Showing posts with label kesaksian. Show all posts
Showing posts with label kesaksian. Show all posts

Kesaksian Panggilan: ALLAH YANG MENYERTAI




Kesaksian Panggilan: ALLAH YANG MENYERTAI

Oleh: Gusmernia Zai

    Di umur saya 1 tahun ayah saya meninggal dan kami 6 bersaudara, semenjak ayah saya meninggal semua mata pencaharian atau kebun kami direbut oleh saudara ayah saya,sehingga kami selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari kebutuhan kehidupan kami.setelah saudara saya mulai sekolah kami bersaudara terpisah-pisah .ada yang tinggal dengan orang paman ada juga yang tinggal dikeluarga saudara Ayah.
Ibu saya yang tinggal di kebun yang tidak ada tetangga sama sekali selain kami, untuk bekerja di sawah. Sebelum saya sekolah saya selalu bersama-sama dengan orang tua.Sejak aku mulai masuk sekolah kelas 1 SD aku tinggal bersama-sama dengan orang kakak saya di rumah kosong milik paman saya. Aku merasakan sekali bagaimana rasa tidak punya Ayah , yang sering tidak sarapan ketika berangkat sekolah dan siang nya yang tidak menentukkan jam makannya kadang itu sore baru makan .itu terjadi karena tidak ada beras dan hasil kerja mama saya masih kurang untuk mencukupkan kebutuhan kami semua. Kadang saya ditinggalkan di rumah yang kosong sendirian dan gelap tidak ada lampu, tidur kadang tidak makan,kakak saya pada pergi bantu mama saya kerja dan tidak pulang.tiap malam saya menangis sambil bertanya-tanya kapan saya berkumpul dengan keluarga saya dan merasakan bagaimana hidup bersama keluarga.
Dan ketika saya kelas 2 SD saya selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari tempat dekat sekolah. Tinggal di rumah orang itu tidak ada senangnya semua yang tidak bisa dan tidak mampu saya kerjakan harus dikerjakan dan ketika saya sakit mereka tidak mengurus saya mereka hanya tahu pekerjaan sudah dikerjakan.saya merasa saya kurang kasih sayang dari orang tua.ketika saya semakin besar saya tinggal kembali bersama mama. Dari kelas 4 sampai saya tamat SMK.
    Kakak saya yang bersekolah cuman sampai di pendidikan SMP, karena mereka membantu mama bekerja sebab mama saya sering sakit karena orang-orang yang membenci kami mencari cara untuk mencelakakan orang tua saya agar kami anak-anaknya benar-benar menjadi anak yatim piatu.  Sehingga selama saya sekolah saya sangat takut berhenti sekolah karena orang-orang disekeliling saya sering berkata bahwa saya hanya sampai sekolah SMP tidak bisa masuk SMK karena biaya SMK sangat banyak diperlukan sama seperti kakak saya. Hati saya sangat sakit mendengar penghinaan mereka namun saya berkata dalam hati saya, aku hidup bukan karena mereka dan masa depan saya itu bukan mereka yang tentukkan.aku punya Tuhan yang sangggup membiayai hidupku.Tuhan menyertai saya. Setelah saya tamat dari SMP dan mendaftar di SMK saya berdoa , Tuhan Engkau Alfa dan Omega, Engkau yang mendaftarkan saya di SMK ini dan Engkaulah Yang meluluskan saya dari SMK ini,apapun kebutuhan yang saya perlukan Tuhan yang menjadi sumbernya.
Pernyertaan Tuhan dalam hidup saya semakin kurasakan. Suatu ketika saya mengalami kesulitan ketika tidak melunasi uang komite sekolah selama 3 bulan dan ujian mendekat sehingga dipaksa untuk melunasi sangkutan dan yang tidak akan melunasitidak bisa mengikuti ujian. Dalam hati saya apakah ini titik akhir saya sekolah? Karena saya tanya sama mama saya, tidak punya uang dan tunggu beberapa minggu baru ada karena situasi cuaca yang tidak mendukung karena penghasilan kami hanya dari bersumber dari alam.namun beberapa orang saya minta tolong dan juga sama saudara ayah saya semuanya tidak ada. ketika saya tidak bisa apa-apa lagi, salah seorang yang tiba-tiba meminjamkan uang nya kepada saya tetapi dia hanya punya uang secukupnya yang saya butuhkan. Akhirnya saya bisa saya melunasi sangkutan saya disekolah.
    Tapi bukan hanya saat itu, ketika saya Magang Dilapangan selama 3 bulan aku sangat sangat butuh biaya karena beberapa kakak kelas yang berhenti sekolah karena tidak mampu biaya ketika praktek. Sehingga saya khawatir lagi karena banyak yang berhenti Namun aku teringat dengan doa saya ketika awal saya mendaftar bahwa Tuhan akan mencukupkan biaya apapun yang saya butuhkan,dan juga ketika saya tidak melunasi uang komite Tuhan menyediakan.sehingga ketika saya praktek aku tinggal dirumah saudara dari ayah saya tapi semua keperluan saya makan dan lain-lain saya yang tanggung, sampai-sampai saya berpikir dari mana saya dapat uang untuk biaya dibulan depan,sebab saya hanya punya uang 60 rb ketika pergi dan saya tidak mengharapkan dari orang Tua saya karena perekonomian kami rendah. Namun penyertaan Tuhan tak pernah meniggalkan saya, Tuhan selalu punya cara untuk menolong saya dengan mengirimkan orang-orang untuk menolong saya dimana saya dibiayai oleh beberapa pegawai di kantor tempat saya magang sehingga keperluanku tercukupkan sehingga selama saya praktek saya tidak minta uang dari orang Tua.

