Pujian Dan Penyembahan

 


  1. Definisi Pujian Penyembahan

Definisi Pujian

Saumiman Saud di dalam bukunya menuliskan definisi pujian dengan mengatakan bahwa pujian adalah pengakuan terhadap  segala kebaikan, atau pengakuan  terhadap hal-hal yang lebih hebat dan dashyat.[1]  Orang-orang Kristen yang mengakui keberadaan Allah di dunia ini, sudah seharusnya memberikan puji-pujian kepada Allah.  Karya penyelamatan yang dilakukan oleh Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus adalah satu-satunya tindakan terbesar Allah di dalam dunia ini.  Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus lah yang paling layak untuk menerima  puji-pujian dari manusia.  Oleh karena itu, orang-orang Kristen sudah seharusnya menyadari hal ini dan mulai memberi puji-pujian kepada Allah.        Pujian Dan Penyembahan

Di dalam buku yang dituliskan oleh  Bob Serge dikatakan juga bahwa pujian adalah sebuah tindakan yang didasarkan oleh kemauan.[2]  Pernyataan ini menunjukkan bahwa pujian adalah keputusan yang didasarkan oleh kesadaran dan kemauan seseorang.  Orang-orang yang sudah mengenal  dan sudah mengakui adanya Tuhan seharusnya memutuskan untuk memuji Tuhan.  Terlebih lagi di dalam kekristenan.  Orang-orang Kristen yang telah percaya dan telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamats udah seharusnya memberi keputusan untuk memuji Dia . 

Menurut Djohan E. Handojo, “pujian adalah sesuatu yang langsung kita tujukan kepada Tuhan atau sesuatu yang kita ungkapkan kepada orang lain mengenai kebesaran Tuhan.”[3]  Perbuatan-perbuatan dan karakter Tuhan yang dahsyat kepada semua umat manusia disepanjang sejarah menjadi fokus dari puji-pujian yang diberikan oleh manusia kepada Tuhan. Oleh karena itu, hendaknya pujian kepada Allah tidak hanya dilakukan pada saat menerima atau menikmati berkat-berkat Tuhan. Lebih dari itu, hendaknya pujian itu dilakukan di dalam segala keadaan, baik atau tidak baik keadaannya. Pujian jangan bergantung pada suasana hati.

Jika dilihat dari bahasa aslinya, baik Ibrani ataupun Yunani, ada beberapa istilah yang juga merujuk kepada pujian, beberapa diantaranya ialah:

1.     Halal.

Halal artinya adalah memuji, memancarkan, bercahaya, mengungkapkan dengan bangga atau mengekspresikan pujian penyembahan kepada Tuhan. Kata Halal ini merupakan kata yang paling sering digunakan untuk menyebutkan puji-pujian di dalam Alkitab, beberapa diantaranya dapat dilihat di dalam teks Mazmur 44:9; 18:4 dll.  Kata ini berasal dari bentuk perintah “Haleluya” yang berarti “Pujilah Tuhan dengan kemegahan dan penuh sukacita serta memasyurkan Dia dengan suara nyaring”.

2.     Shabach.

Shabach artinya memuji, memuliakan, dinaikkan dengan suara yang keras. Biasanya pujian ini dikarenakan telah dibebaskan dari musuh, dari marabahaya.  Pada saat mengalami hal-hal tersebut pujian kemudian diungkapkan dengan suara keras.  Beberapa contoh di dalam Alkitab dapat dilihat di dalam teks Yes. 35:10; Hak. 7:18.

3.     Yadah.

Kata yadah juga berarti mengangkat tangan atau membentangkan tangan dengan tidak merasa malu (Maz. 63:5).  Hal ini dilakukan karena kebanggaan yang disertai oleh keyakinan dengan iman terhadap Tuhan. Tindakan mengangkat tangan biasanya dinilai sebagai tanda penyerahan dan penghormatan kepada pribadi-pribadi tertentu.

4.     Tehillah.

Di dalam bahasa Yunani kata ini juga disebut Epainos yang artinya ialah memuliakan, memuji, perbuatan[1]perbuatan yang layak dipuji.  Biasanya kata ini digunakan untuk menyatakan suatu kualitas dari sifat Allah yang mulia dan layak dipuji (Ulangan 10:21), menggambarkan nyanyian yang mengungkapkan kemuliaan bagi Allah (Maz 22:23), menggambarkan perbuatan-perbuatan seseorang yang layak dipuji (Kel 15:11).

5.     Barak.

Di dalam bahasa Yunani kata ini juga disebut Eulogeo yang artinya memberkati Tuhan (Maz. 103:1a).  Dengan kata lain, kata ini dapat diartikan sebagai ungkapan memuji Allah oleh karena perbuatan yang baik.  Kata ini juga sering dipahami sebagai satu tindakan berlutut dihadapan Tuhan, dan mengharapakan sesuatu dengan cara tenang dan diam (Maz. 95:6).

