STRATEGI PENJINJILAN YESUS DALAM KITAB MATIUS
Oleh: Deswinta
Pendahuluan
Dalam Injil sinoptik salah satunya yaitu kitab Matius. Disini penulis memaparkan strategi Penginjilan Yesus. Strategi yang dilakukan oleh Yesus adalah sebuag contoh yang dapat ditiru dan di dalam pelayanan. Hal ini membantuk pertumbuhan jiwa dalam gereja, dengan adanya strategi untuk mengijilan dapat dipahami bahwa pengkabaran Injil tidak dibatasi oleh siapapu melankan hal ini wajibkan semua orang yang te;lah percaya harus memberitakan Injil kepada sekitarnya melalui kesaksian hidupnya tentang Yesus yang menyelamatkan. Disini dijelaskan bahwa semua orang percaya diberi mandat untuk melaksanakan misi Pengkabaran Injil kepada semua bangsa (Mat.28:18-20).
Sesudah kebangkitan, Tuhan Yesus menjanjikan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menjadi saksi (Kis.1:8) dan memerintahkan mereka untuk melaksanakan misi Pekabaran Injil kepada semua bangsa. Semua orang percaya tanpa kecuali dipanggil untuk menaati perintah missioner tersebut. Gereja tidak boleh melalaikan peran aktifnya di bidang social sehingga memberikan pengaruhnya yang positif (terang dan garam) dalam kehidupan sosial di masyarakat. Terkadang gereja atau orang Kristen secara salah menganggap Pekabaran Injil hanya berkenaan dengan kerohanian personal dan tidak berkenaan dengan kehidupan sekular, sehingga tidak merasa berkewajiban untuk memikirkan tanggungjawab sosialnya.
Sejatinya Pekabaran Injil terintegrasi dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang sosial. Itu sebabnya gereja tidak bisa tidak memerhatikan dan mengusahakan kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat di mana ia berada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelayanan Tuhan Yesus menurut Injil Sinoptik, Ia memiliki perhatian yang cukup besar terhadap misi kepada dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi. Perhatian itu Ia wujudkan tidak hanya dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah dan melakukan mujizat bagi orang-orang bukan Yahudi yang datang kepada-Nya, tetapi lebih dari itu Ia menyeberangi daerah Palestina dan memasuki daerah bangsa kafir untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah.
MEMBAHASAN STRATEGIS PENGINJILAN YESUS DALAM KITAB MATIUS
Latar belakang
Injil Matius ditulis oleh Matius seorang pemungut cukai yang dipanggil menjadi murid Tuhan Yesus (Mat. 9:9, 10:3) Temanya : Yesus, Raja Mesianis. Tanggal Penulisan: Ireneus mengatakan bahwa Matius menulis Injilnya “pada waktu Petrus dan Paulus mengabarkan Injil di Roma dan mendirikan jemaat di sana”. Tetapi ada kemungkinan besar bahwa mereka berdua berada di Roma pada waktu yang sama antara tahun 60-65. Kalau ini benar maka Injil Matius ditulis antara tahun 60-65. Penerima Injil Matius adalah orang Kristen Yahudi. Tujuan Matius menuliskan Injil ini adalah untuk menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa penting dalam hidup Yesus menggenapi nubuat PL. tujuan penulisan Injil Matius, yaitu: Pertama, Matius mau menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam PL. Kedua, Injil Matius menyatakan Tuhan Yesus sebagai Raja.
Ketiga, Matius ingin membela kebenaran Injil terhadap serangan-serangan orang Yahudi. Keempat, menunjukkan universalitas misi dalam Amanat Agung. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari Murid-murid-Nya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh jemaat, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola gereja.
Sebelum membahas lebih jauh tentang Kerajaan Allah, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah. Oleh sebab itu, berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang bagaimana mereka memberi definisi terhadap Kerajaan Allah. Pertama, Menurut Gordon Fee yang dikutip oleh Glen dan David dalam buku Etika Kerajaan, Kerajaan Allah adalah “Suatu peristiwa masa depan sekaligus suatu realitas masa kini.”
