Disiplin-Disiplin Rohani Menurut Richard Foster



DISIPLIN KESENDIRIAN (Solitude)

Saat sendiri, kau temukan Allah disitu (Teresa dari Avila). Pindah dari kesepian ke kesendirian. Kesendirian bisa terjadi di tempat ramaipun. Kesendirian = ketenangan batin (vs kebersamaan; dua-dua penting untuk hidup yang berhasil). Tidak ada ketakutan. Dalam kesendirian, kita bisa mendengar lebih baik. Yesus selalu mencari tempat yang sunyi dan terpencil, supaya bisa sendirian. Boenhoeffer: extrim kebersamaan -> kata-kata & perasaan jadi hampa, extrim kesendirian -> sombong, cinta diri sendiri, putus asa.

Disiplin-Disiplin Rohani Menurut Richard Foster

    Kesendirian untuk keheningan (untuk mendengarkan suara Allah dalam hiruk-pikuk kehidupan). Keheningan = disiplin of silence (Dallas Willard). Pepatah tua: “Orang yang buka mulut, tutup mata.” Menjadi hening akan memampukan kita bisa Melihat. Disiplin Puasa bicara (tahu kapan harus bicara dan kapan diam = Amsal 25:11), bahkan juga puasa hubungan suami-isteri. Puasa adalah mengendalikan/mengatur diri. Percayakan pada Allah untuk mengatur/mengendalikan segalanya, bukan kita. Kalau rohani kita tenang, kita tak akan membela diri.

Ilustrasi seorang ibu yang banyak nggosip tentang pendetanya (bulu ayam). 5-6 ribu kata vs 1,5 ribu kata.

    Malam Yang Gelap Dari Jiwa (kejenuhan; perlu bersendirian dengan Tuhan walau rasanya nggak enak, karena hal itu adalah obatnya). Ini memang penderitaan (pengalaman-pengalaman tertekan; bukan tertekan karena sudah berdosa lho), tapi yang membersihkan dan menyembuhkan vs hiruk-pikuk pesta pora sebagai kompensasi kesepian. Bisa dilakukan dengan pergi ke tempat sunyi atau tetap kerjakan tugas sehari-hari.


In your presence (2x), there is peace Hadirat-Mu (2x) p’nuh damai

In your presence (2x), there is joy Hadirat-Mu (2x) p’nuh suka

I will linger, I will stay, in your presence day by day Ku mau diam selalu di hadirat-Mu Tuhan

Till you likeness may be seen in me Hingga Dikau terjelma di hidupku


Praktis:

1. Manfaatkan kesendirian-kesendirian kecil yang memenuhi hari-hari kita.

2. Buatlah 1 tempat yang tenang secara terencana.

3. Periksalah diri: kata-kata kita untuk membela/membenarkan diri sendiri?

4. Tertib diri dalam perkataan: singkat dan padat (juga bersatunya kata & perbuatan).

5. Coba sekali-kali: sehari penuh tanpa berkata-kata sama sekali. Bisakah berkomunikasi tanpa mulut?

6. Tiap 4 bulan sekali: menyendiri 3-4 jam untuk evaluasi tujuan-tujuan hidup (past & future); ringan saja.

7. Setahun sekali bikin retreat pribadi untuk mendapatkan keheningan.

Buahnya: peka & belas kasihan pada orang lain; bebas dengan siapapun (tidak grogi, tidak sombong).

Disiplin ke-7

DISIPLIN KETUNDUKAN/Kepatuhan/Servanthood

    Diingatkan, tujuan disiplin adalah justru kebebasan (not perbudakan). Di konteks ini adalah kebebasan dari keinginan untuk selalu memperoleh yang kita maui (rantai terberat zaman ini). Oposite: Keras kepala. Kerendahan hati yang sejati (1 Ptr 2:18; Flp.2:5-11), menghargai orang lain. Servanthood bahkan harus lebih dihayati oleh mereka yang ada dalam kekuasaan (ingat Yusuf). Contoh kecil: tidak boleh marah saat orang lain tak berlaku pada kita seperti yang kita ingini (sangkal diri). Tidak boleh taat di luar, tapi didalam batin berontak. Yesus: Pemimpin harus menjadi pelayan bagi semua (Dia praktekkan: ambil handuk & basuh kaki para murid). Hidup terus sambil memikul salib. Kalau ditinjau dari konteks sosial-budaya waktu itu, nasihat Paulus untuk keluarga Kristen (Ef.5:22-6:9) lebih menyengat para penguasa: bapak, ortu, dan tuan.  Batas ketundukan: kalau merusak/menghancurkan yang lemah, kalau melanggar hukum kasih demi kebaikan tertinggi semua pihak. Ketundukan kepada pemerintah itu harus sejauh membuat kita tetap taat kepada Allah juga (Kis.5:29). Kadang sulit menentukan garis batasnya, maka mintalah Roh Kudus menolong. Kita tunduk kepada: Allah Trinitas, Alkitab, keluarga, tetangga/ketemu sehari-hari, Tubuh Kristus, orang-orang yang remuk/hina (“janda/yatim”), dan dunia.

