Seri Bibliologi



A.    Apa itu bibliologi?

           Istilah “Bibliologi” berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu biblion yang berarti buku, kitab, gulungan; dan logos berarti kata, percakapan, uraian, penjelasan, pengajaran. Dari dua kata ini, secara harfiah “bibliologi” berarti  uraian atau penjelasan tentang Alkitab.[1] Dalam Bibliologi diperkenalkan tentang Kitab Suci, misalnya asal-usulnya, prosesnya dalam menjadi sebuah kitab, atau orang yang menulisnya. Bibliologi mempunyai peranan yang penting dalam memperlajari Alkitab. Oleh karena bibliologi, adalah dasar untuk membangun ajaran teologi lainnya. Dengan kata lain, wewenang Alkitab menentukan seluruh teologi.[2]

Seri Bibliologi

           Nama biblion sendiri berasal dari kata byblos, yang merupakan pohon papirus yang banyak tumbuh di rawa-rawa atau pinggiran sungai di sepanjang sungai Nil. Bahan yang dipakai untuk menulis dibuat dari tumbuhan papirus dengan cara memotong bagian yang lunak sepanjang 12 inci dan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Disusun sedemikan rupa dan kemudian dilekatkan menjadi satu, sehingga dapat menjadi sebuah gulungan sepanjang 30 feeth. Dalam perkembangannya bentuk jamak biblia banyak dipergunakan oleh orang-orang Kristen untuk menyebut semua kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. [3]

B.    Mengapa disebut Alkitab?

Alkitab adalah wahyu Allah yang berasal dari Allah, dan mengalir melalui dan kepada manusia. Alkitab adalah satu-satunya wahyu ilahi yang diilhami dan dapat dipertanggungjawabkan yang pernah diberikan kepada manusia dan merupakan otoritas tertinggi dalam semua hal yang berkaitan dengan iman dan moral.  Roh Kudus menuntun hamba-hambaNya dengan setiap pikiran dan kata-kata yang ingin Dia tulis. Kata ini mengalir melalui manusia yang melibatkan emosi, kepribadian, dan kerangka acuan mereka, tanpa memaksanya.[4]

           Istilah Alkitab juga berasal dari bahasa Yunani biblion. Dalam bahasa Inggris disebut dengan bible dan juga scriputure. Istilah  scripture sendiri, berasal dari bahasa Yunani graphe yang artinya “tulisan” (2 Tim. 3:16) dan hiera grammata artinya “tulisan-tulisan yang suci” (2 Tim. 3:15). [5] Istilah ini dalam Alkitab sering diterjemahkan dengan Kitab Suci. Selain itu,  dalam PL tulisan ini diakui memiliki otoritas yang besar (contohnya: 2 Raj. 14:6; 2 Taw. 23:18; Ezr. 3:2; Neh. 10:34). Tulisan-tulisan dari PL kemudian dikumpulkan dalam tiga kelompok besar yang disebut kitab hukum, kitab para nabi, dan tulisan-tulisan (atau Mazmur). Keseluruhannya berjumlah 39 kitab.

           Kemudian dalam PB kata Grapho digunakan kira-kira sembilan puluh kali untuk menunjuk pada Alkitab. Sedangkan kata benda graphe digunakan 51 kali di PB, dan hampir secara ekslusif digunakan untuk menjelaskan tentang Kitab Suci. Kata “Kitab Suci” ini cukup beragam dalam PB dan menunjuk semua bagian, di antara lain:[6]

1.     Kitab. ( Mrk. 12:10; 15:28; Luk. 4:21; Yoh. 2:22; 7:38; 10:35 ; Rm. 4:3; II Tim. 3:16; Gal. 3:8,22; 4:3; Kis. 1:1,6; Yoh. 19:24, 28, 36, 37; 20:9).

2.     Kitab-kitab. (Mat. 21:42; 22:29; 26:54,56; Mrk. 12:24; Luk. 24:27; Yoh. 5:39; Rm. 16:26; Kis. 13:27; 17:11; II Tim. 3:15; 1 Kor. 15:3; Yoh. 7:38,42; Rm. 1:2;  II Ptr. 3:16)

3.     Kitab-kitab Suci (II Tim. 3:15; Rm. 1:2)

 

C.    Simbol-simbol yang melukiskan Alkitab[7]

Allah menggunakan beberapa simbol dan setiap simbol itu digunakan utnuk menyampaikan suatu aspek kebenaran yang unik untuk mewakilinya.

1.     Firman Ibarat Api (Yer. 23:29)

Firman membakar, menyucikan dan membersihkan semua yang berlawanan dengan kebenaran.

2.     Firman Ibarat Palu (Yer. 23:29)

Firman memukul dan menghancurkan kejahatan

3.     Firman Ibarat Pelita (Mzm. 119:105)

Firman adalah alat penerangan dan pencerahan dalam kegelapan

4.     Firman Ibarat cermin (Yak. 1:23)

Firman mengungkapkan kepada kita siapa kita dan siapa jadinya kita di dalam Allah.

5.     Firman Ibarat Susu (1 Ptr. 2:2)

Firman memberi makanan bagi orang-orang yang percaya dalam Kristus

6.     Firman Ibarat tongkat pengukur ( Why. 11:1-2)

Sebagai alat pengukur, Firman merupakan patokan Allah dalam semua hal yang berkaitan dengan iman dan perbuatan.

7.     Firman Ibarat benih (1 Ptr. 1:23; Luk. 8:11; Yak. 1:18)

Firman bertumbuh, menghasilkan kehidupan, memiliki potensi untuk kehidupan yang kekal didalamnya.

8.     Firman ibarat pedang (Ibr.4:12)

Firman tajam dan bermata dua dalam penerapannya memisahkan hal-hal kedagingan dari roh.

9.     Firman Ibarat air (Ef. 5:25; Yoh. 15:3; 17:17; Mzm. 119:5,9)

Firman memberi kehidupan, menyegarkan dan alat yang menyucikan

10. Firman Ibarat Emas (Mzm. 19:7-10; Ayb. 28:1; Ams. 25:2)

Firman memiliki nilai yang berharga. Alkitab adalah tambang emas yang tidak pernah ahbis di mana seseorang bisa menggali harta untuk selamanya.

11. Firman Ibarat Madu ( Mzm. 19:10; Why.10:10)

Firman terasa manis ketika dicicipi

12. Firman ibarat tongkat panjang (Pkh. 12:11)

Firman adalah alat untuk memukul lembu agar memenuhi tugasnya

13. Firman Ibarat Paku (Pkh.12:11)

Firman terikat di suatu tempat yang pasti. Kita bisa menggantungkan sesuatu dengan aman di atasnya.

14. Firman Ibarat Roti (Mat. 4:4; Ul.8:3; Mzm. 119:103; Yes. 55:10; Kel.16)

Firman penting bagi kehidupan, selalu segar, dan bermanfaat untuk makanan sehari-hari.

15. Firman ibarat permata (Mat. 7:6)

Firman adalah perhiasan yang berharga. Sekalipun dibentuk dalam kegelapan, ia memiliki cahaya pelangi ketika dibawa kepada terang.

16. Firman Ibarat sauh (Ibr.6:18-19)

Firman memegang orang percaya agar tetap aman melewati semua badai

17. Firman Ibarat Bintang (2 Ptr. 1:19; Why. 2:28)

Firman menuntun orang percaya kepada Kristus.

18. Firman Ibarat Makanan (Ibr. 5:14)

Firman adalah makanan yang memberi kekuatan bagi orang yang dewasa rohani.