Kerajaan Allah adalah pemerintahan tertinggi Allah, namun pemerintahan Allah terwujud dalam tahap yang berbeda-beda sepanjang sejarah penebusan. Oleh karena itu, manusia dapat
masuk ke dalam wilayah pemerintahan Allah dalam beberapa tahap perwujudannya dan mengalami berkat-berkat pemerintahan-Nya itu dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan
Allah adalah zaman yang akan datang, yang lazim disebut Sorga. Waktu itu kita akan mengalami berkat-berkat pemerintahan-Nya dalam kepenuhan yang sempurna. Akan tetapi, kerajaan itu ada disini saat ini dan dapat kita nikmati sebagian dari berkat-berkat pemerintahan Allah itu secara nyata. Seruan pertama tentang Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah dalam Injil Matius dimulai oleh kehadiran Yohanes Pembaptis yang berkhotbah agar orang-orang Yahudi bertobat sebab Kerajaan Sorga sudah dekat (η` βασιλεία των ουρανών).
Karena bangsa Yahudi masih mengeraskan hati mereka untuk menerima Yesus pada masa-Nya. Sehingga Matius lebih menekankan pada Kerajaan Sorga, di mana Kerajaan Sorga akan nyata pada kedatangan Yesus yang ke dua kali. Pemerintahan Allah dimana Allah memerintah hati dan hidup orang-orang yang percaya kepada-Nya. Orang-orang percaya saat ini telah dibawa masuk ke dalam Kerajaan Anak-Nya yaitu: kerajaan sorga(Kol. 1:13).” Kerajaan Sorga adalah pemerintahan Tuhan Yesus secara Theokratik atau yang bersifat lahiriah dan akan direalisasikan pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Sedangkan Kerajaan Allah dalam Matius adalah Pemerintahan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus secara rohani.
Pentingnya Strategi Penginjilan Yesus dalam kitab Matius
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos” (stratos = militer dan ag = memimpin), yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Secara umum, strategi sebagai cara mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam Harvard Business Review (1996), menyatakan bahwa strategi adalah sekumulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan nilai yang unik. Strategi sebenarnya didasarkan pada analisis yang terintegrasi dan holistik. Artinya, setelah strategi disusun, semua unsur yang ada dalam organisasi sudah presfektif jangka panjang, strategi dirumuskan untuk merealisasikan visi dan misi.
Jadi, strategi sebuah susuna yang yang mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuannya yang telah ditargetkanya. Strategi ini susunan rencana seseorang dalam melaksanakan tugasnya sehingga mendapatkan hasil yang menguntungkan. Dalam pelayanan juga sangat penting yang namanya strategi dimana membatu seorang palayan Tuhan mencapai visi misinya dalam pelayanan. Pastinya setiap para hamba Tuhan memiliki yang namanya visi dan misi, jadi untuk mewujudkan atau mencapai visi misi ini perlu yang namanya strategi, cara, susunannya dll. Dengan adanya strategi maka visi misi itu akan berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai pada targetnya.
Mengapa Yesus Memberitakan injil??
Supaya karya Kristus untuk menyelamatkan manusia melalui kasih karunia Allah, didengar oleh setiap orang berdosa, sehingga tidak ada seorangpun yang akhirnya binasa karena tidak mendengar, selain dari pada mereka yang memang degil hati dan menolak keselamatan di dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menulis: dalam kitab Rom 10:13-15.
Definisi
Secara etimologi Injil berasal dari bahasa Yunani euanggelion, (evangelium, evangelie, gospel, Injil, ewanggelion) yang dalam arti leksikal (harafiah) adalah: berita sukacita, kabar baik. Injil adalah kabar baik bagi segenap bangsa, Pemahaman mengenai Injil, antara lain: Menurut Kamus Alkitab, menuliskan bahwa Injil kata Yunani Evanggelion berarti kabar gembira, berita baik (LAI, 2011). Kedatangan Yesus Kristus, dan mulainya pemerintahan Allah di dunia ini merupakan inti Injil yang harus diberitakan ke mana-mana (Mat. 24:24). Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Injil (Yunani:evanggelion, kabar baik). Dalam kesusateraan klasik, kata ini mengacu kepada pahala yang diberitakan untuk berita-berita baik.
