Kesaksian Panggilan: ALLAH YANG MENYERTAI
Oleh: Gusmernia Zai
Di umur saya 1 tahun ayah saya meninggal dan kami 6 bersaudara, semenjak ayah saya meninggal semua mata pencaharian atau kebun kami direbut oleh saudara ayah saya,sehingga kami selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari kebutuhan kehidupan kami.setelah saudara saya mulai sekolah kami bersaudara terpisah-pisah .ada yang tinggal dengan orang paman ada juga yang tinggal dikeluarga saudara Ayah.Ibu saya yang tinggal di kebun yang tidak ada tetangga sama sekali selain kami, untuk bekerja di sawah. Sebelum saya sekolah saya selalu bersama-sama dengan orang tua.Sejak aku mulai masuk sekolah kelas 1 SD aku tinggal bersama-sama dengan orang kakak saya di rumah kosong milik paman saya. Aku merasakan sekali bagaimana rasa tidak punya Ayah , yang sering tidak sarapan ketika berangkat sekolah dan siang nya yang tidak menentukkan jam makannya kadang itu sore baru makan .itu terjadi karena tidak ada beras dan hasil kerja mama saya masih kurang untuk mencukupkan kebutuhan kami semua. Kadang saya ditinggalkan di rumah yang kosong sendirian dan gelap tidak ada lampu, tidur kadang tidak makan,kakak saya pada pergi bantu mama saya kerja dan tidak pulang.tiap malam saya menangis sambil bertanya-tanya kapan saya berkumpul dengan keluarga saya dan merasakan bagaimana hidup bersama keluarga.
Dan ketika saya kelas 2 SD saya selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari tempat dekat sekolah. Tinggal di rumah orang itu tidak ada senangnya semua yang tidak bisa dan tidak mampu saya kerjakan harus dikerjakan dan ketika saya sakit mereka tidak mengurus saya mereka hanya tahu pekerjaan sudah dikerjakan.saya merasa saya kurang kasih sayang dari orang tua.ketika saya semakin besar saya tinggal kembali bersama mama. Dari kelas 4 sampai saya tamat SMK.
Kakak saya yang bersekolah cuman sampai di pendidikan SMP, karena mereka membantu mama bekerja sebab mama saya sering sakit karena orang-orang yang membenci kami mencari cara untuk mencelakakan orang tua saya agar kami anak-anaknya benar-benar menjadi anak yatim piatu. Sehingga selama saya sekolah saya sangat takut berhenti sekolah karena orang-orang disekeliling saya sering berkata bahwa saya hanya sampai sekolah SMP tidak bisa masuk SMK karena biaya SMK sangat banyak diperlukan sama seperti kakak saya. Hati saya sangat sakit mendengar penghinaan mereka namun saya berkata dalam hati saya, aku hidup bukan karena mereka dan masa depan saya itu bukan mereka yang tentukkan.aku punya Tuhan yang sangggup membiayai hidupku.Tuhan menyertai saya. Setelah saya tamat dari SMP dan mendaftar di SMK saya berdoa , Tuhan Engkau Alfa dan Omega, Engkau yang mendaftarkan saya di SMK ini dan Engkaulah Yang meluluskan saya dari SMK ini,apapun kebutuhan yang saya perlukan Tuhan yang menjadi sumbernya.
Pernyertaan Tuhan dalam hidup saya semakin kurasakan. Suatu ketika saya mengalami kesulitan ketika tidak melunasi uang komite sekolah selama 3 bulan dan ujian mendekat sehingga dipaksa untuk melunasi sangkutan dan yang tidak akan melunasitidak bisa mengikuti ujian. Dalam hati saya apakah ini titik akhir saya sekolah? Karena saya tanya sama mama saya, tidak punya uang dan tunggu beberapa minggu baru ada karena situasi cuaca yang tidak mendukung karena penghasilan kami hanya dari bersumber dari alam.namun beberapa orang saya minta tolong dan juga sama saudara ayah saya semuanya tidak ada. ketika saya tidak bisa apa-apa lagi, salah seorang yang tiba-tiba meminjamkan uang nya kepada saya tetapi dia hanya punya uang secukupnya yang saya butuhkan. Akhirnya saya bisa saya melunasi sangkutan saya disekolah.