6.     Towdah.

Towdah adalah korban puji-pujian (the sacrifice of praise),  ini merupakan pujian yang dilakukan manusia kepada Allah dalam bentuk ucapan syukur.  Hal ini dapat dilihat di dalam teks Mazmur 50 dan Nyanyian korban syukur (Ibr. 13:15).   Diantara bentuk pujian lainnya,  ini adalah bentuk pujian yang sangat sulit untuk dilakukan oleh karena orang-orang pada umumnya hanya dapat bersyukur pada saat berada di dalam keadaan yang baik.  Namun walaupun demikian, pujian ini harus tetap dilakukan karena Allah selalu melakukan yang terbaik bagi umat-Nya.

7.     Zamar.

Zamar artinya memainkan suatu alat musik, dengan disertai nyanyian puji-pujian atau dengan sorak-sorai.  Bentuk dari pujian ini biasanya juga disebut Mazmur atau bermazmur.  Bentuk dari pujian ini dapat dilihat di dalam teks Maz. 92:2-5;  30:5; 33:2-3; 47:6-7; 57:8-9; 68:4-5; 98:5; 144:9; 147:7; 149:3.[4]

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesulitan bagi orang-orang percaya untuk memuji Tuhan.  Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memuji Tuhan.

Perkembangan Pujian

            Definisi penyembahan

        Penyembahan adalah respon, sikap, kata-kata atau pernyataan akan kehadirat Allah.  Penyembahan juga dapat dipahami sebagai pujian yang terdalam. Ini adalah satu sikap yang diberikan oleh manusia kepada Allah pada saat merasakan hadirat dan kasih Allah tepatnya setelah memuji Allah.  Hal ini biasanya disertai dengan sikap merendahkan diri di hadapan Allah, sebagai sikap pengakuan terhadapa keilahian Allah.  Ini adalah respon ciptaan kepada pencipta.[5]

A. L dan Joyce Gill juga mendefinisikan penyembahan sebagai bentuk tertinggi dari pujian.  Hal ini dikarenakan di dalam penyembahan, hati dan pemikiran orang-orang percaya diisi oleh hal-hal yang berkaitan dengan berkat-berkat Allah yang luar biasa di dalam kehidupan manusia.  Setelah merasakan hak demikian, barulah muncul tanggapan yang mengekspresikan kekaguman terhadap kesempurnaan Allah.[6]

Penyembahan hanyalah untuk Allah oleh karena Dia lah yang telah menciptakan segalanya bagi kemuliaan-Nya.  Penyembahan ini tidak boleh disalahgunakan, baik untuk diri sendiri, untuk orang lain ataupun untuk hal-hal lainnya. Penyembahan yang benar akan membawa orang-orang percaya kepada hadirat Allah yang begitu mengagumkan, ini adalah satu pengalaman rohani yang tidak dapat dirasakan oleh orang-orang yang tidak percaya.  Allah yang menginginkan umatnya melakukan penyembahan kepada-Nya untuk kemuliaan-Nya.  Di dalam Mazmur 135:15-18 diceritakan mengenai banyaknya berhala  diberbagai bangsa, selain itu dikatakan juga bahwa para penyembah-penyembah itu kemudian menjadi seperti berhala-berhala tersebut.  Di dalam teks ini dapat diketahui jahwa, para penyembah Allah pada akhirnya akan menjadi seperti Allah, secara khusus dalam hal karakter.

Jika dilihat di dalam Alkitab, ada beberapa istilah yang dirujuk kepada penyembahan, beberapa diantaranya ialah:

1.     Sahah

Sahah merupahan kata Ibrani yang memiliki arti menyembah, meniarapkan diri atau membungkukkan diri, sama seperti yang dilakukan oleh rakyat kepada seorang raja.  Penggunaan dari kata ini dapat dilihat di dalam teks Kejadian 37:7-12; Imamat 26:1.

2.     Proskuneo

Ini merupakan kata Yunani yang berarti melakukan penyembahan, melakukan penghormatan dan juga mencium seperti seorang anjing uang menjilat tangan tuannya.  Penggunaan kata ini dapat diliha di dalam beberapa teks, diantaranya Mat. 2:2; Luk. 4:8; Yoh. 4:20-24; Why. 4:10, 19:10.  Semua hal itu dilakukan hanya memuliakn Tuhan.

3.     Sebomai

Merupakan kata Yunani yang memiliki arti memuja dengan menekankan perasaan kagum atau ketaatan.

4.     Doxa

Doxa adalah kata Yunani yang mengangung arti memuliakan, menyembah, memuji, menghormati, atau memegahkan Allah yang Maha Agung.

5.     Latreuo

Ini adalah kata Yunani yang memiliki arti melayani, menyembah atau menyembah Allah dengan taat dalam segala hal.