Menurut Ensiklopedi Alkitab Praktis (LLB, 1978), Injil berarti kabar baik dari Allah, yang mengutus Yesus Kristus untuk menjadi Tuhan dan Juruselamat manusia (1 Tesalonika 2:9), kata itu berasal dari kata bahasa Yunani yang secara harafiah berarti ‘kabar baik. bahwa Allah di dalam Yesus telah memenuhi janji-janji-Nya sehingga terbuka jalan keselamatan bagi setiap orang yang percaya.
Pengutusan gereja oleh Yesus Kristus, Jusruselamat dunia untuk melaksanakan perintah-Nya demi kemuliaan Nama Tuhan yaitu memanggil semua orang di dunia dan mengabarkan kepada mereka Injil kerajaan Allah supaya oleh kuasa Roh Kudus mereka diselamatkan dari dosa dan penghakiman. Sehingga menjadi warga Kerjaaan-Nya yang melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya. Jadi Injil merupakan pusat pengajaran bagi setiap orang percaya dalam menjalani hidup ditengah-tengah dunia ini. Berita Injil sangat dibutuhkan untuk menyadarkan masyarakat atau orang-orang yang belum percaya kepda-Nya.
Strategis Penginjilan Yesus
Persiapan diri
Baptisan pasal 3:13-17, Yesus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah Tritunggal bahwa Dialah Yang Diperkenan Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (ayat 17). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan misi penebusan (bandingkan Lukas 4:18-19). Peneguhan ini adalah bukti bahwa Dia adalah mesias yang ditunggu-tunggu untuk melaksanakan pembebasan umat manusia dari kuasa belenggu dosa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan hidup-Nya.
Pada umur 30 tahun, Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan dihadapan Tuhan sebagaimana telah dinubuatkan Yesaya dalam (Mat 3:3; Yes 40:3). Yesus memulai pelayanan-Nya di Kapernaum, yaitu di daerah Zebulon dan nNaftali, maka genaplah nubuatan Yesaya (Mat 4:13-17; Yes 9:1-2). Berita yang Yesus sampaikan adalah Kerajaan Allah.
Permulaan pelayanan Yesus
Yesus mengawali pelayanan-Nya tempatnya, di Galilea 4:12-17 dan pendengar-Nya ( murid-murid 4:18-22; orang banyak 4:23-25). Kehidupan Yesus di depan umum dimulai dengan berita, “Ia meninggalkan Nazaret dan berdiam di Kapernaum, di tepi danau; sejak saat peringatan Yesus memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat ”(Mat 4: 13.17). Awal perubahan hidup ini adalah pembaptisan oleh Yohanes. Matius menyebutkan, “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes ditayangkan dibaptis olehnya” (Mat 3:13).
Jadi sebagai para hamba Tuhan sangat penting yang namanya persiapan diri yang matang seperti yang telah Yesus lakukan. Dia terjun dalam pelayan sudah terlebih dahulu Ia mempersiapkan diri untuk masuk kedalam pelayanan yang akan Dia tempuh. Sebagai pelayan Tuhan sudah memiliki persiapan diri yang matang untuk mencangkau jiwa yang terhilang untuk mengarahkan mereka kepada jalan kebenaran. Tugas atau misi Allah harus dijalankan dengan benar itulah sebabnya sangat penting persiapan diri, mental, dan yang terutama Rohani yang dimilikinya.
Pembentukan Tim
Dalam Matius 27:55-56, Disitu banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Diantaranya ada Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf dan ibu anak-anak Zebedeus. Jadi hal ini memberitahukan bahwa para wanita ini yang menyertai Tuhan yang menolong membiayainya merupakan satu bagian penting dari sebuah “Tim” yang memproklamasikan kabar baik kerajaan Allah dimana Tuhan telah menyatakannya bahwa: “Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya “ (Matius 10:41-42). Dalam sebuah pelayanan seperti yang penulis paparkan yaitu: Penginjilan atau Pengkabaran Injil tentang Kabar Baik tentang kasih Tuhan untuk manjangkau orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Sehingga lewat apa yang telah dikabarkan kepada mereka melalui penginjilan mereka boleh menerima Tuhan dalam hidup mereka sebagai Tuhan dan Juruselamat atas meraka. Jadi dalam setiap pelayanan yang dijalankan pastinya tidak lepas dari kebutuhan seperti keuangan.
