KRISTOLOGI DALAM INJIL SINOPTIK
Penulis: Helman Zai
Pendahuluan
Sejak kitab-kitab Injil ditulis, Injil telah banyak mengubah hidup banyak orang. Mereka yang tadinya belum mengenal Yesus, dibawa kepada pengenal yang benar tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya; mereka yang ragu-ragu tentang ke-Allahan dan kemanusiaan Yesus diyakinkan bahwa Yesus adalah Allah yang patut dipuja dan disembah. Berita Alkitab (Injil), selama ribuan tahun keyakinan ini dipegang kuat-kuat oleh gereja Tuhan.
Dalam penulisan peper ini, penulis akan menyajikan suatu penyelidikan dari data-data dalam PB khususnya dalam kitab-kitab Injil Sinoptik tentang siapakah Yesus itu. Penulis akan membahas tentang apakah pikiran Yesus tentang diri-Nya sendiri, apa pandangan-pandangan orang lain mengenai Yesus, dan apakah hubungan di antara keduanya. Penulis akan mempelajari sebutan-sebutan yang dipakai Yesus terhadap diriNya dan bagaimana orang-orang lain menyebut Dia. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyelidiki gelar-gelar Kristus yang akan memberikan pandangan yang berharga. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah, “Apakah artinya gelar-gelar tersebut dalam pelayanan Yesus, yaitu bagi orang-orang yang Ia layani?”
Defenisi kristologi
Kristologi adalah cabang ilmu teologi yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam Alkitab. Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, Χριστόσ (Kristos) yang berarti Kristus, Λόγος (Logos) yang berarti Firman, kristologi adalah ilmu tentang Kristus dan ajaran-Nya.
Nama Yesus merupakan sebuah nama diri dalam bahasa Yunani, yang berasal dari kata Ibrani: Jehoshua atau Joshua (Yos 1:1). Nama ini berasal dari akar kata Yasha (hoshia) yang artinya menyelamatkan. Sedangkan nama Kristus (Yunani=Kristos=The Anointed=Yang Diurapi) merupakan nama jabatan seperti juga halnya dengan nama Mesias (dari kata mashach, artinya mengurapi).
Arti nama Yesus
Nama YESUS bukan sekedar gelar bagi penyandang nama itu. Nama Yesus dalam bahasa Ibrani adalah יהושוע. Kata יהושוע berasal dari dua kata Ibrani YHVH (TUHAN) dan ישע - YASYA' (menyelamatkan). Jadi, nama Yesus berartiיהוה – YHVH (TUHAN) adalah keselamatan atau YHVH (TUHAN) menyelamatkan. Arti nama Yesus adalah Sang Juruslamat.
Yesus disebut sebagai ‘Anak Daud’
Dalam Injil Matius, Yesus sebagai anak Daud berulang kali di sebutkan di dalam Injil Matius. Dalam silsilah Yesus Kristus disebutkan bahwa Yesus adalah ‘Anak Daud’ (1:1). Dalam peristiwa Yesus menyembuhkan mata orang buta, pada 9:27 dua orang buta itu berseru-seru dan berkata: kasihanilah kami hai ‘Anak Daud’ dan Yesus menerima sebutan tersebut. 12:23 “…Anak Daud” 15:22 “…Anak Daud…” 20:30 “…Anak Daud,…” 20:31 “…Anak Daud,…” 21:9 “…Anak Daud…” 21:15 “…Anak Daud…” 22:42 “…Anak Daud”. Dalam Injil Markus, Dalam Injil Markus terdapat empat kali diulangi Yesus sebagai ‘Anak Daud’ dalam bermacam-macam peristiwa (6:3; 10:47,48; 12:35). Dalam Injil Lukas juga terdapat tiga kali di ulangi Yesus adalah ‘Anak Daud’ (1:32; 18:38,39).