Disiplin ke-8

DISIPLIN PELAYANAN

* Yesus basuh kaki: Orang gak apa-apa jadi pengikut, tapi biasa gak mau jadi yang TERENDAH (ada semacam urutan/herarki kekuasaan). Apa kita SELALU MAU BERINISIATIF ambil kerja yang terendah?

* Ini bukan ketiadaan otoritas, tetapi orotitas dibangun dari bawah (menjadi hamba).


Pelayanan Semu Pelayanan Sejati

1. usaha manusia/banyak enerji 1. dorongan ilahi karena persekutuan dengan Dia

2. kehebatan (tambahan jumlah) 2. not kecil/besarnya pelayanan, tapi pentingnya

3. pahala lahiriah (tepuk tangan orang lain) 3. tidak mencari perhatian orang, but Allah berkenan

4. cari hasil (dari yang dilayani) 4. perhatiannya pada tindakan melayani (musuhpun)

5. memilih siapa yang akan dilayani 5. tak pandang bulu (orang kecil/besar sama)

6. tergantung mood 6. tak dikendalikan oleh mood

7. sementara 7. gaya hidup (sepanjang waktu)

8. tanpa kepekaan 8. sabar dengar & menunggu waktu yang tepat

9. manipulasi (bikin orang rasa hutang budi) 9. membangun masyarakat, karena peduli kebutuhan


Kerendahan hati:

Kutipan William Law di halaman 192

Prinsip Paulus: to be all to all to save as many as possible


Praktek di Pasar:

1. Yang sifatnya tersembunyi (tak dilihat orang)

2. Melayani hal-hal yang kecil/simple/sederhana (gula= besar & sekali-sekali; garam=kecil & sering)

3. Melindungi nama baik orang lain & bebas dari pembicaraan fitnah

4. Saat kita dilayani (memberi orang lain perasaan puas)

5. Pelayanan kesopanan (sopan-santun)

6. Memberi tumpangan

7. Mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian

8. Menanggung beban/kesusahan satu dengan yang lain

9. Menyampaikan firman satu dengan yang lain

Disiplin ke-9

DISIPLIN PENGAKUAN


* Disiplin ini dibangun diatas karya penebusan dan pengampunan Yesus di atas salib, bukan perasaan saja. Dia adalah Bapa yang menunggu kita dengan pengampunan-Nya yang siap diberikan kapan saja kita kembali (ingat: perumpamaan Anak Terhilang).

* Disiplin ini membantu orang percaya untuk bertumbuh terus menjadi seperti Kristus

sepenuhnya.

* Menyangkut pengakuan di hadapan Allah (1 Tim.2:5) DAN di hadapan sesama keluarga Allah (Yak.5:16).  Kita telah menerima otoritas untuk Mengampuni (Yoh.20:23) – p.214, karena kita semua telah menjadi imam (1 Ptr.2:9).

* Hasilnya: pembaruan dalam kesalehan pribadi + kekudusan.

* Keuntungan Pengakuan Dosa secara formal:

1. Tidak memberi peluang untuk berkelit/berdalih lagi (tak menyalahkan orang lain).

2. Firman pengampunan diberikan (1 Yoh.1:9).

3. Menyadari jahatnya dosa.

* Tiga langkah:

1. Memeriksa hati nurani (detail/teliti)

2. Perasaan menyesal/sedih

3. Komitmen menjauhi dosa

* Kepada siapa kita mengaku dosa? Kalau bisa jangan kepada orang yang: (1) tidak bisa menjaga rahasia (tak punya pengertian & empati); (2) ngeri mendengarkan pembeberan dosa-dosa tertentu; (3) menganggap remeh tiap dosa yang diakui (misalnya dengan mengatakan: Ah, itu nggak apa-apa).

* Sikap penerima pengakuan. (1) Ingat, kita juga pernah berdosa. Orang itu tak lebih buruk dari kita. Di depan salib, semua kita rata (mantan pendosa).  Mengertilah keadaaan mereka. (2) Simpan rahasianya (tidak menyebar-luaskan) dengan tanpa membuat janji atau pamer padanya. (3) Diam & tenanglah saat saudara kita mengungkapkan kesusahannya (jangan meringan-ringankan atau mengorek-ngorek). Diamlah sambil doa dalam hati! Tempatkan salib di antara/di tengah-tengah kita dengan saudara yang sedang mengaku dosa itu. (4) Beri nasihat dan doakan dengan tulus & penuh kuasa penumpangan tangan (sembuhkan luka batinnya).

* Disiplin ini mengakhiri hidup yang berpura-pura, diganti dengan kejujuran dan

kemerdekaan.

Disiplin ke-10

DISIPLIN PENYEMBAHAN

* Allah mencari para penyembah benar (Yoh.4:23). Worship = RESPONS terhadap kasih Bapa.  Dalam roh dan kebenaran (bukan soal bentuk nyanyi atau doa, tapi hati), yang penting: Roh Allah menyentuh roh kita.

* Sasaran penyembahan: Allah – berpikir benar tentang Dia (bukan para hadirin yang kita perkenan; pikirkan segala watak-Nya). Saat melihat Tuhan yang sebenarnya, kita akan melihat dosa-dosa kita seperti Yesaya. Disamping watak-Nya, kita juga mengagumi karya-karya-Nya (Roma 12:1-2).