Disini butuh yang namanya Tim untuk menolong dan membantu pelayanan seperti yang dilakukan oleh Yesus dimana sepanjang Pelayanan-Nya pada masa hidupnya ada yang benbatu. Demikian juga dimasa sekarang bahwa sangat penting yang namanya komunikasi untuk membagun hubungan yang memiliki relasi yang baik kepada orang sekitar atau yang jauh. Kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus mengasihi beberapa para wanita yang mengikuti Dia menjadi tim dalam pelayanan-Nya selama Ia ada di bumi. Tuhan Yesus mengasih dan menjunjung tinggi para wanita oleh karena mereka ambil bagian dalam membatu pelayanan Yesus. Dalam seluruh Injil, para wanita diuraikan sebagai terang yang sangat menyenangkan.
Guru (Mengajar)
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka…(4:23) tetapi Yesus pergi melayani dan mengajar… (4:25). “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar dalam rumah ibadah ....” (9:35). Yesus tidak hanya sekedar mengajar tetapi ada mujizat yang terjadi seperti : dalam 9:1-8, orang lumpuh yang diampuni dosanya, Wanita yang sakit pendarahan (9:18-26), anak kepala rumah ibadat (9:18-26), dua orang buta (9:27-31; 20:29-34), seorang bisu(9:32-34). Sebutan yang paling umum terhadap Yesus sebagai Guru adalah didaskalos, yang berarti ‘pengajar’ sebutan ini terdapat 12 kali dalam Injil Matius.
Menurut kajian Siburianmengatakan bahwa Yesus sebagai Guru berdasarkan kata didaskalos untuk pengajar (teacher), tepatnya Guru yang mengajar karena keguruan Yesus didasarkan pada aktivitas “mengajar” (to teach). Asalinya menggunakan panggilan Rabi yang dalam bahasa Inggris “Master” atau “Lord” dalam makna “Tuan” bagi seorang Pengajar (Guru) (Siburian, 2018). Akan tetapi dalam Injil Matius Yesus memperkenal Yesus seorang guru, pengkhotbah, dan pemberi hukum dalam tradisi Musa
Jadi, melalui pengajaran Yesus ini dimana memperhatikan kbutuhan atau keperluan para pendengar-Nya (Mat 9:36). Yesus juga memiliki berbagai macam cara atau pola untuk mangajar memiliki sasaran dan pengajaran yang jelas. Selain itu juga Yesus mengunakan berbagai media untuk menyampaikan pengajaran-Nya. Selaian Ia seorang guru Ia menyatakan kasih-Nya yang besar (Mat 9:11-13,36). Yesus yang sang guru ini selalu memberi inspirasi yang baru dan harus diteladani serta patut untuk dipercaya. .Menurut Lie bahwa Yesus satu-satunya Guru Agung yang dapat diteladanidalam segala hal. Termasuk keteladanan dalam hal mengajar keteladanan pengajar merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Selanjutnya, Dia menegaskan pentingnya dan kuasa doa. Dia bahkan berjanji bahwa kalau dua tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia pasti hadir. Dengan perumpamaan hamba yang diampuni tetapi tidak mau mengampuni, Yesus juga mengajar betapa penting bahwa mengampuni orang yang berdosa atau yang bersalah kepada sesamanya (Mat. 18). Yesus juga mengajar tentang perkawinan dan perceraian istri dan mendasarkan pengajaran itu atas kitab Kejadian (Mat. 19:1-8; Kej. 1:26, 2:123). Dia mengajar bagaimana untuk masuk Kerajaan Surga seseorang itu harus menjadi seperti anak kecil dan juga bagaimana ia harus rela meninggalkan segala harta dan milik. Walaupun sulit syaratnya, Yesus berjanji bahwa pahalanya adalah memperoleh hidup yang kekal (Mat. 19).
