biaya ketika praktek. Sehingga saya khawatir lagi karena banyak yang berhenti Namun aku teringat dengan doa saya ketika awal saya mendaftar bahwa Tuhan akan mencukupkan biaya apapun yang saya butuhkan,dan juga ketika saya tidak melunasi uang komite Tuhan menyediakan.sehingga ketika saya praktek aku tinggal dirumah saudara dari ayah saya tapi semua keperluan saya makan dan lain-lain saya yang tanggung, sampai-sampai saya berpikir dari mana saya dapat uang untuk biaya dibulan depan,sebab saya hanya punya uang 60 rb ketika pergi dan saya tidak mengharapkan dari orang Tua saya karena perekonomian kami rendah. Namun penyertaan Tuhan tak pernah meniggalkan saya, Tuhan selalu punya cara untuk menolong saya dengan mengirimkan orang-orang untuk menolong saya dimana saya dibiayai oleh beberapa pegawai di kantor tempat saya magang sehingga keperluanku tercukupkan sehingga selama saya praktek saya tidak minta uang dari orang Tua.

    Selama saya sekolah saya membantu pelayanan di gereja. Saya berinisiatif sendiri mulai dari pembersih Gereja, sampai saya dijadwalkan sebagai WL di kaum muda maupun di ibadah umum dan juga sekolah Minggu . satu hal yang menjadi pergumulanku adalah ketika mulai pimpin pujian, saya demam panggung dan tidak biasa pimpin pujian namun Tuhan selalu mengajariku dan memberikan aku keberanian untuk melayani didepan jemaat. dan selama juga saya membantu pelayanan sekolah minggu, beberapa dari teman pelayan yang dijadwalkan sebagai musik di sekolah minggu kadang tidak hadir dan juga sering terlambat. Namun hati saya pengen tahu bagaimana main musik minimal saya bisa iringi lagu rohani untuk lagu-lagu sekolah minggu agar ibadah sekolah minggu tidak kaku atau biar suasana ibadah itu ada semangat bagi anak-anak untuk memuji Tuhan.

    Dengan berjalannya waktu, saya belajar main gitar sambil berdoa agar Tuhan memberi daya tangkap yang cepat. Puji Tuhan akhirnya saya tahu dan karena aku adalah orang yang pengen tahu untuk lebih lagi bagaimana bermain musik di gereja saya belajar lagi musik piano. Karena,saya hanya ingin agar ibadah kami di gereja tidak kewalahan hanya gara-gara satu orang yang tidak hadir dari salah satu pelayan. Dan akhirnya saya dijadwal kan main musik diibadah umum.walaupu itu cuman dasarnya yang saya tahu namun saya senang sebab itu pemberian Tuhan yang tak pernah saya pikirkan bisa main gitar maupun piano. Ketika saya terlibat dalam pelayanan suatu kebanggaan bagi saya dan karena dengan penyertaan Tuhan yang memampukan saya melayani, saya melakukan itu hanya untuk Tuhan. Selama saya melayani di gereja saya di benci sama jemaat yang duluan menjadi jemaat di gereja GSJA karena kami dulu bergereja di gereja BNKP, karena saya aktif dipelayan dan juga dipercayakan digereja itu mereka tidak berterima.namun gembala saya mengatakan “jangan pikirkan apa perkataan orang ,lakukan setiap pelayanan yang ada dengan tekun dan juga lakukan itu untuk Tuhan bukan untuk manusia mereka cuman ingin kamu gagal.

