Definisi Doa
Semua Hal Tentang Doa
Ada banyak tokoh yang mencoba mendefinisikan doa,
beberapa diantaranya:
1.
Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, doa didefinisikan
sebagai
permohonan (harapan, permintaan,
pujian) kepada Tuhan.[2]
2.
J.D Douglas, doa adalah
kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia untuk mendekati Allah.[3]
3.
Richard J. Foster, doa adalah satu sikap yang dapat
membawa orang-orang percaya ke garis depan kehidupan rohani.[4]
4.
Harison
J. Ompusunggu, secara umum doa adalah
sarana untuk membangun komunikasi dan
relasi kepada
Allah.[5]
5.
Andrew
Murray mengatakan bahwa sarana ini dapat disebut juga sebagai
sarana untuk bersekutu dengan Allah.[6]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
doa adalah sikap yang diambil oleh manusia untuk mendekatkan rohnya kepada
Tuhan agar dapat berkomunikasi dengan-Nya sehingga terbentuk satu hubungan yang
sangat dekat dengan Allah. Anton Sardjo di dalam bukunya yang berjudul “Arti Doa
Bagi Umat Kristiani” juga mengatakan bahwa doa adalah dasar dari
relasi yang akrab antara manusia dengan Tuhan.[7] Orang-orang Kristen yang benar-benar memiliki
hubungan yang akrab dengan Kristus adalah orang-orang Kristen yang kesukaannya
adalah doa.
Tujuan Doa
Melalui hubungan yang dekat dengan
Allah, orang-orang percaya akan semakin mengenal Allah, inilah tujuan utama dari doa. Namun walaupun
demikian, tidak jarang orang-orang
percaya salah mengartikan tujuan dari doa. Masih ada banyak orang-orang percaya yang mengartikan doa hanya
sebatas sarana untuk meminta
kepada Tuhan. Kesalahan ini telah
membuat orang-orang percaya berpikir bahwa doa dapat mengubah ketetapan
Allah. Perlu ditekankan bahwa doa
manusia tidak dapat mengubah apa yang telah ditetapkan oleh
Allah. Mungkin sebagian berpikir bahwa
beberapa jawaban doa yang mereka terima adalah sesuatu yang diluar ketetapan
Allah, yang dimohonkan melalui doa yang benar, ini adalah pemahaman yang
salah. Karena pada dasarnya Setiap doa
yang dijawab oleh Allah bukanlah doa yang diluar ketetapan Allah, akan tetapi doa
yang telah di tetapkan oleh Allah yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Kesalahan ini biasanya disebabkan
oleh beberapa hal, satu diantaranya ialah kurangnya pengajaran atau bahan ajar
yang mengajarkan mengenai doa yang benar.
Hal ini membuat orang-orang percaya salah memahami konsep dan tujuan
doa, yang akhirnya membentuk motivasi yang salah di dalam diri orang-orang
percaya. Orang-orang percaya seharusnya
memiliki motivasi untuk mengenal Allah di dalam doa, namun karena salah
memahami konsep dan tujuan doa, akhirnya motivasi ini bergeser menjadi sarana
untuk meminta kepada Tuhan.
Beberapa contoh dari pengajaran
atau bahan ajar yang salah mengenai
doa ialah:
1.
Tuhan sedang menantikan
kedatangan dari orang-orang percaya untuk meminta berkat kepada-Nya dan Tuhan
siap menyalurkan berkat kepada mereka.
2.
Orang Kristen harus
melakukan kontak dengan Tuhan melalui doa sebagai jalur komunikasi yang dapat
membuat setiap permintaan tercapai.
3.
Orang Kristen harus
membuat keputusan untuk meminta dengan tegas dan menyebutkan kebutuhan yang
diperlukan, serta berjalan dengan iman dan percaya akan mendapat jawaban.
Kepentingan Doa
Salah satu
fakta yang masih banyak ditemukan di dalam kebiasaan orang-orang percaya ialah
kurang menerapkan atau melakukan doa.
Selain karena kesibukan dengan berbagai kegiatan, alasan lain yang
membuat orang-orang percaya kurang menerapkan doa ialah kurangnya pemahaman
terhadap pentingnya doa. Perlu disadari
bahwa doa adalah satu hal yang sangat penting, yang harus diterapkan oleh
orang-orang percaya.
Timoty Keller, di dalam bukunya menyebutkan
beberapa kepentingan doa yang dapat mendorong orang-orang percaya untuk tetap
melakukan doa, beberapa diantaranya ialah:
1.
Doa merupakan jalan untuk dapat mengenal kesejatian
diri.
2.
Doa merupakan jalan utama untuk memperoleh perubahan
yang mendalam.
3.
Doa merupakan sarana yang dipakai oleh Allah untuk
menyatakan rencana-Nya yang sungguh luar biasa.
4.
Doa merupakan sarana untuk mengenal Allah sehingga
tahu bagaimana harus memperlakukan Allah.
Selain
hal-hal tersebut, satu hal lain yang membuat doa menjadi sangat penting ialah
karena doa merupakan nafas hidup orang-orang
percaya, yang mana memompakan semangat iman, pengharapan dan kasih. Doa
merupakan satu bagian utama di dalam kehidupan orang-orang percaya. Melalui doa, orang-orang percaya dapat
menunjukkan kondisi kerohanian yang masih hidup atau kondisi yang masih terhubung kepada sumber kehidupan, yakni Yesus
itu sendiri. Dengan melakukan doa,
orang-orang percaya dapat menunjukkan hidup yang selalu mengandalkan Tuhan,
bukan kekuatan diri sendiri. Orang-orang yang selalu mengutamakan Tuhan dengan cara selalu
bersekutu dengan Tuhan melalui doa adalah orang-orang yang rendah hati di
hadapan Tuhan.
Dari
beberapa kepentingan doa tersebut dapat dipahami bahwa doa merupakan satu
bagian utama di dalam kehidupan orang-orang percaya dan merupakan kunci menuju
segala sesuatu. Doa sangat penting untuk
dilakukan dan diwujudkan oleh orang-orang percaya. Setelah memahami beberapa kepentingan dari
doa, mulailah ambil keputusan untuk melakukan doa dengan sungguh-sungguh dan
penuh ketekunan.
Gereja dipanggil untuk berdoa
Ada banyak orang percaya yang
melakukan doa, namun tidak lebih dari sebatas rutinitas. Mereka melakukan doa dengan tidak sungguh-sungguh
atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa ada
banyak orang Kristen yang tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan doa
yang sia-sia yang akhirnya membuat hubungan mereka jauh dari Tuhan.
Keadaan ini harus segera disadari
dan ditangani oleh orang-orang Kristen masa kini, karena jika tidak, orang
orang Kristen akan semakin jauh dari Tuhan dan akan menjadi semakin serupa
dengan yang ditawarkan oleh dunia. Salah
satu hal yang harus dipelajari oleh orang-orang percaya untuk menyadari dan
untuk dapat menghadapi masalah tersebut ialah gaya hidup jemaat mula-mula yang kesukaannya
ialah berdoa.
Kisah para rasul bukan hanya sekedar
buku sejarah, namun kitab ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu buku
pedoman bagi kehidupan kekristenan, secara khusus dalam hal gaya hidup
orang-orang percaya. Di dalam teks Kisah
Para Rasul, ada banyak penjelasan yang menunjukkan bahwa salah satu gaya hidup
dari orang-orang percaya adalah berdoa. Beberapa
teks yang menunjukkan hal tersebut ialah:
- Murid-murid
yang berdoa dengan tekun (Kis 1:12-14)
- Murid-murid
yang berdoa meminta kehendak Tuhan untuk mengganti Yudas (Kis 1:23-26).
