Nabi-Nabi dalam Kitab 1 dan 2 Raja-raja
Perkembangan jabatan raja diimbangi dengan gerakan kenabian. Ada dua jenis nabi, yaitu nabi yang menulis dan yang tidak menulis. Nabi-nabi yang tidak menulis melayani lebih dahulu dari pada nabinabi yang menulis. Pesan mereka memberitahu tentang hukum dan penghancuran nasional sebagai akibat pelanggaran Terhadap Perjanjian Allah. Perbedaan mereka dengan nabi yang menulis:Nabi-Nabi dalam Kitab 1 dan 2 Raja-raja
NABI TIDAK MENULIS
1. Catatan mengenai mereka dilestarikan dalam bentuk cerita.2. Tanda-tanda ajaib yang mereka adakan menegaskan kekuasaan Allah dalam pesan yang mereka sampaikan.
3. Pelayanan mereka ditujukan keluarga Raja
2. Penegasan seringkali dilakukan dengan tingkahlaku simbolik dan bukannya dengan kejadian-kejadian ajaib.
3. Ditujukan pada pemimpin politik dan agama dalam kerajaan dan juga kepada rakyat dan kepada bangsa lain
NABI MENULIS
1. Pesan mereka pada umumnya dilestarikan dalam bentuk Firman Tuhan.2. Penegasan seringkali dilakukan dengan tingkahlaku simbolik dan bukannya dengan kejadian-kejadian ajaib.
3. Ditujukan pada pemimpin politik dan agama dalam kerajaan dan juga kepada rakyat dan kepada bangsa lain
BERBAGAI JENIS Nabi Dalam I dan II RAJA-RAJA
Fenomena tentang nubuat bukan ada secara merata di seluruh sejarah Israel; sebaliknya cenderung lebih banyak muncul pada periode-periode khusus. Misalnya sebelum zaman Samuel, nubuat relatif jarang: “Pada masa itu firman Tuhan jarang” (1 Sam. 3:1). Periode yang diliput oleh Kitab I dan II Raja-Raja adalah zaman “keemasan” para nabi. Kebanyakan kitab-kitab nubuat memiliki latar belakang pada zaman raja-raja ini, dan dalam I dan II Raja-Raja keberadaan para nabi begitu menonjol. Para nabi khususnya berbicara kepada rajaraja dan kepada bangsa-bangsa melalui raja-raja ini.Nabi-nabi istana.
Jenis nabi yang khas pada zaman kerajaan adalah nabi istana, yaitu seorang nabi yang bisa berhubungan secara mudah dengan raja sendiri. Beberapa nabi istana bukanlah nabi Tuhan yang sebenarnya; mereka dimanfaatkan oleh raja, dan cenderung mengatakan sesuatu yang hanya ingin didengar oleh raja. Contohnya adalah barisan para nabi berjumlah empat ratus kepada siapa Ahab meminta pertimbangan ketika mau berperang dengan Siria (I Raj. 22). Mereka mengatakan apa yang menyenangkan bagi Raja Ahab, sementara nabi Tuhan yang sebenarnya, Mikha, tidak mengatakan seperti itu. Tepatnya Ahab membenci Mikha karena alasan ini: “Tetapi, aku membenci dia sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka” (I Raj. 22:8). Ahab juga memanfaatkan 450 nabi Baal yang ditantang oleh Elia (18:20-40).
Dalam Kitab I dan II Raja-Raja, nabi-nabi sejati dari Tuhan yang memiliki hubungan dengan raja-raja termasuk Natan (ps. 1),63 seorang "abdi Allah" yang tidak dikenal namanya (ps. 13), Yehu, anak Hanani (16:1, 7), Elia (ps. 17-19, 21), Mikha (ps. 22), Elisa ( II Raj. 2-9, 13), dan Yesaya (ps. 19-20).64 Nabi-nabi ini biasanya melawan raja-raja - dengan risiko nyawanya sendiri - karena nubuat-nubuat yang tidak menyenangkan raja.
