KONSELING PASTORAL
TERHADAP MASALAH PACARAN
DI KALANGAN PEMUDA/I KRISTEN
Penulis : Pardomuan Marbun
Pendahuluan
Dewasa ini dunia berkembang dengan begitu pesat. Banyak perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan yang secara otomatis mengubah pola pikir dan gaya hidup manusia. Melalui informasi media dan surat kabar yang bisa disaksikan setiap hari sangat jelas terlihat bahwa kehidupan menjadi semakin sukar dan manusia mulai kehilangan kepedulian terhadap sesamanya. Begitu juga dengan mudahnya akses informasi membuat pola pikir manusia tentang pacaran menjadi salah. Pada masa ini kita melihat bukan hanya pemuda yang berpacaran, tetapi anak remaja dan bahkan anak umur 5 tahun sudah sering mengatakan bahwa ia memiliki pacar. Salah satu contoh yang dikemukakan oleh Daniel Ronda bahwa pacaran dengan perbedaan usia yang sangat jauh akan menimbulkan masalah dikemudian hari, termasuk kedewasaan dalam berpikir serta kesiapan mental. Hal ini terjadi kepada Li Kuncheng berumur 58 tahun dan Lin Jing-en yang berumur 18 tahun dimana mereka akhirnya menikah tanpa mendapat restu dari orangtua. Berdasarkan survei yang telah dilakukan bahwa dari 100 orang yang berpacaran 99 orang sering mengalami kekecewaan terhadap pasangan mereka. Selain itu banyak orang yang putus dengan pacarnya dan kemudian putus asa dan bunuh diri. Bahkan banyak orang yang memahami pacaran sama dengan seks. Oleh karena itu, banyak pemudi dan bahkan anak remaja putri yang melahirkan sebelum menikah akibat pacaran. Menjadi pertanyaan adalah apa sebenarnya pengertian dari berpacaran? Dan bagaimana gereja dan hamba Tuhan dalam menangani mereka yang telah menjadi korban?
Berdasarkan masalah di atas penulis merasa penting untuk menyusun sebuah makalah mengenai strategi konseling Kristen yang efektif untuk melayani jiwa-jiwa yang membutuhkan pemulihan serta sentuhan kasih Kristus. Dan untuk mencegah meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini penulis hanya membahas mengenai konseling pastoral dan aplikasinya dalam penanganan khusus masalah berpacaran.
Pengertian Konseling Pastoral
Istilah konseling diambil dari kata counsellor yang berarti penasihat. Kata ini sudah dipergunakan sejak dalam Perjanjian lama, misalnya dalam 1 Tawarikh 27:32 dengan istilah soferim yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris counsellor yang berarti penasihat. Dalam kitab Yesaya 9:6 juga menggunakan sebuah istilah yaitu misera yang berarti counsellor. Kata ini menujuk pada nubuatan tentang kedatangan Yesus sebagai Penasihat Ajaib. Di dalam Perjanjian Baru, istilah counsellor sering muncul dalam hubungannya dengan Roh Kudus (Yunani = Parakletos); dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai penghibur, penasihat, dan penolong. Sementara dalam bahasa Inggris pada umumnya istilah “ counsellor” dianggap mempunyai arti “penasehat” khusunya dalam hubungan dengan tugas ahli-ahli hukum.
Yakub Susabda menjelaskan pengertian dari pastoral konseling seperti yang diuraikan dibawah ini:
Pastoral Konseling adalah hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dsb) sebagai konselor dengan konselinya (klien, orang yang minta bimbingan), dalam mana konselor mencoba membimbing konselinya ke dalam suatu suasana percakapan konseling yang ideal (conducive atmosphere) yang memungkinkan konseli itu betul-betul dapat mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, persoalannya, kondisi hidupnya, dimana ia berada, dan sebagainya; sehingga ia mampu melihat tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya pada Tuhan dan mencoba mencapai tujuan itu dengan takaran, kekuatan, dan kemampuan seperti yang sudah diberikan Tuhan kepadanya.
Berdasarkan definisi di atas ditemukan ada empat aspek penting yang harus dikenal oleh setiap konselor yaitu: hubungan timbal balik antara konselor dan konselinya, hamba Tuhan sebagai konselor, Suasana percakapan konseling yang ideal, dan melihat tujuan hidup konseli dalam relasi dan tanggung jawabnya kepada Tuhan dan mencapai tujuan itu dengan takaran, kekuatan dan kemampuan seperti yang sudah diberikan Tuhan padanya.
