Showing posts with label Charisma. Show all posts
Showing posts with label Charisma. Show all posts

Resensi Buku

 RESENSI BUKU

oleh: Charisma

Judul :The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded

Penulis : Paul Enns

Prakata : J. Dwight Pentecost

Penerbit : Literatur SAAT

Tahun Terbit : 2014 (edisi revisi)

Kota Penerbit : Malang

Jumlah Halaman :472 hlm

ISBN : 979-3080-05-1


Perkenalan/Latar Belakang


Buku dengan judul The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded yang ditulis oleh Paul Enns.  Paul Enns adalah pendeta di Biblical Training Ana Leadership Development, Idlewild Baptist Church, Tampa Florida yang juga melayni sebagai pimpinan Tampa Extension South Eastern Baptist Theological Seminary dan juga mengajar di Northwestern College, Minneapolis.Buku ini telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan telah dicetak sebanyak 7 (tujuh) kali sejak diterjemahkan yaitu tahun 2003, 2004, 2006, 2008, 2010, 2013, dan 2014.  Berdasarkan hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa buku ini diminati dan dibeli oleh banyak orang. Dalam buku ini Paul Enns menggabungkan berbagai macam metode teologi untuk memaparkan semua pandangannya.  Buku ini bertujuan untuk menjawab dengan sederhana atas pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai teologi.  

Buku ini terdiri dari 2 Bagian yakni Bagian 1 (pertama) membahas mengenai Teologi Biblika dan bagian 2 (kedua) membahas mengenai teologi Sistematika. Dalam bagian pertama membahas 16 sub judul yaitu, Pendahuluan teologi Biblika, pendahuluan Teologi PL, Teologi Era Edenik, Teologi Era Nuh, Teologi Era Patriak, Teologi Era Musa, Teologi Era Monarki, Teologi Era Para Nabi, Pendahuluan Teologi Perjanjian Baru, Teologi Sinoptik, Teologi Kisah Para Rasul, Teologi Yakobus, Teologi Paulus, Teologi Ibrani, Teologi Petrus dan Yudas, dan Teologi Yohanes.  Sementara dalam bagian Kedua pembahasan mengenai Teologi Sistematika membahas mengenai 10 sub judul yaitu: Pendahuluan Teologi Sistematika, Bibliologi: Doktrin Alkitab, Teologi Proper: Doktrin Allah, Kristologi: Doktrin Kristus, Pneumatologi: Doktrin Roh Kudus, Angelology: Doktrin Malaikat, Antropologi dan Hamartiologi: Doktrin manusia dan Dosa, Soteriologi: Doktrin Keselamatan, Eklesiologi: Doktrin Gereja, Dan Eskatologi: Doktrin Akhir Zaman


Ringkasan Buku

Ringkasan buku ini sudah ada di Laporan Baca.


Keistimewaan


Buku The Moody Handbook Of Theology: Revised And Expanded yang ditulis oleh Paul Enns ditulis dengan sistematis dan mencakup 2 bagian penting dalam teologi yaitu teologi Biblika dan teologi Sistematika.  Secara isi buku ini memberikan jawaban-jawaban yang mendasar secara sederhana mengenai teologi-teologi yang saat ini sedang berkembang.  Hal itu menjadikan buku ini memiliki isi yang komprehensif atau lebih lengkap dengan lima dimensi teologi yaitu: alkitabiah, sistematis, historis, dogmatis dan kontemporer atau kekinian.  Hal ini menjadi salah satu keistimewaan dari buku ini karena pada umumnya buku-buku lainnya hanya membahas satu bagian dari dimensi teologi saja secara detail.  Hal berikutnya yang menjadi keistimewaan dari buku ini adalah penyajiannya yang mudah dipahami dengan penyajian-penyajian table-tabel dan juga daftar table yang lengkap.  Hal ini sangat memudahkan pembaca untuk melihat secara lengkap mengenai topik yang disampaikan oleh penulis.  Penulis Paul Enns dalam hal ini dapat melihat apa yang menjadi perhatian pembaca dan apa yang diharapkan pembacanya.  Keistimewaan lainnya adalah ringkasan yang ada disetiap akhir dari setiap sub judul yang dibahas.  Hal ini seperti kesimpulan-kesimpulan kecil akan apa yang dibahas dalam setiap sub babnya.  Dengan adanya ringkasan-ringkasan ini memudahkan pembaca untuk mengerti dan menyimpulkan apa yang menjadi topik penting dalam setiap bab dalam buku ini.  Keistemewaan berikutnya adalah anjuran yang diberikan oleh penulis untuk studi lebih lanjut mengenai setiap topik yang dibahas. Dalam anjuran studi lanjut ini penulis dalam buku ini memberikan topik dan sekaligus sumber-sumber yang perlu  dilakukan studi lanjut.  Hal seperti ini tidaklah biasa dalam buku buku pada umumnya.  Oleh karena itulah hal ini menjadi istimewa.  Anjuran ini tentunya dapat menolong pembaca untuk dengan mudah melihat hal-hal yang perlu lagi dipelajari lebih mendalam. 

Kekurangan


Sebuah pepatah mengatakan bahwa “taka da gading yang tak retak” yang memberikan gambaran bahwa apa yang menjadi karya/perbuatan manusia tidak ada yang lepas dari kekurangan.  Demikian juga halnya dengan buku ini sekalipun memiliki begitu banyak keistimewaan tetapi tetap juga mempunyai kekurangan.  Sedikit kekurangan yang dapat dipaparkan adalah buku menyajikan setiap materinya dengan singkat untuk memafarkan hamper semua disiplin ilmu dalam teologi Biblika maupun Sistematika sehingga pembaca membutuhkan buku-buku lainnya untuk melengkapi bacaannya.  Oleh karena itulah apa yang dituliskan dalam buku ini adalah hal-hal yang mendasar saja tidak dibahas secara mendalam.  Sehingga pembaca dituntut untuk membaca buku-buku lainnya. 


Rekomendasi


Setelah membaca buku ini, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswa teologi baik program Teologi maupun Program PAK.  Selain itu para dosen juga baik untuk membaca dan memiliki buku ini untuk menambah perbendaharaan buku dan sumber2 dalam belajar maupun mengajar.  Saya juga merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dimiliki oleh mereka yang melayani di gereja seperti para hamba Tuhan atau gembala-gembala, guru-guru sekolah minggu dan bahkan jemaat yang juga terlibat melayani perlu juga membaca buku ini untuk mengenal dan mengetahu paling tidak apa yang menjadi dasar-dasar teologi baik dari segi biblika maupun sistematika. 

TEOLOGI BIBLIKA DAN TEOLOGI SISTEMATIKA (LAPORAN BACA)

TEOLOGI BIBLIKA DAN TEOLOGI SISTEMATIKA (LAPORAN BACA)

Oleh: Charisma

Pendahuluan

    Buku The Moody Handbook of Theology terdiri dari dua bagian, dimana bagian pertama membahas tentang Teologi Biblika yang dibagi dalam enam belas pembahasan yaitu: Pendahuluan Teologi Biblika, Pendahuluan teologi Perjanjian Lama, Teologi Era Endenik, Teologi Era Nuh, Teologi Era Patriak, Teologi Era Musa, Teologi Era Monarki, Teologi Era para Nabi, pendahuluan teologi Perjanjian Baru, Teologi Sinoptik, Teologi Kisah para rasul, Teologi Yakobus, Teologi Paulus, Teologi Ibrani, Teologi Petrus dan Yudas, Teologi Yohanes. Sedangkan Dalam bagian kedua membahas tentang Teologi Sistematika yang terdiri atas: pendahuluan teologi Sistematika, Bibliologi Doktrin Alkitab, teologi Proper Doktrin Allah, Kristologi Doktrin kristus, Pneumatologi Doktrin roh kudus, Angelology Doktrin Malaikat, Antropologi dan Harmatologi Doktrin Manusia dan Dosa, Seteriologi Doktrin Keslamatan, Eklesiologi Doktrin Gereja, dan Eskatologi Doktrin Akhir Zaman.

TEOLOGI BIBLIKA DAN TEOLOGI SISTEMATIKA (LAPORAN BACA)


Dalam bagaian ini saya akan memberikan sedikit dari ringkasan setiap bagian-bagian dari isi buku ini.

Bagian pertama : TEOLOGI BIBLIKA

    Ada beberapa unsur penting dalam Definisi teologi Biblika yaitu: Sistematisasi dimana Teologi Biblika menyelidiki periode sejarah dimana Allah telah menyatakan dirinya, atau penekanan doktrinal dari penulis-penulis Alkitab yang berbeda dan disusun secara sistematis.Teologi Biblika juga menaruh perhatian pada peristiwa penting dalam sejara yang menyatakan doktrin-doktrin Alkitab.Doktrin ortodoksi yang telah lama dipegang oleh kaum evangelical adalah kepercayaan mengenai wahyu yang bersifat progresif; dimana Allah tidak menyatakan semua kebenaran tentang diri-Nya sekaligus melainkan sebagian demi sebagian kepada orang yang berbeda di sepanjang sejarah. Natur dari teologi biblika adalah eksegetikal, yaitu mempelajari doktrin-doktrin dari berbagai periode sejarah.

Ada persamaan dan perbedaan antar teologi biblika dengan sistematik.(1) Teologi biblika merupakan awal dari teologi sistematik; eksegesis memimpin teologi biblika yang kemudian memimpin teologi sistematik. (2) Teologi biblika berusaha menentukan apa yang dimaksudkan oleh penulis Alkitab berkaitan dengan isu-isu teologi, sedangkan teologi Sistematik menjelaskan mengapa sesuatu itu benar dengan menambahkan pandangan secara filosofis. (3) Teologi biblika memberikan pandangan penulis Alkitab sedangkan teologi sistematik memberikan diskusi doctrinal dari sudut pandang masa kini. (4) teologi biblika menganalisis materi dari penulis tertentu sedangkan teologi sistematik meneliti semua materi baik dari Alkitab maupun dari luar Alkitab yang berkaitan dengan doktrin tertentu. Kepentingan dari teologi Biblika yaitu: memperlihatkan perkembangan sejarah doktrin; memperlihatkan penekanan dari penulis; dan memperlihatkan unsur manusiawi dalam inspirasi.

SEJARAH TEOLOGI PERJANJIAN LAMA

Sejarah teologi perjanjian lama dibagi atas; sejarah perkembangan awal,abad kesembilan belas,sejarah agama-agama, sekolah sejarah keslamatan, Neo Ortodoksi, dan konservatisme. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam metodologi Perjanjian lama yaitu: metode didaktik-dogmatik, metode progresif-genetik, metode lintas bagian, metode tipikal, metode Diakronik, metode Formasi-tradisi, metode Dialektika,metode teologi biblika baru, kanonikal Multipleks Teologi PL, “janji” sebagai tema, dan “rancangan Allah” sebagai tema.

Beberapa unsur harus jelas dalam teologi PL: (1) Doktrin Inspirasi kitab suci merupakan keharusan apabila keadilan akan ditegakkan pada teks kitab suci. (2) Teologi PL harus melibatkan eksigesis teks kitab suci, mengaplikasikan prinsip-prinsip hermeneutic yang tepat, sehingga membiarkan teks itu berbicara bagi dirinya sendiri.(3) Teologi PL dibangun diatas premis wahyu progresif dan melalui eksigesis menemukan menemukan progresif dari wahyu Allah dalam bentuk sejarah. (4) Teologi PL menyelidiki berbagai era yang berbeda. (5) Teologi PL harus memperlihatkan kesatuan kitab suci.

TEOLOGI ERA EDENIK


Bersamaan dengan penyataan Allah tentang diri-Nya sebagai Allah yang transenden, Ia juga menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang imanen, yang berusaha untuk bersekutu dengan manusia. Ia mengakui penciptaan manusia sebagai amat baik (Kej. 1:31); Ia menciptakan manusia berdasarkan gambar dan rupa-Nya sehingga dapat berelasi dengan manusia dan manusia berkuasa di atas bumi (Kej. 1:26); Ia berbicara dengan manusia (Kej. 1:28-30); la menciptakan suatu lingkungan secara khusus untuk manusia (Kej. 1:3-25, 2930); Ia menguji kesetiaan manusia (Kej. 2:16-17); Ia mencari manusia (Kej. 3:9).

