Raja Raja yang Memerintah Israel dalam Catatan Kitab 1 Raja raja dan 2 raja raja.
1. Daud
Raja Raja yang Memerintah Israel dalam Catatan Kitab 1 Raja raja dan 2 raja raja
2. Salomo
Salomo mengantarkan Israel kepada masa keemasan. Keberhasilan Salomo:- dilengkapi oleh Tuhan dengan karunia
- hikmat - mendatangkan kedamaian, kekayaan dan kemakmuran, kemulian dan kemegahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya
- mencapai kemasyuran secara international sebagai ahli bangunan dan bijaksana - seorang yang tekun menyelidiki bermacam-macam kesenian dan ilmu pengetahuan Salomo adalah anak Daud dari isterinya yang bernama Batsyeba. Nama lain Salomo adalah Yedija yang artnya "dikasihi oleh Yahweh”).
Salomo akhirnya mengalami kemunduran di bidang politik dan kemerosotan moral dan rohani karena:
a. Dikuasai oleh hawa nafsu dan materilalisme sehingga mengijinkan dirinya menjadi sasaran bujuk rayu wanita-wanita asing dalam haremnya"
b. Penyembahan berhala
c. Kesalahan berbagai kebijakan dan program dalam mengelola urusan negara, seperti:
- persekutuan politik dengan bangsa-bangsa asing melalui perkawinan (1 Raja 3:1-2) sinkritisme keagamaan dalam usaha memenuhi tuntutan baik penduduk Kanaan maupun orang Israel (1 Raja 11:1-8) Peningkatan birokrasi pemerintah (1 Raja 4:22-28) Program pembangunan yang mewah yang menuntut kerja paksa dari penduduk Israel maupun non Israel (1 Raja 9:15-22; 5:13-18; 12:9-11) Gelombang politik kafir dan ideologi keagamaan kafir sebagai akbat perdagangan internasional (1 Raja 9:26-28; 10:22-29)
- pembagian Israel secara geografis menjadi 12 distrik administrasi dalam usaha untuk menghapuskan batas-batas wilayah dan kesetiaan yang lama pada masingmasing suku (1 Raja 4:7-19)/ suatu perbuatan yang serupa dengan apa yang terjadi dalam politik modern.
- Pemberontakan dari Negara-negara satelit menyebabkkan merosotnya upeti dari luar negeri sehingga dialihkan kepada bangsa Israel dengan memungut pajak yang tinggi
- Menulis banyak amsal, sekitar 375 amsalnya terdapat dalam PL, menulis 1005 kidung. Pembangunan bait Allah sangat mencengangkan dalam segala kemegahannya. Ditaksir biayanya dalam uang modern 5 milyar US Dollar. Memakai pekerja 30.000 orang Israel; 153 orang Kanaan.
Suksesi Dinasti dan Kepemimpinan Karismatik
Ketika terpecah, kerajaan Selatan hanya terdiri dari dua suku, yaitu Yehuda dan Benyamin. Pola jabatan raja adalah pola suksesi dinasti, yaitu pola yang menuntut hak atas kekuasaan raja secara turuntemurun. Sedangkan kerajaan Utara yang terdiri dari 10 suku menggabungkan pola suksesi dinasti dari jabatan raja dengan pola kepemimpinan karismatis sebagaimana yang berlaku pada zaman Hakimhakim. Suksesi dinasti di Utara itu bersyarat, dimana hak keluarga raja yang memerintah bergantung dari ketaatan pada ketetapan Allah. Kegagalan atasnya mengakibatkan nabi Allah mengumumkan malapetaka atas seisi rumah raja.Keruntuhan Israel
Sejak perang Qarqar (853 SM)[1], Asyur telalh menjadi kekuatan yang mulai mengancam. Ancaman itu tidak luput dari pikiran orang Israel. Raja-raja Israel memberi respon yang berbeda, misalnya Ahab memilih bergabung dengan Benhadad I untuk menghambat gerakan Salmaneser ke arah barat dan Yehu memilih membayar upeti kepada Asyur, dsb.Walaupun dalam masa Yerobeam II (793-753 sM), Israel agak lega karena Asyur bertempur di tempat lain, tetapi ancaman itu semakin berbahaya ketika masa Tiglat Pileser III (752-742 SM). Tekanantekanan bukan saja berasal dari luar bersamaan dengan ketidakstabilan di dalam negeri. Menahem (752-742 SM), Pekah (742 SM) dan Hosea (732-721) menghadapi penyerbuan Asyur dan harus memilih antara membayar upeti atau dibinasakan (2Raja 15:19,29; 17:3-6).
