Peranan Suami-Isteri


 Oleh: Domu Marbun

      Dalam pernikahan suami maupun isteri memiliki peranannya masing-masing.  Dengan melakukan peranan masing-masing maka sebuah pernikahan akan menggapai apa yang namanya kebahagian dan keharmonisan.

Peranan Suami-Isteri

Saling Merendahkan Diri

Salah satu kunci dari keharmonisan sebuah hubungan adalah adanya saling merendahkan diri satu sama lain.  Hal ini tidak terkecuali terhadap hubungan suami-isteri.  Suami harus merendahkan diri terhadap isteri, demikian pula isteri terhadap suami.  Oleh karena itulah Paulus menasehatkan kepada jemaat di Efesus untuk saling merendahkan diri seorang terhadap yang lain.

Kata ‘merendahkan diri’ digunakan sebanyak 38 kali dalam Alkitab. 

Pemakaian kata ini memiliki beberapa pengertian yang tersirat

manusia secara alami memang cenderung untuk meninggikan diri

naluri meninggikan diri itu tidak baik sehingga Tuhan perlu perintahkan manusia untuk menjauhinya dan beralih kepada sesuatu yang baik yakni, merendahkan diri.

merendahkan diri itu bersifat aktif yang berarti orang percaya diminta dengan sadar merendahkan diri, dengan sadar mengerahkan daya dan upaya untuk membuat diri kita menjadi rendah

Dalam pernikahan suami dan istri harus saling merendahkan diri satu sama lain.  Merendahkan diri berarti menganggap orang lain lebih utama dan berharga.  Istri sebagai penghormat suami harus belajar memberi penghargaan, pujian dan hormat kepada suaminya demikian juga sebaliknya suami harus memberi penghargaan kepada istrinya.

secara sukarela saling menuruti satu sama lain

saling menghormati satu sama lain

saling perduli 

saling rendah hati satu sama lain

saling memperhatikan satu sama lain


Peranan Suami

(Efesus 5:22-33)  suami diperintahkan supaya suami mengasihi isteri

suami harus mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi jemaat.

suami harus mengasihi isteri sama seperti mengasihi tubuhnya sendiri.

suami harus meninggalkan orangtuanya dan bersatu dengan isterinya


Mengasihi Isteri Seperti Kristus Mengasihi Jemaat (5:25)

Dalam bagian ini suami diperintahkan untuk mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi jemaat.  Mengasihi juga berarti menghapuskan segala keakuan kita.  Dalam hal ini Paulus menggambarkan bahwa pernikahan adalah pengorbanan total dari keakuan kita demi kasih seorang istri-dengan sukarela. Keakuan seorang pria harus disalibkan.  Penyaliban bukanlah hukuman, tetapi kematian.  Meniadakan keakuan membutuhkan keberanian kemauan besar.  Suami harus rela berkorban bagi istrinya secara sukarela sekalipun tidak mendapatkan balasan setimpal dari istri

Teladan dan dasar kasih suami terhadap istrinya adalah kasih Kristus untuk jemaat, dimana karakter kasih itu dijelaskan dengan menyerahkan diri-Nya baginya.  Melalui penjelasan ini dapat terlihat jelas bahwa Kristus telah mengambil inisiatif dalam menyerahkan diriNya sendiri terhadap kematian.  Hal inilah juga yang harus dilakukan oleh suami kepada isteri untuk mengorbankan kepentingan mereka sendiri demi kesejahteraan isteri, bahkan harus rela melakukan pengorbanan tertinggi yaitu mengorbankan diri mereka sendiri


mengorbankan kepentingan pribadi untuk kesejahteraan isteri

mengorbankan diri sendiri bagi kebutuhan isteri

menerima isteri apa adanya

menghormati isteri


Mengasihi Isteri Sama Seperti Tubuhnya Sendiri (5:28)