Tujuan dari konseling adalah pembaharuan, kesembuhan, keutuhan dan kedewasaan. Hal yang sama Yesus gunakan yaitu, Yesus melihat manusia sebagaimana manusia itu adanya, Yesus masuk ke dalam penderitaan-penderitaan mereka dengan belas kasihan dan kemurahan hati, Yesus menggunakan sumber-sumber manusia dan ilahi. Tujuannya adalah membantu klien yang memiliki masalah, meskipun hal itu dijalankan dengan satu cara dimana perhatian lebih diberikan kepada pribadi orang itu beserta hidup relasionalnya daripada terhadap masalahnya sendiri. Tekanannya adalah membantu klien untuk memamfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada padanya dan mampu menangani masalah-masalah hidup dengan penuh percaya diri.
Tulus Tu’u dalam bukunya Dasar-dasar Konseling Pastoral mengemukakan ada 10 proses yang menjadi tujuan dari konseling pastoral. Kesepuluh proses itu adalah mencari yang bergumul, menolong yang membutuhkan uluran tangan, mendampingi dan membimbing, berusaha menemukan solusi, memulihkan kondisi yang rapuh, perubahan sikap dan perilaku, menyelesaikan dosa melalui Kristus, pertumbuhan iman, terlibat persekutuan jemaat dan mampu menghadapi persoalan selajutnya. Melalui hal ini dapat ditetapkan bahwa konseling pastoral adalah kegiatan yang dilakukan sampai tuntas. Seorang konselor dalam konseling pastoral harus terus menerus membimbing dan menuntun konsele hingga tahap pembaharuan, kesembuhan, keutuhan dan kedewasaan.
Defenisi Pacaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia memberikan definisi pacar yaitu teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Oleh karena itu berpacaran berarti adanya ikatan hubungan antara pria dan wanita berdasarkan cinta kasih. Hubungan ini dilandaskan dengan kesadaran bahwa keduanya saling mengenal dan saling mengasihi. June Hunt mengatakan bahwa berpacaran adalah suatu hubungan diantara pria dan wanita yang terlibat dalam interaksi sosial menjelang pernikahan. Memacari seseorang berarti menyediakan waktu khusus bagi berlangsungnya interaksi sosial dengan salah seorang lawan jenis. Sementara definisi yang lain mengatakan bahwa berpacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya ketertarikan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
Tujuan Berpacaran
Berdasarkan pengertian daripada berpacaran seperti yang telah dijelaskan di atas maka dapat dilihat apa yang menjadi tujuan dari berpacaran. Alkitab tidak mengajarkan agar manusia ciptaan-Nya yang direncanakan dengan sangat cermat hidup terisolasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu setelah menciptakan Adam, Tuhan berkata bahwa tidak baik kalau manusia itu sendirian saja (Kej. 2:18). Dengan demikian ada tujuan Allah di dalam hubungan antara pria dan wanita (berpacaran). Melalui berpacaran maka setiap orang akan mendapat kesempatan untuk belajar cara berkomunikasi dengan lawan jenis, untuk menetapkan sifat-sifat apa yang diinginkan untuk dimiliki oleh calon pasangan pada masa depan, dapat melakukan interaksi dengan calon pasangan nikah pada masa depan dan untuk bertumbuh secara sosial, emosional, dan rohani.
Secara Alkitabiah pacaran bertujuan untuk menemukan pasangan yang sepadan (Kej. 2:18), menemukan orang yang dapat menghadapi kelemahan kita dan sebaliknya (Pkh. 4:9-10), bisa menemukan orang yang dapat mendorong, menguatkan dan memberikan semangat, menghasilkan buah (Gal. 5:22-23), memuji dan memuliakan Tuhan, dan membuat komitmen serta rencana bagi pernikahan (Luk. 16:10). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pacaran adalah sarana bukan tujuan akhir. Pacaran adalah sarana menuju pernikahan dan pernikahanlah yang menjadi tujuannya.
Penyebab Rusaknya Hubungan Pacaran
Banyak orang yang berpacaran merasa tidak memperoleh apa-apa karena mereka memulai dalam urutan yang salah dan melakukan hubungan seksual di luar nikah. Di dunia masa kini hampir semua hampir semua pacaran dimulai dengan eros berarti gairah atau cinta emosional yang datang dan pergi. Hubungan pacaran mungkin kemudian akan bergerak ke cinta level kedua yaitu phileo cinta kasih yang didasarkan atas kesukaan yang murni kepada orang lain atau persahabatan. Kasih yang ketiga adalah agape berarti cinta tanpa syarat yang menghendaki kepentingan terbaik orang lain yang dicintainya. Semua hubungan, apakah itu berpacaran atau yang lain, seharusnya dimulai dengan agape, yang artinya adalah menghendaki yang terbaik untuk orang lain.