Hosea menyerah pada tuntutan Tiglat Pileser untuk menyerahkan upeti. Ketika Salmaneser V menggantikan Tiglat Pileser, Hosea mencoba bangkit melawan Asyur dengan meminta pertolongan pada Mesir. Akan tetapi Mesir terlalu lemah untuk memberi bantuan (2 Raja 17:4). Salmaneser menyapu Israel dan membumihanguskan Samaria. Pengganti Salmaneser V, yaitu Sargon II (722-705 SM) mentuntaskan penaklukan atas Israel (721 SM) dan dengan demikian Israel telah runtuh dan tidak pernah bangkit lagi (2 Raja 17:1-6). Pasal 17 adalah jeda dari penulis untuk berhenti sejenak melihat puing-puing kerajaan yang pernah megah dan merenungkan tentang masa-masa itu. Dengan gaya propetik, penulis melihat Asyur sebagai alat Allah belaka yang harus mengadili Israel yang tak terkendalikan dan kemerosotan moral yang tak pernah dipulihkan.
Keruntuhan Yehuda
Raja Yehuda pada umumnya mencoba menyuap Asyur. Stabilitas dinasti Kerajaan Selatan relatif stabil dibandingan dengan Utara. Ini disebabkan karena kebiasaan memerintah bersama, yaitu sang raja akan menaikan puteranya ke atas tahta sebelum ia meninggal. Hal ini mencegah kesulitan-kesulitan seperti yang dialami menjelang kematian Daud.Keruntuhan Israel tidak hilang dari ingatan Hizkia yang menjadi raja pada waktu yang bersamaan dengan Ahas (729-687 SM). Atas dorongan nabi Yesaya, ia mengupayakan dua hal yang patut dihargai, yaitu mematahkan dominasi Asyur di barat dan membersihkan agama Yehuda dengan menghapuskan mezbah dan kuil Kanaan dan Asyur. Tetapi keinginan Hizkia untuk bergabung dalam pemberontakan dengan bangsa Mesir mengundang kekuatiran nabi Yesaya. Yesaya menyadari masalah Yehuda tidak dapat diselesaikan begitu saja dengan memberontak terhadap Asyur. Memberontak berarti kalah dari dua segi, yaitu:
1. Yehuda akan menghadapi penyerbuan Asyur
2. Kepercayaan kepada Tuhan akan dikompromikan lagi dengan Mesir dan sekutusekutunya yang menyembah berhala. Kekuatiran Yesaya diungkapkan dalam suatu nyanyian kesengsaraan yang mengancam akan datangnya hukuman Tuhan (Yes 30:1-3). persekutuan Hizkia dengan utusan Babel dilihat oleh Yesaya sebagai bencana. Karena dengan segera Sanherib berhasil menaklukan raja Babel (Merodakh Baladan) bahkan menumpas pemberontakan di Tirus, Yope dan Askelon juga mengalahkan tentara Mesir yang bergerak ke utara untuk membantu pemberontak. 2 Raja 18:13 melaporkan serangan Sanherib atas Yehuda. Tetapi kali ini oleh pertolongan Tuhan, Yehuda belum jatuh.
Bahkan Tindakan MAnasye membuatnya berkonfrontasi langsung dengan para nabi kebenaran. Tidak akan ada Nabopolassar dan sekutunya Asyur justru kini dibawah pimpinan Firaun Nekho mendukung Asyur melawan Babilonia dan Media. Yosia melihat ini sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Dengan berani ia maju ke Megido untuk menyerang.
