Panggilan dari Tuhan (Markus 2:13-17)


Panggilan dari Tuhan
(Markus 2:13-17)

By: Dian

Amanat khotbah. : panggilan adalah suatu kehormatan yang mulia dari Tuhan.

Tujuan : dapat mengetahui bahwa Allah memanggil orang berdosa dan bukan orang benar.

Panggilan dari Tuhan
(Markus 2:13-17)

Pendahuluan

    Panggilan merupakan suatu ajakan atau undangan. Dipanggil berarti ajakan yang dapat kita responi, didalamnya mengandung tindakan dan respon baik terhadap panggilan. Misalnya jika kita berada di tempat kerja ketika bos memanggil kita otomatis kita sebagai karyawan akan merespon panggilan tersebut. Dalam hal ini, siapa Lewi ? Lewi adalah seorang pemungut cukai. Pada zaman itu pengumut cukai diartikan sebagai orang yang kotor, orang berdosa. Dalam teks ini membelakangi tentang panggilan untuk orang berdosa. Kita tahu bahwa pada zaman itu pemungut cukai adalah dianggap dengan setara orang berdosa oleh orang Yahudi, pemungut cukai juga dianggap sebagai pengkhianat atau orang kotor, kita tahu bahwa keturunan orang Yahudi berada di bawah pemerintahan Romawi pada masa itu.

Kalimat Tanya : Apa yang dapat dipelajari dari Kisah Matius Lewi ketika mengikuti Yesus?. peralihan : Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari kisah ini!

point I : Mengikuti Yesus dan meninggalkan segala-galanya.

Penjelasan

    Dalam ayat ke 14 “kemudian ketika Ia berjalan lewat disitu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk dirumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: ‘ikutlah Aku’ maka berdirilah Lewi dan mengikuti Dia. Kata tersebut merujuk kepada suatu tindakan Lewi untuk mengikuti Yesus.
    Hal ini merupakan sebuah tindakan yang aktif bukan pasif. Panggilan dari Allah diresponi dengan baik oleh Lewi ini. Banyak orang menerima panggilan Allah, akan tetapi diresponi dengan sebuah tindakan yang pasif. Dengan melihat tindakan Lewi, dapat disimpulkan bahwa ia menghargai itu.  Kata berdirilah merupakan suatu bentuk respon baik yang diberikan kepada Tuhan, dimana seorang yang berdosa menerima panggilan dari Dia (Yesus).
    Dalam mengikuti Yesus ada banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan diri kita yang harus dilepaskan dan ditinggalkan. Contohnya banyak orang ketika mengikuti Yesus meninggalkan segala kenyamanan dunia, pekerjaan, pasangan, cita-cita dan lainnya sehingga memprioritaskan panggilan tersebut. Bapak/ibu saudara, Ini merupakan syarat ketika seseorang hendak mengikut Yesus. Lewi juga mengalami hal demikian ketika dia mengikuti Yesus. Dia adalah seorang penagih pajak dan pemungut cukai yang bekerja kepada dunia dan ini merupakan sebuah kenyamanan dalam kehidupannya. Akan tetapi kebanggaan ini tidaklah menjadi prioritasnya ketika mengikut Yesus. Jika Lewi ini tidak meninggalkan dan menanggalkan apa yang dimilikinya maka hal tersebut akan menghentikan langkahnya untuk tidak respon terhadap panggilan tersebut. Bapak/ibu saudara, dalam mengikuti panggilan tersebut, Lewi harus membayar harga dengan meninggalkan segala sesuatu yang dimilikinya.

Ilustrasi :

    Saya mau bersaksi tentang panggilan saya untuk mengikuti Tuhan, panggilan saya dimuali dari kelas 1 SMA, pada saat itu saya dilibatkan dalam pelayanan. Dan saya memiliki banyak cita-cita, salah satunya adalah untuk menjdai bidan. Bapak/ibu saudara ada seorang kakak rohani yang mengajak saya untuk mengikuti panggilan Tuhan jika sudah tamat nantinya tapi apa respon saya bapak/ibu saudara, saya masih belum memberi kepastian untuk mengiyakan apa kata kakak rohani tersebut. Menjelang saya mau tamat SMA bapak/ibu sudara, ternyata ada saudara yang mengingatkan saya mengenai panggilan tersebut. Jadi bapak/ibu saudara saya masih mengelak dan tidak mau mengikuti panggilan tersebut untuk menjadi hamba Tuhan. singkat cerita saya bekerja kemudian saya diingatkan lagi bapk/ibu dan akhirnya saya merespon panggilan tersebut, bayangkan bapak/ibu saya meninggalkan rasa nyaman saya, saya mengorbankan waktu saya ke teman-teman, dan saya juga meninggalkan cita-cita saya.

