Oleh: Feniyusu Zai
Lukas : 15:11-32
Shalom saudara/I yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, situasi yang kita alami akhir-akhir ini, sangat-sangat memprihatikan dengan apa yang terjadi bulan-bulan ini musibah yang terjadi diberbagai daerah banjir, tanah longsor, aginkencang, gempa dan pandemic yang tidak kunjung sembuh membuat banyak dari antara kita yang harus berhenti dalam pekerjaan oleh karena di PHK, kurangnya uang pemasukan oleh karena ekonomi yang menurun dan banyak hal yang membuat kita merasa kesulitan akhir-akhir ini. Terkadang kita kawatir dengan apa yang harus kita sediakan untuk keluarga kita. Uang sekolah anak, uang bayar listrik dan air, banyak hal yang terkadang mempertanyakan kenapa semuanya ini bisa terjadi dalam kehidupan saya dan keluarga saya, sehingga terjadi konflik dalam rumah tangga. Saudara/I yang terkasih hal-hal apapun yang kita alami dalam kehidupan kita saat ini kita harus meyakini bahwa semuanya itu dalam kendalinya Tuhan, kita yakin bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami dan sedang pergulkan saat ini pencobaan yang tidak melampaui kekuatan kita. Mari pada saat ini berharap kepada Tuhan dan percaya sesuatu terjadi ketika kita berpengharapan didalam Tuhan.
Saudara/I yang terkasih pada kesempatan ini kita akan merenungkan kebenaran firman Tuhan yang terambil dalam Injil (Lukas 15:11-32). Saudara/I yang terkasih didalam kisah ini memperkenalkan kepada kita seorang ayah dan dua anak yang berperan dalam kedua tahap kehidupan, tahap yang pertama dimana anak bungsu yang hilang dan kembali serta disambut oleh sang ayah (ayat 12-24) tahap yang kedua anak sulung yang hilang/menjauh dari rumah ayahnya (ayat 25-32). Pada ayat 12 mengisahkan cerita anak bungsu yang menuntut bagian harta yang menjadi warisannya. Jika kita ilustrasikan hal ini seperti sesuatu yang jelek menuju kepada yang lebih buruk tetapi pada endingnya anak bungsu ini menjadi sadar. Dalam masyarakat Galilea berbicara mengenai harta terdiri dari tanah dan ternak, harta tersebut dapat dibagi kapan saja dengan syarat yang ada yang berlaku ketika orang tuanya meninggal dunia. Hal pertama yang menjadi kesalahan anak bungsu ini adalah (ayat 12) sibungsu “berilah aku harta kita yang menjadi miliku” dalam hal ini anak bungsu tidak mengindahkan firman Tuhan “hormatilah ayah dan ibumu” kita bisa melihat bagaimana sibungsu memperlakukan orang tuanya seolah-olah sudah mati. Kita bisa menemukan pada ayat selanjutnya bahwa bukan hanya kehormatan ayahnya dan harta warisan keluarganya disini kita melihat kehormatan anak bungsu ini juga ikut tercemari oleh karena sibungsu menghamburkan hartanya di negri asing dengan pola hidup yang berfoya-foya, tidak berhenti disini kita melihat bagaimana anak bungsu ini dipermalukan oleh karena sibungsu ini mengisi perutnya degan ampas makanan babi dalam Imamat 11:7 adalah binatang haram tetapi perlu kita ketahui bahwa pekerjaan yang memalukan ini membangkitkan kesadarannya serta ingatan akan rumah bapa.
Anak bungsu ini menyadari bahwa banyak upahan bapanya lebih diberkati daripada dirinya sendiri, anak bungsu ini menyadari kesalahannya dan meutuskan untuk pulang dan mengakui pelanggarannya terhadap firman Allah “ hormatilah ayah dan ibumu” anak bungsu ini dirinya tidak layak sebagai anak, anak bungsu ini meminta untuk menjadi seorang upahan. Sebelum anak bungsu ini sampai, ayahnya yang melihat dari kejahuan berlari menyambut anaknya dalam rangkulan kasih, kita bisa melihat hal yang sama dimana Yesus tergerak ketika melihat janda Nain (Lukas 7:13) dan hati seorang samaria ketika melihat seorang yang yang dirampok (Lukas 10:33) demikian juga hati sang ayah tergerak oleh belas kasihan ketika melihat anaknya, ayahnya menjemput anaknya dari kejauhan dan menunjukan kasih itu. Respon dari kasih yang diberikan ayahnya kepadanya direspon sibungsu dengan pengakuan akan kesalahan yang telah dilakukannya dan tidak layak menjadi anaknya lagi, tetapi ayahnya memotong pembicaraan itu dengan mengatakan kepada hamba-hambanya untuk memberikan jubah yang baru dan perhiasan sebagaimana layaknya seorang anak yang dari keluarga orang yang kaya, dan mempersiapkan perjamuan pesta yang istimewa oleh karena anaknya yang sudah dianggap mati karena keluar dari rumah bapanya tiba-tiba hidup kembali.
