Perwujudan Hubungan Suami-Istri Yang Harmonis Ditinjau dari segi sang isteri


       

                                                                        sumber foto:internet.

Hubungan suami-isteri yang harmonis sangat bergantung kepada pengertian kedudukan suami dan isteri menurut Alkitab, dan bagaimana baik suami maupun isteri menempatkan diri sesuai dengan pengertian itu.

Kedudukan suami dan isteri Kristen diungkapkan dalam Firman Tuhan:

Efesus 5:21, 22-23, 25

 Sang isteri adalah jiwa dan jembatan keluarga, dalam kontras dengan suami

 Sang istri adalah pencipta suasana home, sedangkan suaminya pembangun rumah.

 Sang istri adalah pemelihara penumpang kapal keluarga, suami adalah nahkodanya.

 Sang istri adalah penghubung anak-anak dengan ayahnya, kalau ayah sering kali terlalu sibuk atau terlalu jauh dari persoalan anak-anak.

 Sang istri adalah api yang bernyala dalam hubungan kemesraan cinta

• Penolong dan Pelengkap Suami

Sebagai penolong dan pelengkap suami, sang isteri belajar memberi nasihat dengan cara yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan sikap yang tepat

Alkitab mengajar bahwa mahkota seorang isteri adalah pekerjaan dirumah, tetapi tetapi tidak sebagai budak, melainkan sebagai penolong suami

Allah telah memberi gelar “penolong” untuk sang isteri. Maka itu kebahagiaan suatu pernikahan juga bergantung pada bergantung kepada berfngsi atau tidak berfungsinya isteri sebagai penolong itu

• Penghibur dan Penguat Suami

Sebagai penghibur suaminya, sang isteri belajar dari penghibur Agung, ialah Roh Kudus. Inilah sumbangannya yang kedua dalam hubungan suami-isteri yang harmonis. Tugas seorang isteri berdekatan dengan tugas Roh Kudus yang dalam salah satu aspek pelayanan-Nya, menghibur, menolong dan menguatkan orang-orang percaya

Yoh 14:16; 15:26

Kalau kita pernah mengalami belas kasihan Allah, kita pun akan bersedia menjalankan pelayanan penghiburan, meskipun pada permulaan kita ditolak dan tidak menerima ucapan terima kasih.

Baik suami maupun isteri, yang diciptakan sebagai penolong dan penghibur suami, dalam keadaan tertentu dapat dipakai oleh Roh Kudus untuk membawa isteri atau suami ke luar dari tempat keputusasaan dan sayang diri di bawah “pohon ara”

• Penerima dan Pendamping Suami

Sebagai penerima dan pendamping suaminya, sang isteri belajar menerima dan menghargai watak suami yang berbeda

Firman Tuhan menantang kita “Terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah” (Rm 15:7)

Memang adalah satu kenyataan bahwa banyak pasangan suami-isteri mempunyai watak yang sangat berbeda, justru perbedaan itu telah menarik mereka satu kepada yang lain

Kekuatan-kekuatan watak yang berbeda itu menarik satu sama lain, namun kelemahan kelemahan setiap watak yang mengiringi setiap kekuatan, tidak atau kurang diperhatikan

Salah satu ilmu watak membagi watak manusia dalam 4 Tipe

1. Sanguinis (Extrovert)

Sanguinis dapat bergaul dengan wajar dan lincah. Ia senang berada ditengah-tengah keramaian teman-teman dan tidak tahan bila sendirian.

Sifat-sifat:

• Fasih bicara

• Menarik perhatian orang

• Lucu

• Mudah tertawa seringkali membuat orang iri

• Optimis

• Mampu melegakan suasana

• Hari ini tertawa besok menangis/ hari ini semangat besok down

• Cenderung membesar-besarkan cerita

• Menggunakan orang lain dan angkuh (bukan motivasi jelek)

• Tidak disiplin

• Sewaktu-waktu egois dan mudah meledak

2. Kholeris (extrovert)

Kholeris dapat menjadi pemimpin yang kuat dan bertanggung jawab dan praktis.