- Gaya
hidup jemaat yang bertekun di dalam doa (Kis 2:42).
- Petrus
dan Yohanes berdoa di Bait Allah (Kis 3:1-3)
- Para
rasul berdoa untuk rasul Petrus dan Yohanes yang sedang dipenjarakan oleh
Sanhedrin (Kis. 4:23-31).
- Doa para rasul untuk menahbiskan para diaken
yang terpilih (Kis 5:3-6).
- Petrus
dan Yohanes berdoa untuk baptisan Roh Kudus bagi orang-orang Samaria (Kis
8:14-17).
Beberapa
lainnya juga dapat dilihat di dalam Kis
12:5, 12-17; 13:1-3; 14:23; 16:25-26; 20:36-38; 21:4-6.
Sebagaimana yang dituliskan di dalam
Kisah Para Rasul 4:23-31, jemaat mula-mula membiasakan diri mereka untuk hidup
di dalam doa. Setelah mendengar
kesaksian Petrus dan Yohanes yang baru saja lepas dari penjara oleh karena
pekabaran Injil yang dipermasalahkan, jemaat tersebut kemudian berseru kepada
Allah. Mereka berdoa dengan
sungguh-sungguh sampai akhirnya mereka dapat merasakan hasil dari doa tersebut. Setelah berdoa dengan sungguh-sungguh, mereka
kemudian dipenuhi dengan Roh Kudus dan kemudian menjadi berani memberitakan
Injil.
Kisah Para Rasul 4:23-31 menguraikan
tentang doa dari jemaat mula-mula. Dari
penjelasan Lukas dapat dilihat struktur yang logis mengenai doa:
- Ayat
23-24 adalah pernyataan kedaulatan Allah bagi orang-orang percaya.
- Ayat
25-28, Allah memiliki rencana bagi orang-orang percaya.
- Ayat
29-30, Menyatakan isi doa, yakni
agar memiliki keberanian untuk memberitakan Injil.
- Ayat
31, Dampak dari doa.[8]
Jemaat
mula-mula telah melakukan sesuatu yang sangat luar biasa, pengalaman mereka di
dalam doa telah membuktikan bahwa orang-orang percaya pada dasarnya dipanggil
oleh Allah untuk menjadi gereja yang tekun di dalam doa. Ketekunan mereka di dalam doa sekalipun di
tengah-tengah penganiyayaan telah membuahkan hasil, yakni mereka dipenuhi oleh
Roh Kudus dan menjadi lebih berani di dalam memberitakan Injil. Di dalam doa mereka terlihat bahwa mereka
mengandalkan kedaulatan Allah dan mengakui bahwa segala sesuatu ada di dalam
rencana Allah. Selain itu, terlihat juga
bahwa mereka mengungkapkan isi dari doa mereka dengan sangat jelas. Alangkah baiknya, orang-orang percaya masa
kini mendengarkan hal ini dan menjadikan ini sebagai pedoman untuk dapat
menjadi gereja yang bertekun di dalam doa seperti apa yang dikendaki oleh Allah.
Hal-hal penting di dalam doa
Masih ada banyak di antara
orang-orang percaya yang masih sebatas berharap doanya didengarkan. Orang-orang seperti ini dapat dikategorikan
masih ragu atau tidak yakin bahwa doa mereka di dengarkan oleh Tuhan. Allah tidak menghendaki hal yang demikian,
karena Allah telah berfirman “jika kamu percaya kamu akan menerima.” Orang yang masih ragu-ragu akan doanya tidak
akan menerima jawaban dari doa tersebut.
Ini adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang percaya
pada saat berdoa.
Selain
itu, masih ada beberapa hal penting yang harus diketahui oleh orang-orang
percaya pada saat melakukan doa. Beberapa
diantaranya:
- Berdoa
kepada Bapa dalam Nama Yesus.
“Dan
pada hari itu kamu
tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam
nama-Ku. Sampai sekarang
kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya
penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23,24).
Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa akan tiba
saatnya Ia akan mati dan dibangkitkan kembali dari antara orang mati dan pada
saat itu lah orang-orang percaya harus berdoa kepada Bapa.
Berdasarkan perkataan Tuhan
Yesus tersebut, dapat dipahami bahwa seharusnya doa orang-orang percaya dialamatkan
kepada Bapa dalam Nama Yesus. Bapa lah
yang menjadi tujuan dari doa kita. Hal
ini juga yang ditekankan oleh Tuhan Yesus pada saat murid-murid meminta untuk
diajarkan bagaimana cara berdoa yang benar, Ia mengatakan “Bapa kami…..”. di dalam doa yang dikenal juga dengan sebutan
“Doa Bapa kami (Matius 6:9-13). Di dalam
doa ini Tuhan Yesus tidak mengakhiri doa-Nya di dalam nama-Nya karena waktunya
belum tiba. Jika orang-orang percaya menerapkan hal ini,
maka setiap doa yang sesuai dengan kehendak Bapa, akan Bapa berikan sehingga
penuhlah sukacita dari para pendoa.
- Percaya bahwa kamu menerimanya.
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja
yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal
itu akan diberikan kepadamu” (Markus
11:24). Iman adalah satu kata yang tepat
untuk menggambarkan pernyataan ini. Doa
iman atau doa yang disampaikan dengan penuh keyakinanlah yang Allah dengarkan
oleh Allah. Jika mau menerima, kita
perlu yakin terlebih dahulu. Ini adalah
satu hal yang mungkin sulit diterima oleh kebanyakan orang, karena kebanyakan
orang di dalam dunia ini sudah membangun prinsip percaya setelah menerima. Namun ini harus diterima, karena inilah yang difirmankan
oleh Allah. Yang harus diutamakan ialaha
apa yang dikatakan oleh Allah, bukan apa yang yakini oleh dunia.
- Ampunilah orang-orang yang bersalah kepadamu pada
saat berdoa.
“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa,
ampunilah dahulu
sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Tetapi
jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan
mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Markus 11:25-26). Doa tidak
bekerja di dalam hati orang yang tidak mengampuni. Sebelum masuk ke dalam pokok doa, orang-orang
percaya harus terlebih dahulu membereskan hatinya dari sakit hati, dendam
terhadap orang lain. Karena hal-hal
tersebut hanya akan merintangi setiap doa yang disampaikan kepada Bapa. Sangat penting bagi kita untuk memelihara
batin agat tetap bersih dari sakit hati atau dendam. Batin yang dipenuhi dengan kedengkian, dendam
atau sakit hati hanya akan menjadi peluang kepada roh jahat. Hal ini bertentangan dengan Roh Allah.
- Bergantung kepada Roh Kudus
“Demikian juga Roh membantu
kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus
berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki
hati nurani, mengetahui maksud Roh itu,
yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
berdoa untuk orang-orang kudus” (Roma 8:26-27). Pada saat berdoa, orang-orang percaya akan
masuk ke wilayah rohani dimana Roh Kudus turut bekerja. Ini adalah kekuatan doa yang hanya ada pada
orang-orang percaya, yang tidak dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, bergantunglah pada Roh Kudus
saat berdoa kepada Bapa. Roh Kudus akan
menolong kita mengungkapkan setiap keluhan yang tidak terungkapkan.