Menerima Panggilan Untuk Melayani

Sebelum saya melayani di gereja, cita-citaku ingin menjadi Guru di sekolah, karena ketika mengajar di sekolah pasti dapat Gaji tiap bulan dan kelihatan beribawah. Namun ketika saya terlibat dalam pelayanan dan mulai tahu bahwa penyertaan Tuhan dalam hidup saya sangat luar biasa maka saya ingin melayani Tuhan biar pun secara penilaian manusia kecil namun saya ingin melakukan sesuatu hal hanya untuk Tuhan.
    Ketika saya mendengar khotbah , mengatakan pergunakanlah masa Muda mu untuk melayani Tuhan dan berikanlah yang terbaik sebisa kamu lakukan pada masa mudamu ketika di hari tua mu kamu nanti telah menjadi berkat dan carilah perkenanan Tuhan. Firman Tuhan yang mengingatkan saya di kitabYesaya 23:8 Lalu AKU mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk AKU?" Maka sahutku: "Ini AKU, UTUSLAH AKU!" firman ini mengajari saya untuk merenspon panggilan Tuhan, saya berpikir bahwa aku lahir didunia ini bukan karena iseng-iseng kedua orang Tua saya melainkan karena Tuhan punya rencana atas hidup saya dan juga pengorbanan dan kasih Nya yang saya terima saya tahu bahwa banyak kelemahan ku dan juga saya berada dikeluarga yang ekonominya rendah namun dengan setiap anugerah Tuhan yang semakin aku rasakan yang membuat aku menjadi percaya bahwa Tuhan sangat peduli dan tidak membiarkan aku .
    Namun dalam hati saya ada keraguan mungkin itu hanya kemaunan saya untuk menjadi pendeta dan juga orang sekeliing saya kalau mereka ketemu dengan saya selalu menyebut saya seorang pendeta dan juga para gembalaku di gereja. Dan saya merasa bahwa saya telah terikat dengan perkataan orang karena bahwa setiap apa yang saya lakukan itu mereka menilai dengan buruk dan melaraskan dengan karakter seorang pendeta.yang membuat saya terpukul yaitu Ketika saya pergi ke gereja, salah satu tetangga yang teriak pada saya, ‘rista percuma kamu melayani dan sering datang gereja, saya tahu dan percaya bahwa kamu itu tidak memiliki iman sedikit pun!. Percuma kamu datang gereja dan melayani, beda dengan saya. namun saya anggap itu cuman perkataan yang tidak penting. Namun di minggu berikutnya dia berkata demikian sampai tiga kali berturut-turut hari minggu dia berkata demikian. Saya hanya menjawab terserah kamu bagaimana menilai saya itu hak kamu.tetapi dalam hati saya menangis, Tuhan..saya tahu bahwa saya manusia yang tidak sempurna dan yang tak pernah lepas dari dosa, apa yang aku harus lakukan lagi?, jika saya tidak memiliki iman dalam hati saya, maka berilah aku iman untuk selalu percaya kepada-Mu dan Engkau tahu bahwa tanpa Engkau saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dilanjutkan lagidari salah satu kakak kelas saya di sekolah menyebut saya sebagai pendeta hitam dan berbagai penghinaan dari mereka yang membuat saya tidak berterima.
    Dalam hati saya, Tuhan aku cuman melayani di gereja, saya belum menjadi seorang pendeta , tetapi kenapa saya di panggil pendeta hitam dan berbagai panggilan lain?. Dari perkataan merekalah saya mulai berpikir mungkin saya tidak pantas pelayan kristus atau pendeta. Dan saya hanya ingin menjadi jemaat yang biasa saja serta tidak berharap lagi untuk menjadi pendeta, saya hanya ingin cuman membantu pelayan dalam gereja saja sudah cukup
    Namun terulang kembali panggilan saya atau ingin melanjut ketika saya bermimpi, bahwa Tuhan Yesus datang kedunia dan semua orang bersorak dan saya merasa bahwa tubuh saya terangkat bersamanya di surga tetapi tidak lama sudah kembali lagi dan mengirimkan saya ditempat anak-anak sekolah Minggu yang banyak untuk melayani anak-anak di gereja. Dan kedua kalinya lagi, saya mimpi lagi tentang kedatangan Tuhan. dunia ini gelap dan Tuhan berfirman jika engkau mencari dan mendapatkan sebuah terang atau cahaya dan menaroknya di kepala Yesus kristus kamu akan beroleh keselamatan yang kekal, dan ketika saya mendengar itu saya berlari dan mencari terang itu sambil berdoa dalam hati sebab banyak orang mencari terang itu sehingga sulit di cari tapi saya mendapatkannya dan saya memberikan nya kepada Tuhan Yesus. Saya berpikir walau pun itu hanya mimpi namun saya ambil makna dalam hidup saya,bahwa mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan itu butuh pengorbanan dan kesungguh-sungguhan.
    Setelah saya tamat dari sekolah, saya ingin melanjut sekolah dan ibu say mendukung asalkan saudara saya setuju karena yang membantu saya dalam segi keuangan adalah saudara saya bukan mama saya dan beberapa sekolah yang promosikan kepada saya untuk sekolah namun dari pihak keluarga(saudara ) tidak ada yang menyetujui,mereka ingin saya kerja cari uang dan kalau mau kuliah harus kuliah sambil kerja. dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka tidak setuju Dengan alasan mereka tahu bahwa saya akan menderita kalau tinggal diasrama dan jauh dari bantuan keluarga,serta tidak ada teman mama dirumah atau tidak ada yang membantu mama saya karena kakak saya sudah pada nikah dan abang saya juga pada merantau dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka akan lepas tangan dari setiap kebutuhan saya, mereka menawarkan aku untuk sekolah reguler aku tidak mau jugasebab aku hanya ingin dan lebih lagi bagaimana tinggal didalam Tuhan. sehingga saya terpaksa ngaggur 1 Tahun siapatahu mereka berubah pikir.
    Sambil membantu pelayanan di gereja dan di luar itu saya mengisi waktu belajar kursus menjahit “ sebab saya berpikir bahwa ketika saya menjadi pendeta saya bisa membagikan karya tangan saya kepada jemaat dan bisa juga cara saya untuk menjangkau jiwa.”tetapi itu cuman rencana saya, cara Tuhan kedepan saya tidak Tahu.
    Ketika detik terakhir hampir satu tahun saya mengingatkan mereka kembali namun keputusan mereka tetap, saya hanya berserah kepada Tuhan. Dan bapak gembala saya memberikan saya formulir untuk diisi sebab saya sudah janji bahwa satu tahun saya ngagur dan selanjutnya akan melanjut kuliah Teologi. ketika pengisian formulir untuk kuliah di STT IBC saya bertanya lagi sama saudara saya, puji Tuhan saudara saya setuju tetapi mama saya tidak setuju, dan dari situlah hati saya mulai hilang harapan karena orang yang mendukung saya di awal akhirnya tidak menginjikan saya sekolah lagi, saya berpikir mungkin itu cara Tuhan kepada saya. Saya hanyaberdoa dan berpikir ‘ Tuhan jika saya tidak sekolah Pendeta tidak apa-apa namun jangan sampai aku kendor dan kembali dengan dunia lama saya , dan menyalahkan Engkau tetapi bawa aku lebih lagi melayani engkau dan ijin kan aku merasakan hadirat mu. Dan saya belajar untuk tetap taat dan mengambil hati mereka akhirnya saya di izinkan melanjut dan tanggal 1 juli 2021 saya berangkat dari nias ke batam.