    Selama saya sekolah saya membantu pelayanan di gereja. Saya berinisiatif sendiri mulai dari pembersih Gereja, sampai saya dijadwalkan sebagai WL di kaum muda maupun di ibadah umum dan juga sekolah Minggu . satu hal yang menjadi pergumulanku adalah ketika mulai pimpin pujian, saya demam panggung dan tidak biasa pimpin pujian namun Tuhan selalu mengajariku dan memberikan aku keberanian untuk melayani didepan jemaat. dan selama juga saya membantu pelayanan sekolah minggu, beberapa dari teman pelayan yang dijadwalkan sebagai musik di sekolah minggu kadang tidak hadir dan juga sering terlambat. Namun hati saya pengen tahu bagaimana main musik minimal saya bisa iringi lagu rohani untuk lagu-lagu sekolah minggu agar ibadah sekolah minggu tidak kaku atau biar suasana ibadah itu ada semangat bagi anak-anak untuk memuji Tuhan.

    Dengan berjalannya waktu, saya belajar main gitar sambil berdoa agar Tuhan memberi daya tangkap yang cepat. Puji Tuhan akhirnya saya tahu dan karena aku adalah orang yang pengen tahu untuk lebih lagi bagaimana bermain musik di gereja saya belajar lagi musik piano. Karena,saya hanya ingin agar ibadah kami di gereja tidak kewalahan hanya gara-gara satu orang yang tidak hadir dari salah satu pelayan. Dan akhirnya saya dijadwal kan main musik diibadah umum.walaupu itu cuman dasarnya yang saya tahu namun saya senang sebab itu pemberian Tuhan yang tak pernah saya pikirkan bisa main gitar maupun piano. Ketika saya terlibat dalam pelayanan suatu kebanggaan bagi saya dan karena dengan penyertaan Tuhan yang memampukan saya melayani, saya melakukan itu hanya untuk Tuhan. Selama saya melayani di gereja saya di benci sama jemaat yang duluan menjadi jemaat di gereja GSJA karena kami dulu bergereja di gereja BNKP, karena saya aktif dipelayan dan juga dipercayakan digereja itu mereka tidak berterima.namun gembala saya mengatakan “jangan pikirkan apa perkataan orang ,lakukan setiap pelayanan yang ada dengan tekun dan juga lakukan itu untuk Tuhan bukan untuk manusia mereka cuman ingin kamu gagal.