Kuasa Doa
Doa yang sesuai dengan kehendak
Allah pada dasarnya memiliki kuasa yang sangat besar. Hal ini dapat dipahami lebih jelas melalui
tulisan Yakobus di dalam pasal 15:16b-18.
Di dalam Tulisan Yakobus ini dapat dipahami bahwa doa yang dimaksudkan
oleh Yakobus adalah relasi dengan Tuhan. Relasi merupakan hal yang utama di dalam doa,
dimana orang Kristen dapat bersekutu dengan Tuhan sehingga dapat mengenal Tuhan
lebih lagi. Inilah doa yang dikehendaki
oleh Allah di dalam kehidupan orang-orang percaya atau orang-orang benar.
Ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan dari apa yang dijelaskan Yakobus yang
berkaitan dengan kuasa doa orang benar, yaitu:
- Kuasa doa tidak dapat mengubah apa
yang telah ditetapkan oleh Allah, melainkan untuk berelasi dengan Tuhan sehingga dapat
mengalami pembaruan dengan pertolongan Roh Kudus, semakin memahami
kehendak Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan.
- Dasar doa dari orang-orang percaya
terlihat dari gaya hidup yang selalu mengutamakan hubungan dengan Tuhan
dan lebih memfokuskan diri kepada Tuhan.
3.
Doa orang benar selalu
didasarkan oleh motivasi yang benar dan tidak mendesak Tuhan untuk mengabulkan
doanya.
4.
Keefektifan doa orang benar selaras
dengan ketetapan Allah, ini yang membuat orang benar menyesuaikan diri, taat, dan tunduk
kepada ketetapan yang telah diberikan Tuhan demi kebaikan hidup orang benar dan
untuk kemuliaan Tuhan.[9]
Kuasa doa tidak mengubah kehendak
dan rencana yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang sifatnya kekal. Bukan Allah yang berubah dari rencananya,
tapi manusialah yang harus berubah menjadi seperti apa yang dikehendaki oleh
Allah, melalui penyesuaian diri dengan apa yang telah difirmankan oleh
Allah. Hal ini bisa dilakukan dengan
merenungkan setiap firman Tuhan dan juga dengan selalu berdoa kepada
Tuhan. Di sana orang-orang percaya akan
diajar dan dipusatkan kepada Tuhan.
Beberapa
fakta yang harus diketahui oleh orang-orang benar berkaitan dengan kuasa doa orang benar:
- Doa orang benar di dengar
oleh Tuhan
Semua orang dapat
melakukan doa atau berseru kepada Tuhan, akan tetapi tidak semua
orang memiliki doa yang berkuasa. Doa yang berkuasa hanya
milik orang-orang yang benar
di hadapan Allah. Jikalau seseorang mau merasakan kuasa di
dalam doanya, seseorang tersebut harus benar di hadapan Allah, harus percaya
kepada Kristus dan percaya kepada firman-Nya. Amsal 15:29 berkata, “Tuhan itu jauh
daripada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.” Mazmur 34:16, 18 berkata, “Mata Tuhan
tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta
tolong; Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar dan
melepaskan mereka dari segala kesesakannya.” Doa orang benar atau orang
percaya akan di dengar Tuhan, tidak seperti doa orang fasik. Satu hal yang harus dilakukan oleh
orang-orang benar apabila menyadari bahwa doanya tidak lagi berkuasa atau tidak
lagi didengar oleh Allah ialah dengan mengevaluasi diri sendiri, karena pada
dasarnya yang menghambat setiap doa untuk sampai kepada Allah ialah dosa (Yesaya 59:1-2).
- Doa
orang benar mengubahkan hidup.
Bunda Teresa pernah mengatakan “Saya dulu percaya bahwa doa
mengubah banyak hal, tetapi sekarang saya tahu bahwa doa mengubah kita, dan
kita mengubah banyak hal.” Ketika doa dilakukan
dengan benar dan tekun, hidup akan semakin diubahkan, akan menjadi lebih serupa
dengan Kristus. Doa akan mengubah cara
pandang seseorang menjadi seperti cara pandang Kristus. Hal ini
sesuai dengan tujuan dari doa itu sendiri yakni semakin mengenal
Tuhan, pengenalan ini kemudian akan menjadi pedoman bagi orang-orang percaya
dalam menghadapi segala sesuatu. Dengan
mencari Allah dan bersatu dengan-Nya dalam doa, iman dan perbuatan akan membuat
semua menjadi lebih baik,
yakni seperti apa yang dikehendaki oleh Allah, ini lah yang dimaksud
oleh teks Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
- Doa
orang benar menjangkau dunia.
Orang-orang benar tidak hanya percaya namun juga
harus melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah. Sebagai pengikut Kristus, orang-orang Kristen
telah diberi mandat untuk mengabarkan Injil ke seluruh bangsa (Matius
28:19). Secara fisik, hal ini merupakan
hal yang mustahil. Tetapi hal ini akan
dapat dijangkau melalui doa. Dengan berdoa
bagi orang lain atau bagi bangsa-bangsa, orang-orang percaya sudah dapat menjangkau orang-orang dari
seluruh dunia.
Kuasa
doa merupakan satu kebenaran yang dapat menjelaskan bahwa doa yang sesuai
dengan kehendak Allah merupakan doa yang dapat dikabulkan oleh Allah. Salah satu contoh di dalam Alkitab yang
menunjukkan hal tersebut ialah pernyataan Yesus yang mengatakan “ada roh yang
hanya bisa diusir dengan doa dan puasa” (Markus 11:24). Di dalam teks ini terlihat bahwa doa yang
dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan adalah doa yang berkuasa yang dapat
terkabulkan.
Perlu diingat bahwa Allah adalah
maha tahu, Dia berkuasa dan Dia mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
umat-Nya. Agar dapat merasakan kuasa
doa, berdoalah sesuai dengan kehendak Allah, akui bahwa Dia adalah Allah yang
berkuasa yang telah merencanakan yang terbaik bagi umat-Nya dan sampaikan doa
dengan penuh ucapan syukur kepada Allah. Dengan kata lain jadikanlah kehendak
Allah menjadi pusat dari setiap doa. Di
dalam Matius 7:9 dituliskan pernyataan Yesus yang berkata “Adakah seorang dari
padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta rotI”. Ini adalah jawaban yang menuntut jawaban
tidak. Jadi banyaklah mengucap syukur
dan mengakui kekuasaan-Nya di dalam setiap doa, maka Dia akan menyatakan
jawaban atas setiap doa pada waktunya.
Kapan dan dimana harus berdoa
Berdoa
atau datang kepada Tuhan Yesus tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan
bahwa doa itu harus dilakukan di tempat yang bagus atau di gereja, dengan
tampilan yang rapi, bersih, dan harus pada hari minggu. Ini adalah pernyataan yang salah. Karena jika ini yang dikehendaki oleh Allah,
maka bagaimana dengan orang-orang yang tidak mampu menyediakan tempat yang
bagus, membeli pakaian yang rapi datang kepada Tuhan? Allah ingin semua manusia datang
kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah tidak
membatasi tempat dan waktu bagi semua manusia untuk datang kepada-Nya.