* Penyembahan menjadi sumber (mata air) pelayanan kita. Ingat: Maria & Marta.

* Persiapannya: (1) mengharapkan & menyadari hadirat Allah yang kudus. Ini diawali dengan kegiatan kecil-kecil dalam hidup sehari-hari (di dapur, di tempat belajar, di kantor, dll.). Kapan saja kita menyembah, karena Dia maha hadir. (2) Lantas, bila ada 2-3 orang datang dalam kebaktian dengan persiapan seperti ini, pasti akan indah sekali kebaktian itu. Kita yang sudah siap seperti ini, sebaiknya datang 5-10 menit sebelum kebaktian dimulai supaya bisa mempengaruhi suasana ibadah. Lalu, mulai doakan gembala sidang dan para pemimpin ibadah agar dipenuhi dan dipimpin kemuliaan Allah. (3) Lalu, tolehlah orang-orang dalam ibadah itu dan mulai doakan beban-beban mereka. Ber-koinonia-lah!

* Pemimpin ibadah: Yesus. Artinya: (1) Dia hadir & kehadiran-Nya dialami orang-orang. (2) Dia hadir dalam segala jabatan-Nya. (3) Dalam segenap kuasa-Nya. (4) Dia berdaulat menentukan siapa-siapa yang akan dipakai-Nya.

* Jalan menuju Penyembahan: (1) Meredam semua kegiatan manusiawi (membiasakannya dalam hidup sehari-hari juga; “hidup menurut Roh”). (2) Puji-pujian yang menuntun ke penyembahan (Ibr.13:15). Pakai akal budi, tapi juga perasaan. Terbuka pada bahasa roh. (3) Menyerahkan tubuh, pikiran, roh, perasaan di mezbah penyembahan (bukan hanya sebagian saja). Worship = sujud. Bless = berlutut. Syukur = angkat tangan.

* Akibat-akibat/hasilnya: (1) mengubah kita. (2) semakin taat (“ini aku, utuslah Aku”).

Bebaskan rohku menyembah pada-Mu Set my spirit free that may I worship Thee

Bebaskan rohku memuji nama-Mu Set my spirit free as will I praise Thy name

Bri kelepasan didalam hatiku Make Your river flow and your deliverance go

Bebaskan rohku menyembah-Mu Set my spirit free to worship Thee

Disiplin ke-11

DISIPLIN BIMBINGAN


* Suatu Perhimpunan (bukan pribadi lepas pribadi) Umat yang dipimpin, dikuasai, dan dikuatkan sendiri dan langsung oleh Roh Kudus (bukan oleh organisasi; atau oleh perantara seperti nabi, dll.; tetapi LANGSUNG oleh Tuhan sendiri; seperti pada waktu Israel dituntun langsung oleh tiang awan dan tiang api).


* Datangnya Musa sebagai NABI sebenarnya langkah mundur, sebab Umat tidak langsung terima dari Tuhan, tetapi melalui seorang perantara. Namun itu belum seburuk pada waktu munculnya kepemimpinan raja-raja, dimana para Nabi akhirnya berada diluar perhimpunan umat. Maka datanglah Yesus yang kembali “mengumpulkan suatu umat.” Yesus berkata: “Bila 2-3 orang berkumpul dan bersepakat mendoakan sesuatu, Bapa akan mengabulkan itu” (Mat.18:19-20). Berarti: Kehendak-Nya dapat diketahui dan ditaati dalam perhimpunan umat itu (Kis.4:32-33) dalam bentuk “Bimbingan Bersama” oleh Umat itu sendiri melalui doa, puasa, penyembahan mereka bersama (Kis.13:1-3; Kis.15 terutama ungkapan di ayat 28 – inilah PERSATUAN YANG DIPIMPIN oleh ROH; Paulus menyatakan bahwa umat Allah dengan karunia-karunianya itu seperti halnya tubuh manusia – saling bergantung). Bukan mencari Kompromi, tetapi Konsensus yang dikaruniakan oleh Allah.


* Beberapa teladan:

- Para rasul memasuki daerah Bimbingan Roh Kudus itu setapak demi setapak.

- Santo Fransiskus “si orang kecil dari Asisi”: Mengabdikan diri pada doa & meditasi PLUS kelilingi dunia sambil berkhotbah/P.I. (didapatkan ketika ia mendatangi dan meminta nasihat dari orang-orang lain).

- Ada juga “persekutuan untuk memperoleh kejelasan”. Mengumpulkan orang-orang yang: mengenal kita dengan cukup baik, dewasa rohani (penuh kasih), dan tidak ragu-ragu untuk berterus-terang. Ada yang anggota kelompoknya diperbesar juga.

Prinsip Bimbingan dalam Jemaat adalah: KESATUAN Roh (setelah mendengar suara Tuhan), bukan Kehendak Mayoritas.

* Pembimbing Rohani:

- Mula-mula Bapa-Bapa Gereja dari daerah Padang Gurun: “mampu membedakan bermacam-macam roh”.