 

D.    Istilah Perjanjian Lama dan Baru

Dalam bahasa Inggris, kata “perjanjian” disebut testament yang berasal dari bahasa Latin “testamentum,” yang berarti kesaksian tertulis. Jemaat mula-mula menggunakan istilah tersebut untuk menerjemahkan kata dalam bahasa Yunani, diatheke, dan kata dalam bahasa Ibrani berith yang keduanya berarti perjanjian (covenant). Disebut perjanjian karena berisi perjanjian Allah dengan manusia. Kata perjanjian digunakan untuk menyatakan bahwa antara Allah dan manusia terjalin hubungan istimewa, bukan hanya hubungan alamiah.[8]

Meski secara keseluruhan ada sembilah Perjanjian Allah, perjanjian Allah dengan manusia tampaknya berpusat pada dua perjanjian ini. Perjanjian Lama mengutamakan perjanjian Allah dengan Israel di bawah perjanjian hukum Taurat yang diberikan melalui Musa. Sedangkan Perjanjian Baru menitikberatkan pada perjanjian Allah dengan dunia di bawah Perjanjian anugerah yang diberikan melalui Kristus. Yeremia, di bawah Perjanjian Lama, menubuatkan kedatangan Perjanjian Baru (Yer. 31:31-34; Ibr. 8:6-13; 10:15-17). Yesus di dalam Perjanjian Baru menggenapi Perjanjian lama (Luk. 22:20; 1 Kor. 11:25; Mrk. 14:24; Mat. 26:26-28; Ibr. 9:15; II Kor. 3:6,14; Mat. 5:17-18; 11:13; Rm. 3:21).[9]

E.    Sumber Ilahi Alkitab[10]

1.     Bersumber dari Allah secara langsung

Ada banyak bukti bahwa Alkitab secara keseluruhan adalah kitab yang unik yang berbeda dengan karya tulis lainnya. Sebanyak 3800 kali Alkitab menyatakan “Allah berfirman,” atau “demikianlah Firman Allah” (mis. Kel. 14:1; 20:1;  Im. 4:1; Bil.4:1; Ul.4:2; 32:48; Yes. 1:10,24; Yer.1:11; Yeh. 1:3; dll). Paulus juga mengakui bahwa hal-hal yang ia tulis merupakan perintah Tuhan (1 Kor. 14:37) dan semua itu diakui juga oleh orang percaya (1 Tes. 2:13). Demikian juga dengan Petrus (2 Ptr. 1:16-21). Yohanes juga mengakui pengajarannya berasal dari Allah, dan apabila orang menolak ajaranNya berarti ia menolak Allah (1 Yoh. 4:6).

Nabi Yeremia menerima beritanya langsung dari Tuhan (Yer. 11:1-3), dan karena pembelaannya terhadap Kitab Suci, ada sebagian orang berusaha membunuhnya (Yer. 11:21); bahkan keluarganya menolaknya (Yer. 12:6). Kesaksian yang lain yang dapat dipercaya bisa dilihat dari kesaksian Yesus, Musa, Musa, Yosua, Daud, Daniel, Nehemia dan masih banyak lainnya. Semua kesaksian ini meneguhkan otoritas dari Alkitab yang bersumber dari dalam Alkitab itu sendiri.

2.     Melalui diri manusia

Alkitab berasal dari dari empat puluh penulis yang berbeda,d engan berbagai profesi dalam kehidupan mereka masing-masing. Misalnya, di antara penulis Kitab Suci ada Musa yang adalah pemimpin Israel; Yosua, seorang abdi Musa dan pemimpin militer; Daud, seorang gembala dan raja; Salomo, seorang raja; Amos, seorang penjaga ternak dan pemetik buah; Daniel, seorang perdana menteri; Matius, seorang pemungut cukai; Lukas, seorang dokter medis; Paulus, seorang rabi; dan Petrus, seorang nelayan.

Lebih dari itu, Alkitab tidak hanya ditulis oleh berbagai penulis, tetapi juga di berbagai lokasi yang berbeda dan di tengah situasi kondisi yang beragam. Pada kenyataannya, Alkitab ditulis di tiga benua: Eropa, Asia dan Afrika. Paulus menulis dari penjara di Roma dan dari kota Korintus keduanya terletak di Eropa; Yeremia menulis di Mesir yang berada di benua Afrika; kebanyakan kitab lainnya ditulis di Asia. Musa kemungkinan besar menulis di padang gurun, Daud menyusun Mazmur di pinggir kota, Salomo membuat Amsal dan mazmurnya di istana raja, Yohanes menulis sebagai orang buangan di pulau Patmos, dan Paulus menulis lima kitab dari dalam penjara.

Penulis-penulis Alkitab dari kejadian sampai wayu tentunya tidak saling mengenal satu sama lain, oleh karena perbedaan jangka waktu dalam penulisannya. Sekalipun demikian Alkitab secara menakjubkan merupakan satu kesatuan yang utuh. Roh Kudus adalah penyatu dari keenam puluh enam kitab itu, yang menentukan keharmonisan dan kekonsistenan. Dalam kesatuannya, kitab-kitab ini mengajarkan ketritunggalan Allah, keilahian Yesus Kristus, pribadi Roh Kudus, kejatuhan dan kecemaran manusia, demikian pula dengan keselamatan dan anugerah. Jika kita melihat hal ini secara keseluruhan maka kita akan bersyukur untuk kebaikan karya Allah yang diberikan kepada kita.

F.    Bahasa Penulisan Alkitab[11]

Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Namun, sebagian kecil ditulis dalam bahasa Aram, seperti Ezra 4-8, Daniel 2-17, dan Yeremia 10:11. Sedangkan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Jangan berpikir Alkitab yang diberikan kepada manusia itu langsung turun dari surga. Kenyataannya Allah memilih orang-orang tertentu dari berbagai latar belakang untuk menulis Alkitab yang diilhami Roh Kudus ( 2 Tim. 3:16). Mengapa Perjanjian Lama ditulis dalam bahsa Ibrani? Rata-rata, penulis kitab Perjanjian Lama adalah orang Yahudi yang berbahasa Ibrani. Awalnya, kitab ini ditujukan bagi orang Yahudi atau bangsa Israel. Demikian juga berlaku alasan penggunaan bahasa Yunani untuk kitab-kitab Perjanjian Baru. Oleh karena pada saat itu bangsa Yunani berkuasa dan pengaruh kebudayaannya sangat luas termasuk dalam hal bahasa. Bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum bagi semua bangsa pada masa itu.

 

G.   Sarana Penulisan Alkitab[12]

Alkitab ditulis di atas bahan yang berbeda-beda. Usia Alkitab yang kita miliki sekarang sudah berabad-abad. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk menulisnya?

1.     Tanah liat. Tanah liat adalah material paling umum yang digunakan manuisa untuk menulis pada zaman dahulu. Sebuah jarum (alat tulis berbentuk segitiga) digunakan untuk menuliskan huruf-huruf di tanah liat yang lunak. Dalam Yehezkiel 4:1 dituliskan sebagai berikut: “Engkau, anak manusia, ambillah sebuah batu bata, letakkan di hadapanmu dan ukirlah di atasnya sebuah kota, yaitu Yerusalem.” Ini adalah ungkapan simbolis untuk mengkomunikasikan kepada Yeremia bahwa Allah akan menghakimi Yerusalem melalui peristiwa pembuangan ke Babel.

2.     Batu. Dua loh batu digunakan untuk menuliskan sepuluh Hukum Allah. Kitab Keluaran 24:12 mengatakan, “TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu,  yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka.’”

3.     Papirus. Papirus mengacu kepada tiga hal: (1) tumbuh-tumbuhan air yang besar dari famili gelagah; (2) alat tulis yang terbuat dari sumsum yang terkandung di dalamnya; (3) naskah tulisan tangan (manuskrip) yang menggunakan bahan ini. Papirus adalah Tumbuhan semacam pohon palem yang tumbuh subur dekat sungai Nil di Mesir. Sejumlah dokumen papirus dapat bertahan baik dalam udara kering di Mesir. Contoh naskah tulisan tangan (manuskrip) tertua dalam PB yang ditemukan adalah  kitab Injil Yohanes yang diperkirakan berasal dari awal abad ke-2 Masehi.

4.     Perkamen dan vellum. Perkamen adalah alat tulis yang lebih awet daripada papirus, semacam kulit binatang yang dibersihkan dan digunakan sebagai bahan unuk menulis di Palestina pada zaman Roma, seperti yang digunakan persekutuan Qumran. Sedangkan vellum adalah alat yang terbuat dari kulit anak domba yang dihaluskan dan disemir. Mengenai alat tulis ini, Rasul Paulus pernah menyinggung dalam suratnya, “Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.”

5.     Emas dan logam. Allah menyuruh Musa memberi tahu bangsa israel, “Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni dan pada patam itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi TUHAN” (Kel. 28:36). Ayub mengeluh, “Ah, kiranya perkataanku ditulis, dicatat dalam kitab, terpahat dengan besi pengukir dan timah pada gunung batu untuk selama-lamanya!(Ayb. 19:23-24).