Hunt mengatakan bahwa Tuhan menciptakan hubungan seksual dengan tujuan untuk menyatukan suami dan isteri, dan untuk prokreasi- yaitu menghasilkan keturunan. Namun, dalam perjalanannya, banyak pria dan wanita mengambil jalan yang berbeda dari rancangan awal yang diberikan Tuhan mengenai hubungan seksual. Jalan menyimpang ini menuju keberbagai arah, yang ujungnya bukan kepuasan melainkan frustasi. Oleh karena itu banyak pasangan menganggap jika pacaran itu sama dengan seks. Terlebih lagi bagi mereka yang masih remaja dan mengalami masa puber (13-21 tahun).
Konseling Pastoral yang Efektif untuk Masalah Pacaran
Pada abad ke 19 dan ke 20 orang-orang kristen Amerika pada pokoknya tidak lagi menggunakan kebenaran-kebenaran dan kecakapan yang mereka miliki yaitu kebijaksanaan praktis dalam perawatan jiwa-jiwa makin berkurang. Gereja kehilangan komponen penting dari kecakapan pastoral yang dapat disebut kebijaksanaan menangani kasus-kasus kebijaksanaan yang mengenal orang, yang mengetahui bagaimana orang berubah dan mengetahui bagaimana menolong orang untuk berubah. Keahlian seorang gembala jemaat adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan, yaitu suatu bentuk kasih yang berlimpah-limpah dalam pengetahuan dan kearifan dalam bekerja dengan banyak orang.
Bagi masalah pacaran maka perlu juga dilakukan konseling. Konseling adalah terapi yang dilakukan secara rutin hingga konsele sembuh dari lukanya (sakit hati, putus asa, dan lainnya). Terapi adalah sebuah kata yang berarti “memberikan kepedulian atau perhatian atau pertolongan kepada seseorang yang sakit dan sedang terluka. Terapi yang tepat bagi orang yang sedang bermasalah pacaran adalah terapi agape, karena konsele sedang membutuhkan orang yang mengasihinya.
Terapi Agape adalah “sebuah hubungan” karena kita tidak dapat mengasihi tanpa adanya sebuah hubungan-“diantara dua orang atau lebih dimana konselor memakai semua sumber-sumber yang tersedia baginya yaitu sumber-sumber ilahi dan manusia. Ada tujuh prinsip-prinsip dasar bagi para konselor yang perlu diperhatikan ketika berhubungan dengan hati nurani yaitu, sifat dasar dan fungsi hati nurani, klasifikasi hati nurani, pelanggaran terhadap hati nurani, penyembuhan terhadap hati nurani, penyebab-penyebab sakit yang lainnya, sistem nilai moral, fungsi pikiran. Oleh karena itu hamba Tuhan sebagai konselor harus terlebih dahulu menciptakan hubungan yang nyaman yang didasarkan atas kasih terhadap konsele. Dengan hubungan ini maka konsele akan lebih leluasa dan terbuka terhadap konselor tentang masalah yang telah dihadapinya dalam berpacaran.
Konselor harus bersikap netral dan mengarahkan konsele untuk menemukan jawaban atas masalahnya sendiri. Kegagalan proses konseling dialami oleh banyak hamba Tuhan oleh karena ia tidak menyadari akan gejala counter transference dari dirinya sendiri. Sebagai konselor seharusnya hamba Tuhan bersikap netral, mampu mengontrol emosinya dan tidak membiarkan sikapnya dipengaruhi oleh sikap dari konsele. Para ahli sependapat bahwasanya konselor tidaklah selalu menasehati konseli, karena mereka menganggap bahwa keputusan mengenai arah hidup konseli haruslah ditentukan sendiri oleh konseli yang bersangkutan. Dengan demikian konselor menghargai konseli sepenuhnya, dan menghargai kemampuan yang ada dalam diri konseli. Untuk itu konselor menolong konseli untuk memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri dan dapat memutuskan apa yang terbaik baginya.