Kujungan
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat memberitakan Injil Kerajaan Allah (4:23), Yesus berkeliling ke semua kota dan desa (9:35). Di tempat kerja (Matius 9:9). Matius yang bekerja sebagai pemungut cukai dalam perjaannya Yesus memanggil dia, lalu ia mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya. Hidup pribadi kita adalah kesaksian yang paling efektif dimana dapat kita lakukan melalui cara hidup kita dengan sekitar kita. Pada umur duabelas tahun Ia pergi ke Yerusalem merayakan Hari Raya bersama dengan orang tua-Nya (Matius 2:23). Sangat mungkin dia bekerja sebagai tukang kayu seperti halnya Yusuf. Dia memulai pelayanan ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun. Dipercayai bahwa pelayanan-Nya berlangsung selama tiga tahun. Tiap tahunnya mempunyai kejadian tersendiri.
Dalam pelayanan-Nya Tuhan Yesus melayani ke semua wilayah misalnya melayani di kota Kapernaum, suatu kota tempat kediaman pemungut cukai dan tempat sebuah pos militer Romawi (Matius 4:13; 8:5). Melayani di Nazaret, melayani di padang Gurun, dan melayani di pesisir-pesisir pantai dan sampai ke lembah-lembah, Tuhan Yesus juga melayani di Betania, dan daerah lainnya. Jadi Tuhan Yesus dalam program pelayanan-Nya mencakup seluruh wilayah kerena seluruh bumi adalah ladang misi penyelamatan-Nya. Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Kata “berkeliling” menggambarkan aktivitas yang disadari dan berjalan terus menerus.
Mengajar di rumah-rumah ibadah, memberitakan Injil kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Dalam rumah-rumah ibadah Yesus memberikan penjelasan yang akurat dan benar, mengenai seluruh rencana dan kehendak Allah yang harus dipenuhi oleh umat manusia. Tuhan Yesus mengajarkan sebuah prinsip hidup yang sejati mengenai hubungan antara manusia terhadap Allah dan manusia terhadap sesamanya (Matius 22:37-39). Yesus juga mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hidupnya harus selalu bergantung sepenuhnya dan hormat kepada pencipta-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan tentang sedekah, doa, puasa, serta ketaatan total kepada Firman Tuhan.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dan berkhotbah tetapi Ia juga menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan dibagian lain Tuhan Yesus memberikan makan kepada orang banyak yang kelaparan (Matius 14:15-16). Metode ini sangat mewarnai pelayanan Tuhan Yesus selama di dunia, misalnya bahasa yang digunakan sesuai dengan masyarakat pada zaman itu, metafora-metafora yang digunakan dalam pemberitaan-Nya cocok untuk kondisi budaya setempat. Yesus juga membawa mandat sosial budaya, politik dan pelayanan-Nya mencakup jasmani dan rohani. Di dalam mengkomunikasikan Injil-Nya Yesus membangun jembatan-jembatan dan menciptakan jalur komunikasi dengan orang yang sulit didekati.
Model pelayanan yang konstekstual cukup efektif, dan dapat diterapkan di dalam segala kondisi dan budaya di mana pun Tuhan Yesus pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah. Pendekatan Injil dengan model kontekstualisasi yang dilakukan Tuhan Yesus telah berhasil mencapai banyak orang, sehingga dalam waktu yang singkat Tuhan Yesus dapat menghasilkan pelayanan yang sangat maksimal. Misalnya, dalam menyampaikan Injil-Nya, Tuhan Yesus selalu memanfaatkan kemampuan-Nya untuk berbicara dengan orang-orang dimanapun mereka berada. Ketika berada di padang, Yesus berbicara tentang menanam gandum . Di keluarga, Ia berbicara tentang anak-anak (Mat. 19:13-15). Dengan nelayan, pokok pembicaraan-Nya adalah ikan.
