MENGENAL YAKUB

MENGENAL YAKUB

Oleh: Juniati Yusuf

    Namaku sering di beri arti sebagai penipu. Sesuai dengan namaku, aku memanglah seorang penipu sejak kecil. Aku memiliki seorang saudara kembar. meskipun kami adalah saudara kembar, kami sangatlah berbeda. kembarku lebih menyukai berburu dan aku lebih suka tinggal di rumah. Tidak hanya itu, kami juga memiliki perbedaan dari segi fisik di mana kembarku memiliki banyak bulu pada tubuhnya sedangkan aku memiliki badan licin. Ia lebih tua dibandingkan denganku. Dan tentunya dia memiliki hak yang lebih dari padaku. Di dalam keluargaku, ayahku lebih menyayangi kakakku di bandingkan denganku karena ayahku suka dengan hasil tangkapan kakakku setelah ia selesai berburu, sedangkan ibuku lebih menyayangi aku dibandingkan kakakku.

MENGENAL YAKUB

    Suatu hari, aku melihat saudara kembarku sedang merasa kelelahan dan kelaparan setelah pulang dari berburu, karena tau bahwa aku bisa mengambil keuntungan dari hal tersebut, dan juga melihat saudara kembarku yang meminta masakan yang masak, aku akhirnya mengambil kesempatan. Aku meminta saudara kembarku untuk menukarkan hak kesulungannya kepadaku. kakakku yang mengganggap sepele dengan hal kesulungan menyetujui hal tersebut. Dan akhirnya aku mendapatkan apa yang aku dambakan selama ini yaitu hak untuk menjadi lebih tinggi di banding kakakku.

    Aku tidak hanya memperdaya kakakku dengan mengambil hak kesulungannya. Dengan bantuan ibuku, aku juga membohongi ayahku yang sudah tua dan tidak lagi bisa melihat ketika ayahku ingin memberkati kakakku. Pada saat itu, kakakku diminta untuk berburu dan menyediakan makanan untuk ayahku. Melihat kesempatan yang ada, ibuku dengan segera memasak daging yang lezat dan memakaikanku kain yang berbulu agar aku menyerupai kakakku. Ketika aku mendatangi ayahku yang tidak lagi bisa melihat, ia bertanya apakah benar aku ini Esau karena ia heran mendengar suaraku. Namun aku mendekat dan membiarkan ia menyentuh pakaian bulu-bulu agar ayahku percaya jika aku ini benar Esau. Setelah itu, ayahku akhirnya memberkati aku.

    Ketika kakakku kembali, ia dengan penuh semangat mempersiapkan apa yang diminta ayahku. Namun ketika ia mendatangi ayahku, ayahku menjadi heran karena tadi ayahku sudah memberkati aku yang disangka ayahku bahwa aku adalah Esau. dan mendegar hal tersebut sangat marahlah kakakku karena tidak ada lagi berkat yang tersisa baginya. Kakakku hanya diberikan sebuah berkat yang dimana tanahnya tidak subur dan gersang. Kakakku menyimpan dendam kepadaku setelah kejadian itu. Ia pun akhirnya berusaha menyusun sebuah rencana untuk membunuhku. Ibuku yang mengetahui hal tersebut menyuruhku untuk melarikan diri ke rumah saudaranya Laban agar aku tidak di bunuh oleh kakakku sendiri. Aku pun mengikuti apa yang dikatakan oleh ibuku dan aku dengan segera pergi ke sana.

    Di dalam perjalanan, aku bermalam di suatu tempat karena kelelahan. Aku membaringkan diriku lalu tertidur di situ. Malam itu aku pun bermimpi dan di dalam mimpiku terdapat sebuah tangga yang ujungnya sampai langit dan terlihat juga malaikat-malaikat Tuhan turun naik dari tangga itu. kemudian, terlihat juga di mimpiku Tuhan berdiri dan berfirman kepadaku “Akulah Tuhan, tanah tempat Engkau berbaring ini akan kuberikan kepadamu dan kepada keturunan-keturunanmu. Ketika aku terjaga aku langsung mnyadari bahwa Tuhan hadir di tempat itu, aku menjadi takut karena mimpi itu.

    Keesokan harinya aku mengambil batu yang kugunakan untuk tidur malam itu untuk menjadi sebuah tugu memperingati mimpiku pada malam itu. aku mandirikan batu tersebut lalu meminyakinya. Batu itu juga menjadi sebuah lambang rumah Allah dan aku mengatakan kepada Tuhan bahwa apapun yang diberikan kepadaku, akan aku persembahkan sepersepuluh darinya. Melalui perjumpaan pribadi dengan Allah melalui mimpi malam itu, memberikanku sebuah pengalaman yang sangat mengesankan.