6.     Eusebo (Yunani) artinya bertindak dengan saleh atau hormat kepada Allah.[7]

Dari semua definsi di atas dapat disimpulkan bahwa, penyembahan memiliki dua pengertian, yakni penyembahan yang bersifat umum dan khusus.  Penyembahan yang bersifat umum adalah penyembahan yang dilakukan oleh umat Allah kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang melayani.  Sedangkan penyembahan yang bersifat khusus adalah penyembahan yang dilakukan oleh umat Allah dengan datang secara pribadi kepada Allah dengan kerendahan hati, sujud, hormat dan kagum akan perbuatan-perbuatan-Nya yang luar biasa.

Pertanyaan:

  1. Sebutkan definisi dari pujian.
  2. Sebutkan definisi penyembahan.

Eksepresi pujian dan penyembahan.

          Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa eksepresi dari pujian dan penyembahan, beberapa diantaranya ialah:

A.    Mengangkat tangan.

Mengangkat tangan atau membentangkan tangan adalah satu ekspresi pujian penyembahan yang telah diketahui dan diterapkan oleh orang-orang percaya.  Ekspresi ini biasanya didasari oleh kekaguman seseorang kepada Allah.   Dengan mengangkat tangan pada saat memuji Tuhan, orang-orang percaya dapat menunjukkan penyerahan diri kepada Allah yang jauh lebih besar, berkuasa dari manusia.  Hal ini juga yang dilakukan oleh pemazmur pada saat memuji Allah, hal ini dapat dilihat di dalam teks Mazmur 63: 4. 

         Tidak hanya pada saat memuji atau menyembah Tuhan, hal ini juga biasanya dilakukan juga pada saat meminta perolongan kepada Tuhan (Mzm 28:2).   Mengangkat tangan juga adalah tanda atau simbol terhadapa keadaan seseorang yang haus secara rohani.   "Aku menadahkan tanganku kepadaMu, jiwaku haus kepadaMu seperti tanah yang tandus" (Mzm 143:6).

 

B.    Berseru atau bersorak-sorai

Ada banyak teks di dalam Alkitab yang menunjuk sorak-sorai atau seruan sebagai salah satu ekspresi yang digunakan untuk memuji Tuhan.  Bebarapa di antaranya ialah,  Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut Tuhan dengan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala (II Samuel 6:15).  Tidak hanya itu, namun ada juga dibeberapa ayat lainnya yakni,  Yesaya 35:10 , Mazmur 32:11; 33:3; 35:27; 47:2,6; 60:10; 65:13; 66:1; 81:2; 98:4,6; 100:1; 132:9 dan 132:16.

 

C.    Berlutut

" Masuklah, marilah kita sujud menyembah,  berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan  kita. Datanglah! Mari kita sujud dan menyembah; mari kita berlutut di hadapan TUHAN, Pencipta kita.” (Mazmur 95:6).   Pernyataan dari pemazmur ini menjelaskan bahwa berlutut adalah ekspresi pujian yang menunjukkan penghormatan yang sangat dalam kepada Allah.  Sikap berlutut pada saat memuji atau menyembah Allah menunjukkan kerendahan hati.[8]

Ini adalah beberapa ekspresi yang biasa dilakukan oleh orang-orang percaya pada saat memuji menyembah Tuhan.  Tidak hanya itu, masih ada beberapa ekspresi lainnya, seperti berdiri, menangis  bernyanyi ataupun bermain musik.  Inti dari semua ekspresi tersebut ialah sikap hati yang menunjukkan penghormatan, pengagungan kepada Allah.

Pertanyaan:

  1.  Apa saja jenis ekspresi pujian dan penyembahan yang kamu ketahui?
  2. Apakah beberapa ekspresi tersebut selama ini telah dilakukan?

Tujuan dari pujian dan penyembahan

            Segala sesuatu, diciptakan oleh Allah untuk tujuan-Nya, demikian juga dengan setiap firman yang Allah ucapkan, itu semua untuk menuntun manusia kepada tujuan-Nya.  Firman Allah yang menjelaskan pujian dan penyembahan merupakan salah satu tuntunan dari Allah kepada  manusia agar manusia dapat sampai kepada tujuan Allah.  Ada beberapa tujuan dari pujuan dan penyembahan, diantaranya ialah:

  1. Sarana untuk melayani Allah.

Pada saat memuji dan menyembah Allah, orang-orang percaya sebenarnya juga sedang melayani Allah.  Karena pada saat melakukan pujian penyembahan, orang-orang percaya sedang melakukan kehendak Allah.  Di dalam teks Yohanes 4:23 dijelaskan bahwa Allah lah yang mengkehendaki adanya penyembah-penyembah yang benar. Tidak hanya itu, di dalam Mazmur 22:4 juga dikatakan bahwa Allah bersemayam di atas pujian umat-Nya.

