MENGENAL DAUD
Oleh: Rivaldi Tambunan
MENGENAL DAUD
Saya adalah seorang pemuda yang berasal dari Betlehem, ayah saya bernama Isai dan saya mempunyai beberapa saudara. Dibandingkan dengan saudara-saudara saya, saya tergolong orang yang mempunyai perawakan yang kecil, kemerah merahan dan paras saya elok, sementara saudara saya mempunyai perawakan yang tinggi, besar, gagah dan perawakan yang elok. Dibandingkan dengan saudara-saudara saya yang selalu berlatih perang, saya hanya seorang yang bekerja sebagai pengembala kambing domba milik ayah saya Isai. Pada saat Samuel bertemu dengan Ayah saya dan ingin memberkati seorang yang dipilih Tuhan menjadi raja, ayah saya memanggil saudara-saudara yang mempunyai paras gagah, dan elok tersebut, ketika Eliab saudara saya datang Samuel berfikiran bahwa ialah orang yang diurapi Tuhan, akan tetapi Tuhan berkata kepada Samuel supaya tidak memandang parasnya dan perawakannya yang tinggi, karna manusia melihat apa yang didepan mata , sementara Tuhan melihat hati. Setelah itu ayahku memanggil Abinadab tetapi Samuel mengatakan bahwa bukan dia yang dipilih oleh Tuhan dan lalu ia juga menyuruh saudaraku Syama lewat tetapi Samuel mengatakan dia pun tidak dipanggil Tuhan, begitupun seterusnya hingga semua saudaraku .Lalu Samuel bertanya inikah anakmu semuanya, lalu ayahku Isai teringat pada saya, lalu Samuel pun menyuruh saudaraku untuk memanggilku. Ketika Samuel melihatku bangkitlah dia, dan mengurapi aku dengan minyak yang dibawanya didalam tabung tanduk yang diperintahkan untuk dibawanya. Dan mengurapi saya ditengah-tengah saudara saya, sejak saat itu Roh Tuhan memenuhi saya dan Samuelpun berangkat menuju Rama. Pada suatu saat Saul berkata kepada hamba-hambanya untuk mencarikan seseorang yang pandai bermain kecapi dan membawa kepadanya, dan salah satu hambanya mengatakan bahwa dia melihat salah satu anak ayahku yang pandai bermain kecapi yaitu aku. Lalu akupun dipanggil oleh salah satu hamba suruhan Saul. Demikianlah saya menjadi pelayan Saul dan ia sangat mengasihi saya dan saya menjadi pembawa senjata, serta mengatakan kepada ayahku agar saya tetap menjadi pelayannya karna ia suka padaku. Pada suatu ketika setelah saya pulang dari tempat Saul saya pergi untuk menggembalakan domba ayah saya di Betlehem. Ayah saya berkata kepada saya untuk pergi mengambilkan gandum dan sepuluh roti dan mengantarkan kepada saudara-saudara saya di perkemahan, yang berperang melawan orang Filistin. Lalu keesokan harinya saya berangkat pagi-pagi dan berangkat mengantarkan semua yang diperintahkan oleh ayah saya.
Di saat saya sampai di tempat tersebut saya melihat seorang tentara Filistin yang tinggi besar yang bernama Goliat, saya maju melawan dia dengan menggunakan ketopong tembaga, umban dan batu licin dari sungai. Orang Filistin itupun maju dan menghina saya karna perawakan saya yang kecil dan kemerah-merahan , serta berkata “Anjingkah aku , maka kamu datang dengan membawa tongkat” lalu demi allahnya dia mengutuki saya. Akan tetapi saya menjawab dengan tidak gentar “ engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam”.