 

H.    Penyataan Diri Allah (Wahyu)

Peristiwa Allah menyatakan diriNya dan kebenaranNya kepada umat manusia disebut dengan wahyu. Kita dapat mengenal Allah, sebab Allah yang lebih dahulu memperkenalkan diriNya kepada kita. Dengan kata lain, wahyu adalah inisiatif Allah sendiri dan bukan penemuan manusia. Wahyu Allah kita perlukan kita untuk mengetahui diriNya yang tentunya sangat berbeda dengan kita. Dalam hal kemampuan, Allah tidak terbatas sedangkan kita terbatas. Dalam hal natur moral, Ia kudus sedangkan kita berdosa. Karena perbedaan-perbedaan itulah, kita tidak dapat mengenalinya tanpa Allah yang berkenan menyatakan dirinya kepada kita. Untuk berhubungan dengan Allah, tentunya yang kita perlukan adalah pengenalan akan Dia.[13]

Wahyu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena beberapa alasan berikut: (1) menusia penuh dosa (Rm. 3:23) dan ada di bawah hukuman (Rm.6:23; Why.21:8); (2) manusia tidak dapat mengusahakan dirinya sendiri (Ef. 2:8-9); (3) Allah mahatahu, Dia tahu kebutuhan manusia akan keselamatan; (4) Allah mahakasih dan pemurah, Dia mengasihi dan mencari manusia berdosa serta memberikan jalan keluar agar manusia bisa diselamatkan. Allah menyatakan dirinya melalui dua cara yakni wahyu umum dan wahyu khusus.[14] Kedua jenis pewahyuan ini membentuk satu kesatuan, masing-masing tidak akan lengkap tanpa yang lainnya. Hal ini diberikan kepada manusia manusia baik melalui perkataan maupun tindakan Allah. Wahyu umum merupakan wahyu di mana Allah menyatakan kebenaran-kebenaran tertentu dan aspek tentang naturNya kepada semua umat manusia. Sedangkan wahyu khusus lebih sempit dari wahyu umum dan terbatas pada Kristus dan Kitab Suci. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:[15]

 

JENIS-JENIS WAHYU ALLAH

Jenis

Manifestasi

Kitab Suci

Signifikansi

Wahyu Umum

Dalam Alam

Mzm. 19:1-6

Menyatakan Allah ada

Menyatakan kemuliaan Allah

Rm. 1:18-21

Menyatakan kemahakuasaan Allah

Menyatakan Allah akan menghakimi

Dalam pemeliharaan

Mat. 5:45

Menyatkan kemurahan Allah pada semua orang

Kis. 14: 15-17

Menyatakan Allah menyediakan makanan bagi semua

Dan. 2:21

Menyatakan Allah mengangkat dan menurunkan penguasa

Dalam Hati Nurani

Rm. 2:14-15

Menyatakan Allah telah menempatkan hukumNya di dalam hati semua manusia

Wahyu Khusus

Dalam Kristus

Yoh. 1:18

Menyatakan seperti apakah bapa itu

Yoh. 5:36-37

Menyatakan belas kasihan Bapa

Yoh. 6:63; 14:10

Menyatakan bahwa Bapa memberikan hidup kepada mereka yang percaya pada putraNya

Dalam Kitab Suci

2 Tim. 3:16-17

Menyatakan semua doktrin, teguran, koreksi, dan bimbingan yang dibutuhkan oleh orang Kristen untuk hidup lebih baik

2 Ptr. 1:21

Menyatakan semua yang Allah pilih untuk diungkpakan melalui penulis manusia yang dipimpin oleh Roh Kudus

 

Cara-cara lain yang Allah pakai untuk menyatakan dirinya:[16]

1.     Undi

Terkadang cara ini dipakai untuk mengkomunikasikan pikiran atau kehendak Allah (Ams. 16:32; Kis. 1:21-26)

2.     Urim dan Tumim

Urim dan Tumim digunakan oleh Harun (Imam Besar) pada dadanya. Dihiasi dengan 12 batu permata untuk mendapatkan kepastian tentang kehendak Allah (Kel. 28:30; Bil. 27:21; Ul. 33:8; 1 Sam. 28:6; Ezr. 2:63).

3.     Mimpi

Allah memakai cara ini juga untuk berkomunikasi dengan manusia, baik yang hidup pada masa Perjanjian Lama dan juga kepada setiap orang yang percaya kepadanya (kej. 20:3,6; 3:11-13,24, 40-41; Yl. 2:28 bnd. Ayb. 33:15). Juga kepada orang yang tidak percaya Allah (Kej. 20:3; 31:24; Dan. 2). Melalui mimpi-mimpi tersebut Allah menggunakannya untuk menyatakan kebenaranNya.

4.     Theofani

Sebelum Allah Anak berinkarnasi menjadi manusia, pada masa Perjanjian Lama Allah juga berinkarnasi melalui Malaikat TUHAN yang mengkomunikasikan berita ilahi kepada manusia (Kej. 16:7-14; Kel. 3:2; 2 Sam. 24:16; Zak. 1:12).

5.     Malaikat-malaikat

Allah juga menggunakan malaikat cipataanNya untuk membawa berita kepada manusia (Dan. 9:20-21; Luk. 2:10011; Why. 1:1).

6.     Nabi-nabi

Para nabi Perjanjian Lama diperintahkan Tuhan untuk menyampaikan Firmannya (2 Sam. 23:2; Zak. 1:1); demikian juga dengan Rasul dalam Perjanjian Baru (Ef. 3:5). Bukan hanya para nabi, tetapi juga orang-orang diurapi sebagai pemimpin rohani dari zaman ke zaman.

7.     Peristiwa

Kegiatan Allah dalam sejarah merupakan instrumen bagi penyataanNya. Misalnya pembebasan orang Israel dari Mesir. Penghukuman menyatakan siapa Allah itu (Yeh. 25:7). Inkarnasi Kristus menyatakan siapakah Allah itu (Yoh. 1:14).

 

I.      Inspirasi Alkitab[17]

Inspirasi dapat didefinisikan sebagai pimpinan Roh Kudus pada para penulis, sehingga meskipun penulisan dilakukan sesuai dengan gaya dan kepribadian masing-masing penulis, hasilnya adalah Firman Allah yang tertulis. Firman Allah yang berotoritas, patut dipercaya, dan bebas dari salah dalam kepenulisannya. Ada beberapa pandangan teolog dalam mengartikan inspirasi, sebagai berikut: Benjamin B Warfield: “inspirasi didefinisikan sebagai pengaruh supranatural dari Roh Allah yang menggerakan para penulis Kitab Suci, sehingga tulisan mereka dinyatakan patut dipercaya dan bersifat ilahi.” Menurut Charles C Ryrie, Inspirasi adalah pimpinan Allah atas penulis manusia, di mana melalui penggunaan kepribadian mereka masing-masing, mereka menyusun dan mencatat tanpa salah wahyu Allah pada manusia kata-kata dari autograf yang asli.”

Ada beberapa unsur penting yang terkandung dalam definisi yang tepat mengenai inspirasi:

1.      Unsur ilahi – Allah Roh Kudus memimpin para penulis untuk menjamin keakuratan dari tulusan;

2.     Unsur manusia—para penulis menusia menulis sesuai dengan cara dan kepribadian mereka masing-masing;

3.     Hasil dari penulisan Ilahi dan manusia ini adalah catatan tentang kebenaran Allah yang tanpa salah;

4.     Inspirasi meliputi seleksi kata-kata oleh para penulis;

5.     Inspirasi berhubungan dengan manuskrip yang asli.

Beberapa pandangan dalam mengartikan Inspirasi:

1.     Inspirasi Natural

Pandangan ini mengajarkan bawha tidak ada yang supranatural dalam inspirasi biblikal. Para penulis Alkitab hanya manusia yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka telah menulis kitab-kitab di Alkitab dengan cara yang sama dengan seseorang telah menulis kitab lain atau tulisan lain.

2.     Iluminasi Spiritual

Dalam pandangan ini orang Kristen mana saja yang penuh pengabdian, melalui iluminasi Roh Kudus, dapat menjadi penulis kitab suci yang diinspirasikan. Pengikut dari pandangan ini berpendapat bahwa bukan tulisannya yang diinpirasikan; melainkan para penulisnya yang diinspirasikan.