Tapi bukan hanya saat itu, ketika saya Magang Dilapangan selama 3 bulan aku sangat sangat butuh biaya karena beberapa kakak kelas yang berhenti sekolah karena tidak mampu biaya ketika praktek. Sehingga saya khawatir lagi karena banyak yang berhenti Namun aku teringat dengan doa saya ketika awal saya mendaftar bahwa Tuhan akan mencukupkan biaya apapun yang saya butuhkan,dan juga ketika saya tidak melunasi uang komite Tuhan menyediakan.sehingga ketika saya praktek aku tinggal dirumah saudara dari ayah saya tapi semua keperluan saya makan dan lain-lain saya yang tanggung, sampai-sampai saya berpikir dari mana saya dapat uang untuk biaya dibulan depan,sebab saya hanya punya uang 60 rb ketika pergi dan saya tidak mengharapkan dari orang Tua saya karena perekonomian kami rendah. Namun penyertaan Tuhan tak pernah meniggalkan saya, Tuhan selalu punya cara untuk menolong saya dengan mengirimkan orang-orang untuk menolong saya dimana saya dibiayai oleh beberapa pegawai di kantor tempat saya magang sehingga keperluanku tercukupkan sehingga selama saya praktek saya tidak minta uang dari orang Tua.
Selama saya sekolah saya membantu pelayanan di gereja. Saya berinisiatif sendiri mulai dari pembersih Gereja, sampai saya dijadwalkan sebagai WL di kaum muda maupun di ibadah umum dan juga sekolah Minggu . satu hal yang menjadi pergumulanku adalah ketika mulai pimpin pujian, saya demam panggung dan tidak biasa pimpin pujian namun Tuhan selalu mengajariku dan memberikan aku keberanian untuk melayani didepan jemaat. dan selama juga saya membantu pelayanan sekolah minggu, beberapa dari teman pelayan yang dijadwalkan sebagai musik di sekolah minggu kadang tidak hadir dan juga sering terlambat. Namun hati saya pengen tahu bagaimana main musik minimal saya bisa iringi lagu rohani untuk lagu-lagu sekolah minggu agar ibadah sekolah minggu tidak kaku atau biar suasana ibadah itu ada semangat bagi anak-anak untuk memuji Tuhan.
Dengan berjalannya waktu, saya belajar main gitar sambil berdoa agar Tuhan memberi daya tangkap yang cepat. Puji Tuhan akhirnya saya tahu dan karena aku adalah orang yang pengen tahu untuk lebih lagi bagaimana bermain musik di gereja saya belajar lagi musik piano. Karena,saya hanya ingin agar ibadah kami di gereja tidak kewalahan hanya gara-gara satu orang yang tidak hadir dari salah satu pelayan. Dan akhirnya saya dijadwal kan main musik diibadah umum.walaupu itu cuman dasarnya yang saya tahu namun saya senang sebab itu pemberian Tuhan yang tak pernah saya pikirkan bisa main gitar maupun piano. Ketika saya terlibat dalam pelayanan suatu kebanggaan bagi saya dan karena dengan penyertaan Tuhan yang memampukan saya melayani, saya melakukan itu hanya untuk Tuhan. Selama saya melayani di gereja saya di benci sama jemaat yang duluan menjadi jemaat di gereja GSJA karena kami dulu bergereja di gereja BNKP, karena saya aktif dipelayan dan juga dipercayakan digereja itu mereka tidak berterima.namun gembala saya mengatakan “jangan pikirkan apa perkataan orang ,lakukan setiap pelayanan yang ada dengan tekun dan juga lakukan itu untuk Tuhan bukan untuk manusia mereka cuman ingin kamu gagal.
