Sekolah Tinggi Teologia
Satyabhakti
Mata
Kuliah :Islamologi
Dosen :Bindargo, S. Th., M.A
Tugas Paper :Topik Mimpi Setelah Mati Pergi
Kemana?
Mahasiswa :Pardomuan Marbun, Nim : 2013-1824
A. Mimpi Menurut Alkitab
Banyak
orang Kristen memahami mimpi sebagai pertanda dari apa yang akan terjadi. Dan sebagian lagi percaya bahwa mimpi bisa
saja berasal dari Tuhan. Hal ini membuat sesuatu yang membingungkan
karena timbulnya pandangan yang berbeda-beda.
Terlebih lagi hal ini disebabkan oleh ajaran agama dan budaya yang
berbeda. Pada kesempatan ini penulis
akan memaparkan apa itu mimpi menurut Alkitab.
Alkitab menceritakan beberapa
kisah yang di dalamnya mimpi digambarkan sebagai sumber informasi penting—suatu
bentuk komunikasi dengan Allah. (Hakim 7:13,14;1Raja 3:5)
Misalnya, Allah berbicara dengan Abraham, Yakub, dan Yusuf melalui mimpi. (Kejadian 28:10-19;31:10-13;37:5-11) Raja
Babilon Nebukhadnezar mendapat mimpi yang bersifat nubuat dari Allah. (Daniel 2:1,28-45) Jadi,
apakah beralasan untuk percaya bahwa, bahkan dewasa ini, beberapa mimpi
merupakan pesan dari Allah?
Mimpi yang dicatat di dalam Alkitab ada dua macam. Pertama, mimpi-mimpi yang bercirikan mimpi
yang biasa, orang yang tidur ‘melihat’ sesuatu yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa dalam hidup sehari-hari (Kej 40:9-17; 41:1-7). Kedua, mimpi-mimpi yang memberitakan kepada
orang yang tidur suatu berita dari Allah (Kej.20:3-7;1Raj 3:5:15; Mat
1:20-24;Kis 18:9-10) Ensiklopedi Alkitab Masa Kini M-Z.hal 86.
Bangsa-bangsa kafir juga yang berada disekeliling bangsa Israel memiliki
mimpi yang dicatat oleh Alkitab seperti Firaun (Kej. 41:15) dan
pegawai-pegawainya (Kej. 40:12-13, 18-19) membutuhkan Yusuf untuk menafsirkan
mimpi mereka. Ada kalanya Allah sendiri
berbicara dan dengan menyatakan tidak perlu campur tangan manusia (Kej.
20:3;31:24; Mat 2:12). Akan tetapi jika umat Allah itu sendiri yang bermimpi,
tafsirannya akan menyertai mimpinya (Kej. 37:5-10; Kis. 16:9-10)
(Ensiklopedi).
Dalam Perjanjian Baru Matius mencatat lima mimpi pada waktu kelahiran Tuhan
Yesus, dan tiga diantaranya seorang malaikat nampak dengan amanat ilahi (Mat.
1:20; 2:12-1319, 22) dan begitu juga mimpi istri Pilatus (Mat. 27:19).
Berdasarkan penjelasan diatas maka mimpi menjadi cara Allah berbicara
kepada umat manusia untuk menyampaikan kehendak dan rencana-Nya. Dengan
demikian umat manusia akan bertindak dan berprilaku seturut kehendak
Allah. Namun Ibrani 1:1-2 berkata:”
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang
kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi,
maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan
alam semesta”. Jika dilihat melalui ayat tersebut penggunaan mimpi untuk
berbicara dengan manusia nampaknya berakhir (atau sekurang-kurangnya sangat sedikit digunakan) sesudah kedatangan Yesus.
Ini adalah kerana Allah sekarang berkomunikasi khasnya
melalui Yesus dan juga melalui Roh Kudus dan Firman Allah yang tertulis. Allah berbicara melalui mimpi pada
zaman sebelum Yesus itu dikarenakan bentuk penyataan Allah yang progresif
dimana firman Allah (Alkitab) belum ada dan Roh Kudus belum dicurahkan seperti
pada zaman sekarang. Akan tetapi
sekarang semuanya telah dicurahkan melalui Firman-Nya (Alkitab) dan kehadiran Roh Kudus bagi setiap orang
sehingga sangat kecil kemungkinannya jikalau zaman sekarang Allah berbicara
melalui mimpi.