1. Dimana?
Pada
saat Tuhan Yesus mengatakan “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa
kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
(Matius 4:21), Tuhan Yesus sebenarnya ingin mengatakan bahwa
bahwa untuk datang kepada Tuhan tidak lagi hanya di tempat-tempat tertentu dan
pada waktu-waktu tertentu. Hal ini
semakin jelas di dalam Matius 4:24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia,
harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Orang-orang percaya bisa melakukan doa dimana saja karena Allah yang adalah
Roh tidak ada dimana saja, tidak dibatasi oleh dinding atau tempat.
2. Kapan?
“Tetaplah
berdoa” ini adalah pernyataan yang dituliskan oleh Paulus di dalam 1 Tesalonika
5:17. Secara harafiah pernyataan ini
dapat dipahami sebagai pernyataan yang meminta orang-orang percaya untuk
melakukan doa di dalam semua waktu yang ada.
Hal ini seakan-akan meminta orang-orang percaya untuk berhenti dari
kegiatan yang lain demi melakukan doa.
Pemahaman ini tentunya salah atau tidak dapat diterapkan. Karena menurut penelitian kata, doa
seharusnya dilakukan secara teratur atau tidak di dalam semua waktu yang
ada. Bisa dilakukan pada pagi, siang,
malam, pada saat mau makan, tidur dan bangun pagi. Jangan hanya berdo pada waktu perlu atau
mendesak. Berdoalah pada waktu yang
teratur, awali dan akhirni kegiatan dengan doa, karena doa adalah nafas hidup
orang percaya.[10]
Sikap berdoa di hadapan Allah
Pada saat menghadap Allah untuk
berdoa, orang-orang percaya harus menunjukkan sikap yang benar. Salah satu bagian dari sikap doa yang benar ini
telah diajarkan oleh Yesus pada saat Ia berkhotbah di bukit, pada saat itu
Tuhan Yesus mengajarkan kepada orang-orang percaya supaya datang kepada-Nya dengan
sikap seperti seorang anak ke bapanya (Matius 6:9-13). Gambaran dari sikap seorang anak yang datang
kepada bapanya ini mengajarkan orang-orang percaya untuk datang kepada Tuhan
dengan sikap yang penuh dengan keterbukaan, kejujuran dan kepercayaan.[11]
Seorang anak tidak pernah khawatir
dengan apa yang ia akan makan ketika ia bersama dengan bapanya. Namun sebaliknya, seorang anak sangat yakin
akan memperoleh makanan apabila bersama dengan bapanya. Pada saat datang kepada Tuhan atau berdoa,
orang-orang percaya harus percaya atau yakin bahwa Tuhan mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh anak-anak-Nya dan yakin bahwa Tuhan akan memenuhi semua
kebutuhan tersebut.
Satu kebiasaan lain dari seorang
anak ialah senang berimajinasi. Mungkin
dalam pemikiran sebagian orang dewasa pada saat mendengar hal ini beranggapan bahwa
imajinasi adalah hal yang tidak lagi tepat untuk digunakan oleh orang-orang
dewasa apalagi pada saat berdoa. Ini
adalah pemikiran yang salah, karena pada faktanya ini adalah satu hal yang
penting yang dapat digunakan juga oleh orang-orang percaya yang sudah dewasa pada
saat berdoa kepada Bapa. Imajinasi dapat
menjadi sarana bagi orang-orang percaya untuk menjelaskan apa yang ingin
didoakan. Salah satu contohnya ialah,
pada saat sedang mendoakan seorang yang sakit, Niko melakukannya sambil
mengimajinasikan orang sakit tersebut di dalam keadaan yang sehat dan bergerak
aktif. Hal ini membuat Niko lebih
berfokus di dalam menjelaskan maksud dari doanya. Selain itu, melalui imajinasi tersebut, niko
dapat mengekspresikan iman atau keyakinanan terhadap jawaban dari doa tersebut.
Selain datang seperti seorang anak,
orang-orang percaya juga harus datang kepada bapa dengan hati yang bersih. Hal ini yang disampaikan oleh Paulus kepada
Timotius. “Oleh karena itu aku ingin,
supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci,
tanpa marah dan tanpa perselisihan” (1 Timotius 2:8). Sebelum datang menghadap Allah, orang-orang
percaya terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan hati dan pikiran. Apakah di dalam hati dan pikiran kita masih
ada hal-hal yang mencemari kehidupan kita.
Jika ada, orang-orang percaya harus terlebih dahulu membereskan hal-hal
tersebut. Dengan begitu, orang-orang
percaya layak untuk menghadap Allah.
Tidak bertele-tele juga merupakan
salah satu sikap yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya di
dalam berdoa. “Lagipula
dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan
dikabulkan” (Matius 6:7). Ditekankan kembali bahwa Tuhan mengetahui
segala sesuatu, Dia mengetahui yang terbaik bagi setiap orang. Oleh karena itu pada saat berdoa datanglah
kepada Tuhan datanglah dengan ucapan syukur dan sampaikan isi doa dengan jelas
kepada Tuhan tanpa terus mengulang-ulangnya.
Percaya bahwa Tuhan telah mengetahui yang terbaik bagi umatnya dan Dia
juga mendengarkan setiap doa. Inilah
yang dikehendaki oleh Allah. Sikap yang
bertele-tele pada akhirnya hanya menunjukkan kurangnya keyakinankan terhadap
hal-hal yang di doakan.
Pada saat datang ke hadapan Tuhan,
orang-orang percaya harus datang dengan sikap yang sungguh-sungguh dan
transparan. Jangan datang kepada Tuhan
dengan sikap yang penuh dengan kepura-puraan. Di dalam Markus 12:38-40, Tuhan Yesus
mengatakan:
“Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan
memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk
di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,
yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa
yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” (Markus 12:38-40).
Tuhan Yesus tidak berkenan terhadap
orang-orang yang berpura-pura, yang memakai nama Tuhan untuk kepentingan
pribadi, apalagi untuk merugikan orang lain.
Dengan kata lain Allah tidak berkenan kepada orang-orang yang menjadikan
doa sebagai topeng untuk menutupi kejahatan dari orang lain. Pada saat datang berdoa kepada Tuhan datanglah
dengan sungguh-sungguh dan hanya untuk kepentingan kehendak Tuhan, bukan untuk
kepentingan pribadi.
Kehidupan Pendoa
Setelah
melakukan doa dengan berbagai metode atau cara yang benar seperti yang
diajarkan di bagian sebelumnya, masih banyak juga dari orang-orang percaya yang
masih belum merasakan keberhasilan dari setiap doa yang mereka lakukan. Perlu dipahami bahwa metode atau cara berdoa
bukanlah satu-satunya hal yang harus diperhatikan atau dibenahi untuk dapat
menerima jawaban doa. Hal lain yang
lebih penting yang harus diperhatikan ialah kehidupan dari pendoa itu sendiri. Bila pendoanya memiliki hidup yang tidak
benar, maka sebagus apapun doa atau sebaik apapun metode yang dipakai di dalam
melakukan doa tidak akan memberikan hasil.
Oleh karena itu, orang-orang percaya harus benar-benar memperhatikan hal
ini, jika ingin merasakan hasil dari doa yang dipanjatkan.
Beberapa prinsip penting yang harus
diperhatikan oleh orang-orang percaya sebagai pendoa, diantaranya ialah:
- Menjadi
orang yang setia mencari Tuhan dan apa yang dikehendaki-Nya.