Manasye yang menggantikan Hizkia justru bekerjasama dengan Asyur. Kepatuhan dalam bidang politik disertai pula dengan berpalingnya orang Israel kepada penyembahan berhala. Ia membangun kembali bukit-bukit pengorbanan, mezbah-mezbah dan patung-patung, termasuk patung Asyera dalam rumah Allah yang dibangun Salomo. Ritus Astrologi Asyur dirayakan dan semua sihir serta ramalan dipraktekan. Manasye mempelopori penyesatan dan penumpahan darah orang yang tidak bersalah. lagi janji bahwa Yerusalem dan Bait Allah akan diselamatkan seperti yang diberitakan Yesaya (2 Raja 21:13), Zefanya menggambarkan dengan jelas kebobrokan Manasye dalam Zefanya 1:1-9) Setelah Amon, putra Manasye meninggal, ia digantikan oleh Yosia. Yosia hidup pada masa Asyur sibuk dengan tekanan militer dan politik dalan negeri dan di daerah sekitarnya. Yosia terkenal karena usahanya untuk menghidupkan kembali kepercayaan kepada Tuhan Allah yang benar dan mengatur politik Yehuda. Penemuan Taurat lebih penting bagi Yosia dari pada perubahan politik pada saat itu.14 Kitab tersebut memberikan kepadanya spirit dan arah yang sangat perlu untuk memulihkan apa yang dirusak oleh Manasye. Pembaharuan itu walaupun berhasil dalam banyak bidang tetapi dalam 2 Raja 23L26 memastikan bahwa itu belum cukup membuat surut murka Allah dari Yehuda. Hukuman sangat diperlukan sehingga raja yang baik pun tidak dikecualikan. Situasi internasioanl pada akhir abad 7 sM sangatlah rumit. Asyur berada diambang kehancurannya yang dipercepat dengan orang Media. Kemudian kekuatan Mesir yang dulu berusaha melawan menghadang Nekho yang bergerak kea rah Efrat melawan Babilonia di bawah pimpinan Nebukadnessar. Yosia terbunuh dalam pertempuran itu. Kematian Yosia memastikan jatuhnya penghukuman atas Yehuda. Pengganti-penggantinya hanya berkuasa menurut syarat-syarat maharaja dari Mesir atau Babel.
Pertamanya Yehuda berada di bawah kekuasaan Mesir. Raja Yehuda, Yoyakim hanya menjadi boneka dan memaksakannya untuk membebani rakyatnya dengan pajak yang hampir tak terpikulkan untuk membayar upeti (2 Raja 23). Tetapi hanya bertahan selama beberapa tahun (609-605 SM). Nebukadnesar mengalahkan Nekho di Karkemis. Yoyakim digantikan puteranya, Yoyakhn dan menjadi tawanan yang dibawah ke Babel.
Semua persekutuan militer asing merupakan hal yang terkutuk bagi para nabi, khususnya dengan Mesir karena hal itu dipandang sebagai penolakan terhadap peristiwa Keluaran. Allah telah membuktikan diri-Nya sebagai yang berkuasa atas Firau melalui tulah-tulah dan peristiwa Laut Teberau. Dengan bergantung pada bantuan Mesir, berarti Yehuda telah memalingkan diri dari peristiwa Keluaran dan tidak percaya lagi kepada Allah Perjanjian itu.
Perubahan politik yang penting pada masa itu adalah kematian Asyurbanipal, maharaja Asyur dan terakhir serta pemberontakan Nabopolassar yang berhasil naik tahta di Babel yang dulu merupakan Negara taklukan Asyur.