Menerima Panggilan Untuk Melayani

Sebelum saya melayani di gereja, cita-citaku ingin menjadi Guru di sekolah, karena ketika mengajar di sekolah pasti dapat Gaji tiap bulan dan kelihatan beribawah. Namun ketika saya terlibat dalam pelayanan dan mulai tahu bahwa penyertaan Tuhan dalam hidup saya sangat luar biasa maka saya ingin melayani Tuhan biar pun secara penilaian manusia kecil namun saya ingin melakukan sesuatu hal hanya untuk Tuhan.
    Ketika saya mendengar khotbah , mengatakan pergunakanlah masa Muda mu untuk melayani Tuhan dan berikanlah yang terbaik sebisa kamu lakukan pada masa mudamu ketika di hari tua mu kamu nanti telah menjadi berkat dan carilah perkenanan Tuhan. Firman Tuhan yang mengingatkan saya di kitabYesaya 23:8 Lalu AKU mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk AKU?" Maka sahutku: "Ini AKU, UTUSLAH AKU!" firman ini mengajari saya untuk merenspon panggilan Tuhan, saya berpikir bahwa aku lahir didunia ini bukan karena iseng-iseng kedua orang Tua saya melainkan karena Tuhan punya rencana atas hidup saya dan juga pengorbanan dan kasih Nya yang saya terima saya tahu bahwa banyak kelemahan ku dan juga saya berada dikeluarga yang ekonominya rendah namun dengan setiap anugerah Tuhan yang semakin aku rasakan yang membuat aku menjadi percaya bahwa Tuhan sangat peduli dan tidak membiarkan aku .
    Namun dalam hati saya ada keraguan mungkin itu hanya kemaunan saya untuk menjadi pendeta dan juga orang sekeliing saya kalau mereka ketemu dengan saya selalu menyebut saya seorang pendeta dan juga para gembalaku di gereja. Dan saya merasa bahwa saya telah terikat dengan perkataan orang karena bahwa setiap apa yang saya lakukan itu mereka menilai dengan buruk dan melaraskan dengan karakter seorang pendeta.yang membuat saya terpukul yaitu Ketika saya pergi ke gereja, salah satu tetangga yang teriak pada saya, ‘rista percuma kamu melayani dan sering datang gereja, saya tahu dan percaya bahwa kamu itu tidak memiliki iman sedikit pun!. Percuma kamu datang gereja dan melayani, beda dengan saya. namun saya anggap itu cuman perkataan yang tidak penting. Namun di minggu berikutnya dia berkata demikian sampai tiga kali berturut-turut hari minggu dia berkata demikian. Saya hanya menjawab terserah kamu bagaimana menilai saya itu hak kamu.tetapi dalam hati saya menangis, Tuhan..saya tahu bahwa saya manusia yang tidak sempurna dan yang tak pernah lepas dari dosa, apa yang aku harus lakukan lagi?, jika saya tidak memiliki iman dalam hati saya, maka berilah aku iman untuk selalu percaya kepada-Mu dan Engkau tahu bahwa tanpa Engkau saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dilanjutkan lagidari salah satu kakak kelas saya di sekolah menyebut saya sebagai pendeta hitam dan berbagai penghinaan dari mereka yang membuat saya tidak berterima.
    Dalam hati saya, Tuhan aku cuman melayani di gereja, saya belum menjadi seorang pendeta , tetapi kenapa saya di panggil pendeta hitam dan berbagai panggilan lain?. Dari perkataan merekalah saya mulai berpikir mungkin saya tidak pantas pelayan kristus atau pendeta. Dan saya hanya ingin menjadi jemaat yang biasa saja serta tidak berharap lagi untuk menjadi pendeta, saya hanya ingin cuman membantu pelayan dalam gereja saja sudah cukup
    Namun terulang kembali panggilan saya atau ingin melanjut ketika saya bermimpi, bahwa Tuhan Yesus datang kedunia dan semua orang bersorak dan saya merasa bahwa tubuh saya terangkat bersamanya di surga tetapi tidak lama sudah kembali lagi dan mengirimkan saya ditempat anak-anak sekolah Minggu yang banyak untuk melayani anak-anak di gereja. Dan kedua kalinya lagi, saya mimpi lagi tentang kedatangan Tuhan. dunia ini gelap dan Tuhan berfirman jika engkau mencari dan mendapatkan sebuah terang atau cahaya dan menaroknya di kepala Yesus kristus kamu akan beroleh keselamatan yang kekal, dan ketika saya mendengar itu saya berlari dan mencari terang itu sambil berdoa dalam hati sebab banyak orang mencari terang itu sehingga sulit di cari tapi saya mendapatkannya dan saya memberikan nya kepada Tuhan Yesus. Saya berpikir walau pun itu hanya mimpi namun saya ambil makna dalam hidup saya,bahwa mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan itu butuh pengorbanan dan kesungguh-sungguhan.
    Setelah saya tamat dari sekolah, saya ingin melanjut sekolah dan ibu say mendukung asalkan saudara saya setuju karena yang membantu saya dalam segi keuangan adalah saudara saya bukan mama saya dan beberapa sekolah yang promosikan kepada saya untuk sekolah namun dari pihak keluarga(saudara ) tidak ada yang menyetujui,mereka ingin saya kerja cari uang dan kalau mau kuliah harus kuliah sambil kerja. dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka tidak setuju Dengan alasan mereka tahu bahwa saya akan menderita kalau tinggal diasrama dan jauh dari bantuan keluarga,serta tidak ada teman mama dirumah atau tidak ada yang membantu mama saya karena kakak saya sudah pada nikah dan abang saya juga pada merantau dan ketika saya mengambil jurusan pendeta mereka akan lepas tangan dari setiap kebutuhan saya, mereka menawarkan aku untuk sekolah reguler aku tidak mau jugasebab aku hanya ingin dan lebih lagi bagaimana tinggal didalam Tuhan. sehingga saya terpaksa ngaggur 1 Tahun siapatahu mereka berubah pikir.
    Sambil membantu pelayanan di gereja dan di luar itu saya mengisi waktu belajar kursus menjahit “ sebab saya berpikir bahwa ketika saya menjadi pendeta saya bisa membagikan karya tangan saya kepada jemaat dan bisa juga cara saya untuk menjangkau jiwa.”tetapi itu cuman rencana saya, cara Tuhan kedepan saya tidak Tahu.
    Ketika detik terakhir hampir satu tahun saya mengingatkan mereka kembali namun keputusan mereka tetap, saya hanya berserah kepada Tuhan. Dan bapak gembala saya memberikan saya formulir untuk diisi sebab saya sudah janji bahwa satu tahun saya ngagur dan selanjutnya akan melanjut kuliah Teologi. ketika pengisian formulir untuk kuliah di STT IBC saya bertanya lagi sama saudara saya, puji Tuhan saudara saya setuju tetapi mama saya tidak setuju, dan dari situlah hati saya mulai hilang harapan karena orang yang mendukung saya di awal akhirnya tidak menginjikan saya sekolah lagi, saya berpikir mungkin itu cara Tuhan kepada saya. Saya hanyaberdoa dan berpikir ‘ Tuhan jika saya tidak sekolah Pendeta tidak apa-apa namun jangan sampai aku kendor dan kembali dengan dunia lama saya , dan menyalahkan Engkau tetapi bawa aku lebih lagi melayani engkau dan ijin kan aku merasakan hadirat mu. Dan saya belajar untuk tetap taat dan mengambil hati mereka akhirnya saya di izinkan melanjut dan tanggal 1 juli 2021 saya berangkat dari nias ke batam.