Ada kitab Apophthegmata (Perkataan Para Bapa ini).

Anggota awam dari Ordo Cistercian (abad 12) di Inggris sangat dihormati karena kemampuan mereka membaca dan menuntun orang percaya.

- Peran mereka: Menuntun jiwa-jiwa sesuai cara Allah (yaitu: charisma kekudusan pribadinya), bukan cara mereka sendiri, yaitu memimpin kepada Pembimbing yang sejati (Roh Kudus). Bimbingan rohani berkaitan dengan seluruh kepribadian kita dan hubungan timbal balik antar-manusia; saling merendahkan diri dan saling melayani. Mula-mula terbit dari hubungan alamiah yang spontan antar-manusia (perhatian yang penuh kasih sayang dan berbagi suka-duka menjadi titik tolaknya). Ibaratnya: pembimbing = orang tua; dibimbing = anak.

- Hubungan pembimbingan ini diatur oleh: DOA (menunggu dengan sabar kehendak-Nya disingkapkan).

* Batas-Batas Bimbingan Dalam Jemaat:

- Bila terdapat bahaya Manipulasi dan Penguasaan.

- Bila digunakan secara terpisah dari Norma-Norma Alkitabiah (Roh Kudus takkan pernah menentang Alkitab).

Disiplin ke-12

DISIPLIN PERAYAAN


* Wetminster Shorter Chatecism (Lukas 15).

* Perayaan adalah pusat kehidupan Kristus. Ia mulai pelayanan dengan mengumumkan datangnya masa Yobel (Luk.4:18-19)

* Perayaan menguatkan hidup (Neh.8:11). Perayaan juga merupakan Inti SEMUA Disiplin Rohani. Sukacita adalah salah satu buah Roh (dialah mesin penggerak hidup kita).

* Jalan menuju Sukacita: Ketaatan (Luk.11:27-28). Dalam buku The Christian’s Secret of a Happy Life, Hannah Withall Smith, penulisnya, membuat 1 bab yang berjudul: “Sukacita karena Taat.” Makna KHARA. Taat pada Disiplin-Disiplin Rohani (Flp.2:5-11).

* Semangat Perayaan Tanpa Kuatir (Flp.4:4-7). Pilihlah untuk bersukacita, tidak kuatir, dan berdoa.

* Keuntungan dari Perayaan:

- membebaskan kita dari memperhatikan diri kita terlalu serius; tidak membosankan.

- mengurangi ketegangan, sebaliknya menikmati hal-hal yang baik dari hidup ini.

- menjadi obat terhadap perasaan sedih yang begitu menekan hidup kita.

- memberikan perspektif kepada kita.

- menghancurkan keangkuhan kita dan mengangkat kita yang lemah/rendah.

- bebas dari sifat suka menghakimi orang lain.

- satu perayaan melahirkan perayaan yang lebih besar lagi.


* Pelaksanaan Perayaan:

- secara tulus, bukan dibuat-buat.

- menyanyi dengan berbagai instrument (Mzm.150).

- sekali-sekali sorak-sorai, lompat, tari-tarian (Kel.15:20; 2 Sam.6:14,16).

- meningkatkan karunia-karunia kreatif: fantasi & imajinasi.

- peristiwa-peristiwa dalam keluarga dirayakan dengan ucapan syukur (songs and games). Say it with flowers.

- “hari raya para Tolol”, menertawakan diri sendiri dengan semua adat-istiadatnya.

- ciptakan acara-acara khusus yang kreatif.

Kepemimpinan adalah Penatalayanan

Memahami Prinsip-Prinsip Allah dalam Penatalayanan Keuangan


“Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan

mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”  (Lukas 16:11)


Para pemimpin adalah penatalayan, bukan pemilik sumber-sumbernya Allah (1 Korintus 4:1-2). Kita harus memberi teladan sekaligus mengajar umat Allah tentang penatalayanan waktu, talenta dan uang mereka. Tujuan dari penelaahan ini adalah untuk mengajarkan prinsip-prinsip keuangan Allah agar kita lebih akrab lagi mengenal Kristus, dimerdekakan untuk melayani Dia dan mendanai Amanat Agung.  Karena Allah mempedulikan kita maka Dia memberi kita petunjuk-petunjuk tentang pengelolaan uang. Alkitab berisi lebih dari 2.350 ayat yang berurusan dengan uang dan harta milik. Yesus telah mengajar lebih banyak tentang keuangan dari pada pokok lain apapun. Dia membicarakannya dalam 16 perumpamaan dari antara 38 perumpamaan-perumpamaan-Nya. Kita semua mengerti bahwa keuangan merupakan sebuah masalah yang praktis dalam kehidupan, namun juga merupakan sebuah masalah rohani sementara kita memimpin keluarga dan pelayanan kita. Dimana telah kita belanjakan uang kita menyingkapkan banyak tentang kehidupan rohani kita. Yesus berkata: “Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada” (Matius 6:21).


Cara kita menangani keuangan kita berdampak pada keintiman hubungan kita dengan Kristus. Uang adalah saingan terkuat bagi Kristus untuk Ketuhanan-Nya dalam hidup kita (Matius 6:24). Allah rindu untuk menjalankan Ketuhanan-Nya atas segala sesuatu... dan itu termasuk atas keuangan kita.