Penciptaan Dunia “Pada mulanya” menjelaskan waktu penciptaan Allah. Ini bukan merupakan mitos; ini merupakan peristiwa sejarah. Kejadian 1:1 memberikan pernyataan utama dengan tiga anak kalimat sirkumstansial yang mengikutinya di ayat 2 yang menyatakan bahwa tidak ada gap antara 1:1 dan 1:2. Kata menciptakan (Ibr. bara) menyatakan Allah menciptakan dalam arti ex nihilo, yaitu “dari yang tidak ada.”tujuan dari penciptaan adalah untuk kemuliaan Allah. Penciptaan manusia adalah khusus dan unik. Manusia diciptakan pada hari terakhir, sebagai puncak dari penciptaan Allah; pada konklusi dari penciptaan manusia, Allah mencatat, “itu adalah amat baik” (Kej. 1:31). Manusia bukan produk evolusi tetapi penciptaan langsung oleh Allah (Kej. 1:27; 2:7; 5:1; U1. 4:32. Tujuan Allah menciptakan manusia dinyatakan di Kejadian 1:26, “biarlah mereka berkuasa.” Allah menempatkan manusia di taman untuk memerintah atas ciptaan-Nya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan penyataan Allah pada era Edenik. (1) Allah menyatakan diri-Nya sendiri sebagai yang mahakuasa dan berdaulat atas penciptaan alam semesta dan dunia. (2) Allah yang kudus, menuntut ketaatan untuk dapat bersekutu dengan Dia. (3) Allah adalah Allah dari anugerah, seperti yang dimanifestasikan melalui janji seorang Juruselamat. (4) Manusia adalah puncak dari ciptaan Allah, diciptakan segambar dan serupa dengan Allah untuk bersekutu dengan Allah dan untuk memerintah atas ciptaan Allah. (5) Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab kepada Allah yang kudus. Manusia ditetapkan berdosa melalui dosa Adam. (6) Allah berinisiatif untuk memberikan program penebusan dengan menjanjikan seorang Juruselamat kepada Adam dan Hawa. Janji menantikan kemenangan terakhir dari Mesias atas Setan itu, menyediakan dasar bagi kerajaan yang dipulihkan.

TEOLOGI ERA NUH

Dalam bab ini membahas tentang: orang kanaan dan orang Set, Air bah, Kovenan Nuh, berkat Sem, dan menara babel. Periode nuh memperlihatkan degradasi dan kemerosotan umat manusia. Kemunduran yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berdosa selama periode ini dimulai sejak Kain membunuh Habel (Kej. 4:1-8). Keil dan Delitzsch menggambarkan dosa “sebagai seekor binatang buas, yang siap menerkam di depan pintu hati manusia, dan ingin sekali menelan jiwanya (1Ptr. 5:8). Nuh sebagai mediator pemerintahan kerajaan Allah, berdiri sendiri sebagai manusia yang benar di tengah dunia yang berdosa (Kej. 6:9-11). Nuh berlaku benar terhadap manusia dan Allah: ia adalah benar (Ibr. zedek), dilihat dari sudut pandang manusia, dan ia tanpa cacat cela (Ibr. tamim), dilihat dari sudut pandang Allah (6:9). Kontras antara Nuh dan dunia itu sangat nyata; Nuh adalah benar sedangkan bumi telah tercemar; Nuh berjalan dengan Allah sedangkan bumi penuh dengan kejahatan.

Dosa menuntut penghakiman, dan Tuhan mengumumkan penghakimanNya yang benar atas dosa (Kej. 6:7, 13); Roh-Nya tidak lagi bersama dengan manusia. Tindakan pertama Nuh setelah peristiwa Air Bah adalah membangun mezbah dan beribadah kepada Tuhan (Kej. 8:20). Nuh menjadi pengantara kovenan Allah bagi semua umat manusia. Hal ini juga merupakan kovenan yang tidak bersyarat sebagaimana tidak ada juga persyaratan yang dikenakan pada kovenan itu.. Allah adalah Transenden dan imanen.

TEOLOGI ERA PATRIAKH

Abraham menjadi pusat figur dimana melaluinya Allah bertindak. (1) kovenan Abraham dalam kejadian 12:1-3 dan merupakan kovenan tak bersyarat. (2) kovenan itu juga merupakan kovenan literal di mana janji-janji itu harus dimengerti secara harafiah.(3) kovenan itu merupakan kovenan yang kekal. Ada tiga segi dalam kovenan Abraham yaitu Tanah perjanjian Kej 12:1; perjanjian Keturunan kej 12:2; perjanjian berkat dan penebusan kej. 12:3. Metode Allah menggenapi kovenan Abraham adalah harafiah. Unsur penting dari kovenan adalah penggenapan di masa yang akan datang di mana kerajaan Mesias akan berkuasa. Kovenan Abraham akan digenapi sepenuhnya dalam hubungan dengan kedatangan Mesias kembali untuk membebaskan dan memberkati umat-Nya Israel.puncak berkat itu adalah pengampunan dosa dan kerajaan Mesias yang mulia akan memerintah di atas bumi.

TEOLOGI ERA MUSA

Israel menjadi mediator Allah dalam kerajaan teokrasi Allah diatas bumi melalui kovenan Musa.Pola dari kovenan itu mengikuti format perjajian zaman kuno antar raja yang berkuasa dengan taklukannya. Tuhan memngingatkan bangsa itu akan kewajiban mereka untuk taat, dan bangsa itu menyetujuinya dengan mengatakan segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan. Setelah memasuki sebuah kovenan dengan bangsa Israel, Allah memberikan Israel konstitusinya yang terdapat di keluaran, Imamamat, dan Bilangan. Hukum moral ditemukan pada prinsipnya di sepuluh hukum ( kel. 20:2-17;Ul.5:6-21). Hukum sipil meliputi banyan hukum yang muncul di keluaran 21:1-24:18, demikian pula di imamat dan Ulangan. Hukum seremonial dijelaskan terutama di Keluaran 25:1-40:38, meliputi tabernakel,pakaian dan fungsi dari imam-imam, dan korban-korban serta persembahan.

Pada waktu Allah memilih suatu bangsa bagi diri-Nya, Allah juga memberikan cara bagaimana bangsa itu dapat bertemu dengan Tuhan. Para imam yang berasal dari suku lewi, dikhususkan sebagai mediator antara bangsa itu dengan Allah yang kudus. Natur kovenan Palestina adalah sbb: (1) bangsa itu akan diusir karena ketidaksetiaanya. (2) akan ada pertobatan di kemudian hari dari Israel.(3) mesias akan kembali. (4) Israel akan dipulihkan kembali ke tanah itu.(5) Israel akan bertobat sebagai sebuah bangsa. Dan (6) para musuhnya akan dihakimi. Kovenan Palestina diberikan sebagai Kovenan kekal (Yeh 16:60) oleh karena hal itu adalah dari kovenan Abraham yang tanpa syarat. Kovenan palestina adalah tentang masa depan yaitu suatu peristiwa eskatologis yang akan digenapi di tanah Israel yang sebenarnya dalam kerajaan milenial.

TEOLOGI ERA MONARKI

Konsep kerajaan mencapai titik akhirnya dalam kovenan Daud yang memprediksi pemerintahan milenial dari anak Daud yang Agung, Sang mesias. Esensi dari kovenan daud diberikan di 2 Samuel 7:16 berisi empat unsur penting yaitu: Rumah; kerajaan;tahta;selama-lamanya. Natur dari penggenapan terakhir kovenan dapat dimengerti dengan mempelajari penggenapan inisial dari janji kepada Daud. Allah berjanji dengan sumpah kepada Daud bahwa garis keturunannya akan berlangsung selama-lamanya dan bahwa Daud akan memiliki keturunan yang memerintah atas raja-raja dunia ini (Mzm. 89:3-4, 27-29, 33-37).

Para nabi PL juga mengharapkan penggenapan harfiah dari Kovenan Daud melalui Mesias. Mereka menyatakan kembali janji-janji dari penggenapan di masa yang akan datang tanpa memperhitungkan dosa dan kemurtadan Israel (menunjukkan natur tanpa syarat dari kovenan itu). Nubuat Yesaya tentang Anak yang akan diberikan yang akan memerintah di takhta Daud (Yes. 9:6-7); ia berbicara tentang keadilan dari pemerintahan kerajaan Mesias (Yes. 11:4-5).

TEOLOGI ERA PARA NABI

Fungsi utama dari nabi PL adalah sebagai administrator dari kerajaan teokrasi untuk membawa Israel kembali pada hukum Musa, di mana orang Israel terikat pada Tuhan dalam kovenan antara Tuan dengan hambaNya. Fungsi lain (di antaranya) dari seorang nabi adalah untuk memproklamasikan apa yang akan terjadi. Kulminasi dari berita tentang apa yang akan terjadi ini berbicara tentang masa depan Israel di bawah pemerintahan kerajaan Mesias.

Para nabi memberikan suatu gambaran yang cukup luas tentang karya Mesias, baik pada waktu kedatangan-Nya yang pertama maupun yang yang berfokus pada pendirian kerajaan di masa yang akan datang. Yesaya merinci penebusan-Nya sebagai Pengganti (Yes. 52:13-53:12) dan Zakharia juga tinggal dalam penderitaan-Nya (Za. 11:12-13;13:6-7). Namun demikian, penekanan yang besar diberikan pada kedatangan Mesias yang kedua kalinya dan kemuliaan pemerintahan-Nya di bumi. Sangat dekat dengan peristiwa itu adalah pertobatan Israel, pengampunan, dan restorasi. Keduanya berjalan bersamaan karena melalui Israel, Allah akan memberkati bangsa-bangsa dunia ini. Jadi, keduanya adalah konsep yang saling tumpang tindih yang dijelaskan oleh para nabi. Tetapi, fokus terakhir tidak terletak pada Israel; tetapi terletak pada kemuliaan Allah. Pelayanan Yesaya berfokus pada Allah yang kudus (Yes. 6) demikian pula Yehezkiel (Yeh. 1). Yesaya berbicara tentang suatu kerajaan di masa yang akan datang di mana hanya yang kudus yang akan memiliki persekutuan dengan Allah yang kudus (Yes. 35:8); Yehezkiel merinci ibadah pada masa mendatang kepada Allah yang kudus, mulia dalam penampakanNya pada bangsa-Nya (Yeh. 43:2, 4, 5). Zakharia mengakhiri dengan suatu penekanan atas kekudusan Allah (Za. 14:20-21). Pengakuan dan penyembahan akan kekudusan Allah akan tercapai pada zaman kerajaan di masa mendatang itu.

PENDAHULUAN TEOLOGI PERJANJIAN BARU

Teologi PB baru diminati dalam perkembangan selama dua abad akhir-akhir ini. Sebelumnya teologi yang diminati adalah dogmatik, formulasi doctrinal dari gereja, dan sistematik, yang sering kali merupakan hasil dari spekulasi filosofis.

Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam perkembangan suatu metodologi. (1) Pewahyuan bersifat progresif, berkulminasi dalam wahyu yang berkaitan dengan Kristus. (2) Penekanan dari PB berpuncak pada kepercayaan kematian dan kebangkitan Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali. (3) Teologi PB harus mengakui bahwa pengajaran Yesus dan pengajaran dari penulis PB lainnya merupakan suatu kesatuan dan harmonis. (4) Keragaman tulisan-tulisan PB tidak menyebabkan kontradiksi, tetapi berakar dari asal mula Ilahi PB. (5) Teologi PB harus mengaplikasikan metode analitik (tetapi tidak berarti mengesampingkan metode tematik) karena metode itu dengan baik merefleksikan keragaman dari PB.

TEOLOGI SINOPTIK

Istilah sinoptik berasal dari kata Yunani sunoptikos, “melihat sesuatu bersama-sama, dan itu merupakan karakteristik dari ketiga injil,Matius,Markus dan Lukas.ada beberapa teori yang diusulkan berdasarkan keterkaitan ketiga injil tersebut yaitu teori: tradisi lisan;independen;injil primitive;fragmentaris;dua dokumen; empat dokumen. Teori Kritik modern telah muncul dan berusaha menjelaskan asal-usul manusia dan hasilnya dari tulisan-tulisan Injil. ada beberapa kritik yaitu: Kritik Historis;kritik sumber;kritik bentuk;kritik redaksi.