Dalam hal masalah berpacaran hamba Tuhan sebagai konselor maupun jemaat serta keluarga harus melakukan konseling berdasarkan kasih (agape). Agape bersumber dari Allah. Hal ini berarti di dalam melakukan konseling Allah harus menjadi pemeran utama. Konselor harus dipenuhi kasih agape dari Allah baru kemudian membagikan kasih itu kepada konseli melalui kesaksian sehingga konseli dapat dipenuhi oleh kasih Allah. Semua hal ini tentu harus dilakukan di dalam hubungan, hubungan yang didasarkan atas kasih agape.
Kesimpulan
Konseling Pastoral merupakan salah satu tugas pelayanan yang Tuhan Yesus delegasikan kepada setiap murid-murid-Nya, yaitu setiap orang Kristen. Pelayanan konseling Pastoral merupakan bentuk pelayanan yang sangat efektif khususnya untuk melayani orang-orang yang mengalami masalah dalam hubungan berpacaran. Di akhir zaman ini kasih menjadi tawar, kehidupan menjadi sulit serta dukungan sosial menjadi semakin sulit diperoleh sehinggah membuat banyak orang semakin egois dan melakukan apa yang dianggap benar oleh dirinya sendiri. Itulah sebabnya setiap orang Kristen harus berperan aktif dalam pelayanan konseling Pastoral sehingga mampu mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi akibat cara berpacaran yang tidak benar. Dengan menerapkan metode konseling sesuai dengan Firman Tuhan, maka setiap orang Kristen akan mampu melakukan tugas pelayanan konseling Pastoral, membantu menyelamatkan pemuda dan remaja serta anak-anak dan membimbing mereka sampai mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Dan memberikan mereka pemahaman yang benar tentang berpacaran yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
__________, Pacaran Sebagai Manifestasi Seksualitas Remaja [artikel on-line] diambil dari http://eprints.uny.ac.id/9575/2/bab%202%20-%20NIM.%2008104244020.pdf ; Internet; diakses 4 Juli 2015.
____________Gadis 18 Tahun Menikah Dengan Pria 58 Tahun Tanpa Mengundang Sang Ayah [artikel on-line] diambil dari http://www.vemale.com/relationship/love/82551-gadis-18-tahun-menikah-dengan-pria-58-tahun-tanpa-mengundang-sang-ayah.html ; Internet; diakses 3 Juli 2015.
____________Masalah-masalah dalam Pacaran [artikel on-line] diambil dari https://mymindmyfreedom.wordpress.com/2012/04/08/masalahdalampacaran/ ; Internet; diakses 3 Juli 2015.
__________Every Day Is New Beginning [artikel on-line] diambil dari https://archaengela.wordpress.com/2009/05/09/tujuan-pacaran/; diakses 4 Juli 2015.
Beek, Aart Martin Van. Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan bagi Para Penolong di Indonesia. Semarang: Satya Wacana, 1987.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011),
Hunt, June, Pastoral Konseling Alkitabiah: Menjawab Isu-isu Etika Sekuler Masa Kini Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014.
Jack V, Rozel. Konseling Kristen: Panduan Belajar, diterjamahkan oleh Indrijanti Limanta Setyatmoko. Malang: STT Satyabahkti, 2004.
June Hunt, Pastoral Konseling Alkitabiah: Menjawab Isu-isu Etika Sekuler Masa Kini Jilid 1 (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014), 207.
Macarthur, Jr, John F. dan Wayne A. Mack. Pengantar Konseling Alkitabiah: Pedoman Dasar Prinsip dan Praktik Konseling. Malang: Gandum Mas, 2002.
News, Tribun. Com. Diputus Pacar Siswa SMA Coba Bunuh Diri Gunakan Dasi Sekolah [artikel on-line] diambil dari http://www.tribunnews.com/regional/2015/03/29/diputus-pacar-siswa-sma-coba-bunuh-diri-gunakan-dasi-sekolah; Internet; diakses 3 Juli 2015.
Ronda, Daniel. Pengantar Konseling Pastoral: Teori dan Kasus Praktis dalam Jemaat. Bandung: Kalam Hidup, 2015.
Susabda, Yakub B. Pastoral Konseling Jilid 1: Buku Pegangan untuk Pemimpin Gereja dan Konselor Kristen, Pendekatan Konseling Didasarkan pada Integrasi antara Psikologi dan Teologi. Malang: Gandum Mas, 2012.
Tu’u, Tulus. Dasar-dasar Konseling Pastoral: Panduan Bagi Pelayanan Konseling Gereja. Yogyakarta: Yayasan Andi, 2007.
Yeo, Anthony. Konseling: Suatu Pendekatan Pemecahan Masalah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.