Doa pada dasarnya
ialah komunikasi untuk mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah. dengan begitu doa yang sebenarnya adalah yang
dilakukan oleh orang-orang yang setia mencari Allah dan kehendak-Nya. Hal ini
dengan jelas dapat dilihat di dalam diri Tuhan Yesus selama Ia hidup sebagai
manusia. Pada saat dia berdoa di taman
Getsmani, Ia menunjukkan bahwa yang terpenting ialah Allah dan kehendak-Nya
dengan mengatakan “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Hampir
sebagian besar orang-orang mungkin mengira bahwa doa adalah sarana untuk
meminta apa yang dikendaki diri sendiri.
Harus diketahui bahwa ini salah besar, karena sekalipun ada unsur
meminta di dalam doa kepada Tuhan, namun tidak seperti itu yang dimaksud. Hal
meminta atau memohon kepada Tuhan itu harus berdasarkan kehendak Allah. Jadi pada saat meminta, yang kita minta itu
harus berdasarkan kehendak atau keinginan Allah, bukan keinginan diri sendiri.
Mengapa
banyak doa yang tidak terjawab, sekalipun mungkin semua metode atau cara doa
sudah benar? Karena banyak doa yang
dipanjatkan berdasarkan keinginan diri sendiri bukan keinginan Tuha. Seseorang yang benar-benar ingin merasakan
hasil dari setiap doanya harus memiliki hidup yang senantiasa mencari Allah dan
kehendak-Nya.
- Menjadi
orang yang hidup di dalam Tuhan dan memiliki persekutan dengan-Nya.
Tidak hanya mencari Tuhan,
orang-orang yang ingin merasakan jawab doanya harus harus hidup di dalam
Tuhan. Hal ini jelas dituliskan di dalam
kitab Yohanes 15:7, dimana Yesus mengatakan “jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.” Tidak cukup
hanya hidup di hadapan Tuhan, namun harus hidup di dalam-Nya juga jika mau menerima
apa yang kita minta di dalam doa.
Pada saat
tinggal di dalam Tuhan, berarti orang-orang percaya juga bersekutu dengan
Tuhan. Persekutuan ini bukanlah
persekutuan biasa seperti persekutuan antara manusia, yang sering sekali
terputus oleh karena berbagai masalah.
Pada saat berada di dalam Tuhan, Dia juga akan berdiam di dalam diri
kita. Tuhan yang akan menolong kita
untuk berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga doa kita panjatkan tidak
menjadi doa yang sia-sia. Persekutuan
ini haruslah dijaga oleh orang-orang percaya, dengan menunjukkannya melalui
tindakan dan perkataan.
- Menjadi
orang yang siap menanti di hadapan Allah.
Sebelum mengungkapkan semua perasaan
dan permohonan di hadapan Allah melalui doa, seharusnya orang-orang percaya
mengambil sikap menanti di hadapan Allah. di dalam kesempatan ini orang-orang
percaya dapat menenangkan hati, memelihara motivasi dan sikap. Selain itu, di dalam kesempatan ini kita juga
orang-orang percaya menunjukkan sikap yang sedang mengizinkan Allah untuk memimpin
doa yang akan dilakukan. Setelah orang-orang
percaya menyadari telah berada di posisi yang tenang dengan motivasi dan sikap
yang baik, serta telah merasakan apa yang Allah kehendaki, barulah kemudian orang-orang
percaya melakukan doa.
Salah satu contoh tokoh Alkitab yang
melakukan hal ini ialah Abraham. Sebelum
Abraham berdoa memohon kepada Allah
agar tidak melenyapkan semua orang di Sodom dan Gomora, Abraham terlebih dahulu
menunjukkan sikap yang menanti di hadapan Allah. Pada saat melihat Allah, Abraham tidak
langsung memohon kepada Allah, namun ia berjalan bersama dengan Allah dan
mengizinkan Allah memberitahukan apa yang menjadi kehendak-Nya (Kejadian
18). Setelah Ia mengetahui apa yang
dikehendaki oleh Allah, barulah ia berbicara kepada Allah mengenai Sodom dan
Gomora dan memohon kepada Allah untuk menyelamatkan Lot beserta keluarganya. Jika
tidak melakukan sikap yang menanti di hadapan Allah, Abraham kemungkinan tidak
akan mengetahui mengenai rencana Allah yang hendak memusnahkan Sodom dan Gomora
yang dikarenakan dosa yang cukup besar di kota-kota tersebut. Abraham dapat memfokuskan doanya untuk
keluarga Lot karena ia telah memahami dengan benar apa yang hendak ingin
dilakukan Allah di Sodom dan Gomora.
Setelah Abraham mengizinkan Allah berbicara, barulah kemudian ia memohon
kepada Allah. Ini adalah satu pelajaran
yang sangat penting yang harus tetap dilakukan oleh orang-orang percaya masa
kini. Sebelum berdoa hendaknya
menunjukkan sikap yang siap menanti dihadapan Allah dan mengizinkan Allah
memberitahukan apa yang menjadi kehendak-Nya.
Jenis-jenis doa di dalam Alkitab
Tidak hanya
penting, namun doa juga berkuasa dan efektif.
Hal ini ditunjukkan di dalam beberapa teks yang terdapat di dalam
Alkitab. Ada beberapa tokoh yang
melakukan doa dan menunjukkan kuasa dan keefektifan doa yang dituliskan di
dalam Alkitab. Salah satu contohnya
adalah doa Elia. Doanya yang sungguh-sungguh
telah membuat hujan tidak turun selama tiga tahun enam bulan (Yakobus 5:17-18). Selain hal tersebut, masih banyak lagi
hal-hal yang luar biasa yang menunjukkan kuasa dan efektifan dari doa di dalam
Alkitab. Hal-hal tersebut disajikan di
dalam beberapa jenis doa.
- Doa
syafaat.
Arti dari syafaat adalah perantaraan. [12]
Dengan demikian doa syafaat dapat
diartikan sebagai doa dimana orang-orang percaya menempatkan dirinya sebagai
perantaraan bagi dunia di hadapan Allah. Hal ini menujukkan bahwa pada saat
melakukan doa syafaat, orang-orang percaya yang harus melibatkan diri kepada
apa yang Allah sedang lakukan bagi kehidupan manusia bukan malah meminta Allah
untuk terlibat. Orang-orang percaya seharusnya
percaya dan mengakui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dan mengerjakan
segala sesuatu yang baik bagi semua ciptaan-Nya. Sehingga pada saat melakukan doa syafaat,
orang-orang percaya tidak lagi meminta atau memberitahukan kepada Allah apa
yang dibutuhkan oleh orang yang didoakan, namun menyerahkannya kepada Allah
agar rencana Allah yang terjadi di dalam kehidupan orang yang sedang didoakan
tersebut.
Doa syafaat sesungguhnya bermula dari Kristus, yang
karena-Nya manusia dapat memperoleh keselamatan dari Allah.[13] Keselamatan ini merupakan karya terbesar Allah
bagi kebaikan manusia. Karena karya
Allah ini, manusia bisa terlepas dari ancaman kebinasaan dan dapat menerima
janji kehidupan yang kekal. Dengan
demikian, orang-orang percaya sudah seharusnya terlibat di dalam misi Allah dan
bersyafaat bagi setiap orang yang belum memperoleh keselamatan. Orang-orang
percaya didalam melakukan misi pekabaran Injil harus menyertakan doa syafaat
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan bergantung kepada pimpinan Roh Kudus.