Doktrin Allah adalah keharusan dalam studi teologi sistematik untuk sampai pada gambaran Alkitabiah secara menyeluruh dari natur dan atribut Allah. Atribut Allah yang digambarkan di sinoptik yaitu: Profidensia Allah; kebapaan Allah; Anugerah Allah; Kerajaan Allah;dan Penghakiman Allah. Doktrin Kristus: Kelahiran dari anak dara;kemanusiaan; ketidakberdosaan; keilahian;karya penebusan; dan kebangkitan. Doktrin Roh Kudus: berkaitan dengan kelahiran Kristus dari anak dara; berkitan dengan pencobaan Kristus; berkaitan dengan Pelayanan Kristus;berkaitan dengan inspirasi kitab suci. Doktrin Gereja: tidak ada pengembangan doktrin gereja dalam injil sinoptik. Doktrin Akhir Zaman: Injil sinoptik menyediakanmateri yang cukup banyak berkaitan dengan Akhir zaman.

TEOLOGI KISAH PARA RASUL

Kisah para Rasul juga menyatakan otoritas kerasulan Paulus dan kuasa yang sederajat dengan otoritas dan kuasa Petrus. Diskusi Teologi kisah para rasul: Allah yang membahas tentang kedaulatan Allah dan eksistensi Allah dan Anugerah umum. Kristus: Penyaliban dan kematian Kristus; kebangkitan Kristus;Kembalinya Kristus. Roh kudus: Keilahiannya; dan pekerjaannya. Keslamatan: keslamatan melalui iman kepada Kristus; percaya mencakup pertobatan;keslamatan adalah melalui anugrah Allah; keslamatan terlepas dari jasa dalam bentuk apapun. Gereja: Formasi gereja; organisasi gereja; fungsi-fungsi di gereja.

TEOLOGI YAKOBUS

Dalam teologi Yakobus ada beberapa poin penting yang dibahas yaitu: Kitab suci yang didalamnya membahas tentang penekanan yang kuat atas PL di kitab Yakobus; ada penekanan pada pengajaran Yesus; ada penekanan tentang otoritas kitab suci; ada penekanan atas karya kitab suci. Allah: Pandangan Yakobus tentang Allah merefleksikan konsep dari relasi bersyarat antar orang Israel dengan Allah dibawah hukum Musa: Ketaatan membawa berkat; ketidaktaatan membawa penghukuman. Manusia dan Dosa: Yakobus menunjuk pada dosa (Yun. Hamartia, “meleset dari sasaran”) enam kali; dosa berasal dari hawa nafsu yang ada dalam diri manusia; akibat dosa adalah dalam hal rohani dan kematian yang kekal; dosa memperlihatkan kasih yang pilih-pilih dan tidak mengasihi; dosa gagal untuk berbuat baik;dosa dapat diampuni. Dan Keslamatan.

TEOLOGI PAULUS

Teologi Paulus menyajikan sebuah gambaran yang tinggi berkaitan dengan teologi tentang Allah. Paulus menggambarkan Allah sebagai yang berdaulat, dan menyatakan dirinya sendiri melalui anugrah dalam Yesus Kristus. Kosep kedaulatan Allah mendominasi penulisan Paulus, Ia memberikan sejumlah istilah untuk menekankan konsep ini yaitu; Predestinasi;kemahatahuan;pilihan; adopsi;dipanggil;tujuan; dan kehendak. Konklusi penting berkaitan dengan ajaran Paulus tentang kedaulatan harus dicermati yaitu: 1) sumber utama dari predestinasi adalah mutlak kedaulatan Allah; 2) tujuan predestinasi adalah keslamatan, dan isunya adalah pelayanan; 3) predestinasi tidak mengabaikan tanggung jawab manusia. Paulus juga memberikan pernyataan-pernyataan yang paling kuat tentang keilahian Kristus, dan menekankan tentang kemanusiaannya dan ketuhanan. Teologi Paulus memberikan pembahasan yang panjang lebar baik tentang pribadi maupun karya Roh kudus. Dosa adalah sebuah hutang, menyatakan obligasi manusia dan ketidakmampuan manusia untuk membayar hutang itu.

Doktrin Paulus tentang Soteriologi berpusat pada Anugrah Allah : Allah yang berinsiatif menyelamatkan manusia berdasarkan anugerah-Nya semata-mata. Kata lain dari Paulus untuk pengampunan (Yun. aphesis) memiliki arti dasar “membebaskan” atau “menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau “membatalkan suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol. 1:14). 24 Anugerah Allah mencapai puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliaan-Nya, di mana Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia. Kata penebusan (Yun. apolutrosis) adalah istilah yang secara khusus dipakai oleh Paulus. Paulus juga menjelaskan bahwa pembayaran penebusan itu adalah dengan darah Kristus. Kematian-Nya diperlukan untuk mencapai pembebasan dosa. Roma 3:24 menekankan bahwa kematian Kristus memuaskan dan mengalihkan murka Allah, membuat penebusan menjadi mungkin. Kata pendamaian muncul hanya empat kali di PB, di Roma 3:25; Ibrani 2:17; dan 1 Yohanes 2:2; 4:10. Kata ini (dari bahasa Yun. hilasmos dan bilasterion) berarti mengalihkan, memindahkan, atau mendamaikan. Justifikasi secara khusus merupakan istilah Paulus. Beberapa hal lain dapat dipelajari tentang penggunaan justifikasi oleh Paulus; justifikasi merupakan pemberian anugerah Allah (Rm. 3:24); hal ini dapat terjadi melalui iman (Rm. 5:1; Gal. 3:24); hal itu dimungkinkan melalui darah Kristus (Rm. 5:9); dan hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm. 3:20; Gal. 2:16; 3:11). Hal yang terakhir itu adalah suatu penekanan utama dari Paulus dan tanpa diragukan merupakan tesis dari surat Galatia, manusia tidak dibenarkan melalui melakukan hukum Taurat tetapi melalui iman kepada Yesus Kristus.

TEOLOGI IBRANI

Penulis Ibrani menekankan pribadi Allah yang mulia dan cara Allah menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya. Penyataan tentang wahyu Allah adalah melalui putra-Nya. Kebesaran anugerah Allah terlihat, karena melaluinya, Kristus mati bagi semua orang. Tema penghakiman ditekankan di kitab Ibrani, karena adanya bahaya orang Kristen Ibrani berbalik kepada Yudaisme. Oleh karena itu, mereka diingatkan untuk tidak tersandung di bawah kaki Putra Allah yang oleh-Nya mereka telah dikuduskan, karena Allah akan menghakimi orang yang meremehkan darah Kristus (10:30). Kristus juga ditunjuk sebagai imam besar yang permanen, yang telah menjadi kurban pendamaian dosa. Keilahian Yesus diteguhkan melalui nama yang diberikan kepada-Nya. Penulis juga menjelaskan tentang keilahian Yesus melalui karya-Nya. Ia merupakan pencipta masa (Yun. aion), “penerima dari segala yang ada (1:2).” la pemelihara (Yun. pheron) yang “membawa segala sesuatu pada waktu yang telah ditetapkan.”

Manusia tak berdosa. Penulis Ibrani menekankan kesejatian, ketidakbercelaan dari kemanusiaan Yesus, sehingga Ia dapat menjadi kurban yang sempurna bagi dosa. Keimaman. Kristus paling tinggi karena Ia adalah imam menurut aturan Melkisedek, tidak menurut keimaman Harun. Keimaman Kristus yang berdasarkan Melkisedek adalah superior, karena:6 (1) Keimaman Kristus adalah baru dan lebih baik (7:15; bdk. 7:7, 19, 22, 8:6); (2) Keimaman Kristus adalah permanen (7:16, 24); (3) Keimaman Kristus berdasar pada suatu kovenan yang lebih baik (8:6; 6:13). Meskipun doktrin Roh Kudus tidak dibahas secara panjang lebar, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kitab Ibrani. (1) Tanda karunia diperlihatkan melalui kedaulatan kehendak Roh Kudus (2:4). (2) Roh Kudus adalah penulis Kitab Suci (3:7; 9:8; 10:15). (3) Keselamatan menjadikan seseorang mendapatkan bagian dalam Roh Kudus (6:4). (4) Menolak keselamatan melalui Kristus adalah melawan Roh Kudus (10:29).

Doktrin dosa dalam Ibrani merupakan hal yang fundamental, karena tema Ibrani adalah peringatan bagi orang Ibrani Kristen untuk tidak kembali ke Yudaisme karena itu berarti berdosa kepada Kristus. penulis memperingatkan orang Ibrani agar tidak mengeraskan hati mereka (3:7-11) dan mendorong mereka mengejar kekudusan dan tidak menyianyiakan anugerah Allah (12:14-15). Dosa ketidakpercayaan (tidak beriman) adalah akar dari masalah mereka; penulis menantang mereka untuk mengesampingkan dosa ketidakpercayaan yang mengikat mereka dan sebaliknya memandang kepada Yesus, pendahulu iman mereka, yang telah menyelesaikan hal yang ada di hadapan-Nya (12:1-2). Provisi superioritas Kristus dalam keselamatan terlihat pada waktu la mengalami kematian bagi semua orang (2:9), dan melalui kematian-Nya Ia membawa “banyak anak-anak pada kemuliaan” (2:10). Fakta bahwa keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemuliaan menekankan finalitas dan jaminan dari keselamatan.

TEOLOGI PETRUS DAN YUDAS

Teologi Petrus berpusat pada Kristus dan dalam penekanannya ia membahas secara mendalam doktrin-doktrin penting yang berkaitan dengan pribadi kristus. Ia menyatakan ketidakberdosaan Kristus, korban pendamaian Kristus sebagai substitusi, kebangkitan-Nya, dan kemuliaan-Nya. Petrus banyak sekali berbicara tentang penderitaan, Kristus yang direndahkan dan penolakan terhadap Kristus.

Petrus memilih menyebut Kristus dalam surat-suratnya, dan paling sering menggunakan sebutan Mesias untuk menjabarkan penderitaan-Nya. Petrus juga menggunakan nama Tuhan Yesus Kristus, bukan untuk menekankan penderitaan Kristus, tetapi kebangkitan, glorifikasi, dan Kedatangan kedua. Melalui Tuhan Yesus Kristus, orang percaya akan dilahirbarukan dalam pengharapan yang hidup (1Ptr. 1:3), mereka telah diselamatkan melalui kebangkitan Yesus Kristus (1Ptr. 3:21), sekarang ini sedang dibangun sebagai tubuh rohani (1Ptr. 2:5). Petrus menekankan karya keselamatan Kristus: Ia adalah kurban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan tak bercela (1Ptr. 1:19); Ia tidak berdosa (1Ptr. 2:22); la mati sebagai pengganti sekali bagi kita semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1Ptr. 3:18). Petrus menekankan tindakan, bahwa Ia dibunuh untuk kita. Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekekalan (1 Ptr. 1:20) tetapi dinyatakan dalam sejarah. Ia menyelesaikan keselamatan melalui kebangkitanNya, memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh pengharapan (1 Ptr. 1:3).

doktrin Kitab Suci ditulis oleh Petrus: (1) Kitab Suci diistilahkan sebagai “nubuat” (2Ptr. 1:19),. (2) Kitab Suci adalah hidup dan tidak berubah selama-lamanya” (1 Ptr. 1:23). (3) Kitab Suci tidak terkontaminasi dan menyehatkan, memampukan orang percaya untuk bertumbuh secara rohani (1Ptr. 2:2). (4) Kitab Suci bukan secara murni berasal dari manusia (2Ptr. 1:20). (5) Kitab Suci adalah produk dari manusia yang berbicara atas pimpinan Roh Kudus, sehingga menjamin keakuratan dari Kitab Suci (2Ptr. 1:21). (6) Kitab Suci. PB juga diinspirasikan setara dengan Kitab Suci PL (2Ptr. 3:16). Petrus menempatkan surat-surat Paulus setara dengan “tulisan-tulisan Kitab Suci lainnya.” (7) Kitab Suci merupakan dasar kebenaran teologis (1Ptr. 2:6).

