Pragmatisme

 Oleh:Yulianti Silma Silaen

 Pendahuluan 

         Dalam era post-modern setiap orang menginginkan segala sesuatu dengan praktis dan menguntungkan. Tidak heran banyak pemikiran yang berusaha untuk membuat kehidupan manusia semakin mudah dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih mudah untuk digunakan. Oleh sebab itu manusia cenderung malas untuk melakukan hal yang sulit karena terbiasa untuk melakukan hal yang sulit. Ada pernyataan yang tidak jarang diungkapkan antaranya “kalau ada yang mudah, mengapa harus melakukan yang sulit?”. Hal ini dapat dikatakan sebagai filosofi yang berkembang di era sekarang ini. Secara tidak sadar, manusia telah menerapkan filsafat-filsafat dalam keseharian, misalnya Pragmatisme.Hal mengenai sesuatu yang praktis dan mengutamakan kegunaan dan manfaat merupakan tolak ukur yang ada dalam filsafat pragmatisme yang berkembang dalam dewasa ini sehingga setiap orang lebih memikirkan keuntungan yang akan didapatkan dari suatu hal dan diyakini sebagai kebenaran dalam masyarakat yang diyakini dapat memberikan kemudahan.Seiring dengan berkembangnya teknologi, pragmatisme kian erat melekat dalam kehidupan masyarakat sehingga ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diteliti juga digunakan untuk menciptakan hal yang menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih mudah lagi. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam lagi mengenai Pragmatisme dan dampak lebih luas dalam perkembangannya baik secara umum maupun dalam aspek teologi

Definisi Pragmatisme

    Secara etimologis, pragmatisme mempunyai akar kata dari bahasa Yunani pragmatikos yang dalam bahasa Latin menjadi pragamaticus,berarti cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum,kenegaraan dan perdagangan. Akar katanya dalam bahasa Inggris adalah pragmatic yang berarti berkaitan dengan hal-hal praktis. Dalam KBBI, Pragmatisme ialah kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham, doktrin, gagsan, pernyataan) bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia. Penekanan yang diberikan oleh pragmatisme terletak kepada manfaat yang dapat dihasilkan. Pragmatisme sebagai filsafat yang berorientasi kepada asas manfaat dilihat dari pengaruhnya terhadap liberalism di Amerika. Pemikiran pragmatisme tentang kebenaran selaras dengan adanya ilmu pengetahuan yang berlandaskan pengalaman yang melalui tahap proses untuk mencapai suatu hasil yang bermanfaat.  

    Lahirnya pragmatisme sebagai upaya untuk menjawab persoalan yang menjadi problema di Negara barat secara umum dan secara khusus di Negara Amerika. Pragmatisme mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1839-1942), yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952). Namun ketiganya memiliki pemikiran yang berbeda, Pierce dilandasi oleh fisika dan matematika, Dewey dilandasi oleh sains sosial dan biologi, sedangkan James dilandasi oleh psikologis dan bahkan religious. Aliran ini tentunya sangat mempengaruhi segala bidang kehidupan yang ada di Amerika dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga meluas ke Negara-negara lainnya.

    Ada istilah lain yang diberikan kepada filsafat pragamatisme yaitu instrumentalisme dan eksperimentalisme. Instrumentalisme menganggap bahwa dalam hidup tidak dikenal tujuan akhir melainkan hanya tujuan sementara untuk mencapai tujuan berikutnya dan eksperimentalisme dengan menggunakan metode eksperimen dan pengalaman dalam menentukan kebenaran.  

Latar Belakang Pragmatisme

    Pragmatisme merupakan aliran filsafat modern yang lahir di Amerika pada akhir abad 19 hingga awal abad 20. Namun sebenarnya filsafat ini berpangkal pada filsafat empiris Inggris yang mengatakan bahwa manusia dapat mengetahui apa yang dialaminya. Pragmatis itu sendiri lahir di tengah-tengah situasi sosial Amerika yang dilanda berbagai masalah yang berhubungan dengan kuatnya arus urbanisasi dan industrialisasi yang masuk dengan berakhirnya perang dunia I yang memakan sekitar 8,4 juta jiwa hingga memberikan dampak psikologis yang memicu perubahan-perubahan bangsa khususnya filsuf yang menyadari kehidupannya. Dalam perkembangannya, pragmatisme akan mempengaruhi teori-teori pendidikan yang lahir setelahnya seperti progresivisme, rekonstruksionisme, futurisme serta humanism.  