Pergumulan Jauh denga Keluarga

    Sebelum saya sampai di Batam, saudara saya sering berkata bahwa saya tidak bisa menjauh dari keluarga dan tidak bisa mandiri. Namun saya selalu berkata kepada mereka bahwa saya bisa tanpa orang Tua dan saudara disamping saya, saya bisa mandiri, kalau soal pekerjaan itu saya pasti bisa kerjakan sama yang kayak dulu ketika saya tinggal dirumah orang. dari kecil saya pisah dari orang tua masa ketika saya besar saya jadi cengen juga. Tetapi ketika tiba waktunya nyatanya berbeda walaupun saya terlihat kuat,tegar namun hati saya selama berangkat dan sepanjang perjalanan saya menangis sampai di Batam saya sangat merasakan kembali sedihnya jika menjauh dari keluarga dan tanpa ada saudara yang kita harapkan namun dengan firman Tuhan yang menguatkan saya mengenai hal bagaimana mengikutinya Lukas 18:2. “Aku berkata kepada mu,sesungguhnya setiap orang yang karena kerjaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya,orang tuanya atau anak-anaknya”. Dan saya belajar dari situ bahwa meskipun aku lepas dari zona nyaman yang saya anggap itu lebih berharga namun saya relakan dan saya mau dibentuk oleh orang lain hanya ingin belajar bagaimana menjadi orang yang yang diinginkan Tuhan.

    Ketika saya sampai di Batam , saya sempat takut karena situasi covid-19 masih belum menurun saya berpikir satu hari ini saya banyak bertemu orang-orang baru, jangan-jangan saya terinfeksi virus, karena ada salah satu teman kami yang belum sampai di Batam di perjalan telah terinfeksi virus.sehingga kami semua Mahasiswa tidak langsung ke Asrama, kami di karantina beberapa hari dan pujiTuhan kami sehat semua dan tidak ada yang sakit.di hari pertama kami di batam kami di paksa bangun pagi untuk doa. Kami semua pada ngantuk apalagi kami sepanjang hari diperjalanan terasa capek dan besoknya cepat-cepat bangun lagu. dan selama karantina juga, saya belajar bergaul dengan teman-teman baru dengan mencakapi serta mencandai mereka. Saya berpikir ketika saya melakukan ini, untuk bisa melupakan rasa rindu bersama-sama dengan keluarga.namun usaha saya itu tidak membantu saya malah selama saya di dapur 12 tiap malam menangis dan bukan cuman saya, ada juga teman saya sering ketawa, serta suka bercanda ternyata dia menangis karena kangen sama orang tua. Dan setelah kami di karantina, kami diantar diasrama dan di Asramalah kami dibentuk baik dari kedisiplinan dan juga di Asrama kami mulai kuliah .
    Dan saya sempat berpikir bahwa ketika saya nanti di Batam saya, kami hanya belajar bagaimana memahi Alkitab dan tidak ada ujian ataupun materi lain yang tidak menyangkut Alkitab.serta bertemu kakak Tingkat yang di penuh dengan Roh Kudus dan yang rajin menggali Alkitab serta kakak tingkat yang perhatian serta yang mengajari adek-adek nya untuk melayani dengan baik. Namun dari setiap apa yang saya pikirkan semuanya jauh berbeda. Ternyata belajar di STT IBC BATAM belajar tentang semua materi yang hampir mirip dengan sekolah sekuler, dan juga disertai dengan banyak hal yang menjadi tanggung jawab yang harus diselesaikan, seperti tugas-tugas tiap matakuliah yang ada.dan juga kakak tingkat yang saya pikirkan nyatanya setelah saya sampai dan gabung dengan mereka, mereka juga masih dalam proses pembentukkan baik dari segi karakter dan kerohanian.
    Dari semuanya itu saya memahami bahwa Tuhan punya cara untuk memanggil orang dalam menggenapi rencananya.dan kita sebagai umat pilihan Tuhan harus merespon panggilan Tuhan sebab melayani bukan suatu kesempatan tetapi sudah kewajiban bagi kita untuk umat Allah. dalam mengikuti panggilan Tuhan itu perlu banyak yang perlu ditinggalkan dan banyak proses yang dihadapi namun satu hal pertanyaannya mampukah kita setia sampai akhir ? proses Tuhan pasti memberi kemenagan dan keselamatan . ketika saya melangkah untuk panggilan saya , saya seakan-akan saya memulai hidup baru bersama-sama dengan orang yang tidak sekampung dengan saya. Belajar beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman-teman saya yang berbeda-beda karakter,sifat dan juga beda suku.

Demikian kesaksian saya, semoga memberkati. Tuhan Yesus memberkati.