3.     Inspirasi Parsial atau Dinamik

Teori ini mengajarkan bahwa bagian-bagian dari Alkitab yang berhubungan dengan hal-hal iman dan praktis yang diinspirasikan, sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan sejarah, ilmu pengetahuan, kronologi atau hal lain yang tidak berkaitan dengan hal-hal iman bisa salah. Di samping adanya kesalahan di Alkitab, teori parsial mengajarkan bahwa media yang tidak sempurna cukup untuk membimbing pada keselamatan.

4.     Inspirasi Konseptual

Pandangan ini mengusulkan bahwa hanya konsep atau ide penulis yang diinspirasikan bukan kata-katanya. Dalam pandangan ini, Allah memberikan suatu ide atau konsep kepada penulis yang kemudian menuliskan ide tersebut dengan kata-katanya sendiri.

5.     Didikte oleh Allah

Pandangan dikte menyatakan bahwa Allah mendikte kata-kata Kitab Suci dan manuisa menuliskannya dengan cara yang pasif, yaitu hanya sekedar sebagai sekretaris yang menulis kata-kata yang diperintahkan untuk ditulis.

6.     Pendapat Neo-ortodoksi

Pandangan ini menekankan bahwa Alkitab tidak dapat disamakan dengan Firman Allah karena Allah tidak berbicara sekedar dalam proposisi. Alkitab menjadi Fiman Allah pada waktu pembaca berjumpa dengan Kristus dalam pengalamannya sendiri secara sbjektif. Lebih lanjut, Alkitab berisi mitos yang membutuhkan penafsiran untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Historis dari peristiwa-peristiwa tidak penting. Misalnya, apakah Kristus benar bangkit dari kematian pada ruang waktu tertentu tidak penting bagi pengikut pandangan ini. Yang penting adalah pengalaman perjumpaan dengan Allah, sekalipun Alkitab berisi kesalahan-kesalahan secara fakta.

7.     Pandangan Inspirasi verbal dan keseluruhan

Pandangan ini menyatakan bahwa seluruh Alkitab, baik kata demi kata maupun secara keseluruhan diilhamkan oleh Allah yang telah menggunakan unsur-unsur manusiawi dari penulis untuk menuliskan Firman Allah yang berotoritas, patut dipercaya, dan bebas dari kesalahan penulisan yang aslinya. Pandangan ini yang harusnya dipegang oleh setiap orang percaya.

 

Pandangan Tokoh Alkitab tentang Inspirasi:

Tokoh Alkitab

Bentuk Inspirasi

Ayat Alkitab

Makna

Yesus Kristus

Keseluruhan

Mat. 5:17-18

Luk. 24:44

Yoh. 10:35

Seluruh Perjanjian Lama (PL) diilhamkan Allah, karena semuanya harus digenapi dan tidak ada yang ditiadakan atau yang dapat dibatalkan

Bagian-bagian

Mat. 4:4,7,10

Mat. 21:42

Mat. 12:18-21

Semua bagian PL diilhamkan Allah, karena Yesus mengutip sebanyak banyaknya dari bagian PL dan bahkan mengutip bagian-bagian tersebut.

Kata demi Kata

Mat. 22:44 (Bdk. Maz. 110:1); Yoh. 10:34 (bdk. Maz. 82:6)

Kata demi kata dalam PL diilhamkan Allah, karena Yesus memberi pengertian sebuah kata ketika mengutip bagian Alkitab

Huruf

Mat. 5:18

Setiap huruf dalam Alkitab diilhamkan Allah, karena Yesus menekankan bahwa semua rincian dari tulisan PL akan digenapi sampai pada hurufnya.

PB

Yoh. 14:26

Yesus meneguhkan pengilhaman dari PB, karena Yesus mengindikasikan bahwa Roh Kudus akan memberikan ingatan yang akurat pada para rasul pada waktu menuliskan kata-kata Alkitab, sehingga menjamin keakuratan mereka.

Rasul Paulus

Keseluruhan

2 Tim. 3:16

Seluruh Alkitab diilhamkan Allah karena Paulus mengatakan “seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah.”

PL & PB

1 Tim. 5:18 (Bdk. Ul. 25:4 dan Luk. 10:7)

PL dan PB diilhamkan Allah, karena Paulus mengatakan “Kitab Suci” untuk kutipan dari PL (Ulangan) dan dari PB (Injil Lukas)

Kata demi Kata

1 Kor. 2:13

Kata demi kata dilhamkan Allah, karena Paulus mengatakan bahwa penyataan Allah disampaikan menurut kata-kata.

Rasul Petrus

PL & PB

2 Pet. 1:19-21

2 Petr. 3:16

PL dan PB diilhamkan Allah, karena Petrus menyebut “firman” dan “nubuat-nubuat Kitab Suci” disampaikan dalam pengawasan Roh Kudus. Selain itu, dalam 2 Petrus 3:16 Petrus menempatkan tulisan Paulus sejasar dengan Kitab suci.

 

 

 

 

 

 

 

 

J.     Bukti bahwa Alkitab memang diilhamkan/diinspirasikan[18]

1.     Penegasan dari Alkitab itu sendiri

Alkitab menegaskan pengilhaman di banyak tempat dan dalam berbagai cara yang berbeda. Kesaksian Alkitab mengenai dirinya sendiri adalah sah dan dapat diterima

2.     Keunikan Alkitab

Alkitab adalah kumpulan 66 kitab yang tersusun dari genre-genre yang berbeda, ditulis oleh lebih dari 40 penulis yang berbeda dengan profesi yang berbeda (nelayan, raja, dokter, gembala, pegawai pajak, dll), di 3 benua yang berbeda (eropa, Asia, Afrika), dalam 3 bahasa (Ibrani, Aram, Yunani) selama lebih dari 1500 tahun. Alkitab juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa lebih banyak dari dokumen, buku, dan tulisan lainnya. Oleh karena penegasannya atas pengilhaman yang ilahi, pesannya, dan kepopulerannya yang tiada bandingnya, Alkitab telah mendapat serangan jauh lebih banyak daripada literatur lainnnya. Meskipun demikian, Alkitab tetaplah kitab yang berotoritas bagi setiap orang percaya dan merupakan buku yang paling laris sepanjang masa.

3.     Kesejarahan Alkitab

a.     Bukti Internal (dari dalam Alkitab)

·  Kejujuran

Alkitab mencatat baik keberhasilan maupun kegagalan dari para tokoh didalamnya. Alkitab tidak pernah melukiskan para tokohnya dengan gambaran yang mulia sama seperti yang biasa kita temukan dalam sebuah dongeng, melainkan menunjukkan keadaan mereka yang terburuk sekalipun dengan apa adanya. Misalnya: bangsa Israel mengeluh, Daud membunuh, Petrus menyangkal, para rasul ketakutan ketika ditinggalkan Yesus, Musa marah, Yakub menipu, Nuh mabuk, Adam dan Hawa tidak taat, dan lain sebagainya.

·  Keharmonisan

Meskipun Alkitab adalah sebuah kumpulan dari beragam komposisi, ditulis oleh para penulis yang berbeda dalam banyak hal, Alkitab tetaplah kitab yang utuh (harmonis), konsisten dalam sistem doktrinal, tolak ukur, rencana keselamatan, dan program untuk segala zaman. Misalnya saja rencana keselamtan yang diberikan kepada manusia yang sifatnya progresif dan saling berkaitan. Ini mengaskan bahwa ada satu Penulis yang menuntun dan mengawasi tulisan-tulisan itu.

b.     Bukti eksternal (dari luar Alkitab)

·  Pemeliharaan

Alkitab adalah kitab yang sangat terbukti kebenarannya dalam sepanjang sejarah kuno, dengan masih adanya naskah-naskah yang masih bertahan lebih lama dari karya yang lain. Keunikan dari pemeliharaannya sudah menjadi sifatnya yang melekat kepada pembuktian keaslian dirinya sebagai Firman Allah. Tidak ada buku yang menjadi obyek penelitian dengan cermat dan diserang dengan luar biasa seperti Alkitab. Sekarang, Alkitab terus bertahan sampai hari ini sebagai buku dengan penjualan terbaik sepanjang masa. Hal ini memberikan pengesahan kepada keasliannya sebagai Firman Allah yang dilindungi oleh tangan pemeliharaan Allah

·  Arkeologi

Kesaksian arkeologi secara terus menerus ditegaskan oleh data Alkitab. Ketika ada keraguan di masa lalu (misalnya: keberadaan bani het, data tentang sensus di Lukas dan pemerintahan Qurinius, Gubernur Siria, penanggalan Injil Yohanes, dll), penyelidikan arkeologi sejarah kemudian menemukan bukti bahwa Alkitab akurat secara sejarah.