Ketika ia maju menghadapi aku, maka aku berlari lalu memasukkan tanganku kedalam sakuku dan mengumbankan batu dan kenalah dahi dari Goliat tersebut. Maka terjatuhlah ia dan saya menghunuskan pedang dari sarungnya dan memotong kepala Goliat tersebut. Ketika melihat hal tersebut larilah orang orang Filistin itu. saya membawa kepala Goliat ke Yerusalem. Saya sempunyai seorang sahabat bernama Yonatan, Yonatan ialah anak dari raja Saul. Saya dan Yonatan saling mengasihi. Dikarenakan saya menang melawan Goliat orang Filistin itu, Saulpun mengangkat saya menjadi kepala para prajurit hal inipun membuat saya dipandang baik oleh seluruh rakyat dan oleh para pegawai –pegawai Saul. Setelah saya diangkat menjadi kepala prajurit saya selalu menang berperang kemanapun Saul memerintahkan saya. Akan tetapi setelah saya dan para prajurit Saul yang saya bawa berperang, keluarlah para wanita dari segala kota Israel menyongsong raja Saul serta menyanyi dan menari sambil memukul rebana, serta menyanyi berbalas-balasan katanya “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa”.
Mendengarkan hal itu bangkitlah amarah Saul kepada saya, karna Saul berfikiran karna banyaknya musuh yang saya kalahkan akan berujung jabatannya sebagai raja akan jatuh kepada saya. Karna hal itu Saul hampir membunuh saya dengan tombak sebanyak 2 kali, tetapi saya behasil mengelaknya, dengan kejadian itu Saulpun menjadi takut kepada saya karna Tuhan menyertai saya. Sehingga Saul menjauhkan saya dari sisinya dan mengangkat saya menjadi kepala pasukan seribu yang memposisikan saya berada di depan dalam segala gerakan tentara. Namun karna pertolongan Tuhan semuanya berhasil dan Saulpun menjadi semakin takut kepada saya.
Saul memanggil saya dan ingin memberikan putrinya yang tertua Merab, akan tetapi setelah tiba memberikan Merab kepada saya, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi Isterinya. Akan tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada saya, ketika hal itu dikatakan kepada Saul, iapun menyetujuinya, dan Saul kepada saya untuk kedua kalinya “ Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku”. Saul memerintahkan para pegawainya untuk memberitahukan bahwa raja mengasihi saya dan menyarankan untuk menjadi menantu Saul, akan tetapi saya menolak karna saya hanyalah seorang miskin. Dan pegawai itupun pergi menyampaikan kepada Saul, lalu Saul memerintahkan pegawai itu untuk memberitahukan kepada saya bahwa raja tidak mengkehendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja, lalu saya setuju menjadi menantu Saul. Lalu saya pergi dengan para prajurit dan menewaskan dari orang Filistin 200 orang serta membawa kulit khatan mereka dan genaplah jumlahnya dan saya berikan kepada raja Saul. Kemudian memberikan putrinya Mikhal menjadi istri saya.
Sahabatku Yonatan datang kepada saya dan memberitahukan bahwa ayahnya Saul memerintahkan kepadanya dan seluruh pegawainya bahwa saya harus dibunuh, dan Yonatanpun menyarankan saya untuk berhati-hati besok pagi, bersembunyi di suatu tempat, dan ia akan berbicara kepada ayahnya perihal saya. Yonatan pun mengatakan segala hal yang baik mengenai saya tentang semua yang saya lakukan saat berperang, lalu raja Saulpun bersumpah Demi TUHAN yang hidup, saya tidak akan dibunuh. Akan tetapi keinginan hati Saul untuk membunuh saya semakin besar, sehingga saya melakukan pelarian yang panjang untuk menghindari Saul yang selalu mengejar saya dengan bertujuan membunuh saya. Hingga suatu saat pengejaran Saul kepada saya, dia masuk kedalam Goa dan untuk membuang hajat sementara saya berada di belakang Goa tersebut, dan orang-orang yang bersama-sama dengan saya menyarankan untuk membunuh Saul saat itu. akan tetapi saya tidak melakukan hal itu, dan tidak mengizinkan mereka bangkit untuk menyerang Saul. Kemudian Saul bangkit dan melanjutkan perjalanannya.