    Ketika aku tiba di sana, aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik parasnya sehingga membuatku jatuh cinta kepadanya ia bernama Rahel. Wanita itu adalah anak dari saudara ibuku tempat di mana ibuku menyuruhku untuk melarikan diri. Ketika aku melihatnya, aku langsung menciumnya dan menangis lalu memperkenalkan diriku kepadanya. Setelah itu aku bertemu dengan ayahnya dan ayahnya mengajakku untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Aku tidak hanya tinggal dengan mereka saja, namun aku juga bekerja untuk mereka. Melihat aku berkerja, Laban bertanya kepadaku apa upah yang aku harapkan dari hasil pekerjaanku. Karena ia tidak ingin aku bekerja dengan cuma-cuma tanpa mendapatkan upah. Dan aku mengatakan bahwa aku menginginkan anaknya untuk menjadi isteriku. Mendengar hal tersebut, Laban pun mengizinkan. Tapi ia memberikan satu syarat kepadaku yaitu aku harus bekerja selama 7 tahun untuknya barulah aku bisa menikahi anaknya. Mendengar hal tersebut aku tentu menyetujuinya karena cintaku yang begitu besar kepada Rahel, tujuh tahun bekerja demi cinta tidaklah lama bagiku. Dan aku yakin aku bisa melewati tujuh tahun dengan mudah.

    Setelah tujuh tahun aku bekerja kepada Laban, hari yang selama ini kunanti-nantikan akhirnya tiba. Aku pun dinikahkan dengan wanita idamanku selama ini. Selama pesta pernikahan aku tidak bisa melihat dia. Namun ketika malam hari, di saat kami akan tidur bersama, betapa terkejutnya aku ketika melihat wanita yang aku nikahi bukanlah wanita yang aku cintai melainkan kakaknya Lea. Mengetahui hal itu, aku merasa sangat kecewa dan merasa tertipu oleh Laban. Aku akhhirnya mendatangi Laban dan bertanya kepadanya. Namun ia hanya menjawab bahwa ia tidak mungkin melangkahi kakaknya karena di dalam tradisi seorang adik mendahului kakak tidaklah diperkenankan.

    Laban akhirnya kembali memberikan tawaran untuk aku bekerja tujuh tahun lagi jika aku ingin menikah dengan Rahel. Jujur aku merasa seperti di permainkan. Namun demi cinta aku pun langsung menyetujuinya. Aku kembali harus bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan wanita yang aku cintai. Seperti yang sudah-sudah, bekerja tujuh tahun bukanlah hal yang lama dan sulit bagiku. Semua itu didasarkan atas cintaku pada Rahel yang begitu besar. Setiap aku bekerja aku terus membayangkan betapa bahagianya diriku nantinya jika mendapatkan wanita yang selama ini aku cintai. Akhirnya selama tujuh tahun bekerja, aku akhirnya menikah dengan Rahel.

Pada akhirnya, aku memiliki dua orang isteri. Aku lebih mengasihi Rahel di banding Lea, karena sejak awal, aku memang mencintai Rahel. Setelah beberapa lama pernikahanku bersama kedua isteriku, aku akui bahwa Tuhan itu memang sangat adil. Tuhan mengaruniai banyak anak kepada Lea isteri pertamaku dibanding dengan Rahel. Sempat terjadi perselisihan diantara keduanya, dan juga sempat terjadi kecemburuan pada Rahel sehingga ia menyuruhku untuk menghampiri budaknya. Akhirnya hal ini terjadi secara terus menerus, bahkan terjadi seolah-olah perlombaan siapa yang memberi anak terbanyak di antara kedua isteriku. Tak berapa lama, aku sangat bersyukur mendengar sebuah kabar bahwa isteriku yang sangat aku cintai pada akhirnya mengandung. Ini adalah kabar ayng sangat ku tunggu-tunggu setelah sekian lama. Akhirnya Rahel pun melahirkan bagiku seorang anak yang sangat kukasihi ku beri ia nama Yusuf.

Aku menetap di rumah Laban cukup lama. Banyak hal yang terjadi selama aku tinggal di sana, meskipun Laban adalah saudara dari ibuku, meskipun ia adalah ayah dari isteri-isteriku, aku tetap saja merasa asing berada di sana. Tidak hanya itu, seringkali juga aku mendapatkan perlakuan yang seakan-akan tidak adil oleh ayah mertuaku. Ia sering menipu ku di setiap kesempatan. Bahkan ia juga sepertinya sempat iri kepadaku karena aku sangat diberkati.

Setelah sekian lama aku tinggal di sana, aku memutuskan untuk melarikan diri dari rumah mertuaku dan kembali ke tanah kelahiranku yaitu di Israel. aku membawa isteri-isteriku, dan semua anak-anakku bahkan ternak-ternakku untuk kembali ke tempat asalku. Mendengar hal tersebut, Laban mengejar aku hingga ke tanah