  1. Memperkuat hubungan manusia dengan Allah.

Allah memanggil orang-orang percaya pada dasarnya bertujuan agar dapat mengenali Dia lebih dalam lagi.  Oleh karena itu Allah menyatakan diri-Nya di dalam berbagai cara kepada umat manusia.  Salah satu cara atau sarana yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan diri-Nya ialah melalui pujian dan penyembahan.  Pada saat menaikan Pujian dan penyembahan kepada Allah, orang-orang percaya akan masuk ke dalam hadirat Allah.  Pada saat inilah orang-orang percaya akan merasakan Allah.  Di dalam hadirat Allah ini pula orang-orang percaya akan lebih mengenal Allah dan akan memiliki hububungan yang semakin kuat dengan Allah.

  1. Memberikan kekuatan kepada orang-orang percaya. 

Manusia adalah ciptaan Allah yang memiliki berbagai keterbatasan.  Tidak jarang orang-orang percaya menjadi lemah imannya pada saat menghadapi berbagai masalah, tidak jarang pula orang-orang percaya merasa berada diposisi yang sangat sulit dan tidak berdaya ketika menghadapi berbagai masalah.  Pada saat menghadapi persoalan ini, orang-orang percaya seharusnya datang kepada Allah dan tetap menaikan ucapan syukur atas kehidupan yang masih Allah berikan melalu pujian dan penyembahan yang ditujukan kepada Allah.  Melalui hal ini, orang-orang percaya akan memperoleh kekuatan atau pertolongan dari Allah atas setiap persoalan hidup.  Salah satu contoh yang dapat dilihat di dalam Alkitab ialah kisah Paulus dan Silas yang merasakan mujizat Allah pada saat di dalam penjara (Kis. 16:25-26).  Pada saat berdoa dan memuji Allah, Paulus dan Silas dibebaskan dari penjara.  Contoh lainya ialah kisah robohnya tembok yeriko (Yosua 6).

Kepentingan pujian dan penyembahan kepada Allah

  1. Karena manusia diciptakan untuk memuji dan menyembah Allah.

Ini adalah satu alasan utama mengapa manusia harus memuji Tuhan.  Yesaya 43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”  Allah menciptakan manusia untuk kemasyuran-Nya atau dengan kata lain untuk memuji dan menyembah Dia. 

  1. Karena Allah baik dank arena Allah telah melakukan perbuatan yang besar bagi umat-Nya.

Mazmur 107:1,2,8 Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Mazmur 150:2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

Allah yang begitu besar dan hebat sangat mengasihi umut-Nya, karena itu Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.  satu bukti kasih terbesar Allah kepada umat manusia ialah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus.  Karena hal itu dan berbagai hal lainnya, maka sebaiknya manusia memuji dan menyembah Allah.

Mazmur 48:1 Besarlah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, Mazmur 96:4 Sebab Tuhan maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.

  1. Karena memuji dan menyembah Allah adalah perintah Allah.

Selain karena beberapa alasan di atas, alasan lain yang harus diketahui oleh orang-orang percaya adalah karena  Allah sendiri yang memberi perintah kepada umat manusia untuk memuji dan menyembah Dia.

Efesus 5:19 Dan berkatalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.

Wahyu 19:5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: “Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”

  1. Karena pujian membawa kemenangan.

Keputusan manusia untuk percaya kepada Kristus adalah keputusan yang memenangkan dari kuasa Iblis.  Ini adalah keadaan yang tidak disenangi oleh Iblis, oleh karena itu iblis terus memberikan serangan-serangan untuk mengalahkan orang-orang percaya.  Serangan ini biasanya juga disebut sebagai serangan rohani.  Iblis tidak ingin orang-orang percaya memuji Allah.  Dengan demikian, supaya orang-orang percaya dapat menang di dalam melawan peperangan ini, orang-orang percaya harus selalu memuji Tuhan.  Pujian adalah jalan untuk dapat menang dari serangan-serangan rohani.[9]

Tidak hanya menang di dalam peperangan rohani, namun melalui pujian, orang-orang percaya juga dapat menang melawan orang-orang yang menentang kebenaran. Hal ini dapat dilihat di dalam teks 2 Tawarikh 20:21-22.

“ Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk Tuhan dan memuji Tuhan dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” 2 Tawarikh 20:21-22.

Pertanyaan:

  1. Apa saja tujuan dari pujian dan penyembahan yang kamu ketahui?
  2. Mengapa harus memuji dan menyembah Tuhan?

Siapa yang harus memuji Tuhan

            Di dalam Mazmur 148, pemazmur memerintahkan kepada langit dan bumi untuk memuji Tuhan.  Hal ini menjelaskan bahwa yang dikehendaki oleh Allah untuk memuji Tuhan bukanlah kelompok-kelompok tertentu akan tetapi seluruh alam semesta.  Selain teks ini, ada beberapa teks lain di dalam Alkitab yang menunjukkan hal tersebut.  beberapa diantaranya ialah:

 

a.      Seluruh Daging

Mazmur 145:21b Biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

 

b.     Segala yang Bernafas

Mazmur 150:6 

Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!