Paulus telah menjelaskan tentang aspek lain dari kehidupan orang Kristen, namun fokus utama dari tulisannya adalah supaya mereka berta han dalam penderitaan. Pertama, orang percaya harus mengantisipasi pencobaan dan penderitaan dan mempersiapkan pikiran mereka untuk menghadapinya, karena Kristus juga telah menderita (1Ptr. 1:11; 4:12; 5:9). Kedua, orang percaya harus bersukacita di tengah penderitaan karena antisipasi akan kedatangan kembali Kristus (1Ptr. 3:14; 4:13). Ketiga, orang percaya dapat menderita karena ketidakadilan (1Ptr. 2:19, 20, 21, 23; 3:17). Tidak ada pujian apabila seorang Kristen menderita karena perbuatan dosa, tetapi Allah menghargai orang percaya yang menanggung penderitaan karena ketidakadilan. Gereja universal. Petrus mengakui kesatuan dari orang Yahudi dan nonYahudi dalam satu tubuh (Kis. 10:34-43). Gereja lokal. Di 1 Petrus 5:1-4, Petrus menunjuk pada tanggung jawab penatua di gereja lokal. Tanggung jawab mereka adalah menggembalakan domba Allah. Tugas penggembalaan adalah memberi makan (mengajar), melindungi, merawat, dan memperhatikan domba gembalaannya. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan sikap mendominasi atau karena cinta uang, tetapi dengan kerinduan dan sambil memberikan teladan dalam kesalehan. Kedatangan Kristus. Dalam kedua suratnya, Petrus kelihatannya membedakan antara pengangkatan gereja dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk menghakimi orang fasik. Hari Tuhan meliputi penghakiman atas orang tidak percaya dan berkat bagi orang percaya. Dari 2 Petrus 3:10b-12, Petrus menjabarkan hidup kekal.

PEMBAHASAN TENTANG TEOLOGI YUDAS

Yudas memperingatkan akan adanya guru-guru palsu yang menyangkali “satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita” (ay. 4). Sebutan Penguasa dan Tuhan, keduanya mengacu pada Kristus. Ini merupakan pernyataan kristologis yang besar. Penguasa (Yun. despoten) berarti Kristus adalah “Penguasa yang absolut” (2Ptr. 2:1); kata Inggris despot berasal dari kata Yunani ini. Yudas juga menunjuk pada Yesus sebagai Tuhan, yang merupakan sebutan keilahian-Nya (bdk. ay. 25

Yudas mengalamatkan suratnya pada mereka yang dipanggil.” Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk berdiri di hadapan kemuliaan hadirat-Nya (ay. 24). Berdiri di hadapan Allah berarti mampu untuk bertahan, yaitu untuk diterima (kontras dengan Mzm. 1:5). Yudas telah meneguhkan sekuritas orang percaya dalam keselamatan karena pemilihannya pada waktu yang lampau dan kemampuan Allah untuk mempertahankan orang percaya bagi kemuliaan-Nya di masa yang akan datang. Yudas juga mengenali hierarki dari malaikat pada waktu menyebut Mikhael, sebagai penghulu malaikat (ay. 9), yang merupakan pembela Israel (lih. pembahasan lebih lanjut di bawah “Doktrin Malaikat”).

TEOLOGI YOHANES

Yohanes menjabarkan wahyu dengan dua cara: wahyu melalui Kitab Suci dan melalui Putra Allah. Yesus menegaskan bahwa Kitab Suci adalah kebenaran yang proposional, yang menyatakan terang Allah melalui diri-Nya. Tensa yang mengacu waktu sekarang, menunjukkan bahwa wahyu di Kitab Suci sedang berlangsung. . Pada pendahuluan Injilnya, Yohanes menyatakan bahwa wahyu Allah dimanifestasikan melalui Anak-Nya. Pribadi yang telah bersama Bapa sejak kekekalan (Yoh. 1:1), sekarang tinggal dengan manusia, dan Yohanes bersukacita karena melihat kemuliaan-Nya. Tujuan Yohanes adalah untuk menekankan wahyu yang lebih besar vang datang melalui Kristus. Yohanes menutup prolog itu dengan menyatakan dilema ("tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah") dan solusinya ("tetapi Anak Tunggal Allahı ... Dialah yang telah menyatakan Nva“).

Yohanes sering menggunakan kata dunia; di Injil Sinoptik hanya digunakan lima belas kali, sedang Yohanes menggunakannya sebanyak tujuh puluh delapan kali di Injilnya dan dua puluh tujuh kali di tulisannya yang lain. Yohanes menggunakan kata dunia untuk menjelaskan tentang dunia yang berada dalam dosa, kegelapan, dan di bawah kuasa Setan. Dalam kaitan dengan inkarnasi, Yohanes menyatakan Yesus sebagai terang yang telah datang ke dalam dunia yang gelap karena dosa. Mukjizat inkarnasi ialah bahwa Yesus adalah hidup (Yoh. 1:4). Yohanes menyejajarkan Yesus dengan keilahian, dengan demikian sama halnya dengan Bapa yang adalah sumber kehidupan (Mzm. 36:9; Yer. 2:13; Yoh. 5:26), demikian pula Anak memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri (Yoh. 1:4). Yohanes menjabarkan inkarnasi Kristus dengan menunjuk Yesus sebagai “Putra Allah” atau “Putra. Istilah 'Anak Manusia,' jadi menunjuk pada konsep Kristus akan diri-Nya sebagai yang berasal mula dari surga dan sebagai pemilik kemuliaan surga. Pada saat yang sama hal itu menunjukkan kepada kita tentang kerendahan-Nya dan penderitaan-Nya bagi manusia.

Kata bahasa Inggris, atonement (pendamaian) berasal dari dua kata “at” dan “onement”, yang berarti rekonsiliasi. Yohanes menjabarkan kisah kebangkitan di Yohanes 20 untuk memperlihatkan penebusan Kristus telah sampai pada puncaknya saat kebangkitan. Penebusan Kristus tidak berakhir pada kematian-Nya tetapi pada kebangkitan-Nya; kebangkitan itu harus terjadi untuk meneguhkan Anak Allah (Rm. 1:4).

Bagian Kedua : TEOLOGI SISTEMATIKA

INTRODUKSI TEOLOGI SISTEMATIKA

Teologi berasal dari kata Yunani, Theos, yang artinya “Allah” dan “logos” artinya”kata” jadi istilah teologi dapat diartikan sebagai percakapan mengenai Allah. Sementara kata sistematik artinya “berdiri bersama-sama” atau untuk mengatur” . dapat disimpulkan bahwa teologi sistematika menekankan pada pensisteman teologi. Menurut Chafer, teologi sistematika didefinisikan sebagai mengoleksi, menyusun secara ilmiah membandingkan, mendemonstrasikan, dan mempertahankan semua fakta dari sumber manapun yang berkaitan dengan Allah dan karya-Nya.

Dalam teologi sistematika dibedakan menjadi beberapa klasifikasi lain yang berbeda dengan teologi sistematik diantaranya; Teologi blibika : teologi ini lebih menekankan studi tentang era tertentu atau penulis tertentu di Alkitab. Sejarah teologi : studi dari perkembangan historis dari perumusan teologi. Teologi dokmatik : studi yang merujuk pada sistem kredo yang dikembangkan oleh suatu denominasi atau gerakan teologi tertentu. Teologi kristen : dirancang dengan penekanan bahwa itu ditulis dari prespektif orang Kristen yang telah diputuskan demikian .Teologi Proper:studi mengenai natur dan keberadaan Allah.

Dalam teologi sistematika terdapat beberapa kepentingan diantaranya; sebagai penjelasan tentang Kekristenan. Dengan teologi sistematika orang Kristen mendapat pengertian yang jelas tentang kepercayaan dasar dari iman Kristen. Sebagai apologetik bagi Kekristenan, dengan adanya teologi sistematika memampukan orang Kristen untuk mempertahankan kepercayaan mereka secara rasional terhadap orang yang menentang iman mereka. Sebagai alat untuk mendewasakan orang Kristen.

Sumber-sumber teologi sistematika sendiri dibagi menjadi dua yaitu sumber utama dan sumber kedua. Kitab suci merupakan sumber utama bagi teologi yang mewahyukan tentang Allah dan relasi manusia dengan Dia. Sumber kedua teologi yaitu pengakuan-pengakuan doktrinal yang penting untuk memahami bagaimana orang Kristen yang lain sepanjang abad telah mengerti konsep teologis.kemudian tradisi dan juga penalaran dari Roh Kudus.

BLIBIOLOGI: DOKTRIN ALKITAB

Kata Inggris bible =alkitab berasal dari kata Yunani biblion, yang berarti “kitab” atau “gulungan”. Nama itu berasal dari byblos, yang menunjuk pada pohon papirus yang banyak tumbuh di rawa-rawa atau pinggiran sungai di sepanjang sungai Nil. Bentuk jamak Bibblia digunakan oleh orang Kristen yang berbahasa Latin untuk menunjuk pada semua PL dan PB.

Arti dari Kitab Suci

Kata ”kitab suci” merupakan terjemahan dari kata Yunani graphe, yang artinya “tulisan”. Dalam PL tulisan ini diakui memiliki otoritas yang besar. Dalam PB kata kerja Yunani grapho digunakan kira-kira sembilan puluh kali untuk menunjuk pada Alkitab. Istilah-istilah lain yang dipakai adalah Kitab Suci dan “Tulisan-tulisan yang Sakral” .

Alkitab Berasal Dari Allah

Banyak bukti yang menyatakan bahwa Alkitab secara keseluruhan adalah kitab yang unik, yaitu berbeda dengan karya tulis lainnya. Klaim keunikan itu dinyatakan oleh Alkitab sendiri, yang menyaksikan karakter dirinya yang unik. Sebanyak tiga ribu delapan ratus kali Alkitab menyatakan “ Allah berfirman”, atau “Demikian Firman Allah” . Paulus mengakui bahwa hal-hal yang ia tulis merupakan perintah Tuhan. Petrus memproklamasikan kepastian dari Kitab Suci dan keharusan untuk memperhatikan ketidakberubah dan kepastian dari firman Allah. Dalam merespon mereka yang akan menyanggah argumentasi di atas, harus dicatat bahwa para penulis yang mengklaim bahwa Kitab Suci berasal dari Allah adalah orang-orang yang patut dipercayai dan mereka adalah orang-orang yang telah mempertahankan integritas Kitab Suci dengan pengorbanan pribadi yang besar.

Sumber ilahi dari Alkitab lebih jauh dapat dilihat dengan mempertimbangkan kontinuitas pengajaran dan natur yang tidak biasa dari pengkomposisiannya . Alkitab tetap berbeda dengan tulisan religius lainnya, Alkitab berasal dari empat puluh penulis yang berbeda, dengan berbagai profesi dalam kehidupan mereka masing-masing. Lebih dari itu, Alkitab tidak hanya ditulis oleh berbagai penulis, tetapi juga berbagai lokasi yang berbeda dan di tengah situasi dan kondisi yang beragam. Hal itu terlihat banyak dari para penulis Alkitab tidak mengenal penulis Kitab Suci lainnya dan mereka tidak mengetahui tentang tulisan lainnya. Hal itu dikarenakan para penulisan yang menulis dalam jangka waktu lebih dari seribu lima ratus tahun. Namun demikian secara menakjubkannya, merupakan suatu kesatuan yang utuh. Tidak ada kontradiksi atau ketidakkonsistenan di antara bagian-bagiannya.

Wahyu Ilahi dari Alkitab

Kata wahyu diambil dari bahasa Yunani apokalupsis, yang berarti “ penyingkapan “ atau “dibukakan”. Jadi, wahyu menunjukkan bahwa Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada umat manusia. Dalam penggunaan yang luas dari istilah ini , wahyu menyatakan “Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri melalui ciptaan sejarah, hati nurani manusia dan kitab suci. Oleh karena itu, wahyu ada yang “umum”, dimana Allah menyatakan dirinya melalui sejarah dan natur, dan ada yang “khusus”, dimana Allah menyatakan diri-Nya melalui Kitab Suci dan melalui Anak-Nya. Menurut Karl Barth sendiri wahyu yang berada dalam di dalam Firman Allah datang pada manusia dalam suatu perjumpaan yang dialaminya. Wahyu hanya dapat dianggap sebagai aktual, pada saat terjadi perjumpaan secara ekstensial antara seseorang dengan Kristus.