Dalam bagian pelajaran ini, kita akan meninjau:

Pemilikan versus Penatalayanan

Usaha Dana dan Anggaran Keuangan

Menabung dan Memberi

Membelanjakan Uang dan Hutang

Integritas dan Mengajar Umat Kita


Kepemimpinan, Pemilikan dan Penatalayanan


Penting sekali bagi para pemimpin untuk menyadari perbedaan antara pemilikan dan penatalayanan. Allah adalah Sang Pemilik. Kita hanyalah para penatalayan. Allah tetap memegang beberapa tanggung jawab tertentu dan Dia telah memberikan beberapa tanggung jawab yang lain kepada kita. Marilah kita kaji perbedaannya.


Bagian Allah

1. Allah adalah pemilik dari segala sesuatu. (Mazmur 24:1)

2. Allah mengendalikan segala sesuatu. (Mazmur 135:6)

3. Allah akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita. (Filipi 4:19)


Bagian Kita

1. Kita adalah penatalayan dari barang milik Allah. (Seorang penatalayan adalah pengelola harta milik

seorang yang lain).

2. Kita harus setia. (1 Korintus 4:2)

3. Saat kita setia, kita akan mendapatkan keuntungan dalam tiga cara:

a. Kita akan bertumbuh menjadi lebih dekat dengan Yesus Kristus.

b. Kita akan mengembangkan karakter ilahi.

c. Kita akan mulai memiliki stabilitas keuangan.


John Wesley hidup dengan prinsip keuangan berikut ini pada Abad ke-18:

Raihlah semua yang dapat anda raih

Tabunglah semua yang dapat anda tabung

Berilah semua yang dapat anda beri


Mari kita menggunakan prinsip di atas sebagai sebuah garis besar bagi pembahasan kita dalam pelajaran ini.


A. Raihlah Semua Yang Dapat Anda Raih


Alkitab mengajar kita untuk bekerja keras, seolah-olah kita sedang bekerja secara langsung bagi Tuhan (Kolose 3:23-25). Dalam Amsal 6:6-11, kita diberitahu untuk mempelajari sejenis serangga kecil – si semut – untuk menyaksikan suatu teladan bagi etika kerja kita. Semut mempertontonkan tiga ciri khas berikut ini:


1. Inisiatif - Semut tidak membutuhkan pemerintah untuk menyuruhnya bekerja.

2. Industri - Semut bekerja keras mempersiapkan makanan untuk masa depannya.

3. Integritas - Semut tidak bekerja untuk uang atau perolehan yang mementingkan diri sendiri.


Meraih semua yang dapat anda raih tidak berbicara tentang menetapkan sebuah sasaran untuk menghasilkan lebih banyak uang; ini bukan tentang ketamakan. Bahkan, Kitab Suci memperingatkan kita tentang ketamakan. Kitab Timotius mengajarkan bahwa ketamakan mendatangkan berbagai rupa jerat, dan bahwa cinta akan uang adalah akar segala jenis kejahatan (1 Timotius 6:9-10).


Meraih semua yang dapat anda raih tanpa dikendalikan oleh ketamakan merupakan sesuatu yang penting. Kuncinya adalah rasa puas. Rasul Paulus menulis, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Timotius 6:6). Jadi, berapa banyak yang dapat kita kumpulkan sebagai seorang pemimpin Kristen? Harta milik jenis mana yang kita harus merasa diri cukup puas? Pasal yang sama memberi sebuah jawaban:

“Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” 1 Timotius 6:8


Meraih apa yang dapat kita raih berbicara tentang kerja keras. Namun juga tentang kerja yang lebih banyak sehingga kita dapat menginvestasikannya demi memenuhi kebutuhan orang-orang lain. Kita akan membahas hal ini lebih rinci pada bagian “Berilah Semua Yang Dapat Anda Beri” dari pelajaran ini.


B. Tabunglah Semua Yang Dapat Anda Tabung


Menabung berbicara tentang menyiapkan diri untuk masa depan. Kitab Suci mendorong praktek menabung. Perhatikanlah petunjuk berikut tentang menabung uang:


1. Menabunglah kalau anda juga mempraktekkan tindakan memberi.

2. Menabunglah secara teratur.

3. Mengapa menabung?

a. Menabunglah untuk keadaan-keadaan darurat yang tak terduga-duga.

b. Menabunglah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka yang lebih panjang.

c. Menabunglah untuk pembelian-pembelian pokok/utama.

d. Menabunglah untuk pemberian yang terencana (investasi masa depan).

4. Hindarilah rencana-rencana untuk menjadi kaya secara mendadak serta perjudian (Amsal 28:22).


Susunlah Anggaran Pendapatan Anda


Agar dapat menabung semua yang dapat anda tabung, anda memerlukan sebuah anggaran untuk mengelola uang anda. Menggunakan sebuah rencana anggaran berarti bahwa secara sederhana kita memberitahu uang kita kemana ia harus dibelanjakan, dari pada hanya menebak-nebak kemana semua uang telah dihabiskan.