 

c.      Semua Orang

Mazmur 67:4,6

Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.

 

d.     Orang-orang Benar

Mazmur 140:14 Sungguh, orang-orang benar akan memuji nam

 

e.      Orang-orang yang ditebus

Mazmur 107:1,2 Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan.

 

f.       Mereka yang Takut akan Tuhan

Mazmur 22:24 Kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!

 

g.     Hamba-hamba Tuhan

Mazmur 113:1 Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan!

 

h.     Jiwaku

Mazmur 103:1,2

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-NyaKapan Harus memuji Tuhan

 

Kapan harus memuji Tuhan

a.      Pagi hari

Mazmur 59:17 “Pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu.”

 

b.     Sepanjang hari

Mazmur 71:24 “Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari.”

 

c.      Pagi sampai malam

Mazmur 113:3 Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan.

 

d.     Setiap waktu

Mazmur 34:2 “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.”

 

e.      Seumur hidup

Mazmur 146:2 “Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Tuhanku selagi aku ada.”

           

Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya, Ia ingin semuanya memuji dan menyembah kepada-Nya.  Oleh karena itu, Allah tidak membatasi waktu bagi ciptaan-Nya untuk menaikan setiap pujian dan penyembahan.  Allah ingin semua ciptaan-Nya memuji dan menyembah Dia di dalam segala sesuatu. 

 

Dimana harus memuji Tuhan

a.      Di pelataran Tuhan.

Mazmur 100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

 

b.     Di tengah-tengah jemaat.

Mazmur 22:23 “Aku akan memasyhurkan  nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengahtengah jemaah.”

 

c.      Di antara segala suku bangsa.

1 Tawarikh 16:24 “Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.”

 

d.     Di antara bangsa-bangsa.

Mazmur 57:10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa[1]bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku[1]suku bangsa.

 

e.      Di tengah-tengah orang banyak.

Mazmur 109:30 Aku hendak bersyukur sangat kepada Tuhan dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah[1]tengah orang banyak.

 

f.       Di tempat tidur.

Mazmur 149:5 “Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!”

Pertanyaan:

1.     Apakah sebelumnya telah mendengar mengenai siapa, kapan dan dimana seharusnya memuji dan menyembah Tuhan?

2.     Apakah sudah maksimal di dalam melakukannya? Apakah setelah mengetehaui beberapa hal diatas mau lebih maksimal lagi melakukannya?

 

Musik sebagai ekpresi dari penyembahan

            Ada banyak ekspresi di dalam memuji dan menyembah, salah satunya ialah melalui musik.  Ada banyak sumber yang menunjukkan hal ini, oleh sebab pula gereja menerima musik sebagai salah satu bagian penting di dalam ibadah.

Definsi musik

             Musik berasal dari kata “muse” yang merupakan nama salah seorang Dewi Yunani yang menguasai kesenian musik. Musik adalah bunyi atau suara yang diorganisir.  Karena musik terdiri dari suara, maka musik dapat juga dipahami sebagai bagian yang integral dari manusia atau bagian dari kehidupan manusia.  Hal ini dapat dipelajari, oleh karena itu music juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang dapat dijabarkan atau dibicarakan secara ilmiah.  Selain itu, musik juga dapat dipahami sebagai seni yang dapat dipakai sebagai ungkapan isi hati seorang seniman untuk menciptakan keindahan atau idealisme yang dibayangkan.

Musik sebagai bagian dari dari liturgi ibadah

            Musik telah dijadikan sebagai liturgi ibadah yang dapat membawa jemaat ke hadapan Tuhan dengan nyanyian yang mengekspresikan kesadaran jemaat  terhadap posisi yang sedang menghadap kepada Tuhan.  Musik pada dasarnya dapat mempengaruhi manusia, oleh karena harus diterima bahwa musik yang dipusatkan kepada Tuhan dapat memberi pengaruh yang baik kepada jemaat yang sedang menghadap Allah.

Musik yang dipusatkan kepada Tuhan dapat meningkatkan perasaaan jemaat di dalam memuji menyembah Tuhan.  Pemilihan nada terhadap musik yang digunakan di dalam memuji Tuhan dapat menolong jemaat di dalam mengungkapkan tentang Allah.  Tidak hanya itu, dinamika di dalam iringan musik pujian dan penyembahan akan membantu jemaat untuk merasakan hadirat Allah di dalam suatu persekutuan ibadah.  Musik memberi pengaruh terhadap tubuh, intelek, emosi dan roh.  Melalui musik jemaat akan dapat menikmati pujian dan penyembahan, serta menjadi lebih bergairah atau semangat di dalam memuji dan menyembah.  Musik di dalam ibadah merupakan media bagi jemaat untuk memuji, menyembah, menaikan ucapan syukur dan doa kepada Tuhan.