Sebutan "Anak Daud" diberikan kepada Yesus yang berarti bahwa Yesus adalah keturunan Daud. Matius menetapkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud yang sah dengan merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari keluarga Daud. Muncul pertanyaan, bagaimana mungkin Yesus adalah anak Daud, karena Daud hidup 1000 tahun lebih awal sebelum Yesus? Jawabannya adalah bahwa Kristus (Sang Mesias) merupakan penggenapan nubuatan dari keturunan Daud (2 Sam 7:12-16). Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, yang berarti Dia merupakan keturunan Daud. Yang terpenting, gelar "Anak Daud" ini lebih dari sekedar pernyataan silsilah fisik. Ini merupakan gelar Mesianik. Ketika orang menyebut Yesus sebagai Anak Daud, mereka mengartikan bahwa Yesus adalah Penebus yang telah lama ditunggu-tunggu, yang merupakan penggenapan atas nubuat di dalam Perjanjian Lama.
Yesus sebagai ‘Raja’
Dalam Injil Matius, Yesus disebut sebagai raja dalam 2:2 “…raja orang Yahudi…” 16:28 “…Anak manusia datang sebagai Raja dalam kerajaan-Nya.” Itu berarti bahwa, pada akhirnya, semua pemimpin lainnya akan ditaklukkan dan Yesus sendiri akan menjadi pemerintah tertinggi sebagai Raja. Dalam Injil Markus, Yesus desebut sebagai ‘Raja’ juga terdapat di dalam Injil Markus dan diulangi sebanyak empat kali saja dengan berbeda-beda kesempatan (15:9,18,26,32). Dalam Injil Lukas juga Yesus disebutkan sebagai ‘Raja’ dan diulangi sebanyak tiga kali saja (19:38; 23:3,42).
Kisah tentang Yesus yang masuk Yerusalem sebagai Raja mengawali seluruh perjalanan sengsara yang akan ditempuh oleh Yesus. Pada perayaan keagamaan Yahudi, yakni: paska, pentekosta dan pondok daun, setiap orang Yahudi dewasa wajib merayakannya di kota Yerusalem. Maka kita bisa bayangkan betapa meluber kota suci Yerusalem dengan ribuan peziarah. Dalam kondisi kota seperti itu Yesus tampil sebagai Raja. Dari modus peristiwa nampak bahwa peristiwa ini dirancang oleh Yesus secara baik; Dia ingin mengungkapkan secara lebih jelas bahwa Dia adalah Mesias - Raja yang dinanti-nantikan. Dan Dia datang dengan mengendarai seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi.
Dalam pengertian pemerintah Romawi zaman itu, gelar seorang Raja diberikan kepada seorang jenderal yang berhasil membawa kemenangan gemilang dari suatu peperangan dahsyat. Sehingga ketika jenderal Romawi yang berhasil membawa kemenangan tersebut kembali pulang ke kota Roma, dia akan mendapat suatu sambutan yang sangat meriah dari rakyat Romawi dan kemudian dia mendapat sebuah gelar sebagai “emperor” (kaisar). Jadi pengertian “raja” dalam konteks zaman Tuhan Yesus hidup menunjuk kepada seorang yang berhasil membawa kemenangan gemilang setelah melewati suatu pertempuran hebat, dan kemudian dia dinobatkan menjadi seorang penguasa mutlak.
Bila demikian, apa makna sebutan tulisan dari Pontius Pilatus di atas kayu salib Tuhan Yesus yang menyebutkan diriNya, yaitu: “Inilah raja orang Yahudi”? Jelas tulisan tersebut sama sekali tidak menunjuk suatu pengakuan yang tulus bahwa Yesus adalah raja orang Yahudi. Sesungguhnya tulisan di atas kayu salib itu mengandung suatu ejekan atau suatu bentuk hinaan untuk mempermalukan Tuhan Yesus serta orang-orang Yahudi, yang nadanya kira-kira bermaksud: “Masakan raja orang Yahudi seperti ini? Di manakah kehebatan dan kemenanganNya? Di manakah kuasaNya? Masakan raja orang Yahudi kini harus mati tergantung di atas kayu salib dengan cara yang hina.