Berkhotbah
Pasal 5-7, penggambaran murid yang sempurna dimana hal ini pernyataan Kerajaan Allah. ini adalah khotbah Yesus di bukit dimana khotbah ini untuk mengajarkan para murid-Nya cara bersedekah, berdoa, dan berpuasa (Mat 6:1-13) dalam khotbah itu yesus menyatakan bahwa ada hukuman pemisahan yang terjadi di kerajaan Allah. Ada Pohon yang menghasilkan buahnya baik dan ada yang tidak baik, ada jalan yang lurus atau sempit dan jalan yang lebar ada rumah yang dibagun atas batu dan diatas pasir. Pasal 10: pengutusan para misionaris untuk pewartaan kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan yang dibuat untuk menunjukkan rahasia kerajaan Allah. Pasal 18: Kotbah gerejawi: Gereja adalah perwujudan kerajaan Allah. Dibicarakan mengenai hubungan antara saudara yang diwarnai atau yang dijiwai kerendahan hati, cinta kasih, pengampunan, saling manasihati. 24-25: Kotbah tentang akhir zaman, mengenai kedatangan kerajaan Allah dan pemenuhannya. Dengan demikian dapat dilihat satu susunan teratur yang menunjukkan dinamika kerajaan Allah.
Dalam injil matius dikisahkan ada 10 mujizat. Tiga mukjizat yang menunjukkan belas kasihan yaitu : orang sakit kusta(8:1-4), menyembuhksn seorang perwira di Kapernaum (8:5-13), ibu mertua Petrus (8:16-17). Tiga mukjizat lain menunjukkan kekuasaan. Angin ribut diredakan (8:23-27), melepaskan orang-orang kerasukan setan(8:38-33), orang lumpuh yang diampuni dosanya (9:1-8). Empat mukjizat lainnya. Wanita yang sakit pendarahan (9:18-26), anak kepala rumah ibadat (9:18-26), , dua orang buta (9:27-31), seorang bisu(9:32-34).
Pelayanan Holistik
Yesus memberi lima ribu orang makan dalam… Mat 14:13-21. Yesus memberi makan empet ribu orang laki-laki Mat 15:32-39. pengertian pelayanan holistik yang dikaitkan dengan kegiatan Pemberitaan Injil menurut Herlianto, pelayanan holistik adalah pelayanan yang mencangkup Pemberitaan Injil baik secara verbal maupun secara perbuatan dan ditujukan untuk menjangkau manusia seutuhnya, yaitu manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, dan manusia yang mempunyai kaitan-kaitan sosial, budaya, ekonomi, hukum dan politik dengan lingkungannya.
Pelayanan sosial sebuah pelyanan yang bisa dilakukan oleh semua orang baik kepada sekitar atau mungkin kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Yakob Tomatala menyatakan bahwa hakikat atau esensi pelayanan holistik di mana dapat dijelaskan sebagai “satu yang menyeluruh” yang memiliki kesatuan integral dengan aspek-aspek lengkap yang utuh. Pemberitaan Injil menyentuh aspek pelayanan dasar pada empat dimensi pelayanan yang holistik yaitu: Persekutuan (koinoneo), Pelayanan (diakoneo), Kesaksian (martureo) dan Pemberitaan (kerigma/kerusso). Pendapat tersebut juga diungkapkan oleh J.C. Hoekendijk sebagaimana dikutip oleh Arie de Kuiper di dalam bukunya “Misiologia”, dijelaskan bahwa pelayanan holistik itu meliputi unsur-unsur pelayanan, yaitu: Koinonia (persekutuan), Martyria (kesaksian), dan Diakonia (pelayanan sosial), merupakan hal yang mutlak menggarisi Pekabaran Injil dan mendatangkan syalom (damai sejahtera, keselamatan) yang dijanjikan oleh Tuhan.
Pelayanan Yesus dalam hal ini menjadi contoh untuk semua orang. Menolong seseorang dan menjadi jawaban bagi mereka. Jadi, sealain kunjungan, doa, beritakan Injil atau kabar baik tentang Yesus, melalui pelayanan sosial inilah bisa menolong mereka yang sedang berkekurangan baik mereka anak jalanan, anak yatim piatu, para janda, duda, anak yang berkekurangan kebutuhannya, keluarga yang kurang mampu dalam ekonomi dan lain sebagainya. Melalui pelayanan sosial inilah seseorang yang sedang menangambil bagian dalam pelayanan ia dapat menjadi jawaban dan jalan keluarga untuk sekitarnya atau tempat pelayanan dimana ia berada. Jadi, Pelayanan holistik merupakan dimensi pelayanan gereja yang perlu dilakukan.