Pergumulan Jauh denga Keluarga

    Sebelum saya sampai di Batam, saudara saya sering berkata bahwa saya tidak bisa menjauh dari keluarga dan tidak bisa mandiri. Namun saya selalu berkata kepada mereka bahwa saya bisa tanpa orang Tua dan saudara disamping saya, saya bisa mandiri, kalau soal pekerjaan itu saya pasti bisa kerjakan sama yang kayak dulu ketika saya tinggal dirumah orang. dari kecil saya pisah dari orang tua masa ketika saya besar saya jadi cengen juga. Tetapi ketika tiba waktunya nyatanya berbeda walaupun saya terlihat kuat,tegar namun hati saya selama berangkat dan sepanjang perjalanan saya menangis sampai di Batam saya sangat merasakan kembali sedihnya jika menjauh dari keluarga dan tanpa ada saudara yang kita harapkan namun dengan firman Tuhan yang menguatkan saya mengenai hal bagaimana mengikutinya Lukas 18:2. “Aku berkata kepada mu,sesungguhnya setiap orang yang karena kerjaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya,orang tuanya atau anak-anaknya”. Dan saya belajar dari situ bahwa meskipun aku lepas dari zona nyaman yang saya anggap itu lebih berharga namun saya relakan dan saya mau dibentuk oleh orang lain hanya ingin belajar bagaimana menjadi orang yang yang diinginkan Tuhan.

    Ketika saya sampai di Batam , saya sempat takut karena situasi covid-19 masih belum menurun saya berpikir satu hari ini saya banyak bertemu orang-orang baru, jangan-jangan saya terinfeksi virus, karena ada salah satu teman kami yang belum sampai di Batam di perjalan telah terinfeksi virus.sehingga kami semua Mahasiswa tidak langsung ke Asrama, kami di karantina beberapa hari dan pujiTuhan kami sehat semua dan tidak ada yang sakit.di hari pertama kami di batam kami di paksa bangun pagi untuk doa. Kami semua pada ngantuk apalagi kami sepanjang hari diperjalanan terasa capek dan besoknya cepat-cepat bangun lagu. dan selama karantina juga, saya belajar bergaul dengan teman-teman baru dengan mencakapi serta mencandai mereka. Saya berpikir ketika saya melakukan ini, untuk bisa melupakan rasa rindu bersama-sama dengan keluarga.namun usaha saya itu tidak membantu saya malah selama saya di dapur 12 tiap malam menangis dan bukan cuman saya, ada juga teman saya sering ketawa, serta suka bercanda ternyata dia menangis karena kangen sama orang tua. Dan setelah kami di karantina, kami diantar diasrama dan di Asramalah kami dibentuk baik dari kedisiplinan dan juga di Asrama kami mulai kuliah .
    Dan saya sempat berpikir bahwa ketika saya nanti di Batam saya, kami hanya belajar bagaimana memahi Alkitab dan tidak ada ujian ataupun materi lain yang tidak menyangkut Alkitab.serta bertemu kakak Tingkat yang di penuh dengan Roh Kudus dan yang rajin menggali Alkitab serta kakak tingkat yang perhatian serta yang mengajari adek-adek nya untuk melayani dengan baik. Namun dari setiap apa yang saya pikirkan semuanya jauh berbeda. Ternyata belajar di STT IBC BATAM belajar tentang semua materi yang hampir mirip dengan sekolah sekuler, dan juga disertai dengan banyak hal yang menjadi tanggung jawab yang harus diselesaikan, seperti tugas-tugas tiap matakuliah yang ada.dan juga kakak tingkat yang saya pikirkan nyatanya setelah saya sampai dan gabung dengan mereka, mereka juga masih dalam proses pembentukkan baik dari segi karakter dan kerohanian.
    Dari semuanya itu saya memahami bahwa Tuhan punya cara untuk memanggil orang dalam menggenapi rencananya.dan kita sebagai umat pilihan Tuhan harus merespon panggilan Tuhan sebab melayani bukan suatu kesempatan tetapi sudah kewajiban bagi kita untuk umat Allah. dalam mengikuti panggilan Tuhan itu perlu banyak yang perlu ditinggalkan dan banyak proses yang dihadapi namun satu hal pertanyaannya mampukah kita setia sampai akhir ? proses Tuhan pasti memberi kemenagan dan keselamatan . ketika saya melangkah untuk panggilan saya , saya seakan-akan saya memulai hidup baru bersama-sama dengan orang yang tidak sekampung dengan saya. Belajar beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman-teman saya yang berbeda-beda karakter,sifat dan juga beda suku.