Lalu tak lama kemudian saya mendengarkan bahwa Saul mati karena ia bunuh diri dengan mata pisaunya sendiri. Kemudian saya menyanyikan ratapan mengingat sahabat saya Yonatan. Tak lama kemudian saya diangkat Tuhan menjadi raja atas Yehuda. Dan bukan itu saja karna penyertaan Tuhan kepada saya, saya diangkat juga menjadi raja atas seluruh Israel, saat menjadi raja atas Israel banyak kemenangan-kemengangan yang saya raih karna pertolongan Tuhan, salah satunya, merebut Yerusalem dan menetap disana, memukul kalah orang Filistin, Tuhan juga menjanjikan kepada saya mengenai keluarga dan kerajaan saya. Dengan semuanya itu saya mengangkat doa syukur kepada Tuhan.
Pada pergantian tahun, para raja-raja biasanya maju berperang, saat itu saya tidak terlibat karena saya memerintahkan Yoab maju berperang berserta orang-orang Israel. Pada sore harinya ketika saya bangun dari tempat tidur, saya berjalan-jalan di atas sotoh istana, tanpa sengaja saya melihat di sotoh rumah atas seorang wanita yang sedang mandi, perempuan itu sangat cantik dan elok parasnya, seketika saya sangat ingin mengetahui siapa wanita. Lalu saya memerintahkan pegawai bertanya tentang wanita itu, akhirnya saya mengetahui bahwa wanita itu bernama Betsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het salah satu prajurit perang Israel.
Setelah, mengetahui hal itu, saya memerintahkan pegawai itu pergi untuk memanggil dia, dan Betsyeba datang dan saya tidur dengan dia. Setelah selesai iapun membersihkan badannya dari kenajisannya itu. Setelah beberapa lama mengandunglah perempuan itu dan memberitahukannya kepada saya. Setelah mendengar hal itu saya memerintah untuk memanggil Uria orang Het itu. Saya bertanya tentang peperangan yang telah mereka laksanakan dan selanjutnya saya memerintahkannya untuk pergi membasuh kakinya dan beranjak pulang, dan saya memberikan hadiah kepadanya. Akan tetapi dia tidak beranjak pulang dan membaringkan diri di pintu gerbang kerajaan. Maka saya mengatakan untuk beristirahat di kerajaan saja dan besok berangkat.
Pada paginya niat jahat ada dalam hati saya, saya menulis surat kepada Yoab mengatas namakan Uria, yang berisi “tempatkanlah Uria di barisan terdepan dalam pertempuran yang paling hebat kemudian kamu mengundurkan diri padanya, supaya ia terbunuh mati”. Dan betul ketika peperangan itu terjadi Yoab melaksanakan sesuai dengan isi surat, dan matilah Uria dalam peperangan tersebut. Maka setelah lewat masa berkabung akan kematian Uria, sayapun memerintahkan untuk membawa Betsyeba ke rumah saya melahirkan anak laki-laki bagi saya, akan tetapi dengan tidakan yang saya lakukan, berlawanan dengan perintah Tuhan.
Lalu tegoran Tuhan datang kepada saya melalui sahabat saya nabi Natan, ia memberitahukan sebuah perumpaan kepada saya, tentang si miskin dan si kaya. Natan menjelaskan perumpaan tersebut kepada saya. Akan sangat marah mendengar perumpaan itu, dimana seorang kaya itu telah hidup dengan kecukupan akan tetapi tetap mengambil hak milik seorang yang miskin.
Lalu Natan berkata kepada saya bahwa perumpaan itu menggambarkan saya, dimana dosa yang saya lakukan terhadap Uria dan Betsyeba serta kepada Tuhan. Lalu saya sangat menyesal akan semua perbuatan dosa saya, dan meminta ampun kepada Tuhan. Ternyata pada hari ketuju matilah anak hasil perzinahan saya dengan Betsyeba, sayapun pergi menjumpai Betsyeba untuk menghiburnya dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki. Dan saya menamainya Salomo. Tuhan sangat mengasihi anak itu, dan dengan perantaraan nabi Natan Tuhan menamakan anak itu Yehida, oleh karena Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.