Menerima Panggilan Untuk Melayani
Sebelum saya melayani di gereja, cita-citaku ingin menjadi Guru di sekolah, karena ketika mengajar di sekolah pasti dapat Gaji tiap bulan dan kelihatan beribawah. Namun ketika saya terlibat dalam pelayanan dan mulai tahu bahwa penyertaan Tuhan dalam hidup saya sangat luar biasa maka saya ingin melayani Tuhan biar pun secara penilaian manusia kecil namun saya ingin melakukan sesuatu hal hanya untuk Tuhan.Ketika saya mendengar khotbah , mengatakan pergunakanlah masa Muda mu untuk melayani Tuhan dan berikanlah yang terbaik sebisa kamu lakukan pada masa mudamu ketika di hari tua mu kamu nanti telah menjadi berkat dan carilah perkenanan Tuhan. Firman Tuhan yang mengingatkan saya di kitabYesaya 23:8 Lalu AKU mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk AKU?" Maka sahutku: "Ini AKU, UTUSLAH AKU!" firman ini mengajari saya untuk merenspon panggilan Tuhan, saya berpikir bahwa aku lahir didunia ini bukan karena iseng-iseng kedua orang Tua saya melainkan karena Tuhan punya rencana atas hidup saya dan juga pengorbanan dan kasih Nya yang saya terima saya tahu bahwa banyak kelemahan ku dan juga saya berada dikeluarga yang ekonominya rendah namun dengan setiap anugerah Tuhan yang semakin aku rasakan yang membuat aku menjadi percaya bahwa Tuhan sangat peduli dan tidak membiarkan aku .
Namun dalam hati saya ada keraguan mungkin itu hanya kemaunan saya untuk menjadi pendeta dan juga orang sekeliing saya kalau mereka ketemu dengan saya selalu menyebut saya seorang pendeta dan juga para gembalaku di gereja. Dan saya merasa bahwa saya telah terikat dengan perkataan orang karena bahwa setiap apa yang saya lakukan itu mereka menilai dengan buruk dan melaraskan dengan karakter seorang pendeta.yang membuat saya terpukul yaitu Ketika saya pergi ke gereja, salah satu tetangga yang teriak pada saya, ‘rista percuma kamu melayani dan sering datang gereja, saya tahu dan percaya bahwa kamu itu tidak memiliki iman sedikit pun!. Percuma kamu datang gereja dan melayani, beda dengan saya. namun saya anggap itu cuman perkataan yang tidak penting. Namun di minggu berikutnya dia berkata demikian sampai tiga kali berturut-turut hari minggu dia berkata demikian. Saya hanya menjawab terserah kamu bagaimana menilai saya itu hak kamu.tetapi dalam hati saya menangis, Tuhan..saya tahu bahwa saya manusia yang tidak sempurna dan yang tak pernah lepas dari dosa, apa yang aku harus lakukan lagi?, jika saya tidak memiliki iman dalam hati saya, maka berilah aku iman untuk selalu percaya kepada-Mu dan Engkau tahu bahwa tanpa Engkau saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dilanjutkan lagidari salah satu kakak kelas saya di sekolah menyebut saya sebagai pendeta hitam dan berbagai penghinaan dari mereka yang membuat saya tidak berterima.
Dalam hati saya, Tuhan aku cuman melayani di gereja, saya belum menjadi seorang pendeta , tetapi kenapa saya di panggil pendeta hitam dan berbagai panggilan lain?. Dari perkataan merekalah saya mulai berpikir mungkin saya tidak pantas pelayan kristus atau pendeta. Dan saya hanya ingin menjadi jemaat yang biasa saja serta tidak berharap lagi untuk menjadi pendeta, saya hanya ingin cuman membantu pelayan dalam gereja saja sudah cukup
Namun terulang kembali panggilan saya atau ingin melanjut ketika saya bermimpi, bahwa Tuhan Yesus datang kedunia dan semua orang bersorak dan saya merasa bahwa tubuh saya terangkat bersamanya di surga tetapi tidak lama sudah kembali lagi dan mengirimkan saya ditempat anak-anak sekolah Minggu yang banyak untuk melayani anak-anak di gereja. Dan kedua kalinya lagi, saya mimpi lagi tentang kedatangan Tuhan. dunia ini gelap dan Tuhan berfirman jika engkau mencari dan mendapatkan sebuah terang atau cahaya dan menaroknya di kepala Yesus kristus kamu akan beroleh keselamatan yang kekal, dan ketika saya mendengar itu saya berlari dan mencari terang itu sambil berdoa dalam hati sebab banyak orang mencari terang itu sehingga sulit di cari tapi saya mendapatkannya dan saya memberikan nya kepada Tuhan Yesus. Saya berpikir walau pun itu hanya mimpi namun saya ambil makna dalam hidup saya,bahwa mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan itu butuh pengorbanan dan kesungguh-sungguhan.