B. Kehidupan Setelah Mati
Menurut Alkitab
Kematian
adalah peristiwa yang pasti dialami oleh setiap manusia (Millard J Erickson, Teologi Kristen (Malang: Gandum Mas,
2004), 505)
Dalam bahasa Yunani, kematian disebut dengan Thanatos yang berarti perpisahan
antara jiwa dan raga. Kematian
adalah peristiwa perpisahan antara sesuatu yang bersifat roh dengan sesuatu
yang bersifat jasmani (482).
Alkitab
mengatakan bahwa tubuh jasmaniah bersifat sementara atau fana (Rom. 6:12),
sedangkan jiwa atau roh kekal (Mat. 10:28). Jika berbicara mengenai kematian,
banyak orang menjadi gusar dan takut.
Bagi orang percaya kematian kerapkali dipandang sebagai sebuah kehidupan
kekal bersama-sama dengan Kristus (Filipi 1:21). Orang percaya sangat yakin akan adanya sebuah
kebangkitan sesudah kematian(R
C Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman
Kristen (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997), 366. Di dalam surat Yoh 5:28-29 mengatakan,
"Janganlah kamu heran, sebab saatnya tiba bahwa semua orang yang di dalam
kuburan akan mendengar suaraNya dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar
dan bangkit untuk hidup kekal tapi mereka yang berbuat jahat akan bangkit untuk
dihukum." Perjanjian Baru
mempercayai orang mati akan mengalami kebangkitan untuk menuju kehidupan
kekekalan. Kemudian
pandangan lain datang dari kelompok Kristen seperti Reformed yang mengatakan
bahwa jiwa-jiwa orang yang mati akan langsung masuk ke dalam kemuliaan kekal
atau hukuman kekal (Louis
Berkhof, Teologi Sistematika Doktrin
Akhir Zaman (Surabaya: Lembaga Reformed Injili, 1997), 37.
Khusus membahas apa yang terjadi pada pribadi
manusia ketika dan setelah dia meninggal dunia. Kematian adalah realitas umum
(ibrani 9: 27). Kematian adalah akhir dari kehidupan fisik yang
ditandai dengan terpisahnya roh dari tubuh
(Yakobus 2: 26). Kematian bukanlah akhir dari keberadaan seorang
manusia – 2 Kor 5:8. Orang Percaya – akan masuk ke dalam surga dan
mengalami kehidupan yang penuh berkat (2
Kor 5: 1).
Orang yang tidak
percaya – akan masuk ke dalam alam maut (hades) dan mengalami fase awal dari
penghukuman ilahi (Lukas 16: 24-26). Orang
Percaya - Pada Saat Kedatangan Kristus
kali kedua akan mengalami kebangkitan tubuh dan hidup dalam Langit dan Bumi
yang baru.
Orang tidak percaya – mengalami kebangkitan juga namun
kemudian akan menjalani penghukuman kekal dalam sebuah keberadaan yang dikenal
dengan nama neraka.
Tubuh kebangkitan yang tidak dapat binasa, mulia, kuat dan rohani. Berbeda dengan tubuh sementara tubuh
sebelumnya yaitu tubuh yang fana yang dapat binasa, penuh dengan kehinaan,
kelemahan serta alami. Semua orang akan dihakimi (Ibrani 9: 27). Yesus
Kristus akan menjadi Hakim (2 Tim 4: 1). Orang
tidak percaya akan dihakimi – untuk menentukan derajat dari penghukuman yang
dia alami (Wahyu 20: 12-13). Orang
percaya akan dihakimi – untuk menentukan derajat dari upah yang akan dia alami
(2 Kor 5: 10. Wahyu 20: 12, 15). Malaikat
akan dihakimi (2 Petrus 2: 4). Sesudah
penghakiman terakhir, orang percaya akan hidup kekal bersama dengan Allah di
dalam langit dan bumi yang baru. Langit
dan Bumi yang baru adalah tempat yang penuh dengan keindahan, kelimpahan dan
sukacita. Jadi jika disimpulkan maka kehidupan setelah kematian
menurut Alkitab ada dua bentuk yang pertama bagi orang percaya berada bersama
Allah dalam hidup kekal, sementara bagi orang berdosa berada dalam
penghakukuman dan kebinasaan (menerima penghukuman).
C. Neraka Menurut Alkitab
Gambaran
mengenai neraka di dalam Alkitab terdiri dari tiga, yaitu Sye’ol, Hades dan Gehenna.