Yesus sebagai ‘Anak Allah’
Dalam Injil Matius, Yesus sebagai anak Allah di ungkap berkali-kali dalam kitab Matius. Seperti dalam peristiwa Yesus dibaptis oleh Yohanes, Allah Bapa menyebut Yesus sebagai ‘Anak-Ku’ (3:17). Dalam peristiwa pencobaan di padang gurun iblis menyebut Yesus sebagai “…Anak Allah…” (4:3,6). Dalam peristiwa Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan setan di Gadara mereka menyebut Yesus sebagai ‘Anak Allah’ (8:29). 14:33 “…Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Dalam peristiwa lain, secara tidak langsung menyebut diri-Nya Anak Allah, Ia berkata: Aku juga mengakuinya di depan ‘Bapa-Ku’ yang di surga (10:32-33). Dalam ajakan juruslamat pada 11:25-27 Yesus menyebut Dia ‘Anak Allah’ dengan Ia berkata secaya berung-ulang “Bapa, Bapa-Ku, tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak” dalam pernyataan ini Yesus menyebutkan diri-Nya adalah Anak Allah. Pada 12:50 secara tidak langsung Yesus menyebut diri-Nya adalah ‘Anak Allah’, kata-Nya: seiapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Dalam peristiwa Yesus berjalan di atas air murid-murid-Nya berkata: Sesungguhnya Engkau ‘Anak Allah’ (14:32). Murid-murid Yesus mengakui Dia sebagai ‘Anak Allah. Pernyataa-Nya menunjukan bahwa Dia adalah ‘Anak Allah’. 16:16 “…Anak Allah yang hidup…” 17:5 “…inilah Anak yang Kukasihi…” 26:63 “…Anak Allah…” dalam perintatah Allah dan adat istiada Yahudi Yesus mengatakan kepada murid-murid-nya: “ Setiap tanaman yang tidak ditanam Bapa-Ku yang di sorga akan dicabat dengan akar-akarnya.” Dalam teks ini Yesus memberi penjelasan bahwa Dia adalah ‘Anak Allah’. Pada 26:39, 42 Yesus berdoa kepada Bapa di surga. Pada 27:43. Pada 27:54 Yesus mati dan kepada pasukun dan prajurit mengatakan sungguh ini ‘Anak Allah’. Dalam Injil Markus, Yesus desebut sebagai ‘Raja’ juga terdapat di dalam Injil Markus dan diulangi sebanyak empat kali saja dengan berbeda-beda kesempatan (15:9,18,26,32). Dalam Injil Lukas, Dalam Injil Lukas lebih banyak ditekankan bahwa Yesus sebagai ‘Anak Allah’, sebanyak dua puluh satu kali (1:32,35; 3:22; 4:3,9,41; 8:28; 9:22,26,35; 10:21,22; 22:42,70; 23:34,46; 24:49).
Yesus adalah Anak Allah bukan dalam pengertian hubungan manusia antara ayah dan anak. Allah bukannya menikah lalu memiliki seorang anak. Juga bukan berarti Allah mengawini Maria lalu karena itu Maria hamil dan melahirkan anak. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam bentuk manusia. Anak Allah berarti memiliki sifat/natur/hakekat yang sama seperti Allah. Anak Allah sama dengan Allah. Mengakui diriNya memiliki sifat/natur/hakekat yang sama seperti Allah- artinya mengakui diriNya adalah Allah.
Yesus adalah ‘Tuan’.
Dalam Injil Matius 8:2 Seorang yang sakit kusta menyebut Yesus sebagai Tuan dan Yesus tidak menolak sebutan tersebut yang berarti Yesus dapat juga disebut sebagai Tuan. Dalam 8:6-8 Seorang perwira mendapatkan Dia dan memohan kepada-Nya untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit lumpuh dan sangat menderita. Dalam Injil Lukas, Dalam Injil Lukas juga orang-orang memanggil Yesus sebagai ‘Tuan’ sebanyak empat kali dengan berbeda persitiwa (5:12; 7:6; 19:25). Tetapi dalam Injil Markus tidak ditemukan Yesus disebutkan sebagai Tuan.
Kata Tuan dalam bahasa Yunani ialah “kurios”. Kata “kurios” itu dapat diartikan sebagai ‘Tuan’, ‘Tuhan’, ‘Allah’ (Sir, Master, Lord and God) tergantung kepada siapa kata itu digunakan. Dalam peristiwa Yesus disebutkan sebagai Tuan, Yesus tidak menolak sebutan Tuan kepadanya yang berarti sebutan Tuan kepada Yesus adalah sebutan sah bangi-Nya.
Yesus disebut sebagai ‘Guru’(8:19).