Di dalam bersyafaat, orang-orang percaya mendoakan
orang-orang yang belum memperoleh keselamatan sesuai dengan keadaan mereka di
hadapan Allah. Melalui doa ini, orang-orang
yang belum percaya akan mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil dari
orang-orang yang telah percaya dan menerima Kristus. Tidak hanya itu, melalui doa syafaat ini,
mata dan hati orang-orang percaya akan menjadi terbuka dan semakin menyadari
kenyataan hidup yang sesungguhnya, sehingga orang-orang percaya menjadi lebih
semangat di dalam melibatkan diri kepada misi Allah. Dengan demikian, orang-orang percaya juga
akan semakin peka terhadap maunya Allah di dalam kehidupan umat manusia.
Dari penjelasan ini dapat dipahami juga bahwa untuk
memulai doa syafaat, orang-orang percaya seharusnya memulai dengan ucapan
syukur kepada Tuhan atas segala sesuatu yang dikerjakan oleh Allah. Salah satu tokoh Alkitab yang menerapkan hal
ini ialah Paulus. Di dalam beberapa teks
seperti Filipi 1:3-4, 1 Tesalonika 1:3, 1 Korintus 1:4 dan Roma 1:8, Paulus
memulai doanya dengan mengucap syukur kepada Allah.
Doa syafaat bukan hal yang baru. Doa syafaat merupakan salah satu doa yang
diwariskan dan diajarkan oleh tokoh-tokoh Alkitab yang mengenal Allah. Alkitab telah memuat banyak teks yang
membahas doa ini, tidak hanya di dalam Perjanjian Baru, namun juga di dalam
Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama ada banyak tokoh atau nabi-nabi yang
menerapkan hal ini dan kemudian mengajarkannya kepada umat Allah. Setelah masa Perjanjian Lama, doa syafaat ini
kemudian diwariskan Tuhan Yesus melalui para rasul, kemudian dituliskan dan
diajarkan kepada semua orang percaya.[14]
Jika dilihat di dalam Perjanjian Lama, LAI memberikan
judul perikop teks Kejadian 18:16-33 dengan “Doa syafaat Abraham untuk
Sodom”. Hal ini menunjukkan bahwa doa
syafaat telah ada sejak zaman Abraham. Di
dalam teks tersebut dijelaskan bahwa Abraham melakukan doa syafaat kepada Allah
terkait dengan penghancuran Sodom yang dikarenakan oleh dosa penduduknya yang
sangat besar. Abraham melakukan doa
syafaatnya di dalam bentuk dialog. Di
dalam doa syafaat tersebut, tampak bahwa Abraham bernegosiasi kepada Allah terkait
penghancuran Sodom. Pada saat melakukan
doa ini, ada beberapa hal yang dilihat Allah di dalam diri Abraham sehingga mau
menerima negosiasi Abraham, hal-hal tersebut ialah, latar belakang Abraham yang
saleh, taat dan sikap Abraham yang tidak berhenti memanjatkan doa kepada Allah.[15]
Doa Syafaat Musa,
ini terdapat di dalam Keluaran 32. Dalam
teks ini menjelaskan bahwa Musa berdoa syafaat buat keseluruhan bangsa
Israel. Hal ini dikarenakan penduduk di
bangsa tersebut memiliki sifat yang memberontak
dan keras kepala di hadapan Allah.
Menyadari hal tersebut, Musa kemudian menaikkan doa syafaat di hadapan
Allah untuk bangsanya,supaya Allah tidak murka kepada mereka. Lalu Musa meminta petunjuk kepada Allah
supaya tidak membinasakan bangsa Israel. (Kel 32). Setelah musa mendoakan bangsa Israel secara
keseluruhan, Musa kemudian juga bersyafaat bagi orang Israel secara pribadi.
Doa syafaat
Daniel, di dalam kitab Daniel 6:11 dijelaskan bahwa Daniel adalah seorang
pendoa yang memiliki ketekunan, ia tidak hanya beroda bagi diri-Nya sendiri
namun juga bagi orang lain. Hal ini
terlihat ketika orang-orang berilmu di Babel termasuk Daniel dan ketiga orang
temannya terancam akan dibunuh oleh Raja Nebukadnezar, karena mereka tidak mampu menjelaskan dan
menafsirkan mimpi Raja Nebukadnezar. Setelah
menyadari hal itu, Daniel kemudian berdoa syafaat meminta petunjuk kepada Allah
supaya mereka diselamatkan. Ia juga
meminta agar Tuhan menyingkapkan arti mimpi dari raja tersebut.
Dari beberapa
penjelasan diatas dapat dipahami bahwa doa syafaat adalah doa yang dilakukan
dimana pendoa memposisikan diri sebagai perantara. Sebagai perantara bagi orang lain untuk
menyampaikan permohonan kepada Allah yang ditunjukan bagi orang yang di doakan.
Hal ini merupakan hal yang wajib bagi orang-orang Kristen.
2.
Doa permohonan.
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya” (Matius 21:22). Tuhan Yesus juga
pernah mengajarkan kepada para murid untuk meminta kepada Bapa melalui
doa. Ini adalah doa yang utamanya
berurusan dengan hasrat, kebutuhan dan masalah perorangan.[16] Biasanya doa ini dilakukan untuk kepentingan
diri sendiri, bukan bagi orang lain, bukan pula dari orang lain untuk kita.
Pada saat melakukan doa
permohonan, kita harus menunjukkan iman kita dengan benar-benar meyakini bahwa
apa yang telah kita doakan telah kita terima.
Dengan begitu kita akan menerima hal tersebut, hal ini diungkapkan
sendiri oleh Tuhan Yesus. sebagai
orang-orang percaya, kita harus yakin bahwa Allah kita memperhatikan dan
mempedulikan kebutuhan kita, serta akan memenuhi setiap kebutuhan itu.
Jika dilihat di dalam
Perjanjian Lama, maka akan dapat kita ketahui bahwa Allah tidak hanya
menjanjikan berkat-berkat Rohani, namun juga menjanjikan kemakmuran dari segi
kuangan dan kebendaan. Allah juga pernah
berjanji akan melenyapkan penyakit dari tengah-tengah umat-Nya dan akan
memberikan umur yang panjang (Keluaran 23:26).
Selain itu, Allah juga menjanjikan hasil yang baik bagi umat-Nya dari
negeri dimana mereka tinggal (Yesaya 1:19).
Hal ini tidak berhenti pada masa Perjanjian Lama, akan tetapi sampai
saat ini Allah masih setia dan masih menaruh minat yang sama kepada
umat-Nya. Allah masih sangat peduli
kepada umat-Nya. Di dalam Matius 7:11
Tuhan Yesus berkata, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian
yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan
yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Orang-orang
Kristen masa kini harus tetap percaya bahwa Allah mau kebutuhan kita dalam
berbagai hal terpenuhi.
Satu hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang percaya pada saat
melakukan doa ini adalah kalimat untuk mengakhiri doa. Di dalam banyak peristiwa, ada orang-orang
yang mengakhiri doa permohonan dengan mengatakan “jika Tuhan berkehendak”. Jika ingin mengubah sesuatu, orang-orang
percaya harus mengubah kalimat tersebut dengan kata-kata yang penuh keyakinan yang
menunjukkan bahwa hal yang dimohonkan itu nyata dan telah diterima. Doa permohonan harus memuat unsur-unsur yang
menunjukkan bahwa kita benar-benar yakin bahwa Allah akan memberikan yang kita
mohonkan. Hal inilah yang ditunjukkan
oleh Tuhan Yesus pada saat Ia mendoakan Lazarus (Yohanes 11:41-43). Di dalam teks tersebut, Tuhan Yesus dua kali
mengatakan bahwa Allah selalu mendengarkan Dia.