Inspirasi Alkitab

Inspirasi dapat diartikan sebagai pimpinan Roh Kudus pada para penulis, sehingga meskipun penulisan dilakukan sesuai dengan gaya dan kepribadian mereka hasilnya adalah Firman Allah yang tertulis, yang erotoritas, patut dipercaya, dan bebas dari salah dalam autograf yang asli. Pandangan-pandangan yang salah dari ispirasi yaitu; inspirasi natural, yaitu pandangan yang mengajarkan bahwa tidak ada yang supranatural dalam inspirasi biblical. Iluminasi spiritual, pandangan iluminasi ini berpendapat bahwa sebagian orang Kristen dapat memiliki pandangan spiritual yang walaupun serupa dengan orang Kristen lain namun derajatnya lebih tinggi. Inspirasi Parsial atau dinamik. Teori inspirasi parsial mengajarkan bahwa bagian bagian dari alkitab yang berhubungan dengan hal-hal iman dan praktis yang diinspirasikan. Inspirasi Konseptual, inspirasi didikte oleh Allah, dan pendapat Neo-ortodoksi. Menghadapi pandangan-pandangan ini orang Kristen evangelikal memberkan butir-butir yang kontras sebagai respons. Alkitab adalah Firman Allah yang objektif dan berotoritas, baik orang merespons atau tidak kepadanya.

ineransi berarti bahwa pada waktu semua fakta diketahui, maka Kitab Suci dalam tulisan aslinya, apabila diinterpretasikan dengan benar akan terlihat sepenuhnya benar dalam setiap pengajarannya; baik pengajaran itu berkaitan dengan doktrin, sejarah, ilmu, pengetahuan, geografi, geologi atau disiplin lain dan pengetahuan lain. Penjelasan tentang ineransi yakni, ineransi mengizinkan adanya keragaman gaya Bahasa, ineransi mengizinkan adanya keragaman rincian dalam menjelaskan peristiwa yang sama, ineransi tidak menuntut laporan kata demi kata dari suatu peristiwa, ineransi mengizinkan untuk tidak menggunakan bentuk tata Bahasa standar, ineransi mengizinkan ayat-ayat problematic, ineransi menuntut catatan itu tidak mengajarkan kesalahan atau kontradiksi, dan ineransi dinyatakan melalui berbagai terjemahan.

Doktrin ALLAH

Eksestansi Allah dapat dilihat dalam beberapa argumentasi yang dipercayakan oleh

orang-orang Kristiani, diantaranya argumentasi kosmologi, argument teleologikal, argumen

antropologikal, argumen moral, dan argumen ontological. Dari beberapa argumen ini merupakan

gambaran-gambaran mengenai eksestansi Allah. Selain dari Eksestansi Allah, dalam buku ini

juga menjelaskan tentang teori-teori antiteistik. Teori antiteistik adalah teori yang menjelaskan

tentang menyangkali Allah secara pribadi. Dalam teori ini ada beberapa pandangan, yaitu

agnostik, evolusi, politeisme, panteisme, dan deisme, masing-masing pandangan ini memiliki

pengertian yang berbeda-beda dalam pengakuan mereka kepada Kristus.

Wahyu tentang Allah, ada dua tentang wahyu Allah yaitu, wahyu khusus dan wahyu umum.

Wahyu umum merupakan pendahuluan keselamatan, menyatakan aspek-aspek tentang Allah dan

natur-Nya kepada seluruh umat manusia sehingga semua umat manusia memiliki kesadaran akan

keberadaan Allah. Sedangkan wahyu khusus adalah wahyu yang lebih sempit dari wahyu umum.

Semua umat manusia adalah penerima wahyu umum, tetapi tidak semua umat manusia adalah

penerima wahyu khusus.

Atribut-atribut Allah dapat didefinisikan sebagai “yang membedakan karakteristik natur

ilahi yang tidak terpisahkan dari ide tentang Allah dan yang menjadi dasar dari berbagai

manifestasi-Nya kepada ciptaan-Nya. Atribut-atribut Allah biasanya dikalsifikasikan dibawah

dua kategori, kalsifikasi yang sering dimasukan adalah absolut dan juga relatif. Atribut absolut

atau lebih kepada spiritualitas. Spiritualitas memiliki arti yang lebih luas bukan hanya sekadar

mengidentifikasi bahwa Allah tidak memiliki suatu tubuh, tetapi juga berarti Ia adalah sumber

dari semua kehidupan. Dalam atribut absolut ini juga yang berkaitan dengan pribadi Allah yaitu

Allah ada secara mandiri, tidak berubah, kebanaran, kasih, kebaikan, dan kekudusan Allah.

Adapun atribut relative adalah atribut yang diberi istilah “relatif” karena ini berkaitan dengan

ruang dan waktu. Dalam atribut relative yang dibahas ialah kekekalan Allah, ketidakterbatasan,

mahatahu (omniscience), kemahakuasaan (omnipotence), kebenaran, kemurahan, anugerah, dan

keadilan Allah.

Allah tritunggal adalah sebuah doktrin yang fundamental bagi iman Kristen; kepercayaan atau ketidakpercayaan pada tritunggal menandai ortodoksi atau bukan ortodoksi. Istilah tritunggal

bukan yang terbaik karena kata itu menekankan hanya tiga pribadi tetapi bukan kesatuan diantara

tritunggal. Dalam perjanjian baru dijelaskan ada dua hal utama yang harus dikukuhkan untuk

mendemonstrasikan bahwa kitab suci mengajarkan trinitas: bahwa hanya ada satu Allah dan

bahwa ketiga pribadi disebut Allah. Ketetapan-ketetapan Allah telah didirikan sejak kekekalan

dan merujuk pada kedaulatan Allah atas semua wilayah dan semua kejadian. Ketetapan Allah

adalah tujuan-Nya yang kekal, menurut kehendak-Nya, dimana bagi kemuliaan-Nya, ia telah

menetapkan apa yang akan terjadi. Ketetapan Allah memiliki implikasi yang praktis, dan kita

harus tetap takjub akan kebesaran Allah yang bijak, berkuasa dan penuh kasih.

Doktrin Kristus

Kekekalan dan Keilahian Kristus tidak dapat dipisahkan. Apabila keilahian Kristus diakui, maka tidak ada masalah untuk menerima kekekalan-Nya. Banyak ayat yang menyatakan kekekalan Yesus yaitu Ibrani 1:8 , penulis Ibrani memulai suatu seri kutipan dari PL kata pengantar untuk pernyataan-pernyataan itu adalah “ tetapi tentang Anak ia berkata,” jadi , pernyataan yang berikut berkaitan dengan Kristus. Oleh karena itu pernyataan, “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya” menunjukan kekekalan Yesus. Dalam kitab PL juga salah satunya dalam Mikha 5:2 menekankan bahwa ”yang permulaanya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”. Meskipun Yesus dilahirkan di Betlehem (nubuat dari ayat ini), namun waktu itu bukanlah permulaan-Nya; ia telah ada “sejak dahulu kala”.

Terdapat juga nubuat mengenai garis Keturunan Kristus, dalam kejadian 3:15 dikenal sebagai protevangelium karena itu adalah nubuat pertama tentang Kristus. Akan ada permusuhan antara setan dengan Mesias, hal itu dinyatakan dalam frasa, “benih perempuan”. Frasa “benih perempuan” hanya berbicara tentang Maria dan menunjuk pada kelahiran anak dara; Mesias lahir dari Maria saja. Matius 1:16 juga menekankan frasa ini “dari siapa” (Yunani hes), suatu kata ganti relatif feminim, menekankan Yesus dilahirkan tanpa partisipasi Yusuf. Mengenai kelahiran Yesus sendiri juga terdapat dalam kitab Yesaya 7:14 menjelaskan cara Yesus lahir yang mana dijelaskan bahwa seorang anak dara yang masih belum terjamah itu akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan disebut Imanuel. Dalam kitab Mikha 5:2 sendiri mencantumkan tempat kelahiran Yesus seperti Betlehem. Matius memberikan tafsiran mengenai ayat ini.

Banyak kitab dalam Perjanjian Lama menubuatkan mengenai Kristus seperti Yesaya 40:3 yang menubuatkan pendahulu-Nya, kemudian Yesaya 61:1 menuliskan misi-Nya, Yesaya 53:4 yang menjabarkan mengenai pelayanan-Nya, dalam Mazmur 78:2 memprediksi bahwa Kristus akan mengajar dalam bentuk perumpamaan, kemudian dalam Zakharia 9:9 menjelaskan mengenai kemenangan-kemenangan Kristus atas dosa, dan pada Mazmur 118:22 mendeklarasikan mengenai Kristus yang akan ditolak. Mengenai kematian Kristus sendiri dinubuatkan dalam kitab Mazmur 22 yang menjelaskan bahwa Yesus mengalami kematian yang menyakitkan sementara dalam Yesaya 52-53 menjelakan kematian kejam yang akan ditanggung oleh Kristus. Namun dalam Mazmur 16:10 menjelaskan mengenai keangkitan-Nya dan kenaikan-Nya pada Mazmur 68:19.

Doktrin kemanusiaan Kristus sama penting dengan Doktrin keilahian Kristus. Kitab suci mengajarkan kemanusiaan Kristus . naamun demikian, mereka juga memperlihatkan bahwa ia tidak memiliki dosa manusia, natur kejatuhan. Yesus memilliki tubuh yang sama dengan manusai pada umumnya kecuali unntuk kualitas-kualitas yang merupaakan akibat dari dosa dan kejatuhan. Ia dikenal sebagai orang Yahudi, dan sebagai tukang kayu yang memiliki saudara perempuan dan laki-laki. Pada akhirnya ia sangat menderita dalam tubuh manusia-Nya, Ia merasakan rasa sakit disesah, ketakutan akan penyaliban dan saat disalib ia merasakan haus hal yang sama dirasakan oleh manusia.. unsur-unsur ini menekankan

kemanusiaan sejati-Nya. Ia memiliki perkembangan yang norma, Lukas 2:52 menjelaskan perkemembangan Yesus dalam empat area: mental, fisikal, spiritual, dan sosial. Ia memiliki jiwa dan roh manusia. Ia juga memiliki karakteristik keberadaan manusia, ini tampak pada saat ia di padang gurun ia merasa lapar, waktu ia berjalan bersama murid-murid-Nya ia merasa lelah dan bberhenti untuk beristirahat. Ia juga memiliki nama manusia, ia dipanggil “putra Daud” mengindikasikan ia keturunan dari Raja Daud. Ia juga dipanggil Yesus setara dengan nama di PL yaitu Yosua, ia dianggap sebagai “manusia”

Kristus secara mutlak setara dengan Bapa dalam pribadi dan karya-Nya. Kristus adalah ilahi yang tidak dapat dikurangi. Kitab suci sangat tegas menyatakan klaim pribadi dari Kristus,, demikian juga kesaksian dari yang lain tentang keilahian-Nya. Injil Yohanes khususnya kaya dalam penekanannya akan keilahian Kristus. Dalam Timotius 4:8, Paulus menunjuk Yesus sebagai Tuhan dan memberikan kemuliaan kepada-Nya. Kemuliaan menunjuk pada shekinah dari Allah dan mengukuhkan keilahian-Nya..

Kehidupan Kristus di dunia adalah penting dalam studi Kristologisebagaimana halnya keotentikan Yesus dari Nazaret sebagai janji Mesias. Penulis ijnjil mendemonstrasikan bahwa Yesus menggenapi nubuat-nubuat di PL sepanjang hidup-Nya. Pengajaran Kristus adalah penting dalam mengotentikan klaim-Nya tentang kemesiasan-Nya, karena itu, penulis injil memberikan cukup banyak ruang untuk memaparkan kata-kata yang sebenarnya atau pengajaran-pengajaran Krisus.

Pneumatologi: Doktrin Roh Kudus

Roh Kudus adalah salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal oleh karena iytudi khusus tentang pribadi dan karya-Nya sama penting dengan studi yang lainnya. Alkitab kaya dengan data mengenai Roh Kudus, dari situlah segmen dari teologikal yang utama itu sudah siap untuk dibangun. Roh Kudus memiliki akal budi, emosi dan kehendak maka dapat dilihat bahwa ia adalah suatu pribadi dan memiliki personalitas. Akal budi, Roh Kudus memiliki akal budi karena dikatakan bahwa “Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu” ( 1 Kor. 2:10). Emosi, Ef. 4:30 memerintahkan “jangan mendukakan Roh Kudus dari Allah”. Konteksnya menekankan bahwa Roh Kudus didukacitakan pada waktu orang percaya berdosa. Kehendak, Roh Kudus memiliki kehendak, mengindikasian ia memiliki kuasa yang berdaulat dalam pemilihan dan keputusan. Roh kudus mendistribusikan karunia-karunia Roh Kudus sebagaimana kehendak-Nya.