Menurut Will Metzger bahwa pelayanan holistic sebenarnya berangkat dari suatu kesadaran bahwa pelayanan Kristiani kepada orangorang yang terhilang harus juga memerhatikan aspek-aspek kebutuhan jasmaniah orang-orang yang dilayani. Dan ini adalah sebuah kesadaran yang sangat baik. Membantu mencari jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi dibutuhkan tindakan lain selain doa, yaitu pelayanan holistik yang akan membawa sejahtera dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
Pemuridan
Dalam pasal 4:18-22, Yesus membentuk pemuridan dimulai dari murid-murid-Nya yang dipersiapkan-Nya menjadi rekan kerja-Nya. Bertujuan untuk dipersiapkan secara rohani agar bisa mengabarjkan Injil kepada orang-orang pada zaman itu. Dalam pasal 10:1-4 Yesus memanggil kedua belas muri-murid-Nya dan memberikan mereka kuasa untuk mengusir setan dan meleyapkan segala penyakit. Kata murid di pakai dalam Kristen untuk menggambarkan pribadi orang kristen yang percaya kepada Yesus. Dengan kata lain kata ini merujuk pada orang percaya di dalam Alkitab. Murid merupakan sebuah identitas yang melekat pada diri seseorang,berbeda dengan peran yang bersifat sementara, dengan kata lain bahwa jikalau di sebut identitas, merupakan tandan kepemilikan yang bear beanar melekat pada diri setiap orang. Pemuridan menjadi salah satu cara yang di pakai Allah untuk mencetakgenerasi atau para pemimpin yang berkuaklitas. Pemuridan Yesus memiliki delapan langkah yaitu: pemilihan, pengawasan, persekutuan , pengabdian, pemberian diri, peragaan , pendelegasian, dan multi plikasi. Sama halnya dengan nama. Murid dalam bahasa Yunani mathetes yang di terjemahkan murid atau pelajar. Menurut Michael Wilkins dalam (Jonathan K. Dodson) menawarkan sebuah pendapat mengenai pemaknaan terhadap kata murid yang tidak boleh di batasi hanya oleh definisi kamus, namun perlu adanya penekanan khusus sebagai hubungan yang di ciptakan oleh guru, dan segala bentuk komitmen kepada sang murid. SebagaimanaYesus melihat murid-muridnya yang bukan hanya sebagai Pelajar namun Juga sebagai bagian penting dalam hidup-Nya.
Pengajaran Yesus kepada murid-muridnya, tentunya berpusat pada Injil yang di wujudkan melalui keseharian mereka. Yesus memilih keduabelas Murid dari berbagai latar belakang. Yesus membagikan berbagai hal kepada mereka, sehingga menjadi pengikat hubungan yang sangat kuat ,dan tentunya hubungan tersebut menjadi identitas yang melekat pada mereka. Yesus melakukan pemuridan dengan melatih para murid. Yesus berlahan-lahan membawa para murid-Nya melalui satu proses yang membekali mereka. Dengan kualitas-kualitas yang membuat mereka terpercaya menjadi pembawa kabar baik tentang Yesus yang menjadi juruselamat atas mereka yang percaya kepada-Nya. Fase yang terakhir adalah perubahan yang darmatis yang dialami oleh para murid. Yesus akan pergi dan mereka akan memulai berhubungan dengan-Nya melalui Roh Kudus dan gereja-Nya.
Misi Allah
Dalam kitab Matius 28:19-20 amanat agung mengharuskan setiap orang percaya dapat bersaksi kepada mereka yang belum menggenal Allah. Supaya karya Kristus untuk menyelamatkan manusia melalui kasih karunia Allah lewat kesaksian kita tentang kabar baik, dapat didengar oleh setiap oleh semua orang terlebih mereka yang belum percaya kepada-Nya. Roh Kudus yaitu pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.Roh Kudus (dalam bahasa Ibrani רוח הקודש Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh umat Kristiani dan yaitu Pribadi penolong yang memimpin kita, dalam wujud Roh (pneuma bhs. Yunani: πνεύμα) yang dijanjikan oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga (Kisah Para Rasul 1:6-9).