Sifat-sifat:

• Berdikaris

• Tidak mudah goyah

• Tabah dan tekun

• Tidak ragu-ragu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang rasional

• Pikirannya banyak merancang

• Alam rasanya begitu miskin

3. Melankolis (introvert)

Melankolis mempunyai kekayaan kepribadian tersendiri, karena perasaannya halus, maka ia dapat menempatkan diri dalam keadaan orang lain

Sifat-sifat:

• Ia peka terhadap kebutuhan dan pergumulan sesamanya

• Seorang sahabat yang setia

• Ia mempunyai bakat seni, menyukai musik dan mencintai alam

• Ia terlalu terlibat dalam masalah orang lain

• Dalam alam perasaanya tidak stabil

• Ia sukar mengampuni dan melupakan

• Ia cenderung deresi dan ketakutan

4. Plegmatis (introvert)

Plegmatis menikmati hidup ini tanpa melibatkan diri dalam persoalan-persoalan di sekitarnya.

Sifat-sifat:

• Ia tenang dan lamban

• Ia suka mendamaikan orang dan kompromi

• Ia berbakat mengajar dan melakonkan tempramen orang lain

• Pemimpin yang baik

• Mementingkan diri sendiri

• Penakut

• Pelit dan kikir

• Keras kepala

Tuhan bermaksud supaya keanekawarnaan kepribadian kita, khususnya dalam persekutuan antara suami isteri menjadi kekayaan nikah yang dinamis dan kreatif

(masing-masing partner dalam tantangan perbedaannya berkembang dalam kepribadiannya sendiri dan menemukan ciri-ciri tempramennya “dilapisan bawah” yang berespons kepada partner dan merupakan kekayaan yang terpendam dan tidak diketahui)

Perlu disadari menyadari bahwa:

 Seorang isteri sebagai pendamping suami tidak mempunyai pilihan lain daripada menerima suaminya dalam perbedaan tempramen dengan segala kelemahannya. Tidak hanya secara terpaksa atau dengan rasa segan melainkan dengan sepenuh hati.

Peranan isteri sebagai teman dan pendamping digaris bawahi oleh Firman Tuhan yang menamakan “isteri masa mudamu... Teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu”(Mal 1:14)

Penghormat dan Pemuja Suami

Sebagai penghormat dan pemuja suaminya, sang isteri belajar memberi penghargaan pujian dan hormat kepada suaminya.

Firman Tuhan mengatakan “... Dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Ef. 5:33)

Seorang laki-laki membutuhkan pujian dan penghargaan, bukan supaya ia menjadi sombong, melainkan supaya kelaki-lakiannya berkembang

Seorang laki-laki akan lebih berjuang, lebih bertanggung jawab dan lebih kreatif dalam pekerjaannya bilamana ia dihargai dan dipuji

Sikap berterima kasih kepada partner kita perlu dibina, tidak secara terpaksa, tidak dengan kata-kata munafik atau yang merayu-rayu, melainkan dengan kesadaran bahwa kita sendiri sebegitu dihargai dan dikasihi Allah, meskipun tidak pantas untuk dipedulikan dan diperhatikan Tuhan sedemikian

Penurut dan pendukung suami

Sebagai penurut suaminya, sang isteri belajar menaklukkan diri kepada suami seperti kepada Tuhan

Alkitab menempatkan seorang isteri di bawah payung perlindungan suaminya, dan dibawah kepemimpinan kasih suaminya. Kepala sang isteri adalah sang suami. Dan kepala sang suami adalah Kristus (Ef 5:22)

1 petrus 3:7

Galatia 3:28

Sang istri dapat tunduk kepada suaminya “seperti kepada Tuhan”

Kata “seperti kepada Tuhan” menggariskan batas tetaatan seorang isteri kepada suaminya: kalau suaminya menyuruh dia untuk berbuat hal-hal yang melanggar Firman Tuhan, jelaslah sang isteri tidak dapat melaksanakan

Sang istri dapat tunduk kepada suaminya “seperti kepada Tuhan”

Kata “seperti kepada Tuhan” menggariskan batas tetaatan seorang isteri kepada suaminya: kalau suaminya menyuruh dia untuk berbuat hal-hal yang melanggar Firman Tuhan, jelaslah sang isteri tidak dapat melaksanakan. Maka ia dengan sangat terpaksa menolak perintah suaminya: karena ia harus lebih taat kepada Allah daripada taat kepada manusia

Kis 4:19, 1 Sam 25

Seorang isteri rohani tidak menjalankan ketaatan dengan sikap masa bodoh, melainkan sesuai dengan Firman Tuhan (Amsal 31:26)

Tentukanlah apakah perkara itu sungguh sebegitu penting untuk menyatakan pendapat yang berbeda

Perhatikanlah nada suara dan berusahalah berbicara dengan sopan dan manis, tanpa bumbu-bumbu kritikan pribadi dan membuat interupsi

