IBADAH YANG SEJATI

IBADAH YANG SEJATI 
ROMA 12:1





 Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (Roma 12:1.

Dalam pasal 12 ini Paulus memulai tulisannya dengan kata penghubung “karena itu.” Apa yang menjadi maksud Paulus dengan mengatakan “karena itu”? hal ini berarti kita harus melihat apa yang Paulus jelaskan sebelumnya. Dalam pasal 11:36 dituliskan bahwa Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Hal inilah yang menjadi landasan Paulus untuk memberikan nasehatnya yang berikutnya di dalam pasal 12 hingga akhir suratnya. Disebutkan karena itu yang berarti karena segala sesuatu adalah dari DIA, segala sesuatu adalah oleh Dia, segala sesuatu adalah bagi Dia, Bagi Dialah segala kemulian untuk selama lamanya. Inilah kebenaran yang disimpulkan oleh Paulus dari pasal pertama suratnya kepada jemaat di Roma hingga pasal 11. Segala sesuatu adalah dari TUHAN, Segala sesuatu adalah oleh TUHAN, Segala sesuatu adalah bagi TUHAN, dan segala kemulian hanya Bagi TUHAN sampai selama lamanya. Dengan berdasarkan kebenaran inilah Paulus mendorong jemaat di Roma untuk mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

    Bapa ibu saudara melalui teks Roma 12:1 kita dapat belajar mengenai ibadah yang sejati. Jika kita melihat dengan jelas nasehat yang dituliskan dalam teks itu dikatakan demikian, ITU ADALAH IBADAHMU YANG SEJATI! Apa yang dimaksud ibadah yang sejati disini? Mari kita melihat struktur dari teks ini.
Karena itu, saudara-saudara,
     demi kemurahan Allah 
aku menasihatkan kamu, 
supaya kamu 
mempersembahkan tubuhmu 
sebagai persembahan
yang hidup, 
yang kudus dan 
yang berkenan kepada Allah: 
itu adalah ibadahmu yang sejati.






Dalam pembukaan pasal 12 ini, dimulai dengan kata penghubung “Karena Itu”. Hal ini tentu sedang merujuk kepada apa yang telah di sampaikan sebelumnya oleh Paulus. Jika kita melihat konteks dekat sebelum pasal 12, yakni pasal 11 ayatnya yang ke 36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Hal inilah yang menjadi dasar dan landasan Paulus menasehati jemaat di Roma. Dengan demikian yang harus kita ingat adalah bahwa landasan kita maupun dasar kita dalam menyembah Tuhan, atau beribadah kepadanya adalah segala sesuatu dari TUhan, oleh Tuhan, dan Kepada Tuhan: bagi Tuhanlah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Berdasarkan struktur teks di atas jelaslah apa yang menjadi ibadah yang sejati yaitu mempersembahkan tubuh. Jadi ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh.


Melalui Teks Roma 12:1 kita diberitahu bahwa ibadah yang sejati adalah mempersempahkan Tubuh. Jadi Ibadah adalah mempersembahkan Tubuh, dimana kata ini berasal dari Bahasa Aslinya yaitu: παραστῆσαι τὰ σώματα ὑμῶν. Kata παραστῆσαι (Parastesai) memiliki bentuk Aorist infinitive Aktif yang berarti untuk mempersembahkan, menghadirkan. Kata ini muncul sebanyak 41 kali di dalam perjanjian baru yang dapat juga berarti menyerahkan (Kpr 23:33), membuktikan (Kpr 24:13), membawa (2 Korintus 11:2), untuk menempatkan (Ef.5:27; Kol.1:22), dll. 

Kata berikutnya dalam frasa ini adalah τὰ σώματα (ta somata) yang berarti tubuh dimana kata ini muncul sebanyak 142 kali dalam Perjanjian Baru. Σώματα memiliki bentuk neuter akusatif jamak di dalam teks ini, yang berarti tubuh dalam hal ini menjadi objek langsung. Dengan demikian yang dipersembahkan adalah tubuh. Tubuh yang dimaksuk dalam tulisan Paulus adalah tubuh dalam bentuk tubuh jasmani secara netral. Hal ini merujuk kepada keseluruhan tubuh jasmani kita. Dengan demikian Paulus menasihatkan kepada jemaat di Roma melalui Tulisannya untuk mempersembahkan seluruh tubuh jasmani kepada Tuhan. Keseluruhan tubuh jasmani ini menjadi persembahan bagi Tuhan.   
Kata persembahan berasal dari θυσίαν yang berarti persembahan/korban. Kata ini memiliki bentuk Kata Benda Feminim AKusatif Tunggal yang memiliki bentuk kasus yang sama dengan kata σώματα. Oleh itu antara tubuh dengan persembahan/korban adalah sama. Yang berarti persembahan itu/korban itu adalah tubuh kita sendiri (bndk Mat.13:9;12:7). 

    Dalam teks Roma 12:1 ada tiga syarat dari tubuh yang dipersembahkan yaitu:
Tubuh sebagai persembahan yang hidup
Hal ini berarti kita memberikan keseluruhan hidup kita baik pikiran, perasaan, dan segala sesuatu yang dihasilkan oleh tubuh jasmani kita dalam keadaan hidup. Allah meminta persembahan yang hidup, bukan yang mati seperti dalam perjanjian Lama. Allah meminta tubuh yang hidup bukan yang tubuh mati.
1 Korintus 3:16, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah 1 k dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
1 Korintus 6:19-20 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait h Roh Kudus 2 yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? i 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya j telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
Ibadah kita saat ini adalah memuliakan ALLAh dengan tubuh kita.
-Refleksi,
Bagaimana ibadah kita selama ini?apakah kita hanya datang ke gereja tetapi hidup bukan untuk Tuhan? Kita datang ke gereja/komsel tetapi hidup kita tidak memiliki hubungan dengan TUhan?
Ingat! IBADAH BERBICARA MENGENAI HUBUNGAN
MATIUS 15:8-9.
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."