Pada ayat 25 menceritakan bagaimana anak sulung pulang dari ladang, anak sulung mencari tahu tentang apa yang sedang terjadi dirumahnya, seorang hamba meceritakannya “adikmu sudah pulang dan ayahmu mengadakan perjamuan untuk merayakan hal ini” kita melihat respon anak sulung yang tidak mau masuk sebagai rasa ketidak senangnya terhadap tindakan yang dilakukan oleh ayahnya terhadap sibungsu. Anak sulung yang juga hilang dari rumah bapanya, anak itu menyampaikan kekesalannya kepada ayahnya atas ketidak benaran yang dilakukan oleh ayahnya. Pada ayat 29-30 menceritakan bagaimana anak sulung merasa diperlakukan tidak benar oleh sang ayah dimana selama ini ayahnya tidak pernah menyediakan hewan kecil untuk dirinya mengadakan pesta dengan teman-temannya, sedangkan kepada anaknya yang bungsu dalam hal ini adeknya yang melakukan hal yang tidak senonoh yang telah memboroskan harta keluarga disembelih anak lembu, anak sulung ini jika kita melihat sekilas benar tetapi dari preseksi yang lain anak sulung ini sebenarnya marah dengan keadaan yang sedang terjadi dan sisulung mengungkapkan cara bagaimana ia memandang hidupnya yang selalu bersama ayahnya dan tidak pernah menemukan sukacita dalam kebersamaan itu sendiri. Sisulung menjalani hari-harinya bersama ayahnya seperti pekerja yang lainnya yang hanya menuruti perintah dan menantikan imbalan dari apa yang telah dilakukannya. Dengan ungkapan tersebut mengambarkan hidupnya belum mendapatkan apa-apa dibandingkan sibungsu adeknya.
Sisulung ini digambarkan sikap para pemuka-pemuka agama dalam ayat 1 telah dikisahkan bagaimana mereka yang taat kepada hukum tetapi tidak menemukan sukacita dalam kebersamaan mereka dengan Allah sendiri, berdasarkan ketaatan mereka mereka akan hokum-hukum Allah dan tradisi manusia, orang-orang yang seperti ini mengharapkan imbalan yang lebih besar dari orang-orang berdosa, dan mereka sama seperti anak sulung marah ketika melihat Yesus memperhatikan mereka yang berdosa sangat jelas dikatakan dalam ayat 2. Pada ayat 30 secara sekilas kita melihat anak sulung menolak keberadaan sibungsu dan seakan-akan tidak mengakui bahwa sibungsu adalah adeknyakita bisa melihat hal itu dengan apa yang dipergunakan oleh sisulung untuk memanggil ayahnya yang menurut kita itu bukan hal yang baik tetapi hal itu lah yang kita lihat digambarkan oleh sisulung, dan kita melihat respon yang berbda ditunjukan oleh sang ayah dalam ayat 31-32 respon yang sangat mengagumkan diperlakukan ayah kepada anak yang sulung tidak jauh berbeda dengan anak bungsunya. Dalam hal ini sang ayah seakan-akan menyadarkan anaknya akan keberuntungannya selama ini, sebagai anak yang patuh terhadap ayahnya dia selalu bersama dengan ayahnya siang dan malam dan sebagai seorang ahli waris ia sudah turut memiliki harta kekayaan keluarga, jika dilihat sekilas sebenarnya anak sulung ini pantasnya bersukacita karena semua yang dimiliki ayahnya adalah miliknya, tetapi apa yang ditunjukan oleh sisulung merasa bahwa dirinya tidak menemukan hal itu semenjak dia tinggal dirumah ayahnya. Menjadi pertanyaan untuk kita apakah kita berada dalam posisi yang mana.
Saudara/I yang terkasih dalam kisah ini ada tiga bagian/tiga poin yang menjadi perenungan untuk kita yang menjadi pembelajaran yang berharga dari kisah diatas:
1. Seorang bapa yang kasihnya tak terhingga.
Pada ayat 20 ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan ayahnya itu berlari lalu merangkul dan mencium dia. Dalam hal ini Ayah digambarkan sebagai sosok Allah yang penuh kasih terhadap umatnya anak bungsu mengambarkan kita yang masih hidup di dunia. Kita bisa melihat bagaimana seorang ayah menaruh belas kasihan kepada anaknya yang hilang nah begitu juga kasih Allah kepada setiap kita, terkadang kita yang tidak mengetahui bahwa Allah itu sebenarnya mengasihi setiap kita, tetapi Tuhan mau satu hal daripada kita yaitu kesadaran akan apa yang telah terjadi, dan apa yang telah kita lakukan setelah kita menyadari kita harus melakukan tindakan, nah terkadang kita sadar tetapi kesadaran itu tidak memiliki reaksi apa-apa hal ini yang sering sekali menjadi disalah artikan oleh sebagian orang niat atau suatu komitman untuk berubah harus disertai dengan tindakan tidak cukup dengan perkataan saja. Jika hanya perkataan sama sekali tidak akan berbuah kepada hal yang baik, nah dalam kisah ini memberikan kita pesan bahwa Allah itu Allah yang penuh kasih, Allah yang besar kasih setianya dan Allah yang memaafkan setiap anak-anaknya yang mau datang kepadanya.
Hal kedua yang kita bisa pelajari dari anak bungsu memberikan pemahaman kepada setiap kita bahwa ketika kita sudah melenceng bersegeralah untuk kembali kepada jalurnya Tuhan dan mengakui dihadapan Tuhan apa yang telah kita lakukan, terkadang kita tidak mau terbuka dengan Tuhan oleh karena proses yang akan kita terima, Tuhan kita bukan Tuhan yang kejam setiap apa yang kita lakukan akan menuai hasil, ketika kita berlaku baik dan taat akan kebenaran pasti kita akan menerima hal-hal yang baik dari ketaatan kita dan begitu sebaliknya jika kita melakukan hal-hal yang melanggar apastilah kita akan menerima hasilnya juga. Pesan penting untuk kita dalam ayat ini supaya setiap kita sadar dan bertindak secepatnya jangan sampai kita mengulur-ulur waktu sadar dan bertindak itu yang Tuhan inginkan kita lakukan.
2. Kasih Allah yang tidak tergantung pada tingkah laku kita.
Perlu kita menyadari bahwa dosa-dosa kita tidak mengurangi kasih Allah dan perbuatan baik kita tidak membuat kasih Allah bertambah untuk kita. Jika kita melihat didalam kisah ini kedua anak memiliki cerita yang berbeda sibungsu anak yang menghamburkan harta orang tuanya dengan berfoya-foya, tetapi sisulung selalu menuruti apa yang ayahnya inginkan, secara sekilas kita pasti merasa bahwa sang ayah tidak adil oleh karena apa yang dilakukan sang ayah tidak adil, masakan sibungsu yang telah menghabiskan bagiannya diadakan pesta besar-besaran, sedangkan anak sulung yang selalu ada disisi ayahnya untuk bekerja diladang tidak pernah diadakan pesta untuk dirinya. Kita terlebih dahulu mengerti kenapa sang ayah memperlakukan sibungsu seakan-akan istimewa, pertama sibungsu yang datang dengan penuh kesadaran dengan niat yang tulus untuk kembali kepada ayahnya dan kita tau bersama sibungsu sadar bahwa dirinya tidak layak lagi disebut anak, sibungsu dalam hal ini sadar apa yang telah dia lakukan merupakan hal yang sangat-sangat menyakiti hati ayahnya kita tau bersama apa yang menjadi permintaan sibungsu kepada ayahnya supaya dia menjadi pekerja dirumah ayahnya. Hal inilah yang membuat hati sang ayah tergerak dengan penuh belas kasihan dan memperlakukan sibungsu dengan istimewa. Kita beralih kepada sisulung yang selalu ada disamping ayahnya tetapi tidak pernah mengalami hal yang dialami oleh sibungsu, apa yang menjadi penyebabnya, sisulung selalu ada bersama ayahnya bekerja melakukan apa yang ayahnya inginkan tetapi ada satu hal yang membuat sisulung ini seakan-akan hilang, tidak dalam arti pergi tetapi sisulung hilang dalam arti hubungan oleh karena sibuk melakukan setiap pekerjaan-pekerjaan tetapi tidak mengalami sukacita didalamnya. Anak sulung tidak menyadari hal itu selama dirinya ada dirumah bapanya, sekarang jelas bagi kita bahwa sang ayah sebenarnya tidak berlakuk tidak adil anak bungsu sadar bahwa didalam rumah bapanya ada sukacitatetapi berbeda dengan sisulung yang hari-harinya selalu bersama-sama dengan ayahnya tetapi tidak merasakan sukacita itu. Pelajaran untuk kita bahwa Allah mengasihi kita tidak memandang seberapa besar kesalahan kita, seberapa besar kebaikan yang kita lakukan tetapi dalam kisah ini memberikan kita pelajaran bahwa hubungan yang baik hubungan yang mempunyai koneksi dengan Tuhan itulah hubungan yang Tuhan inginkan kepada setiap kita anak-anaknya.