RAJA RAJA YEHUDA DAN ISRAEL
NO | YEHUDA | ISRAEL | ||
NAMA RAJA | TAHUN (SM) | NAMA RAJA | TAHUN (SM) | |
1 | Rehabeam | 930-913 | Yerobeam 1 | 930-909 |
2 | Abiam | 913-910 | Nadab | 909-908 |
3 | Asa | 910-869 | Baesa | 908-886 |
4 | Yosafat | 872-848 | Ela | 886-885 |
5 | Yoram (Jeroham) | 853-841 | Zimri | 885 |
6 | Ahazia | 841 | Tibni | 885-880 |
7 | Atalya | 841-835 | Omri | 885-874 |
8 | Yoas (Jehoash) | 835-796 | Ahab | 874-853 |
9 | Amazia | 796-767 | AHazia | 853-852 |
10 | Azarya | 792-740 | Yoram (Jehoram) | 852-841 |
11 | Yotam | 750-732 | Yehu | 841-814 |
12 | Ahas | 735-715 | Yoahas | 814-798 |
13 | Hizkia | 729-686 | Yoas (Jehoash) | 798-782 |
14 | Manasye | 697-642 | Yerobeam II | 793-753 |
15 | Amon | 642-640 | Zakharia | 753 |
16 | Yosia | 640-609 | Salum | 752 |
17 | Yoahas | 609 | Menahim | 752-742 |
18 | Yoyakim | 609-598 | Pekayah | 742-740 |
19 | Yoyakhin | 598-597 | Pekah | 752-732 |
20 | Zedekia | 597-586 | Hosea | 732-723/722 |
Dengan melihat skema diatas ini, kita mengetahui terdapat dua puluh raja pada kedua bangsa. Namun, mengenai kerajaan Yehuda yang berlangsung 135 tahun lebih lama daripada Israel, membuktikan bahwa tingkat kestabilan politik di kerajaan selatan lebih baik, Sebenarnya, tujuh raja Israel meninggal karena pembunuhan, kemudian diganti oleh si pembunuhnya: Nadab, Elah, Yoram, Zakharia, Salum, Pekayah, dan Pekah. Orang kedelapan yang sial, Zimri, memerintah hanya tujuh hari! ketika sadar akan dihukum, dia membakar istananya bersama dirinya sendiri (I Raj. 16:18).
Pada kerajaan Yehuda, dinasti Daud berlanjut terus dan tak terputus dari permulaan sampai akhir. Di Israel, yang paling lama memerintah adalah dinasti Yehu (lima raja) dan dinasti Omri (empat raja). Keluarga Yehu relatif berkuasa lama sebab dia menyingkirkan kekejian praktik penyembahan Baal dengan membunuh seisi rumah Ahab (II Raj. 10:30; 15:12).
Di antara kedua puluh raja Israel, tak satu pun mendapat penilaian yang baik dari penulis I dan II Raja-Raja. Yehu adalah salah satu yang paling mendekati penilaian seperti ini: dia diurapi oleh Elisa atas perintah Tuhan (II Raj. 9:1-13), dia dibenarkan oleh Tuhan dalam hal melenyapkan seisi rumah Ahab (10:30). Namun, dalam analisis akhir, dia tidak berpaling dari dosa-dosa Yerobeam, yang menjadi tolok ukur ketidakadilan di kerajaan utara (10:29, 31)
Kerajaan Yehuda mempunyai delapan raja yang baik: Asa, Yosafat, Yoas, Amazia, Azarya, Yotam, Hizkia, dan Yosia. Enam orang pertama mengabaikan perintah untuk menyingkirkan simbol-simbol kebiasaan kafir orang Kanaan dari negerinya, seperti tempat-tempat tinggi. Hanya Hizkia dan Yosia yang mendapat pujian tak terbatas.
Namun pada akhirnya, meskipun raja-raja yang besar seperti mereka pun, tidak mampu menyelamatkan Yehuda dari kehancuran. Ironisnya, Manasye, salah satu raja Yehuda terjahat, mengikuti jejak satu di antara raja-raja terbesar, ayahnya sendiri, Yosia. Ditunjukkan kepada kita bahwa "oleh karena dosa-dosa Manasye” maka akhirnya Allah mengizinkan Yehuda hancur (II Raj. 24:3-4). Akhirnya, dinasti Daud tetap bertahan bukan karena kebaikannya atau kebaikan siapa pun, melainkan, karena kasih karunia Allah.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.