Musik di dalam Perjanjian Lama

Sejak masa Perjanjian lama, musik telah diposisikan di bagian penting di dalam ibadah umat Israel.  Hal ini dapat dilihat dari beberapa kisah di dalam Perjanjian Lama yang menunjukkan penggunaan alat musik untuk memuji dan menyembah Allah, beberapa diantaranya ialah:

  1. Mazmur 150-3-5; Mazmur 33:3; 1 Sam 16:23, Raja Daud mengajak para pembaca untuk memuji Tuhan dengan meniup sangkakala, gambus, kecapi, rebana, seruling dan ceracap.
  2. 1 Tawarikh 23:5, Raja Daud mengatakan ada empat ribu orang penjaga gerbang dan ada empat ribu orang menjeadi pemuji Tuhan dengan alat music yang dibuatnya.
  3. Wahyu 14:2, Menunjukkan bahwa Yohanes mendengar ada suara nyanyian dari para pemain kecapi di suatu tempat.
  4. 2 Raja-raja 3:15, musik kecapi yang dimainkan dipakai oleh Allah untuk mencurahkan kuasa-Nya.

Selain dari penggunan alat musik, pentingnya musik di dalam ibadah Perjanjian lama juga dapat dipahami melalui kisah hidup beberapa tokoh

  1. Yubal.

Alkitab mencatat bahwa pada masa permulaan telah ada yang namanya musik, ini dicatat di dalam kitab Kejadian 4:21.  Di dalam teks tersebut dituliskan bahwa ada seseorang yang bernama Yubal yang dianggap sebagai bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling. Jika dilihat dari arti nama Yubal yang berarti mengalir dengan kebesaran seperti aliran sungai, maka akan dapat dipahami bahwa musik berhubungan dengan ekspresi kegembiraan.

  1. Musa.

Keluaran 15:1,2 mencatat bahwa pada suatu hari Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian bagi Tuhan.

  1. Miriam.

Keluaran 15:20,21 menunjukkan tindakan Miriam dan seluruh wanita yang memainkan rebana, menyanyikan lagu dan menari-nari bagi Tuhan.

  1. Bangsa Israel;

Bangsa Israel melakukan perayaan dengan lagu, hal ini tercatat di dalam kitab Bilangan 21:17.

  1. Debora dan Barak.

Di dalam Hakim-hakim 5:1-3 dicatat bahwa  Debora dan Barak merayakan kemenangan mereka dengan bernyayi bagi Tuhan.

Musik di dalam Perjanjian Baru

            Di dalam Perjanjian Baru, musik juga dijadikan sebagai ekspresi dalam memuji dan menyembah Tuhan.  Pentingnya pujian dan penyembahan di dalam ibadah Perjanjian Baru telah menjadikan pujian dan penyembahan sebagai ciri dari gereja mula-mula.  Musik sering sekali digunakan sebagai ekspresi dari pujian dan penyembahan di dalam ibadah Perjanjian Baru.  Hal ini dapat dipahami melalui beberapa kisah di dalam Perjanjian Baru:

  1. Yesus dan murid-murid.

Sebelum berangkat ke bukit Zaitun yakni tempat dimana Yesus memberitahukan hari penangkapan-Nya, Yesus dan murid-murid menyanyian lagu pujian kepada Allah (Matius 26:30).

  1. Paulus.

Di dalam beberapa surat yang dituliskan oleh Paulus, Paulus mengajak gereja untuk memuji Tuhan dengan bernyanyi.  Kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa dia akan berdoa dengan roh dan akal budinya, serta mennyanyi dan memuji Tuhan dengan roh dan akal budinya (1 Korintus 14:15).  Sedangkan kepada jemaat di Efesus, Paulus memerintah jemaat untuk berkata kepada yang lain melalui mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani (Efesus 5:19, 20).  

            Di dalam beberapa kitab yang terdapat di dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa puji-pujian yang diekspresikan melalui nyanyian Mazmur atau nyanyian rohani dilakukan sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan (Kolose 3:16).  Adapun tujuan utama dari nyanyian kepada Tuhan adalah untuk memuji dan memuliakan Tuhan (Ibrani 2:12). 

Pertanyaan:

  1. Apakah definisi musik yang kamu ketahui?
  2. Sebutkan tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang memuji dan menyembah Tuhan dengan musik?
  3. Sebutkan tokoh-tokoh Perjanjian Baru yang memuji dan menyembah Tuhan dengan musik?