Dalam Injil Matius, ketikan Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya Ia menyuruh bertolak ke sebrang. Lalu datanglah seorang ahli taurat dan berkata kepadanya ‘Guru’ aku akan mengikut engkau. Ini adalah sebutan pertama yang disamapaikan oleh ahli taurat kepada Yesus. Pada 12:38 beberapa ahli taurat dan orang farisi menyebut Yesus Sebagai ‘Guru’ dalam konteks mereka meminta tanda kepada Yesus. Pada 19:16 seorang muda yang kaya datang kepada Yesus dan menyebut-Nya ‘Guru’. Pada 22:16 murid-murid orang-orang Farisi memanggil Yesus dengan sebutan ‘Guru’. Pada 22:24 orang-orang Saduki menyebutkan Yesus sebagai ‘Guru’. Pada 22:36 seorang ahli taurat memanggil Yesus dengan sebutan ‘Guru’. Yesus sendiri diutus oleh Bapa untuk menjadi guru atas semua manusia. Yesus sebagai seorang guru memiliki berbagai gaya mengajar yang mampu menarik perhatian dan yang tidak biasa di zaman itu. Seperti metode cermaah Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Dalam matius 10 misalnya kedua belas murid telah menerima petunjuk-petunjuk dari yesus untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit, dan memberitakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat (Dia membimbing). Dalam Injil Markus juga terdapat sebutan Yesus sebagai ‘Guru’ sebanyak tiga belas kali (5:38,35; 9:17, 38; 10:17,20; 10:35; 12:14,19,31; 13:1; 14:14). Injil Lukas juga demikian, sebutan Yesus sebagai ‘Guru’ terdapat sebanyak delapan belas kali disebutkan (5:5; 7:40; 8:24,49; 9:33,38,49; 10:25; 11:45; 12:13; 17:13; 18:18; 19:39; 20:21,28,29; 21:7; 22:11).
Yesus sendiri diutus oleh Bapa untuk menjadi Guru atas semua manusia. Yesus sebagai seorang guru memiliki berbagai gaya mengajar yang mampu menarik perhatian dan yang tidak biasa di zaman itu. Seperti metode cermah Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Dalam matius 10 misalnya kedua belas murid telah menerima petunjuk-petunjuk dari Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit, dan memberitakan bahwa kerajaan surga sudah dekat (Dia membimbing).
Yesus disebut sebagai ‘Tuhan’ (8:25).
Dalam Injil Matius, peristiwa angin ribut di redakan, murid-murid Yesus menyebut memanggil Yesus sebagai Tuhan, katanya: ‘Tuhan’, tolonglah kita binasa. Peristiwa ini Yesus disebut sebagai Tuhan dan ia menerima sebutan itu. Dalam peristiwa lain, Yesus juga disebut sebagai Tuhan, saat Yesus menyembuhkan mata dua orang buta. Mereka berkata: ya ‘Tuhan’ kami percaya. Dalam hal ini, Yesus disebut sebagai Tuhan dan Ia menerima sebutan tersebut dari dua orang buta. Diperistiwa murid-murid memetik gandum pada hari sabat Yesus berkata kepada orang-orang farisi yang bertanya kepada-Nya Yesus adalah ‘Tuhan’ atas hari sabat (12:8). Pada 15:22 perempuan Kanaan menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’ pada saat ia meminta Yesus mengasihaninya. Pada 18:21 Petrus menyebut Yesus sebagai Tuhan. Pada 20:33 orang buta menyebut Yesus sebagai .Tuhan’. Pada 26:23 murid-murid Yesus menyebut-Nya ‘Tuhan’.
Yesus bukanlah manusia biasa yang karena sifat-Nya yang istimewa lantas oleh Allah diangkat sebagai Tuhan, tetapi Yesus memang sudah sejak semula adalah Roh Allah sendiri, karena Yesus berasal dari Allah. Sesudah Yesus terlahir sebagai manusia, mempersembahkan diri-Nya sebagai Anak Domba Allah, sebagai korban tebusan, sebagai “yang menjalani hukuman akibat dosa manusia” dari setiap umat tebusan-Nya, …. maka Yesus naik ke Surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pribadi Yang Hidup dan terus beraktifitas, bahkan Super-Aktif hingga sekarang.