Seorang isteri yang menghargai dan mengakui kepemimpinan suami dalam rumah tangga, sangat mendukung suaminya, baik dalam karier di luar maupun dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga. Sebaliknya kalau ia kurang mematuhi suami, maka goncanglah harga diri suaminya

Seorang isteri yang menempatkan diri di bawah kewibawaan suaminya akan mengalami perlindungan, baik terhadap lingkungan di sekitarnya, terhadap anak-anak didalam rumahnya, maupun terhadap serangan dan pencobaan roh-roh iblis di atasnya

Pencinta Suami

Sebagai pencinta suami, sang isteri belajar menyediakan waktu, suasana dan keadaan lahiriah yang baik untuk mencurahkan cinta kasihnya dalam kemesraan hubungan suami-isteri

Komunikasi antar suami dan isteri sangatlah penting sehingga dapat beralih menjadi persekutuan rohani

Dalam mengekspresikan cinta satu kepada yang lain, persekutuan seks tidak merupakan hubungan yang dipaksakan dari satu pihak, dimana pihak yang lain menerimanya secara pasif, melainkan persekutuan yang dalam yang menyatakan cinta kasih dengan mencakup manusia secara total ialah tubuh, jiwa dan roh

Grafik perasaan seksual sang suami dapat diumpamakan dengan sebuah gunung-gunung yang amat terjal dan curam (perasaann seksualnya naik dengan cepat dan turun dengan cepat)

Grafik perasaan sang isteri serupa dengan gunung yang landai dan puncaknya merupakan daratan yang tinggi (perasaan seksualnya naik secara bertahap dan menurun secara perlahan)

Paulus menggaris bawahi empat hal yang penting dalan pernikahan Kristen:

1) Kebutuhan seksual baik dari suami maupun isteri perlu dipenuhi

2) Bila seorang bernikah ia menyerahkan kuasa atas tubuhnya sendiri kepada partnernya yang tercinta

3) Keduanya tidak boleh menjauhi, kecuali demi pelayanan rohani dengan persetujuan bersama

4) Hubungan kelamin dalam pernikahan adalah disahkan oleh Allah sendiri

Segala dan halangan dalam bidang seksual antara suami isteri yang dilatarbelakangi pengertian rohani yang memisahkan kehidupan spiritual, sama sekali tidak alkitabiah

Pembimbing Rohani Suami

Kedudukan dan pelayanan sang isteri diwujudkan sebagai pembimbing rohani suaminya dalam keadaan yang luar biasa dan ia belajar “memenangkan” suaminya yang tidak rohani dengan kelakuan yang diuraikan di dalam

(I petrus 3:1-2)

Seorang isteri harus bertindak dengan hikmat dan bijaksana

Sangat tidak bijaksana kalau ia menjadi pengkhotbah kepada suaminya atau mengajak dan mendorong suaminya untuk bertobat

Sikap dan pembawaan diri dalam hidup sehari-hari sewaktu-waktu dapat ditambah dengan kesaksian mulut akan memenangkan suaminya (1 pet 3:4)

Sewaktu-waktu kesediaan isteri yang rohani ditantang untuk mendampingi suaminya dalam minat dan kesenangannya, namun dengan batas bahwa isteri tidak dijerumuskan dalam dosa

Pergumulan seorang isteri sebagai pembimbing rohani jauh lebih berat bila terjadi perceraian rohani

Cerai rohani adalah satu pernikahan yang diluar tetap dipertahankan tetapi didalamnya terdapat satu jurang yang memisahkan suami dari isteri, khusunya pada pada tingkat hubungan rohani

Masalah yang sering dihadapi oleh partner yang beriman ialah bahwa partner yang belum bertobat tidak setia kepadanya, bolehkah ia langsung menceraikannya?

Pada satu pihak Firman Tuhan mengizinkan dia berbuat demikian (matius 19:9)

Paulus menganjurkan agar partner yang beriman menjadi alat keselamatan untuk partner yang belum dalam Tuhan, “kalau orang yang tidak beriman itu mau cerai, biarlah ia bercerai” dalam hal demikian saudara tidak tidak terikat

Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera

1 Kor. 7:5015

Jalan yang dianjurkan kepada partner yang percaya adalah ia harus berkorban baik perasaan, harga diri, juga bertekun dalam kesabaran dan mengasihi dengan kasih yang berasal dari Roh Kudus.

Gal. 5:22

Rom. 5:5

Sumber: D.Scheunemann, Romantika Kehidupan Suami istri


No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.