Dalam Kitab I dan II Raja-Raja, nabi-nabi sejati dari Tuhan yang memiliki hubungan dengan raja-raja termasuk Natan (ps. 1),63 seorang "abdi Allah" yang tidak dikenal namanya (ps. 13), Yehu, anak Hanani (16:1, 7), Elia (ps. 17-19, 21), Mikha (ps. 22), Elisa ( II Raj. 2-9, 13), dan Yesaya (ps. 19-20).64 Nabi-nabi ini biasanya melawan raja-raja - dengan risiko nyawanya sendiri - karena nubuat-nubuat yang tidak menyenangkan raja.
Sekelompok Nabi.
Jenis ini adalah nabi-nabi Tuhan yang secara khas muncul sendirian sebagai figur pribadi, dan begitu berani. gambaran umum tentang aktivitas mereka pada zaman-zaman sesudahnya adalah kurang tepat, jika tidak boleh dikatakan tidak tepat sama sekali.
Nabi-nabi Penulis dan Tidak Penulis
Nabi-nabi penulis adalah mereka yang tulisannya dibukukan sebagai kitab-kitab nubuat dalam Perjanjian Lama. Dua dari antara mereka disebut dalam I dan II Raja-Raja. Yesaya adalah figur yang menonjol dalam kisah tentang Hizkia dan Sanherib (II Raj. 19-20), juga nubuatan oleh Yunus yang disebut dalam II RajaRaja 14:25.69 Penggunaan nubuat-nubuat dari nabi-nabi ini sejalan dengan maksud penulis untuk menunjukkan pola nubuat dan penggenapan yang disebutkan di atas.
Dalam pasal-pasal yang membicarakan kedua nabi, maka terjadi perubahan perhatian: semula membuat catatan tentang tanggal-tanggal dan kejadian-kejadian yang selama pemerintahan para raja, kemudian mencatat ucapan serta perbuatan nabi-nabi. Apa yang dilakukan Elia berputar-putar di sekitar permusuhannya dengan raja, sementara apa yang dilakukan Elisa umumnya terbatas pada rakyat biasa. Tulisantulisan panjang lebar tentang tindakan-tindakan nabi ini menjadi unsur penting bagi seluruh perspektif kenabian dalam I dan II Raja-Raja.
Catatan-catatan tentang Elia semua dikaitkan dengan perlawanannya terhadap kebiasaan menyembah berhala, terutama Baal yang berasal dari
Nama “Obaja” dalam keluarga Ahab yang menolong Elia (II Raja-Raja 18) bukanlah nabi Obaja, demikian juga "Zefanya” dalam II Raja-Raja 25:18 bukan nabi Zefanya. Keduanya adalah nama-nama yang umum dalam masyarakat Ibrani. orang kafir.
Dalam hal ini I Raja-Raja 17-19 merupakan perikop paling penting. Bagian ini dibuka dengan nubuat Elia bahwa tidak akan ada hujan di negeri ini sampai Allah memberikannya (17:1-7). Ini mengantisipasi adanya permusuhan yang terus meningkat dengan nabinabi Baal (ps. 18), sebab Baal adalah dewa pembawa badai dan hujan bagi orang Kanaan. Dalam 1 Raja-Raja 17:8-24, kita bisa membaca dua episode di mana Elia melakukan mukjizat-mukjizat untuk seorang janda Sarfat yang ada di wilayah Fenisia, dekat Sidon (negeri asal penyembahan berhala yang kemudian diimpor ke Israel). Nubuat tentang hujan ini dinyatakan kembali (17:14), kedua episode menegaskan “firman Tuhan” yang diucapkan Elia. Fungsi episode-episode ini adalah meletakkan dasar mengenai Elia sebagai nabi Allah yang dapat dipercaya.
Kisah-kisah ini mencapai klimaks pada pasal 18, di mana terjadi konfrontasi dramatis antara Elia dan 450 nabi Baal di atas Gunung Karmel. Nabi-nabi Baal dipermalukan, sebab mereka tidak dapat membujuk Baal menurunkan api ke atas mezbah, demikian juga mereka tidak mampu menghadirkan dewa badai mereka untuk menurunkan hujan selama tiga tahun sebelumnya (ay.1). Perasaan terhina makin memuncak mengingat Baal adalah dewa badai dan pembawa hujan bagi orang-orang Kanaan: naskah-naskah Kanaan mengenai dewa ini memuji sifat-sifatnya di atas kuasa-kuasa yang dalam I Raja-Raja 18 begitu menantangnya: “Baal akan memberikan hujan pada segala musim ... dan dia akan memanggil guruhnya di awan-awan agar mengeluarkan kilatnya bagi bumi."72 Bagaimanapun juga, Allah adalah yang berkuasa atas hujan, dan Dia menurunkannya sesudah nabi-nabi Baal dihukum (ay. 41-46).