Kesaksian Kristen: Mengikuti Panggilan Tuhan


Mengikuti Panggilan Tuhan

Ditulis oleh: Christiana Lim

Kehidupan sejak Kecil

    Saya adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, saya dibesarkan dengan baik oleh kedua orangtua saya, sejak kecil saya selalu mengikuti sekolah minggu hingga beranjak dewasa tetap dalam lingkup pelayanan sehingga membuat saya terlibat pelayanan dan itu sama sekali tidak membebani saya, saya merasa sangat senang melayani tidak tau kenapa hati saya merasa damai saja, tetapi ada satu hal yang saya takuti sejak kecil adalah menjadi seorang Pendeta atau Hamba Tuhan, saya sangat takut jika saya dewasa nanti saya akan menjadi hamba Tuhan. karena ada beberapa hamba Tuhan berkata kepada saya kamu besar akan menjadi seorang Hamba Tuhan / Pendeta, perkataan seperti itu membuat saya semakin takut hal itu akan terjadi.
    Sehingga setelah saya mulai beranjak dewasa perkataan-perkataan seperti itu terus muncul dalam diri saya, membuat saya takut, disisi lain hati saya nyaman dalam melayani seperti ada hati ke melayani, tetapi saya selalu berfikir bahwa menjadi hamba Tuhan bukanlah suatu cita-cita yang baik, hidup akan lebih sulit karena dari apa yang saya lihat begitu adanya. Konsep pikiran yang salah yang telah saya bangun sejak kecil sehingga membuat saya sangat takut jika itu benar terjadi dalam diri saya bahwa saya akan menjadi seorang hamba Tuhan. Saya bercita-cita ingin menjadi wanita karir disamping itu saya akan tetap membantu pelayanan melalui apa saya dapat berikan, itu yang menjadi ‘’Visi saya pada saat itu”.
    Seiring pelayanan dan berjalannya waktu saya mengikuti Youthcamp pada saat itu ada altarkool dan disitu saya sangat merasakan hadirat Tuhan, kemudian ada Hamba Tuhan berkata siapa yang ingin menjadi Hamba Tuhan angkat tangan dan akan didoakan disitu saya sangat sadar dan saya pastikan saya tidak akan angkat tangan kemudian hati saya tidak tahan akhirnya saya angkat tangan, kemudian setelah peristiwa itu terjadi terbayang-bayang selalu dalam pikiran saya, saya merasa saya telah berjanji kepada Tuhan. Dari situ ketakutan saya semakin bertambah bahwa saya merasa saya akan Sekolah Alkitab nantinya, tetapi disisi lain saya ada kedamaian tersendiri di hati saya, tetapi dalam diri saya ketakutan kedagingan yang membuat saya benar-benar takut jika nantinya saya akan menjadi seorang Hamba Tuhan.

Menunda Panggilan Tuhan

    Selama masa sekolah saya sering dijuluki ibu pendeta, saya tidak tau apa yang membuat mereka dapat mengatakan itu, padahal teman-teman saya beberapa ada yang berasal dari agama yang berbeda. Kejadian-kejadian seperti ini yang kembali terus mengingatkan saya akan hal itu. Tetapi saya tetap mengabaikan hal itu dan ingin terus melanjutkan cita-cita saya yang saya inginkan.
    Setelah saya tamat SMA saya sangat senang karena saya diterima di salah satu Universitas di Manado jalur SNMPTN, tetapi disamping rasa bahagia saya merasa ada yang berbeda dalam hati saya, ketika saya hendak mengambil keputusan untuk daftar ulang mengambil SNMPTN tersebut hati saya sangat tidak nyaman saya merasa sama sekali tidak ada damai sejahtera dan yang kedua adalah orangtua saya yang tiba-tiba tidak menyetujui saya untuk kuliah di manado karena dengan alasan terlalu jauh, saya sempat terdiam sejenak. Kenapa waktu sebelum saya mendaftar Snmptn,orangtua menyetujui tiba diterima orangtua saya tidak menyetujui. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak mengambil SNMPTN tersebut karena hati saya juga sangat tidak nyaman, akhirnya saya berdoa “Tuhan sebenarnya apa yang Engkau mau dalam hidupku kenapa seolah-olah semua yang saya inginkan tidak Engkau kehendaki”. Pada saat saya berdoa saya merasa seperti Tuhan bilang “Kamu bukan disitu nak , ikuti Panggilanmu” setelah saya berdoa saya sangat takut karena dari kecil saya memang sangat suka melayani tapi tidak untuk menjadi seorang Hamba Tuhan, pada saat itu saya sangat di lema. Karena saya takut kalau itu bukan panggilan hanya perasaan saya saja. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak terlalu memperdulikan panggilan tersebut, kemudian dengan keras hati saya mencoba daftar kuliah beberapa Universitas di Batam, Puji Tuhan saya diterima dan sama seperti awal tadi disaat saya mau memutuskan untuk masuk disitu juga hati saya benar-benar tidak ada damai sejahtera sama sekali, saya takut mau memaksakan kehendak saya akhirnya saya berhenti dan memutuskan pada tahun itu saya tidak kuliah dan hanya bekerja sambil memikirkan apa yang akan saya lakukan kedepannya.