Demikian kesaksian saya, semoga memberkati. Tuhan Yesus memberkati.

Kesaksian Kristen: Mengikuti Panggilan Tuhan


Mengikuti Panggilan Tuhan

Ditulis oleh: Christiana Lim

Kehidupan sejak Kecil

    Saya adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, saya dibesarkan dengan baik oleh kedua orangtua saya, sejak kecil saya selalu mengikuti sekolah minggu hingga beranjak dewasa tetap dalam lingkup pelayanan sehingga membuat saya terlibat pelayanan dan itu sama sekali tidak membebani saya, saya merasa sangat senang melayani tidak tau kenapa hati saya merasa damai saja, tetapi ada satu hal yang saya takuti sejak kecil adalah menjadi seorang Pendeta atau Hamba Tuhan, saya sangat takut jika saya dewasa nanti saya akan menjadi hamba Tuhan. karena ada beberapa hamba Tuhan berkata kepada saya kamu besar akan menjadi seorang Hamba Tuhan / Pendeta, perkataan seperti itu membuat saya semakin takut hal itu akan terjadi.
    Sehingga setelah saya mulai beranjak dewasa perkataan-perkataan seperti itu terus muncul dalam diri saya, membuat saya takut, disisi lain hati saya nyaman dalam melayani seperti ada hati ke melayani, tetapi saya selalu berfikir bahwa menjadi hamba Tuhan bukanlah suatu cita-cita yang baik, hidup akan lebih sulit karena dari apa yang saya lihat begitu adanya. Konsep pikiran yang salah yang telah saya bangun sejak kecil sehingga membuat saya sangat takut jika itu benar terjadi dalam diri saya bahwa saya akan menjadi seorang hamba Tuhan. Saya bercita-cita ingin menjadi wanita karir disamping itu saya akan tetap membantu pelayanan melalui apa saya dapat berikan, itu yang menjadi ‘’Visi saya pada saat itu”.
    Seiring pelayanan dan berjalannya waktu saya mengikuti Youthcamp pada saat itu ada altarkool dan disitu saya sangat merasakan hadirat Tuhan, kemudian ada Hamba Tuhan berkata siapa yang ingin menjadi Hamba Tuhan angkat tangan dan akan didoakan disitu saya sangat sadar dan saya pastikan saya tidak akan angkat tangan kemudian hati saya tidak tahan akhirnya saya angkat tangan, kemudian setelah peristiwa itu terjadi terbayang-bayang selalu dalam pikiran saya, saya merasa saya telah berjanji kepada Tuhan. Dari situ ketakutan saya semakin bertambah bahwa saya merasa saya akan Sekolah Alkitab nantinya, tetapi disisi lain saya ada kedamaian tersendiri di hati saya, tetapi dalam diri saya ketakutan kedagingan yang membuat saya benar-benar takut jika nantinya saya akan menjadi seorang Hamba Tuhan.

Menunda Panggilan Tuhan

    Selama masa sekolah saya sering dijuluki ibu pendeta, saya tidak tau apa yang membuat mereka dapat mengatakan itu, padahal teman-teman saya beberapa ada yang berasal dari agama yang berbeda. Kejadian-kejadian seperti ini yang kembali terus mengingatkan saya akan hal itu. Tetapi saya tetap mengabaikan hal itu dan ingin terus melanjutkan cita-cita saya yang saya inginkan.
    Setelah saya tamat SMA saya sangat senang karena saya diterima di salah satu Universitas di Manado jalur SNMPTN, tetapi disamping rasa bahagia saya merasa ada yang berbeda dalam hati saya, ketika saya hendak mengambil keputusan untuk daftar ulang mengambil SNMPTN tersebut hati saya sangat tidak nyaman saya merasa sama sekali tidak ada damai sejahtera dan yang kedua adalah orangtua saya yang tiba-tiba tidak menyetujui saya untuk kuliah di manado karena dengan alasan terlalu jauh, saya sempat terdiam sejenak. Kenapa waktu sebelum saya mendaftar Snmptn,orangtua menyetujui tiba diterima orangtua saya tidak menyetujui. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak mengambil SNMPTN tersebut karena hati saya juga sangat tidak nyaman, akhirnya saya berdoa “Tuhan sebenarnya apa yang Engkau mau dalam hidupku kenapa seolah-olah semua yang saya inginkan tidak Engkau kehendaki”. Pada saat saya berdoa saya merasa seperti Tuhan bilang “Kamu bukan disitu nak , ikuti Panggilanmu” setelah saya berdoa saya sangat takut karena dari kecil saya memang sangat suka melayani tapi tidak untuk menjadi seorang Hamba Tuhan, pada saat itu saya sangat di lema. Karena saya takut kalau itu bukan panggilan hanya perasaan saya saja. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak terlalu memperdulikan panggilan tersebut, kemudian dengan keras hati saya mencoba daftar kuliah beberapa Universitas di Batam, Puji Tuhan saya diterima dan sama seperti awal tadi disaat saya mau memutuskan untuk masuk disitu juga hati saya benar-benar tidak ada damai sejahtera sama sekali, saya takut mau memaksakan kehendak saya akhirnya saya berhenti dan memutuskan pada tahun itu saya tidak kuliah dan hanya bekerja sambil memikirkan apa yang akan saya lakukan kedepannya.