Halangan-halangan di dalam memuji Tuhan

            Memuji dan menyembah Tuhan sangat terasa mudah pada saat keadaan sedang baik.   Berbeda ketika keadaan sedang tidak baik.  Keadaan yang tidak baik yang dimaksud adalah keadaan dimana orang-orang percaya menghadapi beberapa halangan yang mengganggu orang-orang percaya di dalam memuji dan menyembah Tuhan.  Ada beberapa halangan yang biasaanya menghalangi atau mengganggu orang-orang percaya pada saat memuji dan menyembah Tuhan, beberapa diantaranya ialah:

  1. Dosa.

Dosa yang pada dasar bersifat menghancurkan merupakan halangan utama bagi manusia untuk masuk ke dalam hadirat Allah.  Di dalam teks Yesaya 59:2 dikatakan bahwa “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”  Sama juga halnya dengan pujian dan penyembahan.  Pujian dan penyembahan yang dilakukan sebelum melakukan pengakuan dosa di hadapan Allah pada akhir hanya akan menghasilkan kesia-siaan.  Hal inilah yang disampaikan di dalam teks 1 Yohannes 1:9.

  1. Penghukuman.

Tidak jarang ada orang-orang yang tetap merasa bersalah atau terhuhukum oleh karena dosa yang dilakukan setelah melakukan  pengakuan dosa kepada Allah.  Hal ini biasa dikenal juga sebagai tindakan mengintimidasi diri sendiri.  Tindakan mengintimidasi diri sendiri diakibatkan oleh karena pada saat melakukan pengakuan dosa kepada Allah, orang-orang percaya lupa mengampuni diri sendiri.  Keadaan ini kemudian dipakai iblis untuk menciptakan rasa bersalah atau terhukum sampai akhirnya merasa tidak layak untuk datang di hadapan Allah.  Untuk mengatasi hal yang demikian, orang-orang percaya harus mengingat bahwa tidak ada lagi penghukuman bagi orang-orang yang telah hidup di dalam Kristus, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (Roma 8:1,4b).  Oleh karena itu, tetaplah tetap berfokus kepada Yesus (Ibrani 12:2).

  1. Keduniawian.

Keduniawian atau bersifat mengutamakan hal-hal duniawi juga merupakan salah satu penghalang bagi orang-orang percaya untuk memuji dan menyembah Tuhan.  Hal ini dikarenakan sikap  yang mengutamakan hal-hal duniawi merupakan tanda bahwa pikiran dan akal manusia sedang berpusat kepada duniawi.  Pikiran atau akal yang mengutamakan hal-hal duniawi akan menggeser pelayanan orang-orang percaya sehingga tidak lagi memuji dan menyembah Allah.

1 Yohanes 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

  1. Kebodohan.

Ketidaktahuan atau kebodohan manusia terhadap kebenaran juga dapat menghalangi manusia dalam memuji dan menyembah Allah.  Kebodohan akan kebenaran membuat kepentingan pujian dan penyembahan terhilang dari kehidupan manusia.  Hosea mengatakan “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah: karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau iman-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu (Hosea 4:6)”.  Oleh karena itu orang-orang percaya harus tetap belajar mengenai kebenaran firman Tuhan.  Hal ini akan membuat orang-orang percaya lebih memahami kehendak Allah, secara khusus mengenai pujian dan penyembahan.

Masih ada banyak hal lain yang dapat menjadi penghalang bagi manusia untuk memuji dan menyembah Allah.  Namun walaupun demikian, orang-orang percaya tetap dapat memiliki kehidupan yang terus memuji dan menyembah Tuhan apabila terus mencari Tuhan.  BErsama dengan Tuhan, orang-orang percaya dapat menemukan solusi atas setiap halangan atau masalah yang ada.

Pertanyaan:

  1. Apakah pernah mengalami suatu halangan di dalam memuji dan menyembah Tuhan?
  2. Halangan di dalam bentuk apa saja?
  3. Apakah pembelajaran penting yang kamu dapat di dalam topik ini?

Sebutkan tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang memuji dan menyembah Tuhan dengan musik?

Kuasa pujian penyembahan

Pujian dan penyembahan tidak hanya menjadi sarana untuk menyenangkan hati Tuhan, akan tetapi juga sebagai sarana untuk menikmati kuasa Tuhan.  Hal ini dikarenakan Allah juga mencurahkan kuasanya melalui pujian dan penyembahan.  Hal ini dapat dilihat di dalam kisah Paulus dan Silas yang terdapat di dalam Kis 16:25.  Di dalam kisah tersebut dijelaskan bahwa pada saat Paulus dan Silas memuji dan menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, terjadi mujizat yang begitu besar, yakni pintu penjara terbuka dan mereka dibebaskan. 