Bagaimana suami mengasihi tubuhnya haruslah demikian juga dia mengasihi istrinya.  Kasih ini harus muncul dari karakter suami sendiri, sama seperti Allah dimana kasihnya muncul dari karakter Allah sendiri dan tidak tergantung pada keindahan dan kebaikan orang-orang yang dikasihinya.Hal ini sesuai dengan karakter dasar Allah yang adalah kasih (1 Yoh. 4).  Oleh karena itu suami juga dituntut untuk memiliki kasih yang keluar langsung dari karakternya secara pribadi

Kasih bukanlah sekedar emosi tetapi kasih adalah tindakan.   Kasih adalah tindakan untuk menerima, menjaga dan merawat orang yang dikasihi seperti mengasihi diri sendiri.

Demikianlah juga suami harus belajar mengasihi istri di dalam semua tindakannya.  Suami harus menerima istrinya apa adanya, menjaga dan merawat istrinya seperti ia memperlakukan dirinya sendiri.  Hal inilah menjadi prinsip utama.  Dengan demikian dalam kesehariannya suami, mengasihi istri seperti tubuhnya sendiri harus dapat dirasakan oleh istri setiap harinya di dalam tindakan suami.

mengasihi dengan memberi makan

mengasihi dengan merawat dan tidak membenci isteri. 

mencukupkan kebutuhannya baik sandang, papan dan pangan

merawat isterinya di saat sakit dan lemah 

menyayangi isteri seperti dirinya sendiri


Meninggalkan Orangtua Untuk Bersatu dengan Isterinya (5:31)

Efesus 5:31 adalah merupakan kutipan dari teks Kejadian 2:24 dimana pertama sekali pernikahan yang pertama dilakukan oleh Allah sendiri yaitu antara Adam dan Hawa.

ikatan suami dan Isteri lebih besar daripada ikatan orangtua dan anak

Suami harus menjadi intim dengan istrinya dan bersatu dengan istrinya.  Dalam arti lain, istri menjadi fokus suami dalam membina hubungannya.

Kata “meninggalkan” berasal dari kata καταλείψει (kataleipsei) yang berarti to leave, leave behind.  Kata ini ada dalam bentuk future indicative active yang berarti di masa yang akan datang.  Oleh karena itu kata καταλείψει dapat diterjemahkan akan meninggalkan terus-menerus dibelakang yang sekaligus juga sebagai perintah.

Hasan Sutanto juga memberikan pengertian yang sama akan arti dari kata ini yakni, meninggalkan, melalaikan, membiarkan.  Dengan demikian kata καταλείψει dapat diartikan bahwa suami akan meninggalkan ayah dan ibunya secara terus-menerus.  Ini menjadi perintah kepada suami untuk meninggalkan ayah dan ibunya. 

Kejadian 2:24 memberikan indikasi bahwa ikatan suami dan Isteri lebih besar daripada ikatan orangtua dan anak

Oleh karena itulah apa yang awalnya dua menjadi satu daging, hal ini tidak terjadi dalam hubungan orangtua dan anak.  Namun yang terbesar dari hal ini adalah penyatuan Kristus dengan jemaat yang adalah ‘satu tubuh’ dimana Kristus adalah kepala dan jemaat sebagai tubuh Kristus.  Dengan demikian kesatuan antara suami dan isteri yang adalah bagian dari kesatuan antara Kristus dengan jemaat adalah bagian dari tujuan Allah untuk mempersatukan segala sesuatu.

Kata “bersatu” berasal dari kata προσκολληθήσεται (proskolletesetai) yang memiliki bentuk future indicative pasif.  Hal ini berarti yang membuat suami dan istri menjadi satu bukanlah kedua pasangan itu, melainkan Allah yang menyatukan mereka 

menjadi lebih intim dengan isteri

menjadi setia kepada isteri

memiliki satu tujuan bersama istri

memiliki kesehatian di dalam kehidupan pernikahan.