DOKTRIN MALAIKAT, SETAN, DAN IBLIS

Terdapat sejumlah kata berbeda yang digunakan kitab suci untuk menjelaskan keberadaan malaikat. Malaikat, kata Ibrani malak artinya “utusan” ditujukan pada utusan manusia atau utusan ilahi. Kata Yunani angelos, kata yang ditujukan untuk manusia kata ini juga berarti ”utusan...yang berbicara dan bertindak atas nama orang yang mengutus dia.” Malaikat juga disebut “putra Allah” pada tahap sebelum mereka jatuh, mereka adalah putra Allah yang diciptakan-Nya.malaikat juga disebut “yang kudus” dalam arti bahwa mereka “dikhususkan atau dipisahkan” oleh Allah dan untuk Allah sebagai pelayan dari kekudusan-Nya. Malaikat juga disebut ”Tentara” yang dapat dimengerti sebagai tentara surgawi.

Keberadaan malaikat secara seragam disajikan di Kitab Suci. 34 kita di Alkitab memberikan refrensi pada malaikat. Hal penting bagi kepercayaan kepada malaikat karena relasi malaikat dngan Kristus. Keberadaan malaikat berkaitan dengan kredibilitas dari kesaksian Kristus. Malaikat adalah keberadaan yang bersifat roh, mereka tidak memiliki tubuh seperti manusia. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Kristus, mereka diciptakan secara serentak dan tidak terhitung jumlahnya. Malaikat memiliki urutan yang leih tinggi dari manusia,para malaikat berkuasa dari manusia namun kekuasaan mereka tetap terbatas.

Jenis-jenis malaikat itu sendiri seperti para malaikat yang berperan sebagai penguasa pemerintahan, Ef.6:12 menunjuk pada “tingkat dari para malaikat yang jatuh;” pemerintahan adalah”mereka yang berada di tingkatan pertama atau tinggi” penguasa adalah” mereka yang diberi otoritas”. Malaikat yang memiliki tingkatan tertinggi, Mikael adalah satu-satunya yang disebut penghulu malaikat dan malaikat tertinggi Allah. Malaikat yang adalah individu yang prominem, Mikhael yang artinya “siapakah yang seperti Allah?” dan diklasifikasikan secara khusus sebagai penghulu malaikat, Gabriel berarti “manusia Allah” atau “Allah itu kuat” ia menjadi khusus Allah dari program kerajaan-Nya, Lucifer berarti “yang bersinar” atau “bintang Fajar” ia adalah makhluk paling bijaksana dan indah, berkuasa atas serafim yang mengeliling takhta Allah. Malaikat yang melayani, kerub adalah urutan tertinggi yang diciptakan dengan kuasa dan keindahan yang tak terlukiskan, serafim mereka mengelilingi takhta Allah dan memuji serta menyerukan kesempurnaan Allah.

Pelayanan yang dilakukan malaikat seperti melayani Allah,kerub dalam pelayanan memepertahankan kekudusan Allah dan serafim melayani kekudusan Allah. Melayani Kristus, mereka memprediksi kelahira-Nya, melindungi Kristus pada masa kecil, melayani Dia setelah pencobaan, menguatkan Dia di Getsemani, mewartakan kebangkitan-Nya, hadir pada waktu kenaikan-Nya, hadir dikedatangan-Nya yang kedua. Melayani Orang percaya, mereka melindungi dalam hal fisik, memelihara secara fiisk, memberi dorongan dan petunjuk, menolong dalam menjawab doa.

Doktrin Setan.

Baik PL maupun PB meneguhkan realitas dan eksistensi dari Setan. Kristus sendiri membuat refrensi tentang Setan sebanyak dua puluh lima kali. Fakta dari eksistensis Setan mendapat dukungan dari keabsahan perkataan Kristus. Yehezkiel 28:12-15, menjabarkan setan sebelum kejatuhannya, ia menikmati suatu posisi yang tinggi di Hadirat Allah, Yesaya menunjukkan kedudukan tinggi malaikat ini sebagai “bintang fajar” namun setelah menjadi musuh Allah ia tidak pernah disebut dengan semua nama terhormat itu. Alasan kejatuhan Setan dulemparkan dari hadirat Allah karena kesombongannya dan ia menjadi tinggi hati karena keindahannya dan hikmatnya. Ia ingin memasuku hadirat Allah dan mendirikan takhtanya di atas takhta Allah dan malaikat lainnya. Ia ingin menjadi seperti” Yanng Mahatinggi’ oleh karena itu Allah melemparkan dan menjatuhkannya dari surga.sebagai kerub yang diurapi setan memimpin sepasukan malaikat, kemungkinan besar sepertiga dari semua malaikat dari surga dalam kejatuhannya.

Doktrin iblis

Ada sejumlah teori tentang asal mula dari iblis. Berdasarkan pandangan Philo, Josephus, dan beberapa penulis Kristen mula-mula iblis berasal dari roh orang jahat yang telah meninggal, namun teori ini terbukti salah dapat dilihat dalam Luk. 16:23. Teori kesenjangan menyatakan iblis berasal dari roh-roh sebelum Adam dan keturunannya. Teori yang mengatakan bahwa iblis berasal dari malaikat “putra-putra Allah” yang bersetubuh dengan “anak-anak perempuan manusia” dan menghasilkan keturunan orang Nefilim, pandangan ini juga tidak dipilih. Jatuh tetepi malaikat tidak diikat, pandangan ini yang lebih dipilih, teori ini mengajarkan bahwa pada waktu Lucifer memberontak melawan Allah ia jatuh dan membawa sepasukan malaikat dari tingkatan yang lebih rendah. Lucifer sekarang lebih tertuju pada sebutan untuk iblis.

DOKTRIN MANUSIA DAN DOSA

Ada beberapa pandangan mengenai asal mula manusia. Evolusi ateistik, pandangan ini menjelaskan asal mula manusia dan kehidupan yang terlepas dari Allah. Asal mula kehidupan manusia dan makhluk ciptaan lainnya semua dijelaskan terpisah dari proses supranatural. Evolusi testik adalah pengajaran bahwa semua makhluk hidup secara bertahap berevolusi dari bentuk yang lebih rendah, dan proses itu disupervisi oleh Allah. Penciptaan yang bersifat progresif, teori iniberdasarkan Maz. 90:4 dan 2pPet 3:8 dalam penolakan atas enam hari penciptaan secara harfiah. Teori kesenjangan menempatkan periode waktu yang panjang antara Kejadian 1:1 dengan 1:2. Pada dasarnya, hal itu dilakukan untuk mengakomodasikannya dengan ilmu pengetahuan. Ini adalah beberapa pandangan mengenai asal mula manusia.

Selanjutnya membahas mengenai bagian tubuh manusia. Struktur tubuh, Kitab Suci membedakan materi (tubuh) dengan non-materi (jiwa/roh). Kej.2:7 menunjukkan bahwa tubuh manusia telah dibentuk dari debu dan tanah. Nama Adam sesungguhnya menjadi pengingat bahwa manusia berasal dari tanah. Terdapat beberapa pandangan mengenai tubuh manusia seperti tubuh adalah penjara jiwa, tubuh adalah satu-satunya bagian manusia yang penting, dan pandangan bahwa tubuh adalah patner dari jiwa. Bagian non materi dari manusia melibatkan personalitas yaitu manusia memiliki kesadaran diri, keberadaan spritual yaitu Allah adalah roh, dan jiwa manusia adalah suatu roh, natur moral yaitu manusia diciptakan dalam “kebenaran oriental” menunjuk pada “pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan. Asal mula bagian non-materi manusia sendiri memiliki beberapa pandangan seperti teori praesksistensi yang mengatakan bahwa jiwa manusia telah ada sebelumnya dan juga teori traducian yang mengatakan bahwa jiwa dan tubuh diturunkan oleh orang tua.

Selanjutnya mengenai kejatuhan manusia, kejadian 3 tidak menjabarkan tentang asalmula dosa melainkan penjelasan mengenai masuknya dosa dalam dunia umat manusia. Terdapat 3 peristiwa disana yaitu ujian, Adam dan Hawa selama hidup di taman Eden tuhan menguji ketaatan mereka. percobaan, pencobaan datang pada Adam dan Hawa melalui ular(Kej.3:1) yang terakhir akibat dosa, yang mana penghakiman atas ular, penghukuman atas Setan, perempuan, laki-laki, dan semua makluk ciptaan-Nya.

Asal mula dosa, dosa dengan sederhana menyatakan “kerusakan dari keseluruhan natur manusia. ” akibat dari dosa pertama, manusia secara total tercemar berarti bahwa kerusakan karena dosa meluas pada seluruh manusia sehingga dalam diri manusia natural tidak ada kebaikan dalam pandangan Allah. Kedua, manusia memiliki natur dosa bawaan. Lalu bagaimana orang Kristen dan dosa. Yang pertama konflik dengan dosa dari orang Kristen yang timbul dari tiga wilayah yaitu dunia, daging, dan si jahat. Kedua, provisi Allah telah membuat provisi yang cukup menjaga orang Kristen dari jalan dosa.yaitu firman Allah, Pengantaraan Kristus, didiami oleh Roh kudus.

Doktrin Keselamatan

Penebusan, berasal dari kata Yunani agorazo yang berarti “membeli dari pasar” kata ini digunakan untuk mejabarkan orang percaya yang dibeli dari pasar dosa dan dibebaskan dari ikatan dosa. Rekonsiliasi, penekanan kata ini adalah berdamai dengan Allah, melalui Kristus permusuhan dan murka Allah telah diangkat. Propisiasi, berarti bahwa kematian Kristus secara penuh memuaskan semua tuntutan kebenaran Allah terhadap orang berdosa. Pengampunan, merupakan tindakan legal dari Allah di mana Ia mngngkat tuduhan-tuduhan yang diberikan pada orang berdosa karena pemuasan atau penebusan yang tepat untuk dosa-dosa yang telah dilakukan. Justifikasi adalah karunia yang diberikan melalui anugerah Allah dan terjadi pada saat seorang memiliki iman kepada Kristus. Dasar dari justifikasi adalah kematian Kristus, terpisah dari pekerjaan apapun.

Proses keselamatan terdapat dari sudut Allah dan sisi manusia. Sudut Allah yaitu pekerjaan bapa, memang ada tanggung jawab manusia dalam keselamatan, namun sebelumnya ada sisi ilahi utuk keelamatan di mana tindakan Allah yag menjamin keselamatan orang berdosa. Pekerjaan Kristus, dalam membicarakan proses keselamatan, karya Kristus adalah yang terutama untuk mencapai keselamatan manusia. Terutama, meliatkan kematian Kristus sebagai penebusan substitusionari untuk dosa yang menjamin pembebasan manusia dari hukum dan perbudakan dosa dan memenuhi tuntutan kebenaran dari Allah yang kudus. Pekerjaan Roh Kudus, melibatkan pelayanan untuk meyakinkan orang tidak percaya, meregenerasi seseorang untuk memberikan kepadanya kehidupan rohani, menndiami orang percaya dan memateraikan orang percaya. Sisi manusia, banyak ayat Kitab Suci menegaskan bahwa tanggung jawab manusia dalam keselamatan hanyalah percaya pada injil. iman yang menyelamatkan bukan hanya sekedar pengertian atas suatu doktrin, iman melibatkan lebih dari intelektual

Jaminan kekal, dasar dari jaminan kekal untuk keselamatan tidak terletak pada manusia, tetapi pada Allah. Jaminan karya Allah Bapa, orang percaya terjamin karena bapa telah memilih mereka untuk keselamatan sejak kekekalan. Bapa menetapkan orang percaya untuk memperoleh status anak dalam Kristus. Jaminan karya Putra Allah, Putra Allah telah menebus orang percaya , mengangkat murka Allah dari orang percaya, membenarkan orang percaya, dan menguduskan orang percaya. Jaminan karya Roh Kudus, Roh Kudus telah meregenerasikan orang percaya, memberikan hidup kepada mereka, Roh Kudus tinggal dalam orang percaya selamanya, Ia telah memateraikan orang percaya pada hari penebusan , orang percaya dibaptis dalam persekutuan dengan Kristus dan ke dalam tubuh orang percaya.

Jaminan kekal dari orang percaya oleh anugerah Allah adalah kelengkapan/pemenuhan dan mahkota kemuliaan dari rencana Allah untuk keselamatan.