Tubuh sebagai persembahan yang Kudus
Tubuh sebagai persembahan yang kudus. Kudus artinya dikhususkan atau dipisahkan hanyauntuk ALLAH. Dalam perjanjian lama persembahan tidak boleh bercacat cela. Mempersembahkan lembu sapi atau kambing domba yang cacat adalah kekejian bagi TUhan. Berbeda dengan Perjanjian Baru persembahan korban adalah persembahan tubuh yang kudus. Darimana kita menghasilkan tubuh yag kudus? Tubuh yang kudus diperoleh dari kehidupan kita sehari-hari. Apa yang engkau pikirkan? Apa yang engkau lakukan? Itulah tubuhmu yang kudus.

1 PETRUS 1:14-16
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

IBRANI 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

INGAT!!!!
BERIBADAH BERARTI ADALAH KEHIDUPAN KESEHARIAN KITA.

Tubuh sebagai persembahan yang berkenan Kepada ALLAh.
Tubuh yang dipersembahkan harus berkenan kepada ALLAh. Berkenan disini berarti dapat diterima oleh Tuhan, menyukakan dan menyenangkan hati Tuhan. Oleh karena itu sifat yang pertama dan kedua menajdi penting dalam bagian ini, yaitu harus hidup dan kudus. Untuk dapat diterima atau berkenan kepada Tuhan, maka persembahan kita harus mengikuti sesuai aturan TUhan. Hal ini dapat kita lihat perbandingan seperti persembahan kain dan Habel, dimana persembahan kain tidak diindahkan TUhan, tetapi persembahan Habel adeknya diterima oleh Tuhan (Kej.4). kita juga dapat melihat contoh bagaimana Abraham mempersembahkan Ishak anaknya tetapi kemudian Allah menggantikannya dengan domba jantan yang sudah tersangkut tanduknya di semak belukar (Kej. 22:11-13). Jika kita bandingkan dengan Saul ketika membakar korban persembahan yang akhirnya ditolak oleh Tuhan.
1 Samuel 13:12-14
13:12 maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.”
Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
3:14 Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Dari tiga kisah di atas kita melihat bahwa perkenanan Tuhan sangat penting dalam korban persembahan. Perkenanan Tuhan akan kita dapatkan ketika kita melakukan persis seperti yang Tuhan perintahkan. Kita tidak dapat membuat aturan sendiri yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan, karena itu hanya akan mendatangkan celaka bagi kita, bukan perkenanan Tuhan. Bandingkan dengan apa yang ditulis dalam kolose 2:20-23
2:20 Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: 2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; 2:22 semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. 2:23 Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.
Penutup:
Bapak,ibu Saudara mari kita merenungkan firman ini. Apakah selama ini ibadah kita adalah ibadah yang sejati atau ibadah yang palsu? Kita dating ke gereja tetapi digereja kita sibuk melihat handphone kita, kita mengantuk, kita keluar dan ngobrol2. Kita datang beribadah ke gereja hanya karena malu dilihat tetangga, hanya mau setor muka kepada gembala dan pelayan, datang ke gereja hanya mau pamer pakaian baru yang dimiliki, datang ibadah karena dipaksa istri, dipaksa suami, dipaksa orangtua, bukan karena kesadaran. Kita datang beribadah ke gereja dengan pakaian baru, bersih dan memuji Tuhan dengan semangat, tetapi kehidupan sehari hari kita sangat kotor, jahat, terus menerus hidup dalam dosa. Bapa ibu saudara, jika ada diantara kita yang masih demikian, maka saya mengajak kita untuk Bertobatlah, bertobatlah, BERTOBATLAH, BERTOBATLAH. 
Saya PERCAYA dengan adanya virus corona ini, diizinkan Tuhan untuk mengoreksi kita, mengajar kita untuk benar-benar melakukan ibadah yang sejati. Bapak ibu, kita dipaksa beribadah di rumah, tidak peduli ada yang lihat atau tidak. Tidak perlu pakai baju baru atau bagus. Setiap kita beribadah di rumah, tidak ada lagi paksaan, tetapi kesadaran. Setiap kepala keluarga dipaksa untuk menjadi imam memimpin ibadah di rumah masing masing. Rumah rumah kita menjadi penuh dengan pujian dan penyembahan serta doa-doa setiap kita ibadah di rumah, dimana hal ini mungkin sudah bertahun-tahun tidak dilakukan bersama keluarga.  
Bapak ibu saudara, masalah corona ini menjadikan kita orang-orang yang mulai bergerak untuk benar-benar mencari Tuhan. Kita mulai memikirkan Tuhan dalam rumah tangga kita, kita mulai memikirkan Tuhan dalam pekerjaan kita, dalam masa depan kita. Mari terus menghidupi Tuhan dalam keseharian kita. Itulah ibadah yang sejati.
Kiranya semakin hari kita semua semakin sadar akan ibadah yang sejati, ibadah yang hidup dan benar dimata Tuhan, sehingga kita semua semakin hari semakin berkenan kepada TUhan.






No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.