RancanganMu yang terjadi

    Tepat sekali kita hanya bisa merancangkan segala sesuatu yang kita anggap baik tapi Tuhan lebih punya rancangan terbaik bagi anak-Nya
    Selama setahun saya bekerja sebagai guru anak anak (paud) di salah satu sekolah di Bintan, saya sangat senang dengan anak-anak sehingga tanpa saya sadari seiring berjalannya waktu saya melupakan panggilan tersebut saya tidak lagi mau memikirkan nya. Pada saat bulan februari 2021 saya membuat rencana untuk saya kuliah menjadi seorang guru, seketika saya teringat oleh panggilan tersebut membuat saya dilema lagi saya sangat bingung ditambah lagi hati saya sangat-sangat tidak ada damai sejahtera, akhirnya setelah beberapa bulan saya bergumul lagi selama itu saya seperti benar-benar tidak tau tujuan hidup saya sebenarnya untuk apa, hampir setiap malam saya menangis dan berdoa kepada Tuhan :”Tuhan tolong beritahu sebenarnya apa yang Engkau mau dalam hidupku, apa benar ini adalah panggilan Tuhan, jika benar Tuhan tolong kasih tanda supaya aku dapat benar-benar percaya bahwa itu adalah panggilan-Mu dan aku akan ikuti rencana-Mu”. Setelah itu saya mendapat mimpi yang menurut saya itu adalah tanda yang Tuhan kasih dalam mimpi itu “Saya harus memilih antara sekolah sekuler dan sekolah Alkitab disitu saya memilih sekolah sekuler yang akhirnya membuat saya kecewa saya tidak diterima disekolah tersebut, setelah itu ada seseorang yang datang kepada saya dia berkata, Jangan Keraskan Hatimu, ikutilah Panggilanmu”. Dari mimpi tersebut dan hal-hal yang sudah saya alami membuat saya tidak ragu lagi untuk jalan mengikuti panggilan Tuhan. Dari mimpi tersebut saya mulai percaya akan panggilan itu tetapi saya tetap keraskan hati sampai akhirnya tiba di hari minggu selesai ibadah om (paman) saya memanggil saya dan sepupu saya untuk ditanyai apa tujuan kedepan kami, akhirnya giliran saya ditanya , saya menjawab saya mau menjadi guru dan rencana kuliah, setelah itu sudah mau pulang saya di panggil untuk makan di pastori Gereja makan bersama-sama dan akhirnya om saya tiba-tiba bilang seperti ini “Baguslah kalau kamu mau jadi guru, tapi kalau saya lihat kamu itu ada jiwa-jiwa melayani” disitu saya seperti ditegur kembali dan saya kembali mengingat sudah ada beberapa bahkan ada hamba Tuhan yang pernah berkata seperti itu bahkan teman-teman saya, saya hanya menganggap itu hanya candaan mereka saja. Tetapi melalui perkataan om saya tersebut membuat saya akhirnya benar-benar sadar akan panggilan tersebut dan akhirnya saya memutuskan untuk menetapkan hati saya mengikuti panggilan Tuhan. Karena melalui semua peristiwa-peristiwa yang saya alami saya sangat takut untuk mengeraskan hati lagi saya tidak ingin lari dari panggilan lagi karena menurut saya sudah banyak Tuhan berbicara tetapi hati saya tetap tidak mau, dan Puji Tuhan saya dengan senang saya menerima Panggilan tersebut.

Tantangan yang dihadapi dalam mengikuti Panggilan

    Saya termasuk anak yang dikit-dikit harus ada mama, saya tidak bisa sendirian karena saya adalah orang yang penakut dengan orang lain, disaat saya mau memutuskan untuk sekolah Alkitab, saya harus berusaha mencari sekolah sendiri, mencari informasi sendiri, hingga saya bingung dan berkata “Tuhan saya sudah menetapkan hati saya untuk mengikuti Engkau, Tuhan tolong jika benar ini panggilanMu Tuhan tolong sediakan semuanya’’ yaa benar Tuhan yang menyediakan segala sesuatu mulai dari pemilihan sekolah, akhirnya saya di rekomendasikan untuk Sekolah di STT Injil Bakti Caraka, dan Puji Tuhan semuanya Tuhan buat lancar.

Disaat segala sesuatu sudah jelas tiba-tiba papa saya tidak menyetujui untuk saya sekolah Akitab dan pada saat itu saya merasa Tuhan ini kenapa? akhirnya saya berdoa dan bilang Tuhan tolong luluhkan hati papa saya. Setelah seminggu kemudian saya bertanya izin ke papa saya untuk saya akan Sekolah Alkitab tiba-tiba papa saya berkata iya gapapa kalau kamu mau itu, tapi jadilah Hamba Tuhan yang benar-benar taat pada Tuhan jangan putus di tengah jalan. Walaupun saya tahu bahwa sebenarnya papa saya tidak terlalu menyetujui tetapi setidaknya sudah diizinkan untuk saya Sekolah Alkitab.

Penyertaan Tuhan

Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” Yes 41:13

Setelah melewati proses-proses yang ada akhirnya saya memberanikan diri untuk mandiri melakukan segala sesuatu dengan sendiri dan sebelum saya kuliah saya tinggal di pastori salah satu gereja di batam yang merekomendasikan saya kuliah di STT IBC saya saya sangat bersyukur sekali saya sangat merasa Tuhan itu selalu menyertai saya, Dia tidak pernah tinggalkan saya walau terkadang saya sering merasa bahwa saya sendirian tetapi ada saja cara Tuhan dengan mempertemukan saya dengan orang-orang yang begitu peduli dengan saya begitu baik dan saya percaya itu adalah cara Tuhan membawa saya ketempat ini.

Tuhan benar-benar nyata dalam proses saya sebelum saya menjalankan studi saya di kampus IBC, saya sangat bersyukur dan banyak belajar bahwasannya jika Tuhan yang memanggil saya, maka Dia sendirilah yang akan menyertai dan tidak pernah meninggalkan saya bahkan apa yang tidak saya fikirkan itu yang Tuhan sediakan bagi saya. Akhirnya setelah saya tinggal dipastori batam kurang lebih satu bulan, saya diantar untuk menjalankan study saya sebelum saya ke kampus saya harus di karantina terlebih dahulu karena dalam masa covid 19.