1. Buatlah dan gunakan sebuah rencana untuk mengendalikan pembelanjaan uang anda (Amsal 27:23). Menggunakan sebuah rencana belanja merupakan suatu cara yang praktis dan bijak bagi anda untuk mengendalikan pola-pola belanja anda.


Contoh: Duduk dan rencanakan anggaran keuangan anda setiap tahun. Tentukan kebutuhan-kebutuhan mana yang harus diprioritaskan dalam anggaran, termasuk hutang apapun yang anda miliki. Berikutnya, tetapkan berapa banyak uang yang anda dapat investasikan pada setiap bidang sebelum anda berbelanja apapun. Tulislah itu di atas secarik kertas dan pilihlah seseorang untuk pertanggungan jawab anda kelak.


2. Bayarlah kembali apa yang anda pinjam (Mazmur 37:21). Bila anda memang punya hutang, masukkan itu dalam anggaran keuangan anda sehingga anda dapat membayarnya kembali sekilat mungkin (Amsal 3:27-28).


C. Berilah Semua Yang Dapat Anda Beri


Kitab Suci memanggil kita untuk suka memberi. Kita tidak pernah menjadi semakin serupa dengan Allah kecuali kalau kita suka memberi. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah memberikan…” Yesus memuja mereka yang memberi dengan sifat berkorban, lebih dari sekedar menunaikan panggilan tugas saja. Ayat-ayat Kitab Suci berikut mendorong kita untuk memberi:


1. Berilah kepada gereja anda. (Maleakhi 3:10; Matius 23:23)

Perpuluhan adalah sepersepuluh dari pendapatan anda: Ibrani 7:3,6; Amsal 3:9-10


2. Berilah kepada pelayanan-pelayanan yang lain. (Matius 10:42; Markus 10:29-30)

Ini adalah investasi bagi Injil diatas pemberian-pemberian kita secara berkala: Lukas 6:38


3. Berilah kepada fakir miskin. (Amsal 19:17)

Ini adalah tindakan berbagi dengan orang-orang yang sangat membutuhkan, seolah-olah mereka adalah Kristus.


Dalam tiga kasus di atas, Allah memperhitungkan pemberian-pemberian kita sebagai pemberian kepada-Nya! Kita sedang menyimpan harta di sorga. Alkitab mengajarkan bahwa memberi adalah sebuah investasi dimana Allah berjanji akan membalas anda demi Kerajaan Allah.


Berapa Banyak Kita Harus Memberi?


Kita membaca tentang perpuluhan dalam Maleakhi 3:8-10. Abraham (sebelum hukum Musa ada) telah memberi sepersepuluh dari hartanya kepada Melkisedek, sang imam Allah. Hukum Musa menuntut perpuluhan dan persembahan-persembahan. Prinsip Perjanjian Baru adalah memberi dengan murah hati; Yesus memuji pemberian yang bersifat berkorban (Markus 12:42-44). Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengajar bahwa kita harus memberi pemberian-pemberian yang terutama dan terbaik kita kepada Tuhan.


Memberi dengan Sikap Yang Benar

1. Berilah dengan hati yang mengasihi. (1 Korintus 13:3; Yohanes 3:16)

2. Berilah dengan sukacita. (2 Korintus 9:7)

3. Berilah kepada Allah lebih dahulu sebagai suatu ungkapan prioritas. (Amsal 3:9)

4. Berilah kepada Allah secara sistematis. (2 Korintus 8:1-4)

5. Berilah secara proporsional. (1 Korintus 8:11-15)

6. Berilah tanpa peduli pada situasi/kondisi anda. (Filipi 4:10-19)

7. Berilah secara strategis – demi membawa dampak yang maksimal bagi Kerajaan Allah. (Matius 6:19-21)


Berkat-Berkat dari Tindakan Memberi

1. Memberi akan membawa hati kita ke arah Kristus.

2. Memberi akan mengembangkan karakter ilahi dan menjadikan kita seperti Kristus.

3. Memberi akan mengizinkan kita menaruh harta kita di sorga.

4. Memberi dapat menghasilkan suatu peningkatan materi kepada si pemberi.


Bereskan Semua HUTANG Secepat Mungkin


John Wesley tidak memasukkan hutang dalam prinsip-prinsip keuangannya, namun kami merasa sesuatu yang sah dan penting untuk dibahas pada abad ke-21 ini. Bagi para pemimpin, hutang bisa menjadi suatu penghalang, yang menyebabkan kita kehilangan fokus. Hutang juga bisa menjadi suatu beban, yang akan melumpuhkan kekuatan kita dari pelayanan kita. Lebih lanjut, hutang bisa menjadi seperti sebuah rantai, yang akan membatasi pilihan-pilihan kita dan memperlambat gerak laju kita.


Alkitab tidak berkata bahwa meminjam itu dosa, namun Alkitab tidak mendorong kita untuk melakukannya. Hutang adalah uang atau harta milik yang seseorang diwajibkan untuk membayar kepada seorang yang lain. Ini termasuk uang yang dipinjam dari bank-bank, para sahabat, sanak famili, perusahaan perkreditan maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya.