·  Kesaksian ekstra biblikal

Lebih dari 39 sumber ekstra biblikal membuktikan lebih dari 100 fakta menghormati hidup dan pengajaran Yesus. Selain seluruh bapa-bapa gereja (kesaksian mereka tidak dapat diabaikan karena mereka mempercayai bahwa Kristus adalah Mesias), juga para ahli sejarah Yahudi dan Roma. Misalnya: Josephus (Sejarawan Yahudi, 37-100 AD), Suetonius (sejarawan Roma, 69-122 AD), Taotitus (Sejarawab Roma, 115 AD), Thallus (Sejarawan Roma), dan lain sebagainya.

·  Kelangsungan di lingkungan yang bermusuhan

Alkitab bertahan selama lebih dari 1000 tahun. Alkitab sering menjadi sasaran penganiayaan dan perlawanan tetapi tidak pernah berhasil memusnahkannya. Misalnya: (1) Tahun 303 M, kaisar Diocletianus mengeluarkan dekrit agar setiap jilid Alkitab dibakar; (2) selama abad pertengahan, para cendekiawan menempatkan pengakuan iman di atas Alkitab dan gereja mengambil kuasa utnuk menafsirkan Alkitab; (3) pada  masa reformasi, Gereja membatasi pembacaan Alkitab bagi kaum awam.

4.     Unsur Nubuatan dalam Alkitab

Alkitab adalah kitab rohani dan sejarah yang menubuatkan masa depan secara terperinci dan kemudian meminta para pembacanya untuk menguji kebenaran dari nubuatan tersebut untuk membuktikan pesannya (Yes. 46:9-10; 41:21-24). Ada banyak nubutan dalam Alkitab yang telah digenapi. Nubuatan yang telah digenapi ini menunjukkan bahwa para penulis nubuat dalam Alkitab memiliki pengetahuan yang bersifat adikodrati (2 Ptr. 1:21). Misalnya: Nubuatan tentang Mesias dan penggenapannya dalam Yesus Kristus.

5.     Kesaksian Kristus

Bukti sejarah secara meyakinkan menunjukkan bahwa Kristus telah bangkit dari kubur dan kebangkitan itu sendiri membuktikan penegasan bahwa Kristus adalah Anak Allah. Yesus Kristus, banyak sekali memberi kesaksian tentang pengilhaman PL dan membuka jalan bagi pengilhaman PB, melalui penetapan dan pengutusan para rasulNya, mengesahkan mereka dengan tanda-tanda dan mujizat.

6.     Kemampuan untuk mengubah hidup

Alkitab menunjukkan karakterisitik hikmat, tajam, dan pasti sehingga seseorang akan menemukan dari kesaksian itu seorang pencipta yang mahatahu. Keyakinan ini telah dibuktikan sendiri dalam perubahan hidup yang dinamis dari berjuta-juta orang di sepanjang waktu dan menunjukkan siafat ilahinya (Ibr. 4:12). Alkitab telah banyak mengubah dan membaharui kehidupan banyak orang percaya di dunia.

7.     Kesaksian Roh Kudus

Alkitab memberi kesaksian tentang dirinya sendiri melalui kesaksian subyektif tentang Allah itu sendiri dalam pikiran, hati, dan jiwa seseorang, menunjukkan bahwa pesan yang diberikan adalah sungguh-sungguh suara Allah (Yoh. 10:26-27).

 

 

K.    Apakah Alkitab bisa salah? (inerasi Alkitab)

Pada pertemuan Chicago, bulan oktober 1978, konsili Internasional dari inerasi Alkitab mengeluarkan pernyataan sebagai berikut: “Kitab Suci sepenuhnya secara verbal diberikan oleh Allah, maka ia tanpa salah atau tidak terdapat kesalahan dalam semua pengajarannya, tidak mengurangi apa yang dinyatakan tentang tindakan Allah dalam cipataan, tentang peristiwa dari sejarah dunia, tentang asal dari literaturnya yang berasal dari Allah, dan kesaksiannya tentang anugerah keselamatan Allah dalam individu.”  Hal ini berarti bahwa pada waktu semua fakta diketahui, maka Kitab suci dalam tulisan aslinya, apabila diinterprestasikan dengan benar akan terlihat sepenuhnya benar dalam pengajarannya; baik pengajaran itu berkaitan dengan doktrin, geografi, geologi atau disiplin lain dan pengetahuan lain. Mengatakan bahwa ada kesalahan di Alkitab berarti mendakwa karakter Allah. Apabila Alkitab memiliki kesalahan, maka itu berarti mengatakan bahwa Allah dapat gagal dan dapat melakukan kesalahan. [19]

Semua ahli sepakat bahwa naskah asli dalam penulisan Alktiab (baik PB maupun PL) sudah tidak ada lagi. Kitab yang ada sekarang adalah salinan-salinan, bahkan salinan dari salinan. Hal ini terjadi karena pada masa itu, untuk menggandakan tulisan, harus ditulis dengan tulisan secara manual dan dibutuhkan ketelitian yang cermat sehingga salinan itu dapat dipertanggungjawabkan.

Pernyataan yang sering didengar adalah, “Naskah asli Alkitab tidak memiliki unsur kesalahan karena ditulis langsung si penulis, namun salinan dari salinan itu belum tentu atau belum pasti benar.” Alasannya, manusia juga terbatas serta bisa khilaf dan salah. Benarkah terdapat kesalahan dalam salinan itu? Bagaimana manusia bisa mengetahui bahwa terdapat kesalahan dalam salinan itu? Untuk dapat mengetahui apakah salinan-salinan itu salah, seseorang harus membandingkannya dengan tulisan aslinya. Namun, masalahnya tidak seorang pun pernah melihat naskah asli Alkitab. Alkitab yang ada sekarang hanyalah salinan-salinan. Jika demikian, bagaimana manusia memvonis bahwa ada kesalahan dalam salinan itu jika ia sendiri belum pernah melihat kitab aslinya. Artinya, orang yang mengatakan hal tersebut hanya sedang berspekulasi atau menebak-nebak saja.[20]

Ada beberapa alasan mengapa kita yakin bahwa tidak ada kesalahan dalam Alkitab:[21]

·     Alkitab “dinafaskan/ diilhamkan Allah” menunjukkan suara Allah dan Allah adalah tanpa salah.

·     Alkitab adalah benar dan karena itu tidak mungkin salah (2 Sam. 7:28; Tit. 1:2; Ibr. 6:18)

·     Allah adalah penulis Alkitab yang terutama (2 Tim. 3:16; 2 Ptr. 1:20-21

·     Jika Alkitab berisi kesalahan sejarah atau ilmu pengetahuan, maka seluruh pesan teologisnya berada dalam bahaya karena pesan teologis Alkitab didasarkan atas sejarah. Siapa yang dapat menghakimi apa yang tepat dan apa yang salah?

·     Ketidaksalahan Alkitab mengikat secara erat kepada otoritas absolutnya. Maksudnya adalah penyangkalan terhadap inerasi Alkitab berarti penolakan terhadap otoritas Alkitab.

 

 

Beberapa keraguan terhadap inerasi Alktitab: [22]

·     Oleh karena Alkitab ditulis oleh manusia, maka seharusnya Alkitab mereflesksikan karakteristik manusia yang bisa salah. Menolak kesalahan dalam Alkitab, bukan berarti menolak Allah, tetapi menolak kemanuasiaan dari penulis.

·     Inerasi Alkitab hanya berlaku kepada naskah aslinya. Karena tidak memiliki naskah aslinya, maka tidak relevan berbicara tentang  inerasi Alkitab.

Tanggapan atas keraguan terhadap inearsi Alkitab:[23]

·     Meskipun benar bahwa Alkitab adalah sebuah karya manusia dan manusia seringkali salah, tetapi  benar juga bahwa Alkitab adalah sebuah karya ilahi dari Allah dan tidak pernah salah.