Selama saya berada di Batam saya berusaha untuk bisa apa-apa sendiri sebenarnya saya sangat sedih karena saya tidak memiliki teman pada saat karantina teman-teman saya yang lain sudah ada di kampus, saya hanya sendirian karantina disaat itu saya merasa gelisah takut semua dicampur aduk, Tuhan tolong saya takut dengan lingkungan yang baru bertemu dengan orang-orang yang tidak saya kenali bagaimana saya harus berinteraksi dengan mereka saya pada saat itu saya benar-benar merasa sendirian tidak punya siapa-siapa yang biasanya saya harus ditemani oleh mama tetapi kali ini berbeda semua saya jalani sendirian, akhirnya saya mulai memberanikan diri dan saya percaya Tuhan yang selalu bersama dengan saya, bahwa Dia yang akan menyertai saya. Puji Tuhan saya bisa melewati yang mungkin menurut orang lain ah gitu aja kok takut, tetapi tidak dengan saya itu adalah suatu hal yang luar biasa dalam hidup saya.

Penyesuaian diri

    Puji Tuhan akhirnya setelah melewati berbagai proses saya tiba di kampus, yang tidak sesuai ekspetasi, saya berfikir saya tidak akan diterima baik oleh teman-teman yang ada disini ternyata sebaliknya mereka sangat Wellcome terhadap saya untuk itu saya sangat bersyukur. Disini saya dapat belajar “Jangan mengasumsikan hal-hal negative telebih dahulu terkadang apa yang kita fikirkan itu yang membuat kita jatuh.”

Selama beberapa bulan berada di asrama pastinya banyak hal-hal yang membuat saya terkejut mulai dari pertemanan dan sifat-sifat teman yang kadang tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan, tetapi melalui hal-hal tersebut saya banyak sekali belajar bahwa setiap orang mempunyai sifat karaker yang berbeda dan dari latar belakang yang berbeda pula dan saya mulai menerimanya karena saya sadar bahwa saya juga banyak memiliki kekurangan yang oranglain tidak sukai dari saya. Banyak hal yang saya alami tapi saya percaya bahwa itu adalah proses yang akan membawa saya menjadi orang yang lebih baik lagi, ya walaupun terkadang menurut saya kenapa harus gini Tuhan tetapi saya tetap terus belajar agar dapat kuat menjalankan proses di tempat ini.

Belajar Untuk hidup dengan Iman

....”Karena itu Aku berkata kepadamu: janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai….”

Selama saya berada di asrama banyak hal yang saya dapat pelajari tetapi satu hal yang bagi saya suatu hal yang mustahil terjadi dalam diri saya ialah Iman, seperti ada tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar adalah dasardari segala sesuatu yang tidak kita lihat” Berarti menurut buku favor of God yang saya baca iman dapat mewujudkan segala sesuatu yang kita harapkan sedangkan saya tidak percaya akan bisa terjadi dalam kehidupan saya, saya sering mendengar kesaksian dari dosen-dosen yang ada bahwa sewaktu diasrama hanya untuk membeli sabun saja harus bergumul tidak ada uang, tetapi ada saja Tuhan kirimkan melalui siapa saja yang Tuhan mau pakai untuk Memberkati, saya percaya itu tapi untuk itu terjadi pada diri saya, saya kurang percaya itu bisa terjadi.

    Akhirnya saya berdoa “Tuhan buat aku percaya hal itu dapat terjadi dihidupku” setelah itu saya bergumul saya ingin membayar uang sekolah (Distribusi) dengan sendiri tidak meminta kepada orang tua. Beberapa waktu saya terima transferan di ATM pas disaat itu saya ingin membayar uang sekolah, disitu saya sangat menyadari bahwa Tuhan benar-benar membuat saya percaya dan Tuhan bisa pakai siapa saja untuk memberkati saya. Tidak hanya itu banyak hal yang Tuhan kerjakan diluar pikiran saya, setelah itu saya membuat prinsip hidup saya untuk bersandar sepenuhnya pada Tuhan, dan beberapa waktu setelahnya saya memesan baju untuk harnas pemuda karena saya memang sangat suka kaos padahal saya tau pada saat itu saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar baju tersebut, akhirnya selama beberapa hari saya bergumul dan tiba waktunya saya diminta untuk membayar baju tersebut, pada saat itu rasa kwatir yang mendalam dalam diri saya yang belum pernah saya alami dan saya hanya berdoa, Tuhan bagaimana ini, saya akan bayar pakai apa Tuhan, sekarang saya tidak memiliki uang lagi, setelah itu saya iseng-iseng mengecek aplikasi Dana saya, disitu saya benar-benar terkejut ada uang masuk di aplikasi Dana saya, saya hanya bisa menangis merasakan Tuhan tidak pernah membiarkan saya Dia tidak pernah meninggalkan saya, dan mulai saat itu saya terus belajar bahwa apapun yang akan saya alami kedepannya walaupun mungkin menurut saya, saya ragu saya tidak mampu saya akan bersandar pada Tuhan karena saya percaya Tuhan adalah Allah yang bersama dengan saya.