Peranan Isteri (Ef. 5:22)


Tunduk Kepada Suami Seperti kepada Tuhan (5:22)

Paulus menasehatkan supaya isteri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan.  Hal ketundukan ini diberikan standar yaitu seperti kepada Tuhan.  Ini berarti suami memiliki kedudukan yang sama dengan Tuhan, sehingga isteri harus tunduk kepada suami sama seperti kepada Tuhan.

Kata “tunduklah” dalam Bahasa Yunani berasal dari kata Ὑποτασσεστε  (Hypotassesthe) yang memiliki bentuk present middle imperative orang kedua plural.  Dalam bentuk ini memiliki arti bahwa istri sedang diperintahkan untuk tunduk kepada suami.  Bentuk imperative mempertegas hal itu.  Kata Hypotassesthe berasal dari kata dasar Ὑποτασσw yang memiliki arti to cause to be in a submissive relationship.  Jadi dalam hubungan pernikahan, istri harus tunduk kepada suami.

Isteri harus tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan. Prinsip ketundukan isteri disini adalah tunduk seperti kepada Tuhan.  Ketundukan isteri kepada suami sebagai seorang bawahan adalah sebagai jalan ia melayani Tuhan.  Dengan demikian ketika isteri sedang tunduk kepada suami, maka ia sedang tunduk kepada Kristus.  

Ketundukan dalam hal ini tidak sedang berbicara mengenai dominasi suatu jenis kelamin, tetapi tunduk berarti menyerahkan proses pengambilan keputusan, pemecahan masalah, aspek-aspek pengarahan dalam suatu masalah

adalah istri menyadari bahwa suami adalah kepala

menghormati suami dengan tulus dan menaati suami

Semua sikap ketundukan harus memiliki kesamaan seperti tunduk kepada Kristus. 


Tunduk Kepada Suami dalam Segala Hal (5:24)

Ketundukan dalam hal ini harus dilakukan dalam kebahagiaan, kesetiaan dan kerendahan hati bukan karena terpaksa.  Oleh karena itu istri harus tunduk kepada suami dalam segala hal dengan kebahagiaan, kesetiaan dan kerendahan hati.  Artinya ketundukan ini harus membawa istri kepada kebahagian, kesetiaan dan kerendahan hati.

Efesus 5:24 dinyatakan dasar dan prinsip istri tunduk kepada suami, yaitu seperti jemaat/gereja tunduk kepada Kristus

Ketundukan istri kepada suami adalah seperti ketundukan gereja kepada Kristus

Namun kalimat dalam teks 5:24 tidak terlepas dari teks sebelumnya yaitu 5:23.  Hal ini terlihat jelas dari pemakaian kata penghubung adversative “karena itu” yang menyediakan suatu kontras dengan ayat sebelumya.  

 Dengan demikian ketundukan istri kepada suami tidak dapat lepas dari gambaran suami adalah kepala

Alkitab menempatkan seorang isteri di bawah payung perlindungan suaminya, dan juga di bawah kepemimpinan dan kuasa suaminya karena kepala sang isteri adalah suami.  

Tetapi ALkitab juga menuliskan bahwa kepala sang suami adalah Kristus dan kepala Kristus adalah Allah (1 Kor. 11:3). 

 Oleh karena itu sebagai penurut suami, isteri harus dengan rela belajar menundukkan diri kepada suaminya seperti kepada Tuhan (Ef. 5:24).

Tunduk dalam segala sesuatu berbicara bahwa istri dengan sukacita bersedia menaklukkan diri di bawah kepemimpinan suaminya.  Ketundukkan ini dapat berupa ketaatan sebagai kewajiban istri kepada suami.  Ketaatan ini berarti isteri menghargai dan mengakui kepemimpinan suami dalam rumah tangga

Taat istri kepada suami sebagai kesadaran akan kehendak Allah yang diwujudkan dalam sikap tulus, sukarela, dan sukacita. 

Ketundukan ini tercermin dari melayani suami yang membawa kepada kebahagian, kesetiaan dan kerendahan hati

istri tunduk dalam segala hal kepada suami dengan sukacita di dalam segala hal yang tidak bertentangan dengan kehendak Allah 

No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.