Yesus pernah bersabda begini: “… dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“ (Matius 28:20). Hanya orang hidup yang sanggup “menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”. Kalau saat ini Yesus mati, maka tidak mungkin Dia sanggup beraktifitas; tidak mungkin Yesus sanggup menampakkan diri kepada Saulus dan mempertobatkan mantan mahasiswa Gamaliel itu. Kalau Yesus tidak dapat beraktifitas, maka orang-orang Kristen saat ini tidak mungkin dapat menumpangkan tangan atas orang sakit dan menjadi sembuh, yang dilakukan demi nama Yesus. Jadi, tidak ada nama lain, entahkah itu Nuh, Abraham, Musa maupun tokoh-tokoh yang mengaku sebagai Nabi Besar, … tidak ada satupun yang pernah mati, pernah bangkit hidup kembali dan tetap hidup sampai saat ini, kecuali Yesus Kristus.
Dalam Injil Markus juga terdapat sebutan Yesus sebagai ‘Tuhan’ sebanyak lima kali (1:3; 2:28; 5:19; 7:28; 11:3). Dalam Injil lukas terdapat lebih sering orang menyebutkan Yesus sebagai Tuhan sebanyak dua puluh dua kali (2:11; 5:8;6:5; 7:19; 9:54,61; 10:1,17,40,41; 11:1,39; 13:15; 17:5,6; 19:8,31,34; 22:33,38,49; 24:34).
Yesus bukanlah manusia biasa karena sifat-Nya yang istimewa lantas oleh Allah diangkat sebagai Tuhan, tetapi Yesus memang sudah sejak semula adalah Roh Allah sendiri, karena Yesus berasal dari Allah. Sesudah Yesus terlahir sebagai manusia, mempersembahkan diri-Nya sebagai Anak Domba Allah, sebagai korban tebusan, sebagai “yang menjalani hukuman akibat dosa manusia” dari setiap umat tebusan-Nya, …. maka Yesus naik ke Surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pribadi Yang Hidup dan terus beraktifitas, bahkan Super-Aktif hingga sekarang.
Yesus pernah bersabda begini: “… dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“ (Matius 28:20). Hanya orang hidup yang sanggup “menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”. Kalau saat ini Yesus mati, maka tidak mungkin Dia sanggup beraktifitas; tidak mungkin Yesus sanggup menampakkan diri kepada Saulus dan mempertobatkan mantan mahasiswa Gamaliel itu. Kalau Yesus tidak dapat beraktifitas, maka orang-orang Kristen saat ini tidak mungkin dapat menumpangkan tangan atas orang sakit dan menjadi sembuh, yang dilakukan demi nama Yesus. Jadi, tidak ada nama lain, entahkah itu Nuh, Abraham, Musa maupun tokoh-tokoh yang mengaku sebagai Nabi Besar, … tidak ada satupun yang pernah mati, pernah bangkit hidup kembali dan tetap hidup sampai saat ini, kecuali Yesus Kristus.
Yesus menyebut diri-Nya sebagai ‘Bapa’ bagi manusia.
Dalam Injil Matius, peristiwa orang lumpuh disembuhkan di kota Yesus, maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Yesus berkata kepada orang lumpuh itu: Percayalah hai ‘anak-Ku’ dosamu sudah diampunti (Mat 9:2). Artinya Yesus menyebut diri-Nya secara tidak langsung sebagai Bapak bagi manuisa. Dalam dua peristiwa yang berbeda di Injil Markus, secara tidak langsung Yesus menyebutkan diri-Nya sebagai ‘Bapa bagi manusia’ (5:34; 10:24). Dalam Injil Lukas juga secara tidak langsung Yesus menyebut diri-Nya adalah ‘Bapa bagi Manusia’ (9;48).
Anak-Ku. Ajaran-ajaran Yesus mengungkapkan bahwa manusia, melalui iman dalam Yesus dapat menjadi anggota keluarga Allah. Istilah ini menunjuk hubungan keluarga. Yesus mengatakan anak-Ku kepada manusia yang berarti Tuhan Yesus ingin kita dekat kepada-Nya. Ia ingin hubungan kita dengan Dia seperti ayah dan anak. Kita tidak dikatakan budak karena budak tidak mempunyai hak atas dirinya dan dia hanya mengikuti perintah tuannya. Sedangkan kita adalah anak yang menjadi ahli waris kerajaan surga.