Setelah saya tamat dari sekolah, saya ingin melanjut sekolah dan ibu say mendukung asalkan saudara saya setuju karena yang membantu saya dalam segi keuangan adalah saudara saya bukan mama saya dan beberapa sekolah yang promosikan kepada saya untuk sekolah namun dari pihak keluarga(saudara ) tidak ada yang menyetujui,mereka ingin saya kerja cari uang dan kalau mau kuliah harus kuliah sambil kerja. dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka tidak setuju Dengan alasan mereka tahu bahwa saya akan menderita kalau tinggal diasrama dan jauh dari bantuan keluarga,serta tidak ada teman mama dirumah atau tidak ada yang membantu mama saya karena kakak saya sudah pada nikah dan abang saya juga pada merantau dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka akan lepas tangan dari setiap kebutuhan saya, mereka menawarkan aku untuk sekolah reguler aku tidak mau jugasebab aku hanya ingin dan lebih lagi bagaimana tinggal didalam Tuhan. sehingga saya terpaksa ngaggur 1 Tahun siapatahu mereka berubah pikir.
Sambil membantu pelayanan di gereja dan di luar itu saya mengisi waktu belajar kursus menjahit “ sebab saya berpikir bahwa ketika saya menjadi pendeta saya bisa membagikan karya tangan saya kepada jemaat dan bisa juga cara saya untuk menjangkau jiwa.”tetapi itu cuman rencana saya, cara Tuhan kedepan saya tidak Tahu.
Ketika detik terakhir hampir satu tahun saya mengingatkan mereka kembali namun keputusan mereka tetap, saya hanya berserah kepada Tuhan. Dan bapak gembala saya memberikan saya formulir untuk diisi sebab saya sudah janji bahwa satu tahun saya ngagur dan selanjutnya akan melanjut kuliah Teologi. ketika pengisian formulir untuk kuliah di STT IBC saya bertanya lagi sama saudara saya, puji Tuhan saudara saya setuju tetapi mama saya tidak setuju, dan dari situlah hati saya mulai hilang harapan karena orang yang mendukung saya di awal akhirnya tidak menginjikan saya sekolah lagi, saya berpikir mungkin itu cara Tuhan kepada saya. Saya hanyaberdoa dan berpikir ‘ Tuhan jika saya tidak sekolah Pendeta tidak apa-apa namun jangan sampai aku kendor dan kembali dengan dunia lama saya , dan menyalahkan Engkau tetapi bawa aku lebih lagi melayani engkau dan ijin kan aku merasakan hadirat mu. Dan saya belajar untuk tetap taat dan mengambil hati mereka akhirnya saya di izinkan melanjut dan tanggal 1 juli 2021 saya berangkat dari nias ke batam.