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Dia sangat yakin bahwa Allah
mendengarkan-Nya. Setelah Dia berdoa
tampaklah mujizat yang begitu besar, yakni Lazarus bangkit dari kematian.
- Doa
Peperangan
Reinhard Bonnke pernah
mengatakan bahwa doa adalah senjata multiguna yang agresif yang diberikan Allah
kepada orang-orang percaya untuk melawan kuasa kegelapan. Kehadiran orang-orang percaya merupakan
gangguan bagi Iblis. Oleh karena itu
Iblis tidak pernah menyerah untuk memberikan perlawananan kepada orang-orang
percaya. Iblis selalu berusaha menyerang
orang-orang percaya melalui keinginan daging, penderitaan dan melalui beberapa
cara lainnya. Ini juga disebut sebagai
peperangan rohani yang harus dihadapi oleh setiap orang percaya. Hal
ini juga disadari Paulus, oleh karena itu Paulus mengingatkan kepada jemaat di
Efesus untu memperlengkapi diri mereka dengan perlengkapan senjata Allah. “Akhirnya,
hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan
melawan tipu muslihat Iblis” (Efesus
6:10-11).
Di dalam menghadapi
peperangan rohani ini, orang-orang percaya dapat menggunakan kuasa yang telah diberikan oleh Tuhan
Yesus. “Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan
tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit” (Lukas 9:1).
Jika hal ini dipergunakan dengan benar atau sesuai dengan apa yang Allah
kehendaki, maka kuasa ini akan nyata dan akan memberikan kemenangan rohani
kepada orang-orang percaya.
Salah satu cara yang benar di
dalam mempergunakan kuasa ini ialah dengan berdoa. Biasanya doa yang digunakan untuk menyatakan
kuasa yang diberikan oleh Allah untuk melawan kuasa kegelapan ini disebut
dengan doa peperangan, yakni doa yang dinaikan untuk melawan penguasa-penguasa
di udara. Tidak hanya untuk melawan
kuasa-kuasa kegelapan,
doa ini juga bisa digunakan untuk melawan keinginan daging.
4.
Doa penyerahan.
“Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari
padaKu, tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi”
(Lukas 22:42). Ini adalah salah satu doa
yang tergolong ke dalam jenis doa penyerahan.
Sebelum ditangkap, Tuhan Yesus mengambil waktu untuk berdoa dan
menyerahkan diri-Nya kepada Allah sehingga yang terjadi di dalam kehidupan-Nya
adalah kehendak Bapa, bukan keinginan-Nya.
Di dalam pelaksanaannya, doa pernyerahan dan doa permohonan merupakan
dua jenis doa yang berbeda. Jika di
dalam doa permohonan tidak disarankan untuk menggunkan kata “jika”, maka berbeda
dengan doa permohonan. Di dalam doa
permohonan orang-orang percaya dapat menggunakan kata “jika”, hal inilah yang
juga diajarkan oleh Tuhan Yesus. Jika
orang-orang percaya telah memberi keputusan untuk menyerahkan hidup untuk
dipakai oleh Allah, maka jenis doa ini lah yang dapat digunakan.
- Doa Pujian
Penyembahan
Di
antara beberapa jenis doa, doa pujian penyembahan merupakan satu jenis doa yang
jarang dilakukan oleh orang-orang percaya.
Ini sangat berbeda dengan doa permohonan, yang mana lebih sering lakukan
dibanding beberapa jenis doa lainnya.[17] Orang-orang percaya harus memahami bahwa
tujuan utama dari doa bukanlah untuk memohon agar setiap kebutuhan dapat
terpenuhi, akan tetapi untuk membangun hubungan yang baik kepada Allah. Oleh karena itu, orang-orang percaya juga
seharusnya menunjukkan kasih dan penghormatan kepada Allah melalui doa. Doa ini juga disebut sebagai doa pujian
penyembahan.
Penyembahan merupakan
sikap manusia yang mengasihi,mengagumi dan menghormati Allah. Penyembahan yang ditujukan kepada Tuhan dapat
membawa orang masuk ke dalam suatu hadirat yang ilahi yang dapat meberikan damai sejahtera
kepada yang melakukannya. Sedangkan pujian
adalah sikap
yang dilakukan oleh manusia untuk memuji apa yang telah Allah lakukan dalam hidup
ini.[18]
Allah menciptakan manusia
untuk kesenangan-Nya. Oleh karena itu,
Allah selalu ingin memiliki persekutuan dengan manusia.[19] Orang-orang percaya harus memperhatikan hal
ini lebih sungguh-sungguh. Jangan hanya
mau memperoleh yang baik dari Allah, namun juga harus mau memberi apa yang
Allah mau di dalam hidup kita. Harus
diketahui bahwa sebenarnya setelah melakukan pujian kepada Allah lah kemudian
orang-orang percaya dapat melihat hasil pekerjaan Allah.
Jika dilihat ke dalam
Perjanjian Lama, ada banyak teks yang yang menunjukkan bahwa pada masa masa
Perjanjian Lama sudah ada banyak orang yang menunjukkan sikap memuji
Allah. Beberapa teks tersebut dapat dilihat di dalam kitab Mazmur, tidak sedikit
di dalam kitab
tersebut dimuat syair yang berupa nyanyian pujian kepada Tuhan. Tidak hanya di dalam Perjanjian Lama,
tindakan untuk memuji Tuhan ini terus berlanjut ke masa Perjanjian Baru. Salah satu contohnya ialah, rasul Paulus juga
mengingatkan orang-orang percaya untuk memuji Tuhan secara pribadi dan
bersama-sama, “Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani... kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam
hatimu” (Ef. 5:19; Kol. 3:16). Dari
semua penjelasan tersebut dapat ketahui
bahwa doa pujian dan penyembahan merupakan bentuk ekspresi atas segala yang
Tuhan berikan.
- Doa Puasa
“Daging adalah
musuh yang bersifat mematikan, yang sanggup mengalahkan seorang percaya secara
total dan menghalanginya, sehingga dia tidak bisa menyenangkan Tuhan melalui kehidupan
yang suci. Salah satu alasan mengapa daging adalah musuh yang sebegitu susah
ditangani adalah karena daging itu mempunyai hubungan yang sangat dekat dan
dalam dengan kepribadian seseorang percaya. Daging itu terjalin erat dengan
pikiran, kemauan, dan segala perasaan. Dan sebelum seseorang dilahirkan
kembali, daging itu pada umumnya menguasai kehidupan dalam diri orang itu.”[20]
Inilah adalah pernyataan Mark J. Bubeck, ia menjelaskan betapa sulitnya menghadapi keinginan
daging. Satu-satunya cara agar
orang-orang percaya dapat berhasil menghadapi kesulitan ini ialah dengan
melakukan doa puasa.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa doa adalah sikap manusia untuk
membangun hubungan yang erat dengan Allah.