Ketika Berserah Tuhan Bekerja

    Saya adalah orang yang sangat tidak percaya diri berdiri didepan umum, benar-benar sangat takut saya merasa Tuhan saya tidak mampu. Saya sangat diberkati dengan pujian “Kuasa-Mu nyata di dalam kelemahanku, Kekuatan-Mu menopang seluruh hidupku dari mana datang pertolonganku, hanya Yesus pertolonganku”. Saya benar-benar merasakan hal itu dalam beberapa kali ketika saya benar-benar datang berserah, Tuhan bekerja memberi saya kekuatan, seperti hal nya ketika saya presentasi, praktek Pujian Penyembahan disaat itu saya benar-benar merasakan Tuhan itu hadir Dia memberi ketenangan bagi saya. Setelah itu saya sangat menyadari bahwa apapun ketidakmampuan saya apapun kelemahan saya ketika saya datang dengan sungguh-sungguh berserah kepada Tuhan, Dia akan menolong dan memampukan saya. Dari pengalaman-pengalaman yang saya alami saya semakin sadar ketika saya berjalan bersama dengan Tuhan, tidak ada yang tidak bisa ketika saya mau pasti Tuhan yang akan menolong saya begitupun dengan kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri saya ketika saya menyerahkan semua dalam tangan Tuhan maka Tuhanlah yang akan mengubahkan saya.
    Banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya mulai dari cara pandang saya terhadap sesuatu menjadi lebih baik, sehingga membuat saya berfikir semakin dewasa, dan ketika saya dekat dengan Tuhan dan membangun hubungan yang baik dengan Tuhan saya menjadi seorang yang cukup peka terhadap orang-orang disekitar saya, terkadang saat saya berdoa saya merasa sedih dan tiba-tiba saya dapat merasakan apa yang orang-orang sekitar saya alami, sehingga membuat saya semakin ingin mendoakan mereka dan semakin hari saya selalu ingin terus diperbaharui oleh Tuhan karena tanpa Tuhan saya semua nya tidaklah berarti

Kesimpulan

    Ketika kamu memiliki panggilan jangan pernah mengeraskan hati, karena panggilan adalah anugrah yang diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang dipilih-Nya karena tidak semua orang memiliki panggilan, betapa berharganya panggilan itu, mungkin kalau dulu saya meremehkan panggilan itu dan mengabaikan nya saya tidak tau bagaimana saya begitu menyesal atas itu, tetapi Puji Tuhan saya mengikuti panggilan Tuhan walaupun awal mula saya masih ragu tetapi Tuhan sendirilah yang menegguhkan saya sehingga saya dapat menyadari betapa beharganya panggilan tersebut.



“Jangan pernah Perhitungan dengan Tuhan, Lakukan apa yang dapat kamu lakukan dengan versi terbaikmu, maka Tuhan sendirilah yang akan membalasnya”
Apapun Yang kamu lakukan, lakukanlah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Tuhan Yesus Memberkati

Khotbah Kristen: Kedekatan kepada Tuhan



Kedekatan kepada Tuhan

Ditulis Oleh: Kharisman

Ayat ALkitab: Matius 16:13-18

13Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
14Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
15Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
17Kata Yesus kepadanya: "Berba hagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.


Pendahuluan :

    Kedekataan diartikan perihal dekat. KBBI mengartikan kata “dekat’ adalah tidak jauh (jarak), hampir, berhampiran, akrab, dsb. Maka kalau diartikan kedekatan dalam artian hubungan berarti ada jalinan ikatan satu dengan yang lain, ada jalinan keintiman diantaranya, atau bahkan ada hal yang sama yang dilakukan dalam kebersamaan. Nah, arti kedekatan inilah yang mau saya ajak saudara yaitu kedetakan kita kepada Tuhan, sebab kedekatan kepada Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang yang percaya sebab kita tahu bahwa Firmannya dalam Hosea 6:6 mengatakan “lebih baik pengenalan akan Allah dari pada korban persembahan. Menjelaskan pentingnya kita sebagai orang percaya punya kedekatan kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Amanat Agung :

    Teks juga adalah salah satu pemberitahuan tentang kita mengenal siapakah Yesus itu dan Yesus melakukan itu dengan lewat pertanyaan-pertanyaan-Nya kepada orang-orang pada saat itu melalui para muridnya. Tetapi pengakuan yang benar tentang Dia dikatakan oleh Petrus yaitu “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”, sehingga Tuhan Yesus memberikan kepadanya “kunci kerajaan sorga”. Nah disini yang menjadi hal luar biasa yang membuat kita penasaran adalah kenapa Petrus bisa tahu tentang siapakah Yesus sehingga Tuhan Yesus memberikan kunci kerajaan sorga kepada Petrus. Jawaban dari hal ini bisa kita lihat karena ada kedekatan hubungan antara Petrus dengan Yesus.
Kalimat Tanya : Bagaimana Petrus dan Yesus memiliki kedekatan ?

Point 1 : Kenal (Ayat 16)

16. Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

Penjelasan:

    Petrus memberikan pengakuan yang benar tentang Yesus oleh karena dia kenal siapakah itu Yesus. Kenal berbeda dengan sekedar istilah tahu, karena dikatakan kenal itu adalah memiliki pengetahuan atau informasi yang dalam tentang dia yang kita kenal, sedangkan tahu hanya sebatas pengetahuan yang paling cuman tahu bagian luarnya atau hanya sebatas tentang dia secara umum.
Ilustrasi : Orang lain mungkin ada yang tahu siapa bapak saya, namun belum tentu mereka kenal siapa bapak saya karena mereka belum pernah mengenal bapak saya.
Istilah mereka tahu adalah hanya sebatas pengetahuan yang mungkin hanya tahu nama bapak saya, tahu mungkin bagaimana bentuk wajah bapak saya, tetapi tahap kenal adalah dimana mereka memiliki pengetahuan/ pengenalan seperti apa sih itu bapak saya, bagaimana sih sifatnya, bagaimana sih kehidupannya setiap hari, apa sih kesukaaannya dan sebagainya, inilah tahap dimana kita dikatakan kenal kepada seseorang.