DOKTRIN GEREJA

Istilah church diterjemahkan dari kata Yunani ekklesia, yang berasal dari kata ek berarti”keluar dari” dan kaleo yang berarti “memanggil”. Jadi gereja adalah “suatu kelompok ynag dipanggil keluar.” Umumnya katan ini digunakan dalam pengertian teknis yang ditujukan pada gereja PB, yaitu suatu kelompok orang percaya yang dipanggil dalam Yesus Kristus. Adapun aspek-aspek gereja seperti Gereja lokal, penggunnaan paling umum dari kata gereja di PB ditujukan pada sekelompok orang percaya yang diidentifikasi sebagai jemaat lokal. Gereja unniversal, gereja lokal melihat gereja sebagai orang percaya yang berkumpul di lokasi tertentu, sedangkan gereja universal dipandang sebagai keduanya, pada zaman ini, dilahirkan dari Roh Allah dan oleh Roh yang sama telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus. Gereja universal disebut sebagai gereja yang tidak kelihatan dan gereja lokal sebagai yang kelihatan.

Sejumlah figur digunakan Alkitab untuk menggambarkan gereja sebagai suatu organisme yang hidup. Tubuh, menggambarkan kesatuan dan universalitas dan gereja adalah kata tubuh. Yang mana Kristus adalah kepala dan jemaat adalahh tubuh yang satu dalam Kristus. Pengantin perempuan,analogi ini diambil untuk menggambarkan hubungan suami-istri dalam pernikahan antara Kristus dan pengantin perempuan-Nya yaitu gereja. ilustrasi ini penting karena menyatakan kebesaran dan kasih Kristus bagi gereja. Bangunan, dalam gambaran bangunan,Yesus sebagai batu penjuru, yang dapat disebut sebagai “dasar batu utama pada sudut struktur di mana arsitek menetapkan suatu standar untuk tumpuan bagi seluruh dinding. Kawanan domba, gambaran ini menekankan bahwa anggota gereja sebagai domba dari Kristus adalah kepunyaan-Nya sebagai gembala dari kawanan domba itu. Ranting, Yesus menjabarkan relasi dekat pada zaman gereja, di mana orang percaya menikmati persekutuan dengan Dia sebagai sebuah ranting yang terhubung dengan pokoknya.

Keunikan Gereja, dalam relasi dengan kerajaan, gereja adalah kesatuan yang terpisah dari Israel dan tetap dibedakan dari Israel. Paulus juga tetap membedakan antara Israel dengan gereja. Dalam relasi dengan kerajaan, gereja berbeda dengan kerajaan. Istilah gereja dan kerajaan tidak pernah digunakan secara bergantian di Kitab Suci. Selanjutnya mengenai fungsi dari gereja lokal yaitu ibadah, ibadah yang sejati harus memiliki natur atau wilayah spiritual, dan ibadah yang sejati harus sesuai dengan kebenaran yang sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Allah. Hal itu melibatkan presentasi yang berasal dari suatu keputusan yang pasti dari keseluruhan diri orang percaya kepada Allah. Pengajaran, merupakan unsur penting dalam kehidupan dari gereja mula-mula. Gereja tekun mempelajari pengajaran dari para rasul, dan kemudian memenuhi kota dengan doktrin Kristen. Persekutuan, persekutuan menekankan fakta bahwa orang percaya saling memiliki. Karena persekutuan mereka dalam Kristus, Paulus memerintahkan orang percaya untuk saling menerima satu sama lain. Pelayanan, gereja terlibat berbagai macam pelayanan dalam persekutuan gerejawi. Adapun pimpinan-pimpinan dalam gereja seperti penatua sebagai pemimpin umum lalu diaken sebagai pengurus pelayanan. Tujuan dari gereja itu sendiri adalah untuk melayani tubuh Kristus dan melayani dunia.

DOKTRIN ESKATOLOGI

Terdapat beberapa faktor-faktor yang disepakati dalam eskatologi. Kematian, dapat didefinisikan sebagai akhir dari kehidupan fisik melalui pemisahan jiwa dan tubuh. Surga, kata surga digunakan dalam tiga cara di Alkitab yaitu surga atmospherik, surga angkasa, dan tempat tinggal Allah. Aspek penting dari surga adalah intimasi, persekutuan personal orang percaya dengan Allah. Neraka, dalam PL fokus kepada tempat tubuh manusia pergi namun bukan jiwanya. Dalam Pb terdapat kata hades yang menunjuk kepada tempat kematian. Kembalinya Kristus, doktrin ini yang dipegang oleh para evangelikal secara umum. Kembalinya Kristus merupakan sebuah penghiburan bagi pengikut-Nya. Kebangkitan orang mati, kembalinya Kristus memiliki implikasi penting bagi orang percaya, karena itu pengharapan dari kebangkitan secara tubuh. Penghakiman, orang Kristen telah mengakui bahwa zaman ini akan berakhir dengan penghakiman pada saat Kristus kembali. Keadaan yang kekal.

Pandangan-pandangan lain mengenai akhir zaman

Yang pertama adalah Amilenialisme, ada introduksi, menurut pandangan ini kerajaan Allah hadir

dalam zaman gereja dan pada konsumsi dari masa sekarang. Dan kedatangan Kristus kali yang

kedua, yang artinya Kristus akan datang pada saat hari konsumsi – hari kiamat namun, tidak ada

seorang pun yang tahu waktu kedatanganNya. Yang ketiga pandangan mengenai akhir zaman

ialah, kebangkitan orang mati, Amilenialisme memahami bahwa alkitab mengajarkan

kebangkitan tubuh pada akhir zaman (1 Kor.15:35-49). Tubuh kebangkitan dari orang percaya

dalam arti fundamental akan identik dengan tubuh yang sekarang. Yang keempat ialah

penghakiman terakhir, penghakiman terakhir menurut amilenialis terjadi pada akhir zaman dan

diasosiasikan dengan kedatangan Kristus yang kedua, kebangkitan semua orang dan inagurasi

dari kekekalan. Rincian dari penghakiman ini perlu diperhatikan, karena kebangkitan itu adalah

kebangkitan secara umum, waktu dari penghakiman terakhir terjadi pada akhir zaman (2 Petrus

3:7), yang menjadi standar dari penghakiman ialah wahyu Allah. Yang kelima ialah status

kekekalan. Amilenialis mengajarkan orang percaya dan orang tidak percaya akan terus berada

dalam kekekalan. Dan pandangan kedua ialah dari Postmilenialisme, istilah dari

Postimileanilisme berarti Kristus akan kembali setelah Milenium zaman sekarang akan

berkembang secara moral dan spiritual sampai muncul zaman milenial dengan kembalinya

Kristus ke bumi pada akhir millennium. Ada beberapa menurutnya yang berkaitan dengan akhir

zaman, yaitu introduksi ,millennium, kedatangan Kristus yang kedua, kebangkitan orang mati,

dan hidup kekal. Serta ada beberapa lagi pandangan yang berkaitan dengan akhir zaman yaitu

Premilenialisme “ Historik”, dan pandangan dari Premilenialisme Dispensasional.

Refleksi Pribadi

Dari buku The Moody Handbook of Theology banyak hal-hal yang baru saya pelajari setelah membaca buku ini. buku ini menjelaskan tiap-tiap materi dengan ringan dan mudah untuk dimengerti. Dengan mempelajari buku ini hal yang saya dapatkan sebagai berikut:
1. Buku ini memberi materi menjelaskan secara rinci mengenai apa itu teologi sistematika dengan menjelaskan mengenai klasifikasi dari teologi sistematika. Hal itu membuat saya mengetahui bahwa teologi sistematika bukan hanya berfokus kepada satu bidang atau satu materi saja namun terbagi menjadi beberapa fokus pembahasan. Buku ini juga memaparkan pendapat mengenai beberapa pandangan dari beberapa ahli mengenai pengertian dari teologi sistematika itu sendiri. Hal ini memungkinkan saya melihat arti atau makna dari teologi sistematika dari berbagai sudut pandang para ahli.
2. Dalam penjelasan buku ini mengenai doktrin Kristus memberi saya pemahaman mengenai Kristus sendiri. Buku ini menjelaskan begitu baik dan begitu sistematis dan diikuti dengan menaruh ayat-ayat Alkitab mengenai apa yang dipaparkan dalam buku ini. ini membantu saya untuk menelusuri kebenaran tersebut dari sisi Alkitab itu sendiri. Ini membuka lebih lagi wawasan saya dalam mempelajari teologi sistematika
3. Penjelasan Doktrin mengenai malaikat,setan dan iblis menurut saya sangatlah menarik dalam bagian dalam buku ini saya mendapat pengetahuan atau wawasan baru mengenai hal tersebut.
4. Penjelasan Doktrin keselamatan yang terdapat dalam buku ini membuat saya mengetahui bahwa proses keselamatan mengandung dua sudut yaitu sudut Allah dan sudut manusia. Hal ini menjelaskan bahwa memang keselamatan itu dari Allah namun penerimaan keselamatan tergantung bagaimana manusia menanggapinya. Ini membantu saya dan menambah wawasan saya dalam hal keselamatan itu sendiri.
5. Bagian dari keseluruhan buku ini dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan membantu dan membuka wawasan saya lebih lagi dalam pengenalan-pengenalan mengenai doktri-doktrin yang ada. Hal-hal dan pengetahuan yang menaik tersedia dalam buku ini seputar topik teologi sistematika.

Pada inti dari pembacaan buku The Moody Handbook of Theology yang saya lakukan membuka wawasan yang lebih lagi mengenai doktrin-doktrin yang dijelaskan.

Makna Penunggang Kuda Hitam (Wahyu 6:5-6)


MAKNA PENUNGGANG KUDA HITAM (WAHYU 6:5-6)

Pendahuluan

    Kitab wahyu adalah kitab yang ditulis oleh rasul Yohanes, yang diterima dari Yesus Kristus ( Wahyu 1:1).  Kitab ini ditujukan kepada gereja- gereja dalam provinsi Asia kecil di Roma bagian Turki.  Wahyu merupakan kitab yang sangat menarik dan kadang menakutkan karena  berisi tentang penglihatan- penglihatan dan lambang- lambang yang harus dipelajari dengan teliti.  Dalam kitab ini juga berisi tentang kehancuran bumi dan penghakiman serta akhir jaman. Oleh karena itu, kitab ini sering menjadi kitab yang menakutkan bagi orang Kristen pada masa kini. Hal ini terjadi karena kesalahan penafsiran.  Salah satu penglihatan yang terkenal dan menonjol dari Wahyu adalah penglihatan tentang empat penunggang kuda yang terdapat dalam Wahyu 6:5-6.  

Makna Penunggang Kuda Hitam (Wahyu 6:5-6)

Oleh sebab itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan penafsiran  tentang penunggang kuda yang terdapat dalam kitab Wahyu.  Namun, Penulis tidak akan menjelaskan keseluruhan makna keempat penunggang kuda tersebut , tetapi penulis akan lebih memfokuskan kepada penafsiran dari salah satu empat penunggang kuda, yaitu makna penunggang kuda hitam.

Eksegesis kitab Wahyu

    Penafsiran kitab wahyu harus didasarkan pada langkah-langkah Hermeneutika yang benar, sehingga tidak kehilangan arti nubuatan yang sebenarnya dari tujuan awal rasul Yohanes menulis Wahyu 6:5-6.  Nubuatan dalam wahyu tersebut tidak terlepas dari Fort-Telling dan Fore Telling.  Fort-Telling adalah suatu nubuatan tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan, tapi masa depan tersebut adalah masa depan yang akan terjadi dalam waktu dekat.  Sedangkan Fore Telling adalah nubuatan yang sebenarnya merupakan bagian dari Fort-Telling, yang akan terjadi di masa depan yang jauh.  Dari antara kedua sifat nubuatan tersebut, yang lebih dominan adalah Fort-Telling.

Gordon D. Fee mengatakan, hampir seluruh pasal dari kitab Wahyu terdapat sifat apokaliptiknya.  Apokalitik adalah jenis sastra yang banyak menggunakan simbol-simbol dalam menyampaikan pesan kepada pembacanya.  Gordon melanjutkan pernyataannya tersebut dengan mengatakan bahwa kebanyakan para teolog mengalami kesulitan dalam menafsirkan kitab Wahyu karena sifat apokaliptik memakai simbol-simbol.  Namun itulah ciri khas yang unik dari kitab tersebut.  