·     Meskipun benar bahwa kita tidak memiliki naskah asli dari Alkitab, tidak berarti inerasi Alkitab menjadi tidak berlaku. Melalui ilmu kritik tekstual kita belajar bahwa Alkitab telah dipelihara dengan 95% keakuratanya dan bahwa kita mempunyai akses kepada yang asli melalui studi dan penelitian yang tekun.

·     Ketika konteks asli dan tujuan penulisan dipahami, dengan menggunakan catatan ilmu kritik tekstual, semua kesalahan-kesalahan yang dituduhkan menunjuk kepada kesalahan penafsiran atau terjemahan. Dengan kata lain, Alkitab tidak pernah salah, yang sering menjadi persoalan adalah kesalahan dalam menafsirkan Alkitab tersebut.

 

L.    Kanon Alkitab

Kata kanon digunakan untuk menjelaskan kitab-kitab yang diinspirasikan. Kata ini berasal dari kata Yunani, kanon dan juga kemungkinan besar dari kata Ibrani qaneh, artinya suatu “tongkat pengukur.” Jadi, istilah kanon menunjuk pada suatu standar yang dipakai untuk  menentukan kitab mana yang diinspirasikan atau yang tidak. Dalam hal ini, konsili agama (yang bertugas untuk menentukan kitab-kitab yang diilhami Allah) hanya sekedar mengenali kitab kitab yang ada setelah melakukan serangkaian test. Tes yang dilakukan, dengan mengajukan pertanyaan seputar kitab tersebut.[24]

Tes untuk pengkanonan Perjanjian Lama:[25]

1.      Apakah kitab itu mengindikasikan penulisan ilahi?

2.      Apakah ktiab itu mencerminkan bahwa Allah berbicara melalui seorang perantara? (mis. Kel. 20:1; Yos. 1:1; dan Yes. 2:1)

3.      Apakah penulis itu berperan sebagai juru bicara Allah?

4.      Apakah ia nabi atau memiliki karunia bernubuat? (mis. Ul. 31:24-26; 1 Sam. 10:25; dan Neh. 8:3)

5.      Apakah kitab itu akurat secara historis?

6.      Apakah hal itu mencerminkan catatan dan fakta yang sebenarnya?

7.      Bagaimana kitab itu diterima orang Yahudi?

Tes untuk pengkanonan Perjanjian Baru:[26]

1.     Apostolitas.

Apakah penulisnya seorang rasul atau apakah ia mempunyai hubungan dengan rasul?

2.     Penerimaan

Apakah kitab itu diterima oleh sebagian besar gereja?

3.     Isi

Apakah kitab itu mencerminkan konsistenti dari doktrin yang telah diterima sebagai pengajaran ortodoks?

4.     Pengilhaman

Apakah kitab itu mencerminkan kualitas pengilhaman

Alasan Kanon Perjanjian Lama diakui:[27]

1.     Tuhan Yesus sendiri meneguhkan tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama. Dia membicarakannya sebagi Hukum, Mazmur, dan Nabi-nabi (Luk. 24:44-45, 25-27).

2.     Rasul –rasul juga meneguhkan Perjanjian Lama (Rm. 3:2;  2 Tim.3:16;  Ibr. 16:1). Sebagai penafsir Perjanjian Lama yang bisa dipercayai, para rasul terus-menerus mengacu padanya dalam pengajaran mereka.

3.     Tulisan-tulisan sejarah memberikan banyak bukti dari keaslian Alkitab. Banyak nama yang disebutkan dalam Alktiab juga disebutkan dalam catatan sejarah kuno dari bangsa-bangsa lain.

4.     Arkeologi telah meneguhkan dalam banyak peristiwa terhadap tulisan-tulisan dalam kitab Perjanjian Lama.

Alasan Kanon Perjanjian Baru diakui:[28]

1.     Para penulis PB secara sah dianggap sebagai saksi untuk menulis dan memberikan kesaksian tentang Kristus.

2.     Catatan sejarah meneguhkan banyak data historis dari tulisan-tulisan Perjanjian Baru

Argumentasi tentang sejarah kanon Perjanjian Lama:[29]

1.     Penyusunan kanon perjanjian Lama bermula dari kehancuran  kerajaan selatan (Yehuda), di tangan raja Nebudkanezar. Hampir sebagian besar orang Israel dibawa ke Babel sebagai tawanan. Orang Israel yang hidup di negeri orang, mulai menghargai Firman Tuhan. Ezra merupakan orang yang berperan penting dalam pengumpulan sejumlah buku untuk dikanonisasikan. Saat itu, ada sejumlah buku yang disebut kanon, selain kitab Pentateukh yang ditulis para nabi.

2.     Munculnya kitab lain yang mengaklaim sebagai kanon Alkitab Perajanjian Lama. Di kalangan Katolik Roma kitab tersebut  disebut kitab Deuterokanonika (kanon kedua), tetapi di kalangan Protestan dikenal dengan istilah “Apokrifa” (kitab tersembunyi). Keberadaan sejumlah buku yang mengklaim diri sebagai kanon Alkitab mendorong pemimpin agama Yahudi untuk menetapkan kanonisasi Alktitab Perjanjian Lama.

3.     Ada banyak pendapat mengenai waktu pentapan  kanonisasi Perjanjian Lama. Ada yang berpendapat waktu penentuan kanonisasi Alkitab terjadi pada saat konsili para ahli Taurat Yahudi di Jamnia (Yordania) tahun 90 M. Pada tahun ini kitab Pengkhotbah dan Kidung Agung dimasukkan dalam kanon yang ada. Pendapat lain mengatakan bahwa kanon perjanjian Lama bukan pada tahun 90M melainkan tahun 200 M.

4.     Dua pakar Yahudi, David Kimchi (1160-1232) dan Elias Levita (1465-1549), berpendapat bahwa penetapan akhir kanonisasi Perjanjian Lama terjadi pada abad ke-5 SM.

5.     Menurut Paul Enns, pengkanonan PL sudah dimulai pada zaman Massoret (penyalin Alkitab) dengan membagi PL kedalam tiga bagian. Tiga bagian yang dimaksud adalah torat (Taurat), nevi’im (para nabi-nabi), dan ketubim (kitab-kitab) yang terdiri dari 24 kitab (Samuel, raja-raja, tawarikh, Ezra-Nehemia dijadikan satu sehingga hanya berjumlah 24 Kitab). Selain itu, menurutnya Peristiwa konisili Jamnia tahun 90 M dianggap sebagai peristiwa di mana kanon Perjanjian Lama dikenal secara umum.

6.     Peristiwa lain yang penting tejadi di Karthago tahun 397, dimana keputusan yang diambil pada saat itu adalah: “dalam gereja tidak boleh ada kitab lain yang dibaca dengan menganggapnya sebagai kitab dari Tuhan, keculi kitab-kitab kanonik.” Setelah itu, barulah ditulis daftar kitab-kitab seperti yang kita miliki sekarang.

7.     Kesimpulan yang diambil adalah Tidak ada waktu atau peristiwa dalam sejarah di mana kumpulan kitiab-kitab ini ditentukan atau diproklamasikan sebagai kanon. Pengumpulan kanon Perajanjian Lama, tidak dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama.

Argumentasi tentang sejarah kanon Perjanjian Baru:[30]

1.     Kanon kitab PL dilatarbelakangi munculnya sejumlah kitab yang marak dikenal “Apokrif” Perjanjanjian Baru, yang menyebut dirinya sebagai Firman Tuhan. Kitab-kitab itu antara lain: Injil Petrus (berbeda dengan surat 1 & 2 Pterus), Injil orang Mesir, Injil Thomas, Injil Kebenaran, Injil Filipus, Injil Nikodemus, 3 Korintus, Kisah rasul Paulus, Surat Laodekia, Wahyu Petrus, Wahyu Paulus, Wahyu Thomas, Injil Yakobus, Injil Ibrani, Injil Ebionit, Injil Hawa, dan Injil Andreas. Nama sejumlah kitab ini muncul pada abad ke-2 M. Sedangkan 27 Kitab dalam PB sudah diterima umum di kalangan Gereja.