Tokoh-tokoh Pragmatisme

Charles Sandre Pierce (1839-1914)

    Charles Sanders Peirce lahir pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, dan meninggal 19 April, 1914 di Milford, Pennsylvania. Dia adalah seorang ahli logika, filsuf, dan ilmuwan. Sebagai putra Benjamin Charles Sanders Peirce, seorang ilmuwan terkemuka dan guru besar matematika di Harvard, Charles Sanders Peirce dibesarkan di lingkungan keluarga intelektual. Peirce dikenal sebagai pendiri aliran filsafat pragmatisme di Amerika, sehingga ada istilah “Peircian” untuk menyebut pemikiran pragmatisme. Ia merupakan seorang ahli teori logika, bahasa, komunikasi dan teori umum tanda-tanda yang oleh Peirce disebut sebagai semiotika. Selain itu dia juga mendalami matematika produktif luar biasa dan matematika umum yang merupakan perkembangan dari psiko, fisik monistik sistem evolusi. Ayahnya adalah seorang professor matematika di Universitas Harvard. Pierce bersentuhan dengan filsafat di usia 17 tahun. Saat menempuh pendidikan di Universitas Harvard, ia tertarik dengan tulisan-tulisan Schiller tentang “pendidikan estetis manusia” dan karya Immanuel Kant “Critique of Pure Reason” yang membawanya unrtuk mengabdikan diri dalam studi penelitian logika sehingga ia dianggap sebagai ahli logika terbesar.

    Ada tiga prinsip yang menjadi dasar bagi pemikiran pragmatismenya. Pertama, bahwa kebenaran ilmu pengetahuan tidak lebih daripada kemurnian opini manusia, kedua yang dinamakan universal adalah yang pada akhirnya setuju dan menerima keyakinan dari “community of knower”. Ketiga, filsafat dan metematika harus dibuat praktis dengan membuktikan masalah dan kesimpulan yang terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi masyarakat.  

    Charles Sanders Peirce meninggal karena kanker pada tanggal 20 April 1914. Dia meninggalkan sejumlah besar karya dengan berbagai topic termasuk logika, matematika, geodesi, astronomi, fisika, filsafat, dan ekonomi. Di antara karya-karyanya yang paling penting mengenai pragmatisme adalah What Pragmatism Is (1905), Issues of Pragmaticism (1905) Prolegomena To an Apology For Pragmaticism (1906). Di antara tulisannya yang terkenal adalah Grounds of Validity of the Laws of Logic: Further Consequences of Four Incapacities (1869), The Harvard lectures on British logicians (1869–70), Description of a Notation for the Logic of Relatives (1870) On the Algebra of Logic (1880). Karya filsafatnya yang lain adalah The Monist Metaphysical Series (1891–93) A Neglected Argument for the Reality of God (1908).

John Dewey

    John Dewey adalah seorang filsuf asal Amerika yang lahir di Brimington, Vermont pada tahun 1859. Ibunya adalah orang Kristen yang berlatarbelakang gereja evangelikal sehingga memiliki pengawasan yang cukup ketat terhadap kehidupan rohaninya. Namun Dewey tidak senang dengan cara demikian dan menimbulkan kekecewaan baginya, karena baginya, perasaan agama tidak sehat jika dinilai dan dijelaskan secara seksama sejauh persaan itu ada, baik, dan sedang bertumbuh. Dewey bukan hanya aktif sebagai seorang penulis atau filsuf tetapi ia juga aktif sebagai pendidik dan kritikus. Mulanya ia banyak mempelajari filsafat Hegel dan kemudian mengkritisinya karena melihat bahwa aliran idealism menutup dimensi lingkungan manusia secara kognitif. Dewey juga sangat prihatin dengan masalah-masalah sosial, ekonomi dan pemerintahan. Pragmatisme Dewey menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, merdeka, kreatif serta dinamis. Manusia juga memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah yang bersifat menekan dan mengancam diri serta lingkungannya. Dewey melihat bahwa kepribadian manusia tidak melekat pada kodrat manusianya melainkan diperoleh berkat peranan yang ia mainkan di dalam masyarakat.  