Sesudah konfrontasi ini berakhir, Elia melarikan diri ke padang gurun dan dipelihara oleh Allah (ps. 19). Empat puluh hari empat puluh malam dia berpuasa dan bertemu Allah di Gunung Horeb, di tempat itu Musa juga pernah bertemu Allah sekian tahun sebelumnya. Allah hadir, bukan dalam badai, gempa bumi, atau api, yang mengingatkan pada ruang gerak di mana Baal tidak berkuasa atasnya, sebaliknya Dia datang dalam kesenyapan, melalui suara lembut (19:918). Di sini Elia merasa termotivasi, kemudian dia bertemu Elisa yang kelak menjadi penggantinya. Betapa ini mengingatkan bagaimana Yosua menggantikan Musa (1 Raj. 19:16-21; bdg. Bil. 27:18-23; Ul. 34:9). Banyak sarjana mencatat kesamaan antara Musa dengan Elia (dan bahkan Elisa). "3 Dalam banyak hal, Elia ditampilkan sebagai Musa. kedua, baik Elia maupun Elisa adalah wakil-wakil Allah pada saatsaat kritis menghadapi lawan, persis yang dialami Musa.
Dalam I Raja-Raja 21, konfrontasi antara Elia dan raja tidak banyak menyinggung tentang penyembahan berhala, tetapi sekitar keangkuhan Ahab menggunakan jabatannya. Ini ditunjukkan dengan merampas kebun anggur Nabot. Bahkan di sini pun, penyembahan berhala yang dilakukan Ahab juga dicela (21:25-26).
Episode berikutnya menggambarkan keprihatinan Elia terhadap Ahazia, anak Ahab, yang juga penyembah Baal: Ahazia mengutus orangnya kepada Baal-Zebub - dewa orang Filistin yang ada kaitannya dengan Baal - untuk mendapatkan petunjuk (II Raj. 1). Elia secara efektif juga menghukum Ahazia. Selanjutnya dalam II Raja-Raja 2, jubah kenabian diteruskan kepada Elisa, dan Elia diangkat ke surga dengan angin badai.
Cerita-cerita tentang Elisa diberikan secara lebih ekstensif jika dibanding cerita tentang Elia. Elisa melakukan berbagai mukjizat, semua terangkai pada perikop II Raja-Raja 2:19-6:7.74 Di sini, terdapat tiga kisah panjang yang menggiring perhatian pada perbuatan tokohtokoh tertentu: (1) Yoram dari Israel, Mesa dari Moab, dan Elisa (3:427); (2) Elisa, perempuan Sunami, dan anak laki-lakinya (4:8-37); dan (3) Naaman panglima Siria dan Elisa (5:1-27). Kisah-kisah panjang ini berselang-seling dengan catatan ringkas tentang mukjizat-mukjizat yang diperbuat Elisa: (1) Elisa dan mata air beracun, Elisa dan anakanak yang mencemooh dia (2:19-25); (2) Elisa dan minyak seorang janda (4:1-7); (3) Elisa dan kuali beracun, Elisa menyediakan makanan (4:38-44); Elisa dan mata kapak (6:1-7).
Fungsi semua mukjizat ini ialah menguatkan otoritas Elisa sebagai seorang nabi Tuhan, memberi dia legitimasi atas tugas-tugas di hadapannya ketika nanti berhadapan dengan bangsa-bangsa (II Raj 6:8 - 7:20; 8:7-9:13). Pertama, dia pernah dua kali menghadapi musuh bangsa Israel, yaitu Siria (6:8-7:20). Dalam insiden pertama, Elisa bertindak untuk kepentingan Israel menghalau tentara Siria dan membawanya ke Samaria (6:8-23). Dalam insiden kedua, dia bernubuat bahwa serbuan terhadap Samaria tidak akan terjadi (6:247:20). Kemudian, dia juga bernubuat bahwa Hazael akan menjadi raja Siria (8:7-15), dan melalui hambanya, dia mengurapi Yehu sebagai raja Israel (9:1-13).