Pergumulan Jauh denga Keluarga
Sebelum saya sampai di Batam, saudara saya sering berkata bahwa saya tidak bisa menjauh dari keluarga dan tidak bisa mandiri. Namun saya selalu berkata kepada mereka bahwa saya bisa tanpa orang Tua dan saudara disamping saya, saya bisa mandiri, kalau soal pekerjaan itu saya pasti bisa kerjakan sama yang kayak dulu ketika saya tinggal dirumah orang. dari kecil saya pisah dari orang tua masa ketika saya besar saya jadi cengen juga. Tetapi ketika tiba waktunya nyatanya berbeda walaupun saya terlihat kuat,tegar namun hati saya selama berangkat dan sepanjang perjalanan saya menangis sampai di Batam saya sangat merasakan kembali sedihnya jika menjauh dari keluarga dan tanpa ada saudara yang kita harapkan namun dengan firman Tuhan yang menguatkan saya mengenai hal bagaimana mengikutinya Lukas 18:2. “Aku berkata kepada mu,sesungguhnya setiap orang yang karena kerjaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya,orang tuanya atau anak-anaknya”. Dan saya belajar dari situ bahwa meskipun aku lepas dari zona nyaman yang saya anggap itu lebih berharga namun saya relakan dan saya mau dibentuk oleh orang lain hanya ingin belajar bagaimana menjadi orang yang yang diinginkan Tuhan.Ketika saya sampai di Batam , saya sempat takut karena situasi covid-19 masih belum menurun saya berpikir satu hari ini saya banyak bertemu orang-orang baru, jangan-jangan saya terinfeksi virus, karena ada salah satu teman kami yang belum sampai di Batam di perjalan telah terinfeksi virus.sehingga kami semua Mahasiswa tidak langsung ke Asrama, kami di karantina beberapa hari dan pujiTuhan kami sehat semua dan tidak ada yang sakit.di hari pertama kami di batam kami di paksa bangun pagi untuk doa. Kami semua pada ngantuk apalagi kami sepanjang hari diperjalanan terasa capek dan besoknya cepat-cepat bangun lagu. dan selama karantina juga, saya belajar bergaul dengan teman-teman baru dengan mencakapi serta mencandai mereka. Saya berpikir ketika saya melakukan ini, untuk bisa melupakan rasa rindu bersama-sama dengan keluarga.namun usaha saya itu tidak membantu saya malah selama saya di dapur 12 tiap malam menangis dan bukan cuman saya, ada juga teman saya sering ketawa, serta suka bercanda ternyata dia menangis karena kangen sama orang tua. Dan setelah kami di karantina, kami diantar diasrama dan di Asramalah kami dibentuk baik dari kedisiplinan dan juga di Asrama kami mulai kuliah .
Dan saya sempat berpikir bahwa ketika saya nanti di Batam saya, kami hanya belajar bagaimana memahi Alkitab dan tidak ada ujian ataupun materi lain yang tidak menyangkut Alkitab.serta bertemu kakak Tingkat yang di penuh dengan Roh Kudus dan yang rajin menggali Alkitab serta kakak tingkat yang perhatian serta yang mengajari adek-adek nya untuk melayani dengan baik. Namun dari setiap apa yang saya pikirkan semuanya jauh berbeda. Ternyata belajar di STT IBC BATAM belajar tentang semua materi yang hampir mirip dengan sekolah sekuler, dan juga disertai dengan banyak hal yang menjadi tanggung jawab yang harus diselesaikan, seperti tugas-tugas tiap matakuliah yang ada.dan juga kakak tingkat yang saya pikirkan nyatanya setelah saya sampai dan gabung dengan mereka, mereka juga masih dalam proses pembentukkan baik dari segi karakter dan kerohanian.
Dari semuanya itu saya memahami bahwa Tuhan punya cara untuk memanggil orang dalam menggenapi rencananya.dan kita sebagai umat pilihan Tuhan harus merespon panggilan Tuhan sebab melayani bukan suatu kesempatan tetapi sudah kewajiban bagi kita untuk umat Allah. dalam mengikuti panggilan Tuhan itu perlu banyak yang perlu ditinggalkan dan banyak proses yang dihadapi namun satu hal pertanyaannya mampukah kita setia sampai akhir ? proses Tuhan pasti memberi kemenagan dan keselamatan . ketika saya melangkah untuk panggilan saya , saya seakan-akan saya memulai hidup baru bersama-sama dengan orang yang tidak sekampung dengan saya. Belajar beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman-teman saya yang berbeda-beda karakter,sifat dan juga beda suku.
Demikian kesaksian saya, semoga memberkati. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.