RancanganMu yang terjadi

    Tepat sekali kita hanya bisa merancangkan segala sesuatu yang kita anggap baik tapi Tuhan lebih punya rancangan terbaik bagi anak-Nya
    Selama setahun saya bekerja sebagai guru anak anak (paud) di salah satu sekolah di Bintan, saya sangat senang dengan anak-anak sehingga tanpa saya sadari seiring berjalannya waktu saya melupakan panggilan tersebut saya tidak lagi mau memikirkan nya. Pada saat bulan februari 2021 saya membuat rencana untuk saya kuliah menjadi seorang guru, seketika saya teringat oleh panggilan tersebut membuat saya dilema lagi saya sangat bingung ditambah lagi hati saya sangat-sangat tidak ada damai sejahtera, akhirnya setelah beberapa bulan saya bergumul lagi selama itu saya seperti benar-benar tidak tau tujuan hidup saya sebenarnya untuk apa, hampir setiap malam saya menangis dan berdoa kepada Tuhan :”Tuhan tolong beritahu sebenarnya apa yang Engkau mau dalam hidupku, apa benar ini adalah panggilan Tuhan, jika benar Tuhan tolong kasih tanda supaya aku dapat benar-benar percaya bahwa itu adalah panggilan-Mu dan aku akan ikuti rencana-Mu”. Setelah itu saya mendapat mimpi yang menurut saya itu adalah tanda yang Tuhan kasih dalam mimpi itu “Saya harus memilih antara sekolah sekuler dan sekolah Alkitab disitu saya memilih sekolah sekuler yang akhirnya membuat saya kecewa saya tidak diterima disekolah tersebut, setelah itu ada seseorang yang datang kepada saya dia berkata, Jangan Keraskan Hatimu, ikutilah Panggilanmu”. Dari mimpi tersebut dan hal-hal yang sudah saya alami membuat saya tidak ragu lagi untuk jalan mengikuti panggilan Tuhan. Dari mimpi tersebut saya mulai percaya akan panggilan itu tetapi saya tetap keraskan hati sampai akhirnya tiba di hari minggu selesai ibadah om (paman) saya memanggil saya dan sepupu saya untuk ditanyai apa tujuan kedepan kami, akhirnya giliran saya ditanya , saya menjawab saya mau menjadi guru dan rencana kuliah, setelah itu sudah mau pulang saya di panggil untuk makan di pastori Gereja makan bersama-sama dan akhirnya om saya tiba-tiba bilang seperti ini “Baguslah kalau kamu mau jadi guru, tapi kalau saya lihat kamu itu ada jiwa-jiwa melayani” disitu saya seperti ditegur kembali dan saya kembali mengingat sudah ada beberapa bahkan ada hamba Tuhan yang pernah berkata seperti itu bahkan teman-teman saya, saya hanya menganggap itu hanya candaan mereka saja. Tetapi melalui perkataan om saya tersebut membuat saya akhirnya benar-benar sadar akan panggilan tersebut dan akhirnya saya memutuskan untuk menetapkan hati saya mengikuti panggilan Tuhan. Karena melalui semua peristiwa-peristiwa yang saya alami saya sangat takut untuk mengeraskan hati lagi saya tidak ingin lari dari panggilan lagi karena menurut saya sudah banyak Tuhan berbicara tetapi hati saya tetap tidak mau, dan Puji Tuhan saya dengan senang saya menerima Panggilan tersebut.

Tantangan yang dihadapi dalam mengikuti Panggilan

    Saya termasuk anak yang dikit-dikit harus ada mama, saya tidak bisa sendirian karena saya adalah orang yang penakut dengan orang lain, disaat saya mau memutuskan untuk sekolah Alkitab, saya harus berusaha mencari sekolah sendiri, mencari informasi sendiri, hingga saya bingung dan berkata “Tuhan saya sudah menetapkan hati saya untuk mengikuti Engkau, Tuhan tolong jika benar ini panggilanMu Tuhan tolong sediakan semuanya’’ yaa benar Tuhan yang menyediakan segala sesuatu mulai dari pemilihan sekolah, akhirnya saya di rekomendasikan untuk Sekolah di STT Injil Bakti Caraka, dan Puji Tuhan semuanya Tuhan buat lancar.