ELIA DAN ELISA
Kisahan tentang Elia dan Elisa. Kisah tentang Nabi Elia dan Elisa memainkan peranan penting dalam menyingkap kisahan dalam I dan II Raja-Raja. 70 Kedua nabi ini muncul selama dinasti Omri memerintah Israel, saat mana raja-raja Israel secara terang-terangan menyembah Baal. Cerita-cerita tentang Elia terdapat dalam 1 Raja-Raja 17-19, 21, dan II Raja-Raja 2-9, 13. Dibandingkan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama setelah Musa, apa yang diperbuat oleh kedua nabi ini mendapat perhatian lebih banyak. 71Dalam pasal-pasal yang membicarakan kedua nabi, maka terjadi perubahan perhatian: semula membuat catatan tentang tanggal-tanggal dan kejadian-kejadian yang selama pemerintahan para raja, kemudian mencatat ucapan serta perbuatan nabi-nabi. Apa yang dilakukan Elia berputar-putar di sekitar permusuhannya dengan raja, sementara apa yang dilakukan Elisa umumnya terbatas pada rakyat biasa. Tulisantulisan panjang lebar tentang tindakan-tindakan nabi ini menjadi unsur penting bagi seluruh perspektif kenabian dalam I dan II Raja-Raja.
Catatan-catatan tentang Elia semua dikaitkan dengan perlawanannya terhadap kebiasaan menyembah berhala, terutama Baal yang berasal dari
Nama “Obaja” dalam keluarga Ahab yang menolong Elia (II Raja-Raja 18) bukanlah nabi Obaja, demikian juga "Zefanya” dalam II Raja-Raja 25:18 bukan nabi Zefanya. Keduanya adalah nama-nama yang umum dalam masyarakat Ibrani. orang kafir.
Dalam hal ini I Raja-Raja 17-19 merupakan perikop paling penting. Bagian ini dibuka dengan nubuat Elia bahwa tidak akan ada hujan di negeri ini sampai Allah memberikannya (17:1-7). Ini mengantisipasi adanya permusuhan yang terus meningkat dengan nabinabi Baal (ps. 18), sebab Baal adalah dewa pembawa badai dan hujan bagi orang Kanaan. Dalam 1 Raja-Raja 17:8-24, kita bisa membaca dua episode di mana Elia melakukan mukjizat-mukjizat untuk seorang janda Sarfat yang ada di wilayah Fenisia, dekat Sidon (negeri asal penyembahan berhala yang kemudian diimpor ke Israel). Nubuat tentang hujan ini dinyatakan kembali (17:14), kedua episode menegaskan “firman Tuhan” yang diucapkan Elia. Fungsi episode-episode ini adalah meletakkan dasar mengenai Elia sebagai nabi Allah yang dapat dipercaya.
Kisah-kisah ini mencapai klimaks pada pasal 18, di mana terjadi konfrontasi dramatis antara Elia dan 450 nabi Baal di atas Gunung Karmel. Nabi-nabi Baal dipermalukan, sebab mereka tidak dapat membujuk Baal menurunkan api ke atas mezbah, demikian juga mereka tidak mampu menghadirkan dewa badai mereka untuk menurunkan hujan selama tiga tahun sebelumnya (ay.1). Perasaan terhina makin memuncak mengingat Baal adalah dewa badai dan pembawa hujan bagi orang-orang Kanaan: naskah-naskah Kanaan mengenai dewa ini memuji sifat-sifatnya di atas kuasa-kuasa yang dalam I Raja-Raja 18 begitu menantangnya: “Baal akan memberikan hujan pada segala musim ... dan dia akan memanggil guruhnya di awan-awan agar mengeluarkan kilatnya bagi bumi."72 Bagaimanapun juga, Allah adalah yang berkuasa atas hujan, dan Dia menurunkannya sesudah nabi-nabi Baal dihukum (ay. 41-46).