    Sebagai seorang pragmatis, Dewey memilih menyebut sistem yang diberikannya dengan istilah instrumental yang memiliki pengertian menyusun teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan daalam bentuk beragam dengan menyelidiki fungsi dari pikiran dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan pengalaman mengenai konsekuensi masa depan. Tiga aspek instrumentalisme yang di paparkan oleh Dewey adalah kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan yang nyata dalam waktu, futurism yang mendorong untuk melihat hari esok, dan milionarisme yang berarti membuat dunia lebih baik. Dewey juga memiliki konsep pemahaman diantaranya:



Konsep Pengalaman dan Pikiran 

    Pengalaman adalah kata kunci dalam filsafat instrumentalisme. Filsafat yang dikemukakan oleh Dewey adalah “mengenai” dan “untuk” pengalaman sehari-hari. Pengalaman adalah keseluruhan drama manusia dan mencakup segala proses “saling mempengaruhi” antara organisme yang hidup dalam lingkungan sosial dan fisik. Disini terlihat dengan jelas bahwa sesuatu harus saling ketergantungan. Ia juga menerapkan metode scientific dan menurut Dewey, yang dimaksud dengan scientific method ialah cara yang dipakai oleh seseorang sehingga bisa melampaui segi pemikiran semata-mata pada segi amalan. Dengan demikian, suatu pikiran bisa di ajukan sebagaii pemecahan suatu kesulitan (to solve problematic situation), dan kalau berhasil maka pikiran itu benar.    

Dewey dan Pendidikan progresif

Dewey memandang bahwa tipe Pragmatismenya diasumsikan sebagai sesuatu yang mempunyai jangkauan aplikasi dalam masyarakat. Ia juga menawarkan dua model pendekatan dalam pengajarannya antara lain problem solving method dan learning by doing yaitu kebebasan memecahkan masalah-masalah dengan perkembangan dan belajar dengan berbagai keterampilan-keterampilan yang bermanfaat dalam masyarakat.  

William James

    William James dilahirkan pada 11 Januari 1842 di kota New York, tetapi menghabiskan masa kecilnya di Eropa. Pendidikan dasarnya tidaklah biasa dan berganti-ganti, dikarenakan seringnya berpindah dari satu kota ke yang lain dan juga keinginan ayahnya agar dia lebih berkembang. Dia melewatkan masa pendidikannya disekolah umum dan dari guru bimbingan pribadinya di Swiss, Perancis, Inggris dan Amerika. Setelah mendalami seni selama beberapa tahun, dia menyadari bahwa seni bukanlah bidangnya; dan pada tahun 1861 dia masuk ke Lawrence Scientific School di Cambridge, yang memberikan karir di bidang sains dan koneksi dengan Universitas Harvard yang terus berlangsung seumur hidupnya.  

Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas Harvard. Dia menjadi instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi mengajar filsafat. Dia adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern yang sangat berpengaruh.      

Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini. Ia menikahi Alice Gibbens pada tahun 1878. Pada tahun 1882 ia bergabung dengan Theosophical Society. William James meninggal pada 26 Agustus 1910 saat berusia 68 tahun di Tamworth, New Hampshire.

    Dalam bidang filsafat, William James berpendapat bahwa teori harus dinilai berdasarkan keberhasilannya menjalankan fungsinya. Tidak ada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum bersifat tetap berdiri sendiri. Kebenaran itu akan selalu berubah, sejalan denga perkembangan pengalaman karena apa yang dikatakan benar dapat dinilai melalui pengalaman selanjutnya. Teori James ini berorientasi tentang kesadaran yang sebagian besar dikembangkan dalam bukunya dalam The Principles of Psychology. James percaya bahwa psikologi dan filsafat saling berkaitan tentang pengalaman manusia dengan tujuan menemukan penjelasan kausal. Dalam bukunya yang berjudul Pragmatism, James membicarakan konsep pragmatis tentang kebenaran. Menurutnya jika metode pragmatis digunakan untuk menentukan arti kebenaran, akan ditemukan esensi kepuasan praktis. Melalui pragmatisnya, James ingin mengakomodasikan pengalaman tentang manusia dengan memperlihatkan bahwa manusia mampu melakukan semaksimal mungkin untuk hasil praktis.  