Disaat segala sesuatu sudah jelas tiba-tiba papa saya tidak menyetujui untuk saya sekolah Akitab dan pada saat itu saya merasa Tuhan ini kenapa? akhirnya saya berdoa dan bilang Tuhan tolong luluhkan hati papa saya. Setelah seminggu kemudian saya bertanya izin ke papa saya untuk saya akan Sekolah Alkitab tiba-tiba papa saya berkata iya gapapa kalau kamu mau itu, tapi jadilah Hamba Tuhan yang benar-benar taat pada Tuhan jangan putus di tengah jalan. Walaupun saya tahu bahwa sebenarnya papa saya tidak terlalu menyetujui tetapi setidaknya sudah diizinkan untuk saya Sekolah Alkitab.

Penyertaan Tuhan

Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” Yes 41:13

Setelah melewati proses-proses yang ada akhirnya saya memberanikan diri untuk mandiri melakukan segala sesuatu dengan sendiri dan sebelum saya kuliah saya tinggal di pastori salah satu gereja di batam yang merekomendasikan saya kuliah di STT IBC saya saya sangat bersyukur sekali saya sangat merasa Tuhan itu selalu menyertai saya, Dia tidak pernah tinggalkan saya walau terkadang saya sering merasa bahwa saya sendirian tetapi ada saja cara Tuhan dengan mempertemukan saya dengan orang-orang yang begitu peduli dengan saya begitu baik dan saya percaya itu adalah cara Tuhan membawa saya ketempat ini.

Tuhan benar-benar nyata dalam proses saya sebelum saya menjalankan studi saya di kampus IBC, saya sangat bersyukur dan banyak belajar bahwasannya jika Tuhan yang memanggil saya, maka Dia sendirilah yang akan menyertai dan tidak pernah meninggalkan saya bahkan apa yang tidak saya fikirkan itu yang Tuhan sediakan bagi saya. Akhirnya setelah saya tinggal dipastori batam kurang lebih satu bulan, saya diantar untuk menjalankan study saya sebelum saya ke kampus saya harus di karantina terlebih dahulu karena dalam masa covid 19.

Selama saya berada di Batam saya berusaha untuk bisa apa-apa sendiri sebenarnya saya sangat sedih karena saya tidak memiliki teman pada saat karantina teman-teman saya yang lain sudah ada di kampus, saya hanya sendirian karantina disaat itu saya merasa gelisah takut semua dicampur aduk, Tuhan tolong saya takut dengan lingkungan yang baru bertemu dengan orang-orang yang tidak saya kenali bagaimana saya harus berinteraksi dengan mereka saya pada saat itu saya benar-benar merasa sendirian tidak punya siapa-siapa yang biasanya saya harus ditemani oleh mama tetapi kali ini berbeda semua saya jalani sendirian, akhirnya saya mulai memberanikan diri dan saya percaya Tuhan yang selalu bersama dengan saya, bahwa Dia yang akan menyertai saya. Puji Tuhan saya bisa melewati yang mungkin menurut orang lain ah gitu aja kok takut, tetapi tidak dengan saya itu adalah suatu hal yang luar biasa dalam hidup saya.

Penyesuaian diri

    Puji Tuhan akhirnya setelah melewati berbagai proses saya tiba di kampus, yang tidak sesuai ekspetasi, saya berfikir saya tidak akan diterima baik oleh teman-teman yang ada disini ternyata sebaliknya mereka sangat Wellcome terhadap saya untuk itu saya sangat bersyukur. Disini saya dapat belajar “Jangan mengasumsikan hal-hal negative telebih dahulu terkadang apa yang kita fikirkan itu yang membuat kita jatuh.”

Selama beberapa bulan berada di asrama pastinya banyak hal-hal yang membuat saya terkejut mulai dari pertemanan dan sifat-sifat teman yang kadang tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan, tetapi melalui hal-hal tersebut saya banyak sekali belajar bahwa setiap orang mempunyai sifat karaker yang berbeda dan dari latar belakang yang berbeda pula dan saya mulai menerimanya karena saya sadar bahwa saya juga banyak memiliki kekurangan yang oranglain tidak sukai dari saya. Banyak hal yang saya alami tapi saya percaya bahwa itu adalah proses yang akan membawa saya menjadi orang yang lebih baik lagi, ya walaupun terkadang menurut saya kenapa harus gini Tuhan tetapi saya tetap terus belajar agar dapat kuat menjalankan proses di tempat ini.

Belajar Untuk hidup dengan Iman

....”Karena itu Aku berkata kepadamu: janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai….”

Selama saya berada di asrama banyak hal yang saya dapat pelajari tetapi satu hal yang bagi saya suatu hal yang mustahil terjadi dalam diri saya ialah Iman, seperti ada tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar adalah dasardari segala sesuatu yang tidak kita lihat” Berarti menurut buku favor of God yang saya baca iman dapat mewujudkan segala sesuatu yang kita harapkan sedangkan saya tidak percaya akan bisa terjadi dalam kehidupan saya, saya sering mendengar kesaksian dari dosen-dosen yang ada bahwa sewaktu diasrama hanya untuk membeli sabun saja harus bergumul tidak ada uang, tetapi ada saja Tuhan kirimkan melalui siapa saja yang Tuhan mau pakai untuk Memberkati, saya percaya itu tapi untuk itu terjadi pada diri saya, saya kurang percaya itu bisa terjadi.