Ketiga gambaran ini memiliki pengertian yang berbeda, namun memiliki
kesamaan yaitu sebagai tempat orang-orang yang berdosa atau disebut juga dunia
orang mati (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini M-Z, hal 150-151). Di bawah ini saya akan memaparkan ketiga
gambaran tersebut, yaitu:
Sye’ol
Mengenai
gambaran ini, ada dua teori yang muncul.
Teori yang pertama mengatakan bahwa Sye’ol
berasal dari kata Sy-’el, artinya
adalah ‘bertanya’ atau ‘mencari informasi mengenai sesuatu’. Dalam hal ini arti asalnya adalah tempat
untuk menanyakan sesuatu, dimana kehendak Tuhan dapat diketahui. Namun kata ini sering dipakai dalam PL dengan
perngertian menanyakan para peramal dengan pemikiran yang dipesonifikasikan
sebagai seekor binatang yang mulutnya menganga lebar (Yes.5:14). Teori kedua ialah bahwa Sye’ol berasal dari
akar kata sy-‘-l, yang timbul dari
ungkapan ‘lekuk tangan’ (Yes.40:12) dan ‘jalan sempit’(Bil.22:24). Dalam Bahasa Ibrani kata sya’al berarti
‘kedalaman laut’. Maka artinya adalah
tempat yang dalam. Kata ini di dalam PL
dipakai bagi tempat orang mati. Tempat
ini berada dalam kekuasaan Allah (Mam 119:8;Ams 9:2; bnd Mzm 88:5; Yes 38:18),
namun orang-orang yang menghuninya telah terlepas dari lembaga perjanjian
Allah. Berada dalam tempat ini adalah
hukuman bagi orang-orang jahat (Mzm. 55:15; Ams 9:18) seperti yang Alkitab
katakana bahwa kematian adalah upah dosa.
Dan banyak penafsir yang mengatakan bahwa tempat ini adalah tempat
penghukuman.
Hades
Kata
Hades berasal dari bahasa Yunani yang berarti dunia orang mati atau
kematian, yang tersembunyi dalam kegelapan dan tidak bisa dilihat (Ensiklopedia jilid II
A-L, s.v. "Hades”, oleh D. A
Hubbard, BA.). Hades adalah tempat sementara dimana orang
yang mati akan menunggu tubuhnya untuk dibangkitkan kembali. Orang yang mati tersebut hanyalah orang-orang
yang belum diselamatkan dan sedang menunggu penghakiman tahta putih yakni
penghakiman terakhir (Wahyu 20:11-15).
Gehenna
Neraka
dalam bahasa Gerika, Gehenna yang
berarti lautan api. Kata ini berasal
dari nama tempat pembuangan sampah di luar kota Yerusalem di lembah Hinnom yang
di dalamnya ada setumpuk sampah busuk yang dikerumuni cacing-cacing dan
ulat-ulat serta bagian yang terus-menerus berasap dan terbakar api (The Teaching Ministry
of David Servant, “Eskatologi Kristen” [article
on-line]; diambil dari http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/27.html.
Hal ini sama dengan apa yang Alkitab gambarkan dalam Markus
9:43-48. Tempat inilah yang menjadi
paling mengerikan, dimana hanya ada penderitaan dan tangisan. Mereka yang berada ditempat ini adalah
orang-orang yang yang tidak berpungsi lagi sebagai garam. Neraka adalah tempat yang kekal bagi
orang-orang fasik.
D. Surga Menurut Alkitab
Alkitab
mengatakan bahwa setelah tiba kesudahan bumi, Tuhan akan menyediakan langit dan
bumi yang baru bagi umatNya. Langit
dalam kata Ibrani yaitu sya·ma′yim diterjemahkan menjadi ”langit” atau
”surga” (Kej 24:3;Mzm 2:4;103:11;Ams 25:3;Yes 55:9; Why 21:1) (Robert Borrong, Etika Bumi Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 213). Langit dan bumi yang baru ini adalah buatan atau ciptaan tangan
Allah sendiri sebagaimana tertulis dalam kitab Yesaya 65:17-25. Kata, “baru” disini berarti menunjuk kepada
kontinuitas dari bumi yang sekarang ini, dan tidak berarti baru secara mutlak ( Henry Thiessen,
621). Jadi, langit dan bumi baru disini bukan berarti langit dan bumi
dimusnahkan sepenuhnya, namun diperbaharui (Mat 19:28). Langit dan bumi baru pada akhirnya menjadi
tempat yang kekal dan abadi bagi orang benar bersama-sama dengan Kristus.