Setiap orang yang memuji dan menyembah Allah dengan sungguh-sungguh akan menikmati kuasa Allah yang begitu besar.  Oleh sebab itu, ada beberapa hal  yang perlu diketahui oleh orang-orang percaya agar semakin memahami kuasa Allah di yang dicurahkan melalui pujian dan penyembahan.  Beberapa hal tersebut ialah:

1. Melalui pujian dan penyembahan kehidupan orang percaya dapat dipulihkan.

Pengalaman yang dialami oleh Paulus dan Silas dapat juga dialami oleh semua orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Allah dengan sungguh-sungguh.  Tidak hanya pada saat menghadapi masalah-masalah tertentu, akan tetapi kuasa Allah dapat terjadi di dalam setiap masalah yang dihadapi oleh orang-orang percaya. Kuasa Allah yang jauh lebih besar dari masalah apapun mampu memberikan pemulihan kepada orang-orang percaya yang menyenangkan hati-Nya melalui pujian dan penyembahan yang sungguh-sungguh.

2. Pujian dan penyembahan dapat mematahkan kuasa kegelapan.

Pada saat pujian dan penyembahan yang sungguh-sungguh dinaikkan kepada Allah, kuasa kegelapan akan dipatahkan.  Dengan kata lain, setiap kuasa kegelapan atau hal-hal yang disebabkan oleh pekerjaan iblis, seperti intimidasi yang dapat melemahkan orang-orang percaya dapat dipatahkan oleh kuasa Allah yang dicurahkan melalui pujian dan penyembahan.  Hal ini dapat dipahami di dalam teks 1 Samuel 16 : 23 yang mengatakan “Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan
memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.” 

3. Allah akan berperang bagi orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Dia dengan sungguh-sungguh.

Keputusan orang-orang percaya untuk tetap memuji dan menyembah Allah dengan sungguh-sungguh akan  membawa mereka kepada pengalaman yang luar biasa dimana Allah mengambil alih untuh memberikan kemenangan.  Hal ini yang dirasakan oleh umat Israel pada saat kepemimpinan Raja Yosafat.  Di dalam 2 Taw. 20:1-30 – dituliskan bahwa Raja Yosafat dari Yehuda mendapat serangan dari Moab dan Amon yang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pasukan Yehuda.  Namun hal itu tidak membuat raja Yosafat menjadi takut.  Ia yakin akan pertolongan Allah yang ia sembah.  Oleh karena itu ia memilih untuk mengajak pasukannya untuk memuji dan menyembah Allah di tengah-tengah keadaan yang demikian. Sementara pujian dinaikkan pasukan tersebut kepada Tuhan, maka Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan mengambil alih peperangan dan mengacaukan barisan musuh.  Orang-orang percaya dapat mengalami hal yang sama.  Allah akan mengambil alih peperangan atau perlawanan dari orang-orang yang tidak takut akan Tuhan pada saat orang-orang percaya memuji dan menyembah Allah dengan sungguh-sungguh.

4. Pujian dan penyembahan akan menarik banyak jiwa kepada Kristus.

Pujian dan penyembahan yang diberikan oleh orang-orang percaya untuk meninggikan Allah akan memberi dampak kepada diri sendiri dan diri orang lain.  Allah yang ditinggikan dengan pujian dan penyembahan yang sungguh-sungguh akan menarik jiwa-jiwa kepada-Nya.  Hal ini yang dicatat di dalam Yoh. 12: 2; Maz. 40:4 “dan Aku apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang dating kepada-Ku.” (Yoh 12:32). 

Pada saat orang-orang percaya meninggikan Allah, orang-orang percaya akan ditarik ke kedalam hadirat Allah untuk menikmati kuasa-Nya.  Selain itu Allah juga akan menarik orang-orang lain untuk menikmati hal yang sama, yakni hadirat-Nya.

Pertanyaan:

  1. Apakah kamu memiliki pengalaman akan kuasa Allah di dalam pujian dan penyembahan? Jelaskan?


[1] Putra Sitompul, “Musik dalam dinamika pujian penyembahan”, Pneumatikos: Jurnal Teologi Kependetaan Vol.10, no. No.2 (2020): 176-199.

[2] Ibid.

[3] Djohan E. Handojo, The fire of praise and worship: Tujuh langkah menunju api pujian dan penyembahan tetap menyala dengan urapan baru (Yogyakarta: ANDI, 2007), 71.

[4] Putra Sitompul, “Musik dalam dinamika pujian penyembahan”, Pneumatikos: Jurnal Teologi Kependetaan Vol.10, no. No.2 (2020): 176-199.

[5] Jarot Wijanarko, Roh Sukacita (Jakarta: Suara Pemulihan, 2015), 64.

[6] A. L dan Joyce Gill, Pujian dan Penyembahan: menjadi penyembah-penyembah Tuhan,  8.

[7] Putra Sitompul, “Musik dalam dinamika pujian penyembahan”, Pneumatikos: Jurnal Teologi Kependetaan Vol.10, no. No.2 (2020): 176-199.

[8] Wilfred J. Samuel,  Kristen karismatik (Jakarta: Gunung Mulia, 2007),  93.

[9] Watchman Nee dan WinessLee, Standar Perkataan Sehat (Yasperin, 2020)

No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.