Sedangkan puasa adalah tindakan manusia yang memusatkan hidupnya kepada Tuhan. Biasanya hal
ini dilakukan dengan merendahkan dan mengosongkan diri dari hal-hal duniawi.[21] Dengan melakukan doa ini, orang-orang percaya tidak
hanya semakin dekat dengan Allah namun juga semakin kuat di dalam menahan segala
nafsu yang bersifat kedagingan.[22]
Penutup
Allah ingin semua manusia memiliki
hubungan yang dekat dengan-Nya, oleh karena itu Allah menjadikan doa sebagai
sarana bagi umat-Nya untuk dapat berkomunikasi dengan-Nya, sehingga
terbentuklah hubungan yang dekat antara Allah dan manusia. Orang-orang percaya sudah seharusnya
membangun gaya hidup yang bertekun di dalam doa. Dengan begitu orang-orang percaya juga dapat
lebih mengenal Allah.
Utamakan Allah dan kehendak-Nya pada
saat melakukan doa, sampaikan isi doa dengan jelas, dan yakin bahwa Allah telah
mendengar dan telah menjawab setiap doa yang dipanjatkan. Sebagai gereja, orang-orang percaya harus
tetap mengingat panggilan Tuhan yang memanggil gereja-Nya untuk bertekun di
dalam doa. Belajar dari apa yang Alkitab
sampaikan mengenai doa, belajar dari setiap pengalaman para pahlawan iman yang
telah menerapkan dan merasakan dampak dari doa.
Jika jemaat mula-mula dapat merasakan kuasa dari doa, maka orang-orang
percaya masa kini pun dapat merasakan hal yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
E. Hagin, Kenneth. Doa Menghasilkan Sejahtera. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “IMMANUEL”,
1999.
J. Bubeck, Mark. Bagaimana Mengalahkan Iblis. Jakarta:
Bpk Gunung Mulia 1986.
J.
Foster, Richard. Tertib Rohani: Sudahkah Anda Menapakinya? Malang: Gandum Mas,
1996.
Khiem Yang, Lien. Jemaat Berdoa. Jakarta: Gunung Mulia, 1997.
Munthe, A. Tema-Tema Perjanjian Baru.
Jakarta: Gunung Mulia, 2006.
Murray, Andrew. Andrew Murray On Prayer. New Kengsington, P.A.:Whitaker House,
1998.
O. Hallesby, Doa: Cara Memperdalam Dan Memperkaya Kehidupan Doa
Anda. Jakarta: Gunung Mulia, 2005.
Sakti, Prabowo. The Intercession Prayer: Doa Syafaat Doa Yang Sanggup
Memindahkan Gunung. Yogyakarta:
Kanisiius, 2019.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 255
Jurnal
Henderikus Nayuf,
“Politisasi Doa: Menalar Pilihan Politik Abraham
Terhadap Sodom”,
Kenosis: Jurnal Kajian Teologi Vol.5, No. No.2 (2009.): 112-127.
Sutoyo.
“Allah Memanggil Umat-Nya Untuk Menjadi Gereja Yang
Tekun Berdoa Menurut Kisah Para Rasul 4:23-31”, Dunamis: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani Vol.1, No. No.1 (2016): 52-73.
Verayanti, “Hubungan Pemahaman Tentang
Pengajaran Doa Dengan Implementasi Kehidupan Doa Pribadi Jemaat”, Journal Od Theological Students Vol.9, No. No.1
(2020): 53-63.
Yohanes Nahuway, “Puasa Kristen,” [Artikel
Online];Diambil Dari Internet. Https://Yohnahuway.Wordpress.Com/2017/06/02/Puasa-Kristen/; Internet. Diakses 30 Januari 2021.
Artikel Internet
Harison
J. Ompusunggu, Pemahaman Dasar Tentang Doa, [Artikel
Online]; Diambil Dari Http://Www.Leutikaprio.Com/Main/Media/Sample/Buku%20Pintar%20Doa%20Kristen.Pdf; Internet: Diakses Tanggal 27 Januari
2021.
Jumini. “Suatu
Tinjauan Terhadap Makna Kuasa Doa Orang Benar Di Dalam Konteks Ketetapan Allah
Berdasarkan Yakobus 5:16b-18.” Artikel Online. Diambil
Dari: Http://Repository.Seabs.Ac.Id/Handle/123456789/375; Internet. Diakses Tanggal 05 Februari
2021.
Murray, Anton, “Arti Doa Bagi Umat Kristiani.” Artikel
Online. Diambil Dari:
Https://Www.Parokimbk.Or.Id/Warta-Minggu/Seputar-Mbk/31-08-2014-Arti-Doa-Bagi-Umat-Kristiani/; Internet. Diakses Tanggal 27 Januari
2021.
[1] O.
Hallesby, Doa: Cara memperdalam dan memperkaya kehidupan doa anda (Jakarta:
Gunung Mulia, 2005), 2.
[2] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 255
[3] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, s.v “doa”
oleh J.D Douglas, et all.
[4] Richard J.
Foster, Tertib Rohani: Sudahkah anda menapakimya? (Malang: Gandum Mas,1996), 54.
[5]
Harison J. Ompusunggu, Pemahaman Dasar Tentang Doa, [artikel
online]; diambil dari http://www.leutikaprio.com/main/media/sample/Buku%20Pintar%20Doa%20Kristen.pdf; Internet: diakses tanggal 27 Januari 2021.
[6] Andrew Murray, Andrew Murray on Prayer,
(New Kengsington, P.A.:Whitaker House, 1998), 99
[7]Anton
Sardjo, Arti Doa Bagi Umat Kristiani, [artikel online]; diambil dari:
https://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/seputar-mbk/31-08-2014-arti-doa-bagi-umat-kristiani/; Internet: diakses tanggal 27 Januari 2021.
[8] Sutoyo, “Allah
memanggil umat-Nya untuk menjadi gereja yang tekun berdoa menurut Kisah Para
Rasul 4:23-31”, Dunamis:
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
Vol.1,
no. No.1
(2016):
52-73.
[9] Jumini, Suatu tinjauan
terhadap makna kuasa doa orang benar di dalam konteks ketetapan Allah
berdasarkan Yakobus 5:16b-18, [artikel online]; diambil dari: http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/375; Internet: diakses tanggal 05 Februari 2021.
[10] A. Munthe,
Tema-tema perjanjian Baru ( Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 2.
[11] Richard
Foster.
[12] Lien Khiem
Yang, Jemaat berdoa, (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 12
[13] Ibid, 13.
[14] Prabowo
Sakti, The Intercession Prayer: Doa syafaat doa yang sanggup memindahkan gunung
(Yogyakarta: Kanisiius, 2019), 209.
[15] Henderikus
Nayuf, “Politisasi
Doa: Menalar Pilihan Politik Abraham Terhadap Sodom”, Kenosis: Jurnal
Kajian Teologi Vol.5, no. No.2 (2009.): 112-127.
[16] Kenneth E.
Hagin, Doa menghasilkan sejahtera, (Jakarta: Yayasan pekabaran Injil
“IMMANUEL”, 1999), 66.
[17] Ibid, 70.
[18] Verayanti, “Hubungan pemahaman
tentang pengajaran doa dengan implementasi kehidupan doa pribadi jemaat”, Journal od Theological Students Vol.9, no. No.1
(2020): 53-63.
[19] Kenneth E. Hagin, 70.
[20] Mark J. Bubeck, Bagaimana mengalahkan iblis, (Jakarta: Bpk Gunung
Mulia 1986), 28.
[21] Verayanti. Soendoro
Jahja. Sugeng Budi Suryanto, 58.
[22] Yohanes Nahuway, “Puasa Kristen,” [artikel online];diambil dari
internet; https://yohnahuway.wordpress.com/2017/06/02/puasa-kristen/; Internet: diakses 30 Januari 2021.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.