Di dalam Yohanes 14:2-3 Yesus berkata: Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Hal ini menggambarkan keadaan tentang surga, dimana orang bertemu Yesus
ada disana dan Allah Bapa juga ada disana.
Jika disimpulkan maka surga dalam pengertian ini adalah suatu tempat
bersama-sama dengan Allah.
Kehidupan surga adalah kehidupan bersukacita memuji kemuliaan
Tuhan, Kerajaan Allah bukan lagi soal makanan dan minuman. Dan pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan dikawinkan melainkan
hidup seperti malaikat disurga (Matius 22:30). Sama seperti yang dituliskan oleh Paulus di
dalam Roma 14:17 “Sebab
Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”.
Sementara itu Wahyu 21:4 berkata: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut
tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Intinya adalah surga itu sebuah
tempat sukacita dan penuh dengan kebahagiaan.
Catatan Alkitab mengenai Surga:
Diciptakan
oleh Allah. (Kejadian 1:1; Wahyu 10:6), Kekal dan abadi. (Mazmur 89:30; 2 Korintus 5:1), Tidak terukur. (Yeremia 31:37), Tinggi. (Mazmur 103:11; Yesaya 57:15), Kudus. (Ulangan 26:15; Mazmur 20:7; Yesaya 57:15), Tempat kediaman Allah.
(1 Raja-raja 8:30; Matius 6:9), Takhta Allah. (Yesaya 66:1; Kisah 7:49), Malaikat-Malaikat diam di dalam sorga. (Matius 18:10; 24:36), Nama orang-orang kudus
terdaftar di dalam sorga. (Lukas 10:20; Ibrani 12:23), Orang-orang kudus
mendapat upah di dalam sorga. (Matius 5:12; 1 Petrus 1:4), Pertobatan menyebabkan
sukacita di dalam sorga. (Lukas 15:7), Kumpulkan harta benda
di dalam sorga. (Matius 6:20; Lukas 12:33), Daging dan darah tidak
mendapat bagian di dalam sorga. (1 Korintus 15:20), Kebahagiaan di sorga
dijelaskan. (Wahyu 7:16-17). Dinamai: Firdaus. (2 Korintus 12:2,4), Kerajaan Kristus dan Allah. (Efesus 5:5),Perhentian. (Ibrani 4:9), Rumah Bapa. (Yohanes 14:2), Sebuah lumbung. (Matius 3:12), Tanah air sorgawi. (Ibrani 11:16), Orang jahat tidak
mendapat bagian dalam sorga. (Galatia 5:21; Efesus 5:5; Wahyu 22:15) Diambil dari (http://id.wikipedia.org/wiki/Surga).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan
diatas maka penulis menyimpulkan bahwa mimpi, kehidupan setelah kematian, serta
neraka dan surga sangat berbeda antara yang ada di dalam Alkitab dengan yang
ada di dalam Alquran meskipun ada beberapa hal yang sama. Misalnya pada zaman Perjanjian Lama mimpi
berasal dari Allah. Hal ini sama dengan
yang ditulis di dalam Alqur’an. Akan
tetapi di dalam Perjanjian Baru, hal ini sudah kecil sekali kemungkinannya,
karena Allah telah berfirman (Alkitab) dan semuanya sudah dituliskan disana.
Mengenai kehidupan setelah
kematian memiliki persamaan antara Alqu’an dengan yang ada di dalam Alkitab,
yaitu sama-sama menuju ke penghakiman.
Akan tetapi jalan menuju ke penghakiman itu berbeda. Jika di dalam Alkitab itu dilakukan melalui
Yesus, barang siapa yang percaya akan diselamatkan (surga), sementara yang
tidak percaya akan dihukum (neraka).
Tidaklah demikian di dalam Alqur’an.
Manusia dihakimi melalui perbuatan amal kebaikan mereka.
Hal mengenai surga dan neraka
juga sangat berbeda di dalam Alkitab dengan yang ada di dalam Alqur'an. Alkitab tidak memberikan gambaran mengenai
surga dan neraka sejelas yang ada di dalam Alqur’an. Alkitab hanya mengambarkan surga sebagai
tempat yang penuh dengan sukacita dan kehidupan bersama-sama dengan Allah. Tidak ada lagi kawin-mengawini, sementara di
dalam Alqur’an di dalam surga masih ada kawin mengawinkan (Ad-Dhukkhan 44:45,
Al Waqiah 56:22, Al-Insaa 76:19, Al-Bagarah2:25)(Bindargo, Paper:Topik Mimpi Setelah Mati Pergi Ke Mana? Hal 9.s
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.