2.     Surat uskup Clemen dari Roma, yang diperkirakan berasal dari tahun 96 M, dan surat-surat Ignatius yang berasal dari abad ke-2 sudah menggunakan semua surat yang ditulis Rasul Paulus. Pada pertengahan abad ke-2, 27 kitab PB sudah digunakan secara umum dalam kebaktian jemaat di Roma dan diakui memiliki otoritas. Walaupun telah digunakan, status kitab Perjanjian Baru belum ditentukan secara resmi sebagai kanon Alkitab.

3.     Kanonisasi Marcion (Periode 70-170 M): kanonisasi ini diususn pada pertengahan abad ke2 yang dimulai dari Injil Lukas 4:32, Kisah Para Rasul, Galatia, 1 & 2 Korintus, Roma (sebagian diterima, sebagaian ditolak), 1&2 Tesalonika, Efesus, Kolose, Filipi dan Filemon. Walaupun bisa dikatakan bahwa Marcion merupakan orang yang berjasa memprakarsai penyusunan kanonisasi Alkitab, dengan tegas pandangan theologisnya yang menyesatkan dan mempengaruhi penyusunan kanonisasi Alkitab ini ditolak oleh gereja.

4.     Kanonisasi Muratorius (Periode 170-350 M): kanonosasi ini deberi nama sesuai dengan nama penemunya, yaitu Muratori, pakar perpustakaan di Milano, Italia utara. Kanon “Muratori” yang diperkirakan disusun pada akhir abad ke-2. Kanonisasi ini hanya berisi 21 kitab, yaitu 4 Injil, Kisah Para Rasul, 13 Surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes, dan Wahyu.

5.     Versi Siria Kuno (abad 2) tanpa 2 Petrus, 2 & 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu.

6.     Versi latin kuno (200 M), tanpa 2 Petrus, yakobus dan Ibrani.

7.     Konsili Kartago (397 M) gereje menerima ke-27 Kitab PB.

 

M.   Pembagian Kitab dalam Alkitab[31]

1.      Perjanjian Lama

Perjanjian Lama memuat kitab-kitab yang dituliskan sebelum Yesus lahir. Mayoritas dari kitab-kitab PL ditulis dalam bahasa Ibrani, namun ada juga yang ditulis dalam bahasa Aram (Ezr. 4:8-6:18; 7:12-26; Yer. 10:11; Dan. 2:46-7:28; dan dua kata dalam Kej. 31:47). Jumlah kitab dalam PL sebanyak 39 kitab yang tersusun sebagai berikut (beserta singkatannya):

a.      Kitab-Kitab Taurat: Istilah Taurat berasal dari bahasa Ibrani yang berarti hukum atau instruksi. Para ahli meyakini bahwa kitab-kitab Taurat ditulis oleh Musa (bnd. Mrk. 7:10.)

1.    Kejadian (Kej.)

2.    Keluaran (Kel.)

3.    Imamat (Im.)

4.    Bilangan (Bil.)

5.    Ulangan (Ul.)

b.     Kitab-kitab Sejarah menceritakan: (1) masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua; (2) kehidupan bangsa Israel ditanah Kanaan di bawah hakim-hakim (dan nantinya raja-raja); (3) perpecahan kerajaan Israel menjadi Israel dan Yehuda; (4) kejatuhan dan pembuangan kerajaan Israel dan Yehuda; (5) kembalinya Yehuda dari pembuangan.

1.    Yosua (Yos.)

2.    Hakim-Hakim (Hak.)

3.    Rut (Rut)

4.    1 Samuel (1Sam.)

5.    2 Samuel (2Sam.)

6.    1 Raja-Raja (1Raj.)

7.    2 Raja-Raja (2Raj.)

8.    1 Tawarikh (1Taw.)

9.    2 Tawarikh (2Taw.)

10.                    Ezra (Ezr.)

11.                    Nehemia (Neh.)

12.                    Ester (Est.)

c.     Kitab-Kitab Puisi dan Hikmat: Kitab-kitab ini berbeda corak sastranya dibanding kitab-kitab lainnya yang umumnya berbentuk narasi (cerita). Di dalamnya kita akan menemukan bentuk puisi Ibrani. Sementara itu, kitab-kitab Hikmat berisi pertanyaan-pertanyaan dan petunjuk-petunjuk praktis seputar kehidupan. Sebagian kitab-kitab Puisi (Ayub, Amsal, Pengkhotbah dan sebagian kitab Mazmur) dapat digolongkan ke dalam kitab-kitab Hikmat.

1.    Ayub (Ayb.)

2.    Mazmur (Mzm.)

3.    Amsal (Ams.)

4.    Pengkhotbah (Pkh.)

5.    Kidung Agung (Kid.)

d.     Kitab-Kitab Nabi-Nabi Besar: Nabi adalah seseorang yang berbicara atas nama Allah kepada manusia. Oleh sebab itu, kitab-kitab Para Nabi berisi pesan Allah kepada bangsa Israel dan Yehuda. Pembagian ke dalam Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi Kecil dilakukan atas dasar panjang dan pendeknya kitab-kitab tersebut.

1.    Yesaya (Yes.)

2.    Yeremia (Yer.)

3.    Ratapan (Rat.)

4.    Yehezkiel (Yeh.)

5.    Daniel (Dan.)

e.     Kitab-Kitab Nabi-Nabi Kecil

1.    Hosea (Hos.)

2.    Yoël (Yl.)

3.    Amos (Am.)

4.    Obaja (Ob.)

5.    Yunus (Yun.)

6.    Mikha (Mi.)

7.    Nahum (Nah.)

8.    Habakuk (Hab.)

9.    Zefanya (Zef.)

10.                   Hagai (Hag.)

11.                   Zakharia (Za.)

12.                   Maleakhi (Mal.)

2.       Perjanjian Baru

Perjanjian Baru berisi kitab-kitab yang ditulis setelah Yesus lahir. Kitab-kitab itu ditulis dengan bahasa Yunani Koine (bahasa Yunani yang umum digunakan pada tahun 300 S.M. hingga 300 M.) Jumlah kitab dalam PB sebanyak 27 kitab yang tersusun sebagai berikut (beserta singkatannya):

a.    Kitab-Kitab Injil: Genre/ragam sastra kitab-kitab Injil mirip dengan bios dalam literatur kuno. Agak berbeda dengan biografi modern yang berfokus pada perjalanan hidup, bios berisi peristiwa-peristiwa penting seputar seorang tokoh dan ajarannya. Dalam hal ini, kitab-kitab Injil menceritakan peristiwa-peristiwa penting seputar Yesus ketika menjalankan misi Bapa-Nya.

1.    Matius (Mat.)

2.    Markus (Mrk.)

3.    Lukas (Luk.)

4.    Yohanes (Yoh.)

b.    Kitab Sejarah: Kisah Para Rasul menceritakan terbentuknya komunitas Kristen setelah kebangkitan Kristus dan menyebarnya berita Injil dari Yerusalem hingga ke Roma. Kitab ini diyakini sebagai kelanjutan dari kitab Lukas (keduanya ditujukan kepada Teofilus, lih. Luk. 1:1; Kis. 1:1).

1.    Kisah Para Rasul (Kis.)

c.    Surat: Surat-surat ini ditulis oleh Paulus (13 surat dari Roma hingga Filemon), Yakobus dan Yudas (keduanya merupakan saudara Yesus), Petrus, Yohanes, serta seorang penulis surat Ibrani yang tak dikenal. Jika kitab-kitab Injil berfokus pada pelayanan Yesus, surat-surat tersebut berfokus pada pentingnya kematian dan kebangkitan Kristus.

1.    Roma (Rm.)

2.    1 Korintus (1Kor.)

3.    2 Korintus (2Kor.)

4.    Galatia (Gal.)

5.    Efesus (Ef.)

6.    Filipi (Flp.)

7.    Kolose (Kol.)

8.    1 Tesalonika (1Tes.)

9.    2 Tesalonika (2Tes.)

10.                   1 Timotius (1Tim.)

11.                   2 Timotius (2Tim.)

12.                   Titus (Tit.)

13.                   Filemon (Flm.)

14.                   Ibrani (Ibr.)

15.                   Yakobus (Yak.)

16.                   1 Petrus (1Ptr.)

17.                   2 Petrus (2Ptr.)

18.                   1 Yohanes (1Yoh.)

19.                   2 Yohanes (2 Yoh.)

20.                   3 Yohanes (3 Yoh.)