Yesus menyebut diri-Nya ‘Anak Manusia’
Dalam Injil Matius, dalam peristiwa orang lumpuh disembuhkan, Ia berkata: bahwa di dunia ini ‘Anak Manusia’ berkuasa. Ini adalah perkataan Yesus sendiri dalam hal menegaskan status-Nya sebagai manusia yang berkuasa. Dalam peristiwa lain Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, seperti yang Ia Sampaikan kepada murid-murid-Nya pada saat mereka diutus bahwa penganiayaan akan datang dan Ia berkata: sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, ‘Anak Manusia’ sudah datang (10:23). Pernyataan ini adalah pernyataan Yesus sendiri bahwa dia adalah Anak Manusia. Dalam peristiwa murid-murid Yohanes datang kepada Yesus, Yesus berkata ‘Anak Manusia’ datang (11:19). Dalam peristiwa murid-murid memrik gandum pada hari sabat Yesus menyebut diri-Nya sebagai ‘Anak Manusia’ (12:8), dia berkata: kerena ‘Anak Manusia’ adalah Tuhan atas hari sabat. Pada 12:32 Yesus mengatakan: apabila seseorang mengucapkan sesuatu menetang ‘Anak Msnusia’ ia akan diambuni. Konteks ini Yesus sedang mengatakan kepada pendengar-Nya bahwa Dia adalah ‘Anak Manusia’. Pada 12:40 Yesus menyebut diri-Nya sebagai ‘Anak Manusia’ yang akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari-tiga malam. Pada 12:46 Yesus mempunya ibu dan saudara-daudara. Hal ini menunjukan bahwa Yesus adalah ‘Anak Manusia’ atau manusia. Pada penjelasan Yesus tentang lalang di antara gandum, Ia mengatakan bahwa orang yang menaburkan benih baik ialah ‘Anak Manusia’ (13:37, 41). Ini adalah pengakuan Yesus akan Diri-Nya sebagai ‘Anak Manusia’ yang sejati. Pada 13:55 dengan jelas di Yesus mempunyai tempat asal (Nazaret) dan mempunyai keluarga, pada saat itu Yesus ditolak. Peristiwa ini membutktikan bahwa Yesus adalah ‘Anak Manusia’ yang sejati. Pada 16:13 Yesus berkata: kata orang, siapakah ‘Anak Manusia’ itu. Yang menanyakan kepada murid-murid-Nya siapakah Aku ini dengan memakai sebutan pada diri-Nya ‘Anak Manusia’. Pada 17:22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa ‘Anak Manusia’ akan diserahkan kedalam tangan manusia. Pada 18:11 Yesus berkata ‘Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang. Pada 19:28 Yesus meyebut diri-Nya ‘Anak Manusia’. Pada 20:17 Yesus menyebut diri-Nya ‘Anak Manusia’. Pada 20:28 Yesus menyebutkan diri-Nya adalah ‘Anak Manuisa’. 24:27 “…kedatangan Anak Manusia”. 24:30 “…Anak Manusia akan datang di awan-awan…” pada 26:2 Yesus mengatakan diri-Nya sebagai ‘Anak Manusia’. Pada 26:24 ‘Anak Manusia’ memang di serahkan.
Dalam Injil Markus Yesus disebutkan sebagai ‘Anak Manuisa’ sebanyak dua belas kali (2:10,28; 6:3; 8:32; 9:9,12,31; 10:33,45; 13:26; 14:21,41). Dalam Injil Lukas mencata sembilan belas kali Yesus disebutkan sebagai ‘Anak Manusia’ (5:24,5; 7:34; 9:44; 11:30; 12:8,10; 17:22,24,26,30; 19:10; 21:27,36; 22:22,48,69; 24:7).
Anak Manusia adalah sebuah sebutan yang merujuk pada keturunan Adam. Sebutan ini menyoroti kedudukan seseorang yang memiliki otoritas untuk menyampaikan suatu pesan dari Allah pada manusia. Yesus adalah ‘Anak Manusia’ karena Dia dikandung dalam Maria (seorang manusia yang masih perawan atau sama sekali belum pernah berhubungan jasmani dengan laki-laki manapun atau belum pernah menikah), oleh Roh Kudus.