Implikasi Pragmatisme Secara Umum

    Pragmatisme memberikan dampak yang jelas di dalam kehidupan bermasyarakat dunia, dapat dilihat dari konsep liberal di Negara Amerika yang memberikan kebebasan kepada individu untuk mencapai kesejahteraan masing-masing. Pragmatisme juga memberikan dukungan terhadap Negara kapitalisme yang mengutamakan kesejahteraan dalam perekonomian. Dampak paling terlihat di dalam Pragmatisme ini adalah dalam bidang pendidikan yang dapat dilihat dalam beberapa aspek antara lain ; tujuan Pendidikan, memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial maupun pribadi, kedudukan Siswa, Suatu organisme yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh, kurikulum berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan anatara pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan, metode aktif yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja) serta peran guru, mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa tanpa menganggu minat kebutuhannya.  

    Implikasi atau dampak dari pragmatisme dapat dilihat dengan kenyataan sekarang di mana setiap orang lebih cenderung melakukan hal yang menurutnya memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri dan dengan cara yang praktis hingga cenderung membuat manusia menjadi malas dan ingin segala sesuatu menjadi mudah.      

Implikasi Pragmatisme Terhadap Teologi

Kecenderungan kehidupan manusia pada abad XXI adalah berpikir praktis (pragmatis) yang didasarkan pada penggunaan tekonologi dan berbagai fasilitas secara negatif, yang dapat mereduksi keberadaan Allah yang transenden. Manusia cenderung menyingkirkan Allah dan mengandalkan kemampuannya sendiri untuk mencapai kepuasan hidup. Pragmatis yang menekankan manfaat perbuatan bagi kehidupan manusia sebagai suatu ancaman bagi kebenaran Kristen di mana kebenaran pragmatisme adalah manfaat sebuah perbuatan lebih penting dari kebenaran iman.  

Pragmatisme menolak kebenaran yang asalnya dari Allah. Menurut filsafat ini, kebenaran berada pada sesuatu yang menunjuk kepada keadaan yang nyata berdasarkan pengamatan logis yang memberikan kepuasan kepada manusia yang belum ditemukan sebelumnya. Pragmatisme menolak hal-hal yang bersifat adikodrati berhubungan dengan kemahakuasaan Allah di luar jangkauan pemikiran manusia. Pragmatisme menolak Alkitab sebagai sumber etika/moral karena menurut pandangan ini untuk memiliki etika atau moral yang baik seseorang tidak memerlukan hal-hal merafisika seperti Tuhan tetapi dengan mempertajam kepekaan terhadap penderitaan orang lain.  

Dalam iman kekristenan, pragmatisme menolak konsep iman dalam kekristenan. Pragmatisme hanya menekankan perbuatan dan manfaatnya sehingga hal-hal yang tidak dapat dibuktikan dengan akal, bukanlah keyakinan. Berbeda dengan kekristenan, iman adalah kunci untuk memercayai hal-hal metafisis dan menjadi kunci untuk dibenarkan dan diselamatkan. Banyak hal dalam kekristenan tidak dapat dibuktikan dengan metode ilmiah, tetapi diyakini atau dipercayai, seperti Allah Bapa, Yesus adalah Allah dan Manusia yang sempurna, Roh, dan mujizat. Jika keyakinan didasarkan pada metode ilmiah, bahasa, dan kepekaan terhadap orang lain seperti yang dimaksud oleh pragmatisme, maka kekristenan ditolak oleh pragmatisme karena iman menjadi dasar pembentuk kekristenan seseorang.

Namun dalam teologi, filsafat ini nampaknya dipakai sebagai landasan dalam teologi kontemporer meskipun tidak terlihat dengan jelas. Praktisi teologi juga ada dalam teologi kemakmuran yang di dalamnya ada seperti pandangan pragmatisme jika melihat tujuan utama di dalamnya yaitu seseorang akan diberkati apabila memberkati orang lain. Jadi konsep tersebut telah tertanam dalam pikiran setiap orang yang mengikuti teologi tersebut.      

Kelemahan dan Kekuatan Pragmatisme

Kekuatan 

    Kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemajuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi. Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung berfikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan nanti di akhirat. Dengan demikan, filsafat pragmatisme mengarahkan aktivitas manusia untuk hanya sekedar mempercayai (belief) pada hal yang sifatnya riil, indriawi, dan yang memanfaatnya bisa dinikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.  

    Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yang liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen sehingga munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.

Kelemahan 

Pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolute(kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabila terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta). Kemudian pada perkembangan lanjut, pragmatisme sangat mendewakan kemampuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.  

Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata,praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Maka dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.  

 Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya manusia hidup semakin egois individualis. Dari sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanism.


Kesimpulan   

    Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah filsafat yang mengutamakan sebuah manfaat dan kegunaan dari suatu ajaran, atau nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Dengan demikian sesuatu dianggap benar apabila memberikan manfaat dan kegunaan bagi masyarakat dan dirasakan dengan nyata dalam masyarakiat. Filsafat ini lahir pada abad ke 20 berkenaan dengan situasi ekonomi Amerika khususnya yang mengalami kesulitan akibat perang dunia I dan adanya keterbukaan pikiran masyarakat berorientasi kepada kegunaan dari nilai atau suatu ajaran yang diterapkan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh seperti Charles Sanders, William James, dan John Dewey memberikan sumbangsih pemikiran yang mempengaruhi keadaamn ekonomi bukan hanya Amerika secara khusus namun dunia juga dipengaruhi oleh pragmatisme sehingga masyarakat cenderung lebih mengutamakan hal yang praktis dan yang berdaya guna yang lebih. 

    Pragmatisme membawa kehidupan kepada pemikiran yang lebih praktis lagi, tidak hanya mempengaruhi main set masyarakat dalam bidang umum seperti dalam bidang pendidikan, namun juga dalam teologi yang berkembang saat ini misalnya dalam teologi kontemporer yang secara tidak langsung berkembang dan dipengaruhi oleh pragmatis. Gereja memiliki peran penting di dalam filterisasi terhadap adanya pragmatisme tersebut agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah dalam konsep jemaat. 

Daftar Pustaka

Albertine Minderop, Pragmatisme : Sikap Hidup dan Politik Luar Negeri Amerika (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2006),

Arisnani, Sejarah Aliran Pragmatisme. Artikel on-line diambil dari https://www. scribd. com/doc/92478199/Aliran-Pragmatisme. Diakses tanggal 20 November 2018.

Adi, Syahmi. Filsafat Umum ‘Pragmatisme (John Dewey). Artikel on-line diambil dari http://www. academia. edu/7178347/Filsafat_Umum_Pragmatisme_john_Dewey_Diakses tanggal 21 November 2018

Fatturohman, Nurdin. “William James- Pendiri Pragmatisme.” Artikel on-line diambil dari https://biografi-tokoh-ternama. blogspot. com/2015/02/william-james-filsuf-pendiri-pragmatisme. html. Diakses tanggal 22 November 2018.

Fauziah, Eva. Pragmatisme. Artikel on-line diambil dari http://www. academia. edu/5672820/PRAGMATISME. Diakses tanggal 20 November 2018. 

Goedang Biografi, Biografi dan Pemikiran Charles Sanders Pierce. Artikel On-line diambil dari http://goedangbiografi. blogspot. com/2016/05/biografi-dan-pemikiran-charles-sanders. html. Diakses tanggal 22 November 2018.

Liesdaprianto, Pragmatisme. Artikel on-line diambil dari https://www. scribd. com/document/240141492/pragmatisme diakses tanggal 20 November 2018.

Maiaweng, Peniel. “John Dewey” diambil dari Manfaat Kebenaran Perbuatan: Suatu AnalisisTerhadap Ajaran Filsafat Pragmatisme. Diakses dari https://media. neliti. com/media/publications/104990-ID-manfaat-kebenaran-perbuatan-suatu-analis. pdf tanggal26 November 2018. 15

    Santikatmaka, Rahmat. Selayang Pandang Pragmatisme. Jurnal on-line diambil dari https://www.academia.edu/25218669/Selayang_Pandang_Pragmatisme. Diakses tanggal 27November 2018.

Satyawidya, Implikasi Pragmatisme diambil dari jurnal Pragmatisme, Humanisme dan Implikasinya Bagi Dunia Pendidikan di Indonesia. Artikel on-line ejournal. uksw. edu/satyawidya/article/download/134/122/html. Diakses tanggal 26 November 2018.

    


No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.