Apa Kata Kitab Suci Mengenai Hutang


1. Tindakan berhutang tidak didorong (Roma 13:8).

2. Hutang diperhitungkan sebagai perbudakan (Amsal 22:7).

Kita tidak punya kemerdekaan lagi untuk memutuskan kemana akan kita belanjakan pendapatan kita, apabila kita mempunyai hutang.

3. Berhutang berarti menduga-duga masa depan (Yakobus 4:13-15).

Saat kita mulai berhutang, kita menduga bahwa kita akan mendapatkan pendapatan yang cukup di masa depan untuk melunasi hutang tersebut. Alkitab mematahkan semangat orang yang menduga-duga.

4. Dalam Perjanjian Lama hutang merupakan sebuah kutuk bagi yang tidak taat (Habakuk 2:5-8).

5. Kebebasan dari hutang merupakan sebuah pahala bagi yang taat (Ulangan 28:1-2, 12, 15, 43-44).


Tujuh Langkah Untuk Keluar Dari Hutang


Hutang datang dari ketidak-tahuan, dari ketiadaan perencanaan, dari kemanjaan dan dari keadaan-keadaan darurat yang tak terduga-duga.


1. Berdoa dan percayalah pada Allah untuk menyanggupkan anda agar bebas dari hutang.

2. Jangan menambahkan hutang yang baru.

3. Daftarkan semua hutang anda dan segala sesuatu yang anda miliki. Daftarkan hutang-hutang anda untuk menetapkan situasi keuangan terkini anda. Lantas putuskan apakah anda harus menjual sebagian dari harta milik anda untuk mengurangi beban hutang anda.

4. Gunakan sebuah rencana atau anggaran belanja yang tertulis. Susunlah sebuah rencana tertulis untuk memastikan bahwa pembelanjaan uang anda tidak melebihi pendapatan anda dan untuk mengenali “uang ekstra” yang mungkin siap untuk dipakai membayar hutang-hutang secepatnya.

5. Tetapkan sebuah rencana pembayaran kembali untuk setiap hutang. Komunikasikan dengan para kreditur anda. Kebanyakan kreditur bersedia untuk bekerja bersama orang yang berkeinginan secara jujur untuk membayar kembali hutang mereka. Komunikasikan secara berkala dan bayarlah dengan disiplin.

Cobalah membayar lunas hutang-hutang terkecil atau yang bunganya paling tinggi lebih dulu. Begitu anda sudah melunasi hutang pertama ini, tambahkan jumlah pembayaran itu pada pembayaran regular untuk hutang kedua yang anda rencanakan untuk dilunasi. Kemudian, pada waktu yang kedua sudah terbayar, terapkan kedua pembayaran itu ke hutang berikutnya dan seterusnya sampai semua hutang terlunasi.

6. Pertimbangkan untuk mencari pendapatan tambahan. Banyak orang memiliki pekerjaan yang sebenarnya tidak menghasilkan cukup pendapatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sekalipun mereka membelanjakan pendapatannya secara bijak. Mungkin mereka perlu mencari pendapatan tambahan untuk menghindarkan dirinya dari hutang.

7. Tekanlah pengeluaran anda. Sebagian orang perlu memperkecil jatah belanja mereka supaya dapat keluar dari hutang-hutangnya.


Enam Prinsip Bila Anda Terpaksa Harus Berhutang:

1. Bertekadlah untuk membayarnya kembali. (Roma 13:7-8)

2. Sebagai sebuah aturan, jangan menanda-tangani surat hutang berdua. (Amsal 17:18)

3. Hindarilah tindakan “menduga-duga masa depan.” (Amsal 27:1)

4. Jangan pernah menempatkan keluarga anda dalam posisi menanggung resiko. (1 Timotius 5:8)

5. Hindarilah hutang yang bersifat konsumtif. (Ulangan 15)

6. Gunakan kredit berputar secara bijak. (1 Korintus 4:2)


Integritas dan Mengajar Umat Anda


Kata “integritas” datang dari istilah matematika “integer,” yang artinya “menjadi utuh dan dipersatukan, lengkap, tak terbagi-bagi, tanpa duplikasi atau kepura-puraan.” Integritas berarti menjadi konsisten.


Seorang yang berintegritas menjaga perkataannya, bahkan sekalipun itu harus menyakiti hatinya. Standar hidupnya di depan umum sama dengan waktu bersendirian. Ini khususnya penting bila berurusan dengan uang. Kita harus menjadi teladan sebagai penatalayan uang yang baik dan jujur sebelum kita menuntut para pengikut kita untuk mempraktekkannya.