Aplikasi :


    Begitu juga dengan Petrus dia kenal Yesus, artinya dia memiliki pengetahuan yang dalam tentang siapakah itu Yesus. Mungkin orang lain secara umum tahu bahwa Yesus adalah orang Nazaret bin Yusuf dan Yesus sering melakukan mujikzat tetapi yang mereka tidak tahu (tidak kenal) adalah bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
    Pada saat ini mungkin juga ada banyak orang pernah mendengar namanya Yesus, tetapi yang mungkin mereka tidak tahu adalah bahwa Yesus adalah Tuhan dan jalan satu-satunya untuk dapat diselamatkan. Jadi kita sebagai orang percaya harus kenal lebih dalam tentang siapakah Tuhan Yesus, baik dalam hidup kita dan sebagaianya, sehingga ketika saudara mengenal siapakah Dia, maka pasti kita akan mengerti tentang Dia, tentang bagaimana kasih-Nya kepada saudara, bagaimana pertolongannya kepada saudara sehingga saudari akan mengalami hubungan kedekatan kepada Yesus dalam hidup kita.

Point 2 : Ada hubungan

    17. Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Penjelasan:
    Selanjutnya dalam kedekatan, berarti ada ikatan hubungan sehingga membawa pada pengenalan satu sama lain. Ungkapan ayat ke-17 inin merupakan perkataan Yesus kepada Petrus yang sebenarnya memberikan gambaran bahwa karena adanya hubungan, makanya bisa ada kedekatan sama Yesus.  adanya hubungan ini juga dikatakan Yesus pada ayat ke-17 ini, bahwa dimana Yesus mengatakan kepada Petrus karena “Bapa-Ku yang di sorga” yang menyatakannya kepadamu. Yesus mengungkapkan bahwa Dia dikenal oleh Bapa-Nya karena satu-satunya yang memiliki hubungan dengan Dia adalah Allah Bapa itu sendiri.
    Nah, jadi begitu jugalah terhadap Petrus dengan Yesus yaitu ada hubungan di dalamnya, dimana Petrus adalah murid Yesus dan mereka selalu bersama-sama sehingga ada hubungan ikatan satu sama lain. itulah yang menjadikan Petrus bisa mengenal Yesus dan juga inilah yang menjadikan juga, kenapa Yesus mau memberikan kunci kerajaan sorga kepada Petrus, oleh karena Yesus merasakan bahwa ada hubungan antara mereka yaitu Petrus percaya kepada Yesus sebagai pribadi Allah yang hidup dan Yesus menjadikan petrus sebagai orang yang nantinya bersaksi tentang Dia, sehingga Yesus mengatakan kepada Petrus dalam ayat ke-18 yaitu “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-KU dan alam maut tidak akan menguasainya”.

Ilustrasi:  Setiap kita pasti memiliki kedekatan kepada orang orangtuanya, pasti bukan karena kita tahu dan kenala lebih banyak tentang orang tua kita dibandingkan orang lain tetapi karena kita ada kaitan dalam hubungan keluarga sehingga oleh karena hubungan itu maka menjadikan hubungan kita ada kedekatan bersama orangtua. Nah saudara karena ada hubungan ini juga yang menjadikan kita sebagai anak dipercayai oleh orangtuanya, contohnya hal yang paling sederhana yaitu orangtua kita tidak akan mungkin mempercayai orang yang tidak dia dikenal untuk memegang kunci rumah, tetapi kalau sama anak pasti akan dipercayai untuk pegang kunci rumah tersebut, bahkan lemari hartanya pun akan dipercayakan kepada anaknya karena ada hubungan yang dekat.

Aplikasi:

    Inilah yang menjadikan Yesus memberikan kunci kerajaan sorga kepada Petrus, sebab petrus memiliki hubungan. Nah, saudara begitulah seharusnya setiap kita sebagai orang percaya untuk mau memiliki kedekatakan kepaada Tuhan Yesus. Hubungan itu adalah yang terus menerus ada dan tidak pernah putus, sama seperti orangtua dan anak, mereka akan tetap dikatakan sebagai keluarga mau sampai kapanpun dan bagaimanapun yang terjadi diantara mereka. Jadi begitulah seharusnya antara kita kepada Yesus yaitu menjalin hubungan dengan-Nya yaitu lewat melakukan kehendak-nya seperti dikatakan-Nya dalam Matius 12:50 yaitu “sebab siapapun yang melakukan kehendak bapak-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.  Kehendakan-Nya disini adalah melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita dan kita tahu itu seperti lewat persekutuan dengan Dia, baik lewat penyembahan atau melakukan pujian bagi Dia, atau hubugan lewat doa dan sebagainya, sehingga tentulah Allah akan mempercayakan sesuatu kepada seaudara, sama seperti firman-Nya bahwa ketika menjadi anak maka kita adalah Ahli waris-Nya Allah.