Bapak/ibu saudara, dalam hal ini untuk mengikuti Tuhan itu perlu yang namanya pengorbanan. Jika kita berada di zona nyaman maka kita tidak akan mengalami Tuhan dan perlu kita tahu bahwa panggilan Tuhan itu sangat mulia.

Aplikasi.

    Marilah kita semua anak-anak Tuhan ketika kita dipanggil Allah kita memiliki respon yang benar terhadap panggilan itu dengan mengikuti panggilan itu. Janganlah kita berdiam diri dan tidak memiliki respon yang benar terhadap panggilan tersebut. Setelah kita dipanggil marilah kita menanggalkan segala sesuatu yang ada di dalam diri kita yang akan menghambat langkah kita untuk mengikuti Tuhan. Baik itu kebiasaan buruk kita, kemegahan atau kesombongan, dan kebiasaan lama yang masih kita pegang saat ini lepaskanlah itu.

Poin II : Jangan Terintimidasi Dengan Perkataan Iblis (ay 15-16)

    Dalam merespon panggilan Tuhan banyak hal yang membuat seseorang tidak mau mengambil keputusan untuk mengikuti panggilan tersebut. Pada bagian ini, seorang Lewi juga tidak mengikuti panggilan itu. Intimidasi. Seorang Lewi ini merasa terintimidasi ketika Yesus makan bersama-sama dengan dia.
    Dalam ayat Markus 2:16 (TB) Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Sebenarnya pada teks ini, orang Farisi fokus kepada Yesus dan mencari alasan kenapa Yesus harus duduk dan makan bersama orang berdosa yaitu orang pemungut cukai. Namun, hal ini juga sebenarnya dapat mematikan langkah si Lewi ini untuk mengikuti panggilan Tuhan tersebut. Bagi orang-orang Yahudi seorang pemungut adalah orang berdosa yang harus dijauhi dan jangan bergaul dengan mereka. Namun, perkataan orang farisi itu tidak membuat Lewi berhenti untuk mengikuti panggilan tersebut.
    Banyak dari anak anak Tuhan ketika menerima panggilan Tuhan dan hendak mengikuti panggilan Tuhan merasa dirinya tidak layak dan masih merasa bahwa dirinya orang berdosa tidak layak untuk melayani Tuhan. Hal ini merupakan sebuah masalah dalam kehidupan orang percaya yang ketika mau mengikut Tuhan. Namun, seorang Lewi ini tidaklah demikian, sekalipun orang-orang Farisi secara tidak langsung sedang mematikan langkahnya namun ia tetap fokus kepada Tuhan.
    Fokus kita adalah Tuhan bukan kepada manusia. Dengan menyadari hal ini maka orang percaya akan memahami bahwa dirinya telah ditebus dan dilayakkan oleh Allah untuk melayani Tuhan.

Aplikasi.

    Marilah kita mengarahkan fokus kita kepada Allah bukan kepada manusia. Karena standar kehidup kita Allah kebenaran firman Tuhan. Dengan memiliki standar yang benar maka ketika menerima panggilan Tuhan setiap orang percaya tidak fokus kepada masa lalu yang pernah terjadi tetapi fokus kepada Allah.

Kesimpulan 

    Panggilan itu mulia. Maka dari itu, saya ajak kita semua bapak/ibu sudara untuk mersepon panggilan Tuhan, menanggalkan hidup lama dan menempuh hidup baru bersama Tuhan. Jangan pernah kita menyia-nyiakan panggilan tersebut, berilah hidup untuk Tuhan dan pergunakanlah kesempatan ini untuk mempermuliakan nama Tuhan.

1 comment:

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.