    Akhirnya saya berdoa “Tuhan buat aku percaya hal itu dapat terjadi dihidupku” setelah itu saya bergumul saya ingin membayar uang sekolah (Distribusi) dengan sendiri tidak meminta kepada orang tua. Beberapa waktu saya terima transferan di ATM pas disaat itu saya ingin membayar uang sekolah, disitu saya sangat menyadari bahwa Tuhan benar-benar membuat saya percaya dan Tuhan bisa pakai siapa saja untuk memberkati saya. Tidak hanya itu banyak hal yang Tuhan kerjakan diluar pikiran saya, setelah itu saya membuat prinsip hidup saya untuk bersandar sepenuhnya pada Tuhan, dan beberapa waktu setelahnya saya memesan baju untuk harnas pemuda karena saya memang sangat suka kaos padahal saya tau pada saat itu saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar baju tersebut, akhirnya selama beberapa hari saya bergumul dan tiba waktunya saya diminta untuk membayar baju tersebut, pada saat itu rasa kwatir yang mendalam dalam diri saya yang belum pernah saya alami dan saya hanya berdoa, Tuhan bagaimana ini, saya akan bayar pakai apa Tuhan, sekarang saya tidak memiliki uang lagi, setelah itu saya iseng-iseng mengecek aplikasi Dana saya, disitu saya benar-benar terkejut ada uang masuk di aplikasi Dana saya, saya hanya bisa menangis merasakan Tuhan tidak pernah membiarkan saya Dia tidak pernah meninggalkan saya, dan mulai saat itu saya terus belajar bahwa apapun yang akan saya alami kedepannya walaupun mungkin menurut saya, saya ragu saya tidak mampu saya akan bersandar pada Tuhan karena saya percaya Tuhan adalah Allah yang bersama dengan saya.

Ketika Berserah Tuhan Bekerja

    Saya adalah orang yang sangat tidak percaya diri berdiri didepan umum, benar-benar sangat takut saya merasa Tuhan saya tidak mampu. Saya sangat diberkati dengan pujian “Kuasa-Mu nyata di dalam kelemahanku, Kekuatan-Mu menopang seluruh hidupku dari mana datang pertolonganku, hanya Yesus pertolonganku”. Saya benar-benar merasakan hal itu dalam beberapa kali ketika saya benar-benar datang berserah, Tuhan bekerja memberi saya kekuatan, seperti hal nya ketika saya presentasi, praktek Pujian Penyembahan disaat itu saya benar-benar merasakan Tuhan itu hadir Dia memberi ketenangan bagi saya. Setelah itu saya sangat menyadari bahwa apapun ketidakmampuan saya apapun kelemahan saya ketika saya datang dengan sungguh-sungguh berserah kepada Tuhan, Dia akan menolong dan memampukan saya. Dari pengalaman-pengalaman yang saya alami saya semakin sadar ketika saya berjalan bersama dengan Tuhan, tidak ada yang tidak bisa ketika saya mau pasti Tuhan yang akan menolong saya begitupun dengan kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri saya ketika saya menyerahkan semua dalam tangan Tuhan maka Tuhanlah yang akan mengubahkan saya.
    Banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya mulai dari cara pandang saya terhadap sesuatu menjadi lebih baik, sehingga membuat saya berfikir semakin dewasa, dan ketika saya dekat dengan Tuhan dan membangun hubungan yang baik dengan Tuhan saya menjadi seorang yang cukup peka terhadap orang-orang disekitar saya, terkadang saat saya berdoa saya merasa sedih dan tiba-tiba saya dapat merasakan apa yang orang-orang sekitar saya alami, sehingga membuat saya semakin ingin mendoakan mereka dan semakin hari saya selalu ingin terus diperbaharui oleh Tuhan karena tanpa Tuhan saya semua nya tidaklah berarti

Kesimpulan

    Ketika kamu memiliki panggilan jangan pernah mengeraskan hati, karena panggilan adalah anugrah yang diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang dipilih-Nya karena tidak semua orang memiliki panggilan, betapa berharganya panggilan itu, mungkin kalau dulu saya meremehkan panggilan itu dan mengabaikan nya saya tidak tau bagaimana saya begitu menyesal atas itu, tetapi Puji Tuhan saya mengikuti panggilan Tuhan walaupun awal mula saya masih ragu tetapi Tuhan sendirilah yang menegguhkan saya sehingga saya dapat menyadari betapa beharganya panggilan tersebut.



“Jangan pernah Perhitungan dengan Tuhan, Lakukan apa yang dapat kamu lakukan dengan versi terbaikmu, maka Tuhan sendirilah yang akan membalasnya”
Apapun Yang kamu lakukan, lakukanlah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Tuhan Yesus Memberkati