Sesudah konfrontasi ini berakhir, Elia melarikan diri ke padang gurun dan dipelihara oleh Allah (ps. 19). Empat puluh hari empat puluh malam dia berpuasa dan bertemu Allah di Gunung Horeb, di tempat itu Musa juga pernah bertemu Allah sekian tahun sebelumnya. Allah hadir, bukan dalam badai, gempa bumi, atau api, yang mengingatkan pada ruang gerak di mana Baal tidak berkuasa atasnya, sebaliknya Dia datang dalam kesenyapan, melalui suara lembut (19:918). Di sini Elia merasa termotivasi, kemudian dia bertemu Elisa yang kelak menjadi penggantinya. Betapa ini mengingatkan bagaimana Yosua menggantikan Musa (1 Raj. 19:16-21; bdg. Bil. 27:18-23; Ul. 34:9). Banyak sarjana mencatat kesamaan antara Musa dengan Elia (dan bahkan Elisa). "3 Dalam banyak hal, Elia ditampilkan sebagai Musa. kedua, baik Elia maupun Elisa adalah wakil-wakil Allah pada saatsaat kritis menghadapi lawan, persis yang dialami Musa.
Dalam I Raja-Raja 21, konfrontasi antara Elia dan raja tidak banyak menyinggung tentang penyembahan berhala, tetapi sekitar keangkuhan Ahab menggunakan jabatannya. Ini ditunjukkan dengan merampas kebun anggur Nabot. Bahkan di sini pun, penyembahan berhala yang dilakukan Ahab juga dicela (21:25-26).
Episode berikutnya menggambarkan keprihatinan Elia terhadap Ahazia, anak Ahab, yang juga penyembah Baal: Ahazia mengutus orangnya kepada Baal-Zebub - dewa orang Filistin yang ada kaitannya dengan Baal - untuk mendapatkan petunjuk (II Raj. 1). Elia secara efektif juga menghukum Ahazia. Selanjutnya dalam II Raja-Raja 2, jubah kenabian diteruskan kepada Elisa, dan Elia diangkat ke surga dengan angin badai.
Cerita-cerita tentang Elisa diberikan secara lebih ekstensif jika dibanding cerita tentang Elia. Elisa melakukan berbagai mukjizat, semua terangkai pada perikop II Raja-Raja 2:19-6:7.74 Di sini, terdapat tiga kisah panjang yang menggiring perhatian pada perbuatan tokohtokoh tertentu: (1) Yoram dari Israel, Mesa dari Moab, dan Elisa (3:427); (2) Elisa, perempuan Sunami, dan anak laki-lakinya (4:8-37); dan (3) Naaman panglima Siria dan Elisa (5:1-27). Kisah-kisah panjang ini berselang-seling dengan catatan ringkas tentang mukjizat-mukjizat yang diperbuat Elisa: (1) Elisa dan mata air beracun, Elisa dan anakanak yang mencemooh dia (2:19-25); (2) Elisa dan minyak seorang janda (4:1-7); (3) Elisa dan kuali beracun, Elisa menyediakan makanan (4:38-44); Elisa dan mata kapak (6:1-7).
Fungsi semua mukjizat ini ialah menguatkan otoritas Elisa sebagai seorang nabi Tuhan, memberi dia legitimasi atas tugas-tugas di hadapannya ketika nanti berhadapan dengan bangsa-bangsa (II Raj 6:8 - 7:20; 8:7-9:13). Pertama, dia pernah dua kali menghadapi musuh bangsa Israel, yaitu Siria (6:8-7:20). Dalam insiden pertama, Elisa bertindak untuk kepentingan Israel menghalau tentara Siria dan membawanya ke Samaria (6:8-23). Dalam insiden kedua, dia bernubuat bahwa serbuan terhadap Samaria tidak akan terjadi (6:247:20). Kemudian, dia juga bernubuat bahwa Hazael akan menjadi raja Siria (8:7-15), dan melalui hambanya, dia mengurapi Yehu sebagai raja Israel (9:1-13).
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.