Kuda Hitam yang digunakan oleh rasul Yohanes merupakan simbol dari pesan yang ingin disampaikannya kepada jemaat yang hidup pada saat itu.  Kemungkinan, penglihatan  kuda hitam yang ada di dalam Wahyu tersebut, hampir sama dengan penglihatan tentang empat kereta kuda yang dilihat oleh nabi Zakharia dalam pasal 6:1-8.  Salah satu dari empat kereta tersebut ditarik oleh kuda berwarna hitam, yang akhirnya diperintahkan pergi ke tanah utara.

Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru , binatang “kuda” merupakan lambang perang dan kekuatan.  Oleh sebab itu, jika satu bangsa yang memiliki banyak kuda dalam kemiliteran, adalah bangsa yang kuat dan sangat ditakuti pada saat itu. Salah satu yang memiliki banyak kuda pada saat itu adalah Bangsa Mesir (Yesaya 31:1).  Sedangkan kata “hitam” dalam bahasa Yunani memakai kata “melas” yang artinya hitam atau tinta.  Kata ini sering dipakai oleh orang Yunani untuk  menyatakan kegelapan, keadaan yang mengancam, kesedihan, kesulitan, keadaan yang mengerikan, dan ketidakberuntungan.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kuda Hitam menggambarkan suatu kesulitan yang kuat dan yang sangat menakutkan dimana ada kesedihan dan ketidaberuntungan.

Dari pengertian diatas mengenai Kuda Hitam, jika melihat pada konteks dekat dalam teks tersebut (ayat 6), untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maka orang Yahudi memiliki mata pencaharian sebagai petani.  Dinar merupakan mata uang Romawi, dan satu dinar setara dengan upah satu hari kerja untuk buruh tani. Sementara secupak merupakan satuan ukuran untuk benda kering, sama dengan satu liter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kuda hitam merupakan gambaran dari kelaparan yang sangat menakutkan dimana upah seorang yang bekerja hanya bisa mencukupi kebutuhan untuk sekali makan dalam sehari.

Pendapat para Tokoh

Ada banyak pendapat dari tokoh mengenai penunggang Kuda Hitam dalam Wahyu 6:5-6.

J.J. de Heer menafsirkan kuda hitam sebagai masa kelaparan. Dalam penjabarannya ia menjelaskan bahwa warna hitam digambarkan sebagai lambang kecelakaan, dan timbangan yang ada pada penunggang kuda tersebut digambarkan sebagai timbangan yang digunakan untuk menimbang makanan. Heer menyatakan bahwa penunggang kuda hitam itu diizinkan untuk menggagalkan panen gandum, tetapi tidak diijinkan untuk merusak panen buah zaitun dan anggur dengan tujuan agar perjamuan Kudus Jemaat kristen tidak terhalang.

William Barclay juga memiliki pendapat yang hampir sama tentang penunggang kuda hitam. Ia menyatakan bahwa Kuda Hitam dan Penunggangnya mewakili kelaparan yang dahsyat, yang walaupun menimbulkan  kesulitan tetapi tidak mematikan.  Barclay  mendasarkan penafsirannya pada Imamat 26:26 “ mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu” yang merupakan ancaman Allah kepada Yehezkiel ( Yeh 4:16),  Ia menyimpulkan bahwa kelaparan yang dahsyat merupakan situasi dimana upah seorang pekerja cukup untuk membeli gandum untuk dirinya sendiri.

Simon J. Kistemaker menafsirkan  Penunggang kuda hitam yang terdapat dalam Wahyu 6:5-6 melukiskan kelaparan yang mengakibatkan kemiskinan bahkan kematian, seperti diilustrasikan oleh timbangan untuk mengukur berat makanan dan tingginya harga gandum dan jelai.  Dan pesan dari penunggang kuda hitam tersebut datang kepada orang-orang Kristen yang tinggal di Smirna, Pergamus, Tiatira, dan Filadelfia agar mereka masuk ke dalam serikat pekerja yang menuntut mereka menyembah berhala.  Jika mereka menolak dan bersumpah setia kepada Kristus, maka mereka tidak akan beroleh pekerjaan dan menderita kelaparan.

Kesimpulan

Melalui penelitian di atas, maka diketahui bahwa makna Penunggang Kuda Hitam dalam Wahyu 6:5-6 berbicara mengenai suatu peristiwa yang akan digenapi pada masa itu, atau bahwa nubuatan ini bersifat Fort-Telling.  Apa yang dituliskan Rasul Yohanes tersebut telah digenapi pada masa pemerintahan Kaisar Domitianus di mana ia telah menyebabkan orang-orang percaya menderita kelaparan dan kematian sebab mereka tidak mematuhi perintahnya.  Rasul Yohanes menuliskan nubuatan ini bukan untuk menyatakan suatu peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, tetapi suatu peristiwa yang akan terjadi pada masa itu.

    Namun ayat-ayat ini juga berbicara bagi orang-orang percaya masa kini bahwa penderitaan akan terus terjadi di dalam kehidupan mereka sebelum Yesus datang kembali.  Perlu diingat bahwa Yesus tidak menjanjikan kehidupan orang percaya akan bebas dari penderitaan, tetapi Ia berfirman bahwa Ia sekali-kali tidak akan meninggalkan umat-Nya.  Jadi, dalam keadaan apapun hendaklah setiap orang percaya tetap kuat sebab Allah setia dan apa yang difirmankan-Nya pasti akan digenapi.  Sekalipun tantangan zaman akan semakin sulit, kiranya iman setiap orang percaya semakin bertumbuh hingga Kristus datang dan mengubahkan segala sesuatu menjadi baru.  Amin.

Ayat Alkitab Wahyu 6:5-6

6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.

6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Daftar Pustaka

Barclay, William.  Pemahaman Alkitab Setiap Hari :Kitab Wahyu Kepada Yohanes pasal 6-22.  Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007. 

Browning, W.R.F.  Kamus Alkitab A Dictionary Of The Bible.  Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007.

Douglas, J. D.  The New Bible Dictionary.  London: University and Colleges Press,1975. 

Fee, Gordon D.  Hermeneutika.  Malang: Gandum Mas, 2006.

Heer, J. J de.  Wahyu Yohanes.  Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2008.

Kistemaker,Simon J.  Tafsiran Kitab Wahyu.  Surabaya: Momentum, 2011.

Mcelrath, W. N. dan Billy Mathias.  Ensiklopedia Alkitab Praktis.  Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2003.

Pfeiffer, Charles F. dan Everett F. Harrison.  The Wycliffe Bible Commentary.  Malang: Gandum Mas, 2008.

Scheunemann,  D.  Berita Kitab Wahyu.  Malang: Gandum Mas, 1997.

Sutanto, Hasan.  Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK) Jilid II.  Jakarta: LAI,2003.

PENGAMPUNAN JAMINAN BERTAHANNYA KELUARGA


PENGAMPUNAN JAMINAN  BERTAHANNYA KELUARGA

Oleh: Charisma Melniatri

Lukas 17:3-4“17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.".

    Peribahasa umum mengatakan bahwa “ tak ada gading yang tak retak.” Hal ini biasanya berarti bahwa tidak ada sesuatupun yang sempurna. Jika hal ini dikaitkan dengan pribadi orang dapat berarti tidak seorangpun yang tidak mempunyai kelemahan, tidak seorangpun yang tidak pernah salah. Meskipun seseorang berusaha sekeras mungkin untuk melakukan yang benar, namun pasti pernah salah. Ketidaksempurnaan ini tentunya juga ada dalam diri setiap anggota keluarga, baik suami, isteri maupun anak-anak. Oleh karena itulah sering terjadi konflik yang diakibatkan oleh kecewa, sakit hati akibat kesalahan dari salah satu anggota keluarga kepada anggota keluarga lainnya.

PENGAMPUNAN JAMINAN  BERTAHANNYA KELUARGA

    Pengampunan itu menjadi sangat penting di dalam kehidupan keluarga. Pengampunan berhubungan erat kaitannya antara kita dengan Tuhan. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, ia sudah bertobat dan menerima pengampunan, namun naturnya sebagai manusia masih tetap. Oleh karena itu, secara realita pengampunan masih tetap diperlukan, karena manusia masih terus saling mengampuni, karena masih selalu saling menyakiti dan melakukan kesalahan. Pengampunan berhubungan dengan natur manusia sebagai makhluk yang berelasi terlebih dalam keluarga yang menjadi kebutuhan dari manusia itu. Jika dengan Allah saja kita bisa terputus hubungannya dan melanggar kehendak-Nya, terlebih jika dengan sesama di dalam keluarga, antara istri dengan suami, orangtua dan anak.

Dalam hubungan sesama manusia secara khusus dalam keluarga tidak bisa dielakkan bahwa setiap orang membawa pandangan negative dari dirinya sendiri, sehingga ketika seseorang menyampaikan/melakukan sesuatu sekalipun hal itu positif maka kita terkadang menangkapnya negative, sekalipun benar bagi kita, namun bagi anggota keluarga lainnya bisa salah. Oleh karena itulah, pertentangan, perbedaan dan ketidaksepahaman adalah sesuatu tindakan yang tidak dapat dielakkan. Oleh karena itu sering hal ini menjadikan kita sakit hati, kepahitan dan tidak mengampuni. Hal inilah yang juga terkadang kita lupa, bahwa dalam setiap hubungan kita pasti selalu terjadi perbedaan dan konflik. Namun kesadaran akan hal ini terkadang lupa sehingga membuat setiap pribadi dalam keluarga mempertahankan ego dan pendapat sendiri. Padahal jelas sekali kalo kita menyadari di dalam setiap konflik yang ada, pastilah ada yang dirugikan dan dikecewakan. Maka dari itu, seharusnya hal ini membawa kita kepada kesadaran, bahwa perbedaan pemahaman dan konflik bisa saja terjadi setiap hari di dalam keluarga. Kita juga menyadari bahwa setiap anggota keluarga bisa saja melakukan hal yang mengecewakan, bisa saja membuat kita sakit hati. Namun keputusan ada di dalam setiap pribadi anggota keluarga apakah akan memilih mengampuni mereka yang menyakiti, mereka yang mengecewakan atau justru memilih sakit hati dan mempertahankan sakit hati itu sehingga hal itu menjadi pemecah yang dapat menghancurkan keharmonisan keluarga bahkan sampai pada tingkat perceraian antara suami dan istri.

Pentingnya akan pengampunan ini menjadi perhatian khusus Yesus, sehingga Ia memberikan nasehat untuk mengampuni saudara yang berbuat dosa. Lebih lanjut Yesus bahkan menekankan jikalau saudara itu berbuat dosa tujuh kali sehari, maka kita dinasehatkan untuk tetap mengampuni. Melalui hal ini kita dapat mengerti bahwa jika seseorang dapat melakukan kesalahan yang menyakiti kita berulang-ulang dalam satu hari, tentu ini lebih memungkinkannya terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, pengampunan menjadi sangat penting dalam kehidupan dan keberlangsungan keluarga.

Mengampuni berarti melepaskan orang lain dari hutang kesalahannya. Hal ini dapat juga berarti menerima orang lain apa adanya. Tentunya pengampunan ini tidak dapat dilepaskan dari kasih. Kasih dari Allahlah yang memampukan kita mengampuni satu dengan yang lain. Hal ini jugalah yang dialami oleh Yusuf ketika bertemu dengan saudara-saudaranya (Kej.45:1-15). Yusuf menerima saudara-saudaranya kembali apa adanya, sekalipun dia telah disakiti oleh saudara-saudaranya di masa lalu. Namun kasih yang dimiliki oleh Yusuf melenyapkan sakit hatinya dan memampukan Yusuf untuk menerima saudara-saudaranya sehingga membuat keluarganya utuh kembali. Sebaliknya jika Yusuf tetap mempertahankan sakit hatinya dan tidak mau mengampuni, maka yang terjadi justru adalah amarah. Yusuf akan memamfaatkan segala situasinya untuk membalaskan dendamnya. Namun Yusuf sadar dan memilih untuk mengampuni saudara-saudaranya.

Nasehat Yesus dan contoh kehidupan Yusuf harusnya menjadi tuntunan dalam kehidupan keluarga orang percaya pada masa kini. Mengampuni harus menjadi pilihan bagi setiap anggota keluarga ketika berhadapan dengan kesalahan dan kelemahan anggota keluarga lainnya. Saya percaya, ketika suami selalu mengampuni isteri, demikian juga isteri mengampuni suami, orangtua mengampuni anak-anak, dan anak-anak mengampuni orangtua, maka keharmonisan dan keutuhan keluarga akan tetap terjaga.