Allah Telah Menetapkan Standar Kejujuran

1. Allah ingin agar kita menjadi jujur sepenuhnya. (Amsal 6:16-17; 12:22)

2. Kebenaran merupakan salah satu dari sifat-sifat Allah. (Yohanes 14:6)  Dia memerintah kita untuk memantulkan karakter kekudusan-Nya. (1 Petrus 1:15)

3. Kita tidak bisa tidak jujur dan pada saat yang sama mengasihi Allah. (Amsal 14:2)

4. Kita tidak bisa tidak jujur dan pada saat yang sama mengasihi sesama kita. (Roma 13:9)

5. Integritas memperkenankan Allah. (1 Tawarikh 29:17)

6. Integritas memberi rasa aman. (Amsal 10:9)

7. Integritas menetapkan kredibilitas bagi pelayanan. (Filipi 2:15)

8. Integritas menyediakan tuntunan dari Allah. (Amsal 4:24-26; 11:3)


Kejujuran Dituntut bagi Para Pemimpin

1. Seorang pemimpin yang tidak jujur memproduksi para pengikut yang tidak jujur pula.

(Amsal 29:12)

2. Ketidak-jujuran pasti menggagalkan seseorang dari kepemimpinan. (Keluaran 18:21)

3. Integritas memperpanjang kepemimpinan. (Amsal 28:16)

4. Integritas memang penting, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. (Lukas 16:10)


Mengajar Orang-Orang Lain tentang Penatalayanan


Sementara anda mengkomunikasikan prinsip-prinsip Alkitabiah tentang keuangan dan penatalayanan, anda harus ingat bahwa itu berkenaan dengan kata-kata maupun hidup anda. Orang mungkin tidak percaya akan apa yang anda katakan, namun mereka pasti akan mempercayai apa yang anda lakukan. Ingatkah anda prinsip manajemen nomor satu di dunia ini? Itu dapat diringkaskan dalam sebuah ungkapan berikut ini:


Orang melakukan apa yang dilihatnya.


Kita mengajarkan apa yang kita ketahui, namun kita akan mereproduksi siapa jati diri kita sebenarnya. Ini merupakan sebuah hukum alam. Karena itu, kami mendorong anda untuk menata keuangan anda sendiri sebelum anda menantang orang-orang lain melakukan hal itu.


Tiga Kebenaran Bahwa Uang dan Harta Milik Menyingkapkan Kehidupan Kita:


1. Uang dan harta milik anda adalah sebuah Tools (Alat).

Ia adalah sebuah alat yang Allah rindu untuk memakai demi perluasan Kerajaan-Nya.

Pertanyaan: Apakah ada sesuatu yang bersifat kekal yang dihasilkan oleh uang dan harta milik saya?


2. Uang dan harta milik anda adalah sebuah Test (Ujian).

Ia adalah sebuah ujian yang menyingkapkan seberapa baik anda mengelola apa yang anda miliki.

Pertanyaan: Akankah saya mendapat lebih banyak karena saya telah menginvestasikan uang saya dengan baik di bumi ini?


3. Uang dan harta milik anda adalah sebuah Trademark (Merek Perdagangan / Ciri khas kita).

Ia adalah sebuah merek perdagangan (gelar) yang menunjukkan siapa pemilik sesungguhnya.

Pertanyaan: Sudahkah saya menyerahkan uang dan harta milik saya kepada Sang Pemilik yang sejati?


PENILAIAN: Seberapa baikkah anda bila anda mengevaluasi penatalayanan anda atas dasar tiga kebenaran di atas?


PENERAPAN: Ciptakan sebuah anggaran setahun untuk hidup dan pelayanan pribadi anda.



KUNCI JAWABAN – MLM Buku 5, Pelajaran 2:

KEPEMIMPINAN ADALAH PENATALAYANAN



Kepemimpinan, Pemilikan dan Penatalayanan


Bagian Allah Bagian Kita

1. PEMILIK SEGALANYA 1. ALLAH

2. MENGENDALIKAN 2. SETIA

3. KEBUTUHAN-KEBUTUHAN 3. KEUNTUNGAN


RAIHLAH


TABUNGLAH


1. MEMBERI

2. TERATUR

3. a. DARURAT

b. KEBUTUHAN-KEBUTUHAN

c. PEMBELIAN-PEMBELIAN

d. PEMBERIAN YANG TERENCANA

4. HINDARI


BERILAH Berkat-Berkat dari Tindakan Memberi

1. GEREJA 1. MEMBAWA HATI KITA

2. PELAYANAN-PELAYANAN 2. MENGEMBANGKAN KARAKTER ILAHI

3. FAKIR MISKIN 3. HARTA KITA DI SORGA

4. PENINGKATAN MATERI

HUTANG


Apa Kata Kitab Suci Mengenai Hutang

1. TIDAK DIDORONG 4. KUTUK

2. PERBUDAKAN 5. PAHALA

3. MENDUGA-DUGA


Allah Telah Menetapkan Standar Kejujuran

1. SEPENUHNYA 5. MEMPERKENANKAN

2. SIFAT-SIFAT 6. MEMBERI

3. TIDAK JUJUR 7. MENETAPKAN

4. TIDAK JUJUR 8. MENYEDIAKAN



Kejujuran Dituntut bagi Para Pemimpin

1. MEMPRODUKSI 3. MEMPERPANJANG

2. MENGGAGALKAN 4. KECIL


Tiga Kebenaran Bahwa Uang dan Harta Milik Menyingkapkan Kehidupan Kita:

1. ALAT (TOOL)

2. UJIAN (TEST)

3. MEREK PERDAGANGAN (TRADEMARK)


No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.