Roh Kudus yaitu pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.Roh Kudus (dalam bahasa Ibrani רוח הקודש Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh umat Kristiani dan yaitu Pribadi penolong yang memimpin kita, dalam wujud Roh (pneuma bhs. Yunani: πνεύμα) yang dijanjikan oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga (Kisah Para Rasul 1:6-9). Tuhan Yesus memerintahkan orang percaya untuk pergi dan menjadikan segala bangsa menjadi murid Kristus. Namun kenyataannya banyak orang Kristen di zaman ini, memerintahkan Tuhan Yesus kembali untuk memberitakan Injil, meminta Yesus untuk memenuhi kursi-kursi kosong di gereja sambil tumpang tangan dalam nama Tuhan Yesus supaya doanya dijawab oleh Tuhan. Orang Kristen harus bertobat dan kembali melakukan Amanat Agung bukan sebaliknya memerintahkan Yesus.
Kesimpulan
Dalam strategis yang dilakukan oleh Yesus dalam Injil Matius adalah sesuatu contoh yang dapat kita teladanin. Persiapan diri-Nya, Pembentukan Tim, Menjadi guru (mengajar), Berkunjung, Berkhotbah. Hal ini sebuah tugas setiap orang percaya untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang dimana misi Allah adalah misi kita juga.
Dari penguraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa rencana keselamatan dan penebusan Allah mencakup segala bidang dalam alam semesta ini, baik berbagai aspek dalam diri manusia maupun dengan berbagai hubungan dengan ciptaan lain di luar dirinya yang telah dirusak oleh dosa. Pelayanan Tuhan Yesus merupakan model yang sangat relevan dalam segala zaman, di mana dapat menjawab segala aspek persoalan, baik jasmani maupun rohani (holistik). Tuhan Yesus mengabarkan Injil yang utuh yang mendatangkan Shalom bagi manusia, baik secara spiritual, fisis, psikis yang artinya: jiwa sukma dan Rohani, maupun sosial. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah iman dan kekristenan tidak boleh terlepas dari Alkitab sebagai landasan atau dasar dalam melakukan misi pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Gushee, Glen H. Stassen & David P. Etika Kerajaan: Mengikut Yesus dalam Konteks Masa Kini. Surabaya: Momentum, 2008.
George Eldon Ladd, Injil Kerajaan. Malang: Gandum Mas, 1994.
George, Ladd. Eldon Injil Kerajaan. Malang: Gandum Mas, 2005.
Rachmat, Manajemen Strategik. Bandung : CV Pustaka Setia, 2014.
Billy Mathias, W.N. Mcelrath, Ensiklopedi Alkitab Praktis. Jawa Timur : LLB, 1978.
Herlianto, Pelayanan Perkataan, Urban Ministry-Tanggungjawab Orang Kristen. Jakarta: YABINA, 1998.
Reading Luke. Charles H. Talbert: A Literary and Theological Commentary on the Third Gospel. New York: The Crossroad Publishing Company, 1984..
A. Putra, Memahami Bangsa-bangsa Lain dalam Injil Matius. BIA’: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2018.
G .T. Lie “Yesus “Guru Agung” Sebagai Model Alkitabiah Bagi Guru Kristen Masa Kini “Sola Scriptura dan Pergumulannya Masa Kini.” Bandung: STT Bandung, 2005.
P. L. Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: Andi Offset, 2008.
Pasaribu, Marulak Injil Sinoptik: Injil Yang Diberitakan Dalam Injil Matius, Markus & Lukas. Batu: Departemen Literatur YPPII, 2005.
Herlianto, Pelayanan Perkotaan Bandung: Yabina,1998.
TomatalYakob a, Teologi Misi Jakarta: YT Leadership Foundatio, 2003.
Kuiper, Arie de. Misiologia Jakarta: BPK Gunung Mulia,2003.
Will Metzger, Tell the Truth: The Whole to the Whole Person by the Whole People. Surabaya: Momentum, 2005.
Jonathan K. Dodson, Pemuridan Yang Berpusatkan Injil. Jakarta: Literatur Perkantas, 2012.
J.D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996.
Hery Susanto, “Implikasi Misiologi dalam Pengembangan Kurikulum Agama Kristen Di Gereja Lokal”, Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika, Vol. 2, No. 1, 2019
#strategi
#penginjilan
#Yesus
#viral.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.