Yesus adalah ‘Mesias’
Dalam Injil Maitus, pada saat Petrus menjawab pertanyaan Yesus, ia berkata: ‘Engkaulah Mesias’ (16:16). Pada 16:20 Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia ‘Mesias’. Pada 22:42; 23:10; 26:63-64. Hal ini memberitahukan kepada semua kita bahwa Yesus adalah ‘Mesias’. Injil Markus mencatat hal yang sama. Yesus disebutkan sebagai ‘Mesias’ sebanyak empat kali (8:29; 12:35; 14:60-62; 15:32). Injil Lukas menyebutkan Yesus sebagai ‘Mesias sebanyak empat kali (2:26; 9:20; 24:26,46).
Mesias (berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti "yang diurapi". Di dalam bahasa Yunani, kata Mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus. Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Yesus disebut Mesias karena Dialah yang dipilih Allah menjadi Penyelamat dan Tuhan.
Yesus sebagai ‘Nabi’
Dalam Injil Maitus mencatat peristiwa Yesus dieluk-elukan di Yerusalem , orang banyak menyebut Yesus sebagai ‘Nabi Yesus’ dari Nazaret 21:11. Ini adalah peristiwa pertama sekali Yesus disebut sebagai Nabi dalam kitab Matius. Pada 21:46 Yesus di sebut oleh orang-orang banyak sebagai Nabi. Injil Markus mencatat Yesus sebagai ‘Nabi’ sebanyak tiga kali dalam peristiwa yang berbeda (6:15; 8:28; 14:65). Injil Lukas juga mencatat bahwa Yesus adalah ‘Nabi’ sebanyak dua kali (9:19; 24:19).
Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah, terutama dalam bentuk visi. Istilah lain yang dipakai ialah “manusia dari Allah”, “utusan Allah” dan “pengawal”. Ini menunjukkan bahwa nabi adalah yang melayani Tuhan secara khusus. Dalam Perjanjian Baru dipakai kata prophetes dan kata ini terdiri dari kata pro dan phemi, yang berarti “mengatakannya langsung”. Dengan demikian nabi adalah orang yang dipanggil untuk menjadi ‘mulut’ Allah, artinya: orang yang dipanggil menjadi nabi itu dijadikan alat Allah untuk berfirman kepada umatNya. Jabatan Yesus sebagai ‘Nabi’ adalah sebutan yang bedasarkan pekerjaan-Nya yang berfirman.
Yesus disebut sebagai ‘Rabi’
Dalam Injil Matius pada 26:25 Yudas mamanggil Yesus dengan sebutan ‘Rabi’. Yudas menyebut Yesus sebagai ‘Rabi’ 26:49. Dalam Injil Markus juga mencatat tiga kali Yesus disebutkan sebagai ‘Rabi’ (9:5; 11:21; 14:45) tetapi tidak demikian dalam Injil Lukas kita tidak menemukan sebutan Yesus sebagai ‘Rabi’.
Panggilan "Rabi" adalah panggilan dengan sikap menghormati pada zaman Perjanjian Baru (PB) yang biasa dipakai. Sebutan ‘Rabi’ kepada Yesus merupakan kekaguman dan kebesaran Yesus. Penggunaan kata ‘Rabi’ ini oleh Matius dan Merkus memberi kesan pelayanan Yesus kepada umum dan menempatkannya sederajat dengan para ahli Taurat (guru-guru Hukum Taurat), dengan siapa Yesus Kristus berbantah (Markus 12:28).
Yesus disebutkan sebagai ‘Yang Kudus dari Allah’
Dalm Injil Matius tidak mencata sebutan Yesus sebagai yang kudus dari Allah tetapi dalam Injil Markus mencata bahwa Yesus adalah ‘Yang Kudus dari Allah’ tercatat di 1:24 dan Injil lukas juga mencatat bahwa Yesus adalah ‘Yang Kudus dari Allah’ tercatat di 4:24. Pada saat Yesus disapa sebagai 'Yang Kudus dari Allah' oleh orang yang dirasuk setan. Allah yang menurut hakekat-Nya ‘kudus’; lalu segala sesuatu yang berpautan dengan Allah dapat dikatakan ‘kudus’ terutama Yesus yang juga berpautan dengan Allah sebagai Anak-Nya dan diangkat menjadi kepada umat orang-orang kudus (Dan 7:18). Iblis mengetahui identitas sejati Yesus Kristus sebagai ‘Yang Kudus dari Allah’.