3. Allah tidak memaksa kita untuk mencintainya tetapi Allah mengundang kita untuk bersekutu dengan-Nya.
Allah kita bukan Allah yang suka memaksa kehendak tetapi Allah kita adalah Allah yang membebaskan kita untuk memilih, kita diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan kita jalani, Allah mengundang setiap kita untuk datang kepadanya, semuanya diberikan untuk kita menentukan pilihan mau datang kepada Tuhan atau ingin menjauh dari Tuhan dari kisah anak bungsu dan anak sulung ini kita bisa melihat siapa diantara keduanya yang datang mendekat dan siapa yang sudah berada disekitar tempat itu tatapi tidak mau mendekat oleh karena berbagai hal, sang ayah memberikan kebebasan kepada kedua anaknya untuk memilih mereka diberikan kebebasan kita bisa melihat dalam ayat 12 dimana anak bungsu memilih untuk meminta harta yang menjadi miliknya sebagai seorang anak dan memilih untuk meninggalkan rumah ayahnya, sedangkan anak sulung setelah mendapat apa yang menjadi bagiannya sisulung memutuskan untuk menetap berada didalam rumah ayahnya. Kita bisa melihat respon ayah mereka terhadap keputusan yang diambil oleh kedua anaknya kita bisa melihat ayah mereka tidak ada melarang mereka mengambil keputusan tersebut.
Gambaran ayah dalam perumpamaan ini menceritakan bagaimana Allah memberikan kebebasan bagi setiap orang memilih jalan yang dianggap benar, kita bisa melihat bangsa Israel sebagai contoh kongkrik dalam perjalanan menuju tanah Kanaan Allah telah memberikan aturan-aturan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel, tetapi kita bisa melihat bahwa tidak semua orang Israel memilih untuk taat ada sebagian yang memilih jalan lain dan kita menemukan orang-orang yang tidak taat mereka yang memilih jalan lain menuai kebinasaan. Allah memberikan kebebasan kepada setiap kita bukan berarti Allah membiarkan kita Allah memberi pilihan bagi yang mau memilih untuk taat Allah tidak membiarkan mereka Allah akan selalu bersama mereka yang memilih untuk bertahan kepada kebenaran tersebut. Pesan penting untuk kita dipoint ini adalah Allah kita memberi kebebasan untuk setiap kita untuk memilih dan Allah juga mengajak kita bagi siapa yang mau taat akan dituntun dan bagi mereka yang memilih jalan jalan lain resiko atau dampak yang akan diterima menjadi konsekuensi atas pilihan diri sendiri.
Tiga poin diatas menjadi pelajaran penting untuk setiap kita sebelum saya menutup renungan ini saya akan bersaksi bagaimana Tuhan memberikan kesempatan yang berharga didalam kehidupan saya. Saya anak yang dari kecil tinggal dipanti asuhan disanalah saya dibesarkan, ketika saya tamat SMA saya diberi pilihan untuk memilih mau menetap atau memilih untuk keluar, saya memilih untuk keluar. Keputusan ini saya jalani selama satu tahun saya kerja dikoperasi, ada banyak hal yang saya lakukan melenceng dari kebenaran dan pada akhirnya saya memutuskan masuk sekolah Alkitab setelah enam bulan menjalani perkuliahan saya sakit dan penyakit saya cukup parah dan pada akhirnya saya harus operasi. Dalam peristiwa ini saya merasakan bahwa saya termasuk anak yang hilang dirumah sendiri seperti kisahnya sisulung hal ini saya sadari bahwa saya tinggal dan bersekolah di sekolah Alkitab tetapi saya merasa saya hilang oleh karena saya bersekolah tetapi hubungan yang intim dengan Tuhan itu kurang. Sebelum saya operasi saya mengambil komitmen ketika Tuhan memberikan kesempatan untuk saya bisa saya sembuh saya akan bersungguh-sungguh lagi saya merasakan dan mengalami sendiri bagaimana Tuhan baik didalam kehidupan saya.
Pelajaran yang berharga dari peristiwa yang saya alami bersama Tuhan, saya mengalami bahwa Allah itu Allah yang melimpah kasih setia dan tidak melihat apa yang menjadi permasalahan dibelakang, tetapi dengan satu komitmen dan tindakan berjalan bersama-sama dengan Tuhan, Allah memberi kebebasan untuk saya memilih jalan kehidupan saya dan saat itu saya memutuskan untuk memilih berjalan bersama dengan Tuhan, Allah mengundang kita semua untuk datang dan bersekutu dengan-Nya sehingga kita menjadi orang-orang yang menerima anugerah yan berlimpah-limpah itu.
Demikian renungan ini semoga memberkati setiap kita yang membaca komitmen menjadi hal penting tetapi tindakan dari komitmen yang telah kita ambil itulah yang akan menjadikan kita menjadi orang-orang yang diberkati. Shalom.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.