21.                   Yudas (Yud.)

d.    Wahyu: Istilah wahyu berasal dari bahasa Yunani, apocalypsis, yang berarti “wahyu, pernyataan, atau penyingkapan.” Kitab ini berisi wahyu yang diterima Yohanes tentang kekuatan spiritual yang tidak terlihat di balik peristiwa-peristiwa di dunia dan hasilnya.

1.    Wahyu (Why.)

N.    Kitab-kitab Apokrifa

Kata Apokrifa berarti apa yang tersembunyi, rahasia atau tertutup. Dalam teologi, istilah apokrif pada ke-14 kitab yang ditambahkan oleh Gereja katolik pada tahun 1546 sebagai bagian dari Deutero-kanonika (kanon kedua). Ini bukan berarti  bahwa pengilhamannya kurang meyakinkan ketimbang kanon, tetapi cenderung dianggap sebagai “kanon kudua” oleh gereja Katolik. Kitab-kitab ini adalah: 1 Esdras, 2 Esdras, Tobit, Yudit, Kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Kebijaksanaan Yesus bin Sirakh, Barukh, Nyanyian Anak-anak Suci bertiga, Sejarah Susana, Bel dan Naga, Doa Manayse, 1 Makabe dan 2 Makabe. Gereja Katolik berargumen bahwa apokrifa sudah dibaca sejak dahulu, disukai orang-orang Yahudi serta orang-orang Kristen, dan dimasukkan ke dalam terjemahan septuaginta.[32] Sebaliknya, kalangan Gereja Protestan menolaknya dengan alasan-alasan sebagai berikut:[33]

1.          Secara umum diakui bahwa kitab-kitab tersebut tidak pernah mendapat tempat dalam kanon Ibrani

2.          Kitab-kitab tersebut ditulis dalam masa 400 tahun antara Maleakhi dan Yohanes Pembabtis pada saat tidak ada ucapan-ucapan kenabian yang diilhami. Inilah sebabnya orang-orang Yahudi menolak kitab-kitab tersebut.

3.          Kitab-kitab tersebut tidak pernah dikutip dalam Perjanjian Baru oleh Yesus dan para Rasul

4.          Ilham dan otoritas ilahi tidak dinyatakan oleh penulis-penulisnya dan disangkali oleh beberapa penulis

5.          Tak satupun dari penulis-penulisnya berbicara dengan pesan dari Tuhan.

6.          Kitab-kitab tersebut berisi banyak kesalahan sejarah, georgrafis dan kronologis, yang kadang-kadang saling bertentangan dengan Alkitab dan sejarah

7.          Kitab-kitab tersebut mengjarkan doktrin-doktrin dan mendukung praktik-praktik yang bertentangan dengan kitab kanon (misalnya, berbohong diizinkan, bunuh diri dan pembunuhan dibenarkan, mantera dan doa-doa magis bagi orang mati diajarkan dan disetujui)

 

O.   Bagaimana kita dapat memahami Alkitab dengan benar? (Iluminasi)

Iluminasi atau penerangan adalah tindakan Allah Roh kudus yang memampukan orang percaya untuk memahami Alkitab secara benar serta dapat menghayatinya. Alkitab diilhamkan Allah, dan tanpa tuntunan Roh Kudus, kita tidak dapat memahaminya dengan benar (1 Kor. 2:11, 14; Luk. 24:44-45). Kita memerlukan tuntunan Roh Kudus karena tiga alasan utama: (1) Allah sangat berbeda dari kita, sehingga kita tidak dapat memahami Dia tanpa pertolongan dariNya; (2) kejatuhan manusia membutakan kita semua secara rohani; (3) dosa menghambat daya terima rohani kita. Dengan pertolongan Roh Kudus yang memberi pengertian kepada kita, bukan berarti kita tidak perlu belajar lagi untuk memahami kebenaranNya. Justru sebalikanya dengan belajar disertai dengan tuntunan Roh Kudus, kita dapat memahaminya secara efektif.[34]

Cara yang dilakukan Roh Kudus menerangi orang percaya:

1.   Roh Kudus mengajar orang percaya (1 Kor. 2:9-13; Yoh. 14:26)

2.   Roh Kudus memimpin orang percaya kepada semua kebenaran (Yoh. 16:13)

3.   Roh Kudus menyingkapkan kebenaran kepada orang percaya (Yoh. 16:14,15),

4.   Roh Kudus juga bekerja lebih jauh agar Firman Tuhan itu dapat mengubahkan pikiran kita (Rm. 12:2; Ef. 4:23; Kol. 1:9-10), dan juga hati dan kehendak kita (Kis. 16:14; Ef. 1:18).

Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami Alkitab dengan benar?[35]

1.   Mulailah dengan berdoa. Dengan bedoa, Tuhan akan memimpin dan memberikan pencerahan kepada kita dalam memahami FirmanNya

2.   Pahamilah Alkitab sebagaimana adanya. Ia adalah Firman Allah, yang dituliskan melalui manusia.

3.   Perlu diketahui bahwa pewahyuan Alkitab bersifat perogresif. Artinya , terkadang Tuhan menyingkapkan kepada kita tahap demi tahap. Mungkin pertama kali masih kurang jelas. Namun, oleh karena terus belajar dan belajar Allah pun akan menyingkapkan firmanNya secara bertahap kepada kita.

4.   Dalam mempelajari Firman Allah, dasarilah dengan pengakuan bahwa “Alkitab tidak salah, dan tidak ada kontradiksi di dalamnya.” Kalaupun sekilas terlihat ada kontradiksi, sebenarnya kitalah yang masih kurang cermat dalam  memerhatikan atau membaca bagian Alkitab secara keseluruhan. Oleh karena itu, kita harus rajin dan senang membaca Alkitab.

5.   Lihatlah konteks dari bacaan yang sedang kita baca dan pelajari, jangan sampai keluar dari konteks atau maksud teks Alkitab. Konteks yang dimaksudkan disini adalah menyatakan situasi dan kondisi di mana kata atau kalimat tersebut ada.

6.   Pengetahaun latar belakang kitab dan penulisnya sangat membantu kita dalam memahami FirmanNya

7.   Perhatikan tata bahasanya. Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Jika ingin mendapatkan makna yang lebih mendalam, alangkah baiknya jika kita melihat bahasa aslinya. Selain itu, membandingkan berbagai terjemahan Alkitab juga sangat membantu kita dalam memahami Alkitab.

 

 



[1] Samgar Setia Budhi, Prolegomena, Bibliologi, dan Teologi Proper, (Yogyakarta: STII Yogyakarta, 2010), 24. 

[2] Jonar T H Situmorang, Bibliologi, (Yogyakarta: Andi, 2013), xiii.

[3] Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (1), dieteremahkan oleh Rahmiati Tanudjaja, (Malang: Literatur SAAT, 2019),163

[4] Kevin J Corner, A Practice Guide to Christial Belief, diterjemahkan oleh Paulus Adiwijaya, (Malang: Gandum Mas, 2004), 55.

[5] Budhi, 24.

[6] Corner, 58-58.

[7] Corner, 60-62.

[8] Situmorang, 14

[9] Corner, 59.

[10] Enns, 164-165.

[11] Situmorang, 14.

[12] Situmorang, 31-35.

[13] Rick Cornish, 5 Menit Teologi, (Bandung: Navprees Indonesia, 2007), 50.

[14] Budhi, 27.

[15] Enns,  166-168.

[16] Budhi, 28-29.

[17] Enns, 170-177.

[18] Budhi, 38-42.

[19] Enns, 179

[20] Situmorang, 218.

[21] Budhi, 44.

[22] Budhi, 44.

[23] Budhi, 45.

[24] Enns, 182

[25] Enns, 183

[26] Enns, 185.

[27] Corner, 87-88.

[28] Corner, 89.

[29] Situmorang, 197-199.

[30] Situmorang, 199-205.

[31] Studibiblika.id, “Pembagian Kitab dalam  Alkitab,” [artikel on-line] dikutip dari http://studibiblika.id/2019/05/16/pembagian-kitab-dalam-alkitab/ ; Internet; diakses pada 12 Maret 2021.

[32] Philip Johnston, IVP Introduction to the Bible, diterjmahkan oleh Christian Nugroho, (Bandung: Kalam Hidup, 2011), 32.

[33] Corner

[34] Cornish, 72.

[35] Situmorang

No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.