Iblis mengakui bahwa Yesus adalah utusan yang suci dari Allah agar dibalik pengakuan itu, mereka bisa terus melakukan racangan yang jahat. Namun pengakuan mereka, justru semakin menjeijik bagi Tuhan Yesus karena memanfaatkan nama-Nya sebagai pembenaran untuk berbuat dosa, oleh sebab itu harus dibungkamkan dan di permalukan. Namun ini saja belum cukup roh jahat itu bukan saja harus diam, tetapi juga harus keluar dari orang itu. Renungkan jika kita percaya kepad Yesus, kita Tidak perlu takut atau tundak pada roh-roh jahat tetapi kita harus melawannya dengan kuasa nama Yesus.
Kesimpulan
Matius, Markus dan Lukas banyak mencatat peristiwa yang sama dalam kehidupan Yesus dan dalam urutan yang kurang lebih sama. Kristologi dalam Injil sinoptik ini memperkaya kita untuk mengetahui identitas Tuhan Yesus yang manusia sebutkan kepada-Nya dan yang Ia sebutkan terhadap diri-Nya. Dan gelar-gelar di atas membantu kita melihat bagaimana jalan pikiran murid-murid dalam perjumpaan, pengalaman dan persekutuan dengan Yesus Kristus semasa hidupNya, dan kemudian dengan sungguh diteguhkan oleh pengalaman mereka akan Dia sebagai Tuhan yang bangkit di antara orang mati, dan akhirnya berkembang dari waktu ke waktu mereka mengabarkan Injil dan mengajar diantara masyarakat Yahudi dan Helenisme.
Yesus dengan gelar Kristus, dan sebutan Juruselamat, semuanya bukan hanya sekedar memberikan pengajaran, melainkan justru memerankan fungsi penyelamatan. Dan gelar Tuhan dan Anak Allah jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Raja Ilahi yang datang dan diwalikan ke dunia. Dan sebutan Kudus diberikan untuk menegakkan hakekat kekudusanNya, sekaligus keteladanan bagi manusia yang seharusnya hidup kudus seperti Dia.
Tidak ada seorang pun yang pernah hidup di dunia ini yang sanggup memikul gelar-gelar kekekalan seperti Tuhan Yesus, dan itulah yang membedakan Tuhan Yesus dengan para nabi yang lain. Dengan cara berbeda-beda gelar-gelar itu mengungkapkan herkat Yesus yang luhur sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, dalam keadaan manusiaNya Ia bergelar Anak Allah yang menyiratkan keilahiaanNya, dalam tugas penyelamatan sebagai Mesias dan Juruselamat, dan kedudukanNya yang patut dipermuliakan sebagai Tuhan.
Daftar Pustaka
Elizaberth K. Nottingham. Agama dan Masyarakat Suatu Pengantur Sosiologi Agama. Jakarta: CV. Rajawali, 1987.
H. Wawan Hermawan. Sejarah dan Pengantar Kristologi. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2018.
[artikel online] di ambil dari https://amorpost.com/inilah-arti-nama-yesus-yang-jarang-diketahui-orang/; di akses pada 03 November 2020.
Robert G. Bratcher dan Eugene A. Nida, Injil Markus. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia. 2014.
Elisa B. Surbakti. Benarkan Yesus Juruselamat Universal?. Jakarta: Gunung Mulia. 2006.
Jakob van Bruggen. Markus: Injil Menurut Petrus. Jakarta: Gunung Mulia. 2006.
Russell P. Spittler. Allah Sang Bapa. Malang: Gandum Mas. 28 Februari 2019.
Johannes B. Banawiratma. Yesus Sang Guru. Yokyakarta: Yayasan Kanisius. 1977.
Harald Lark. Sebuah Studi Tentang Mesias Yesus: Paduan Belajar Dengan Komentar (HJ-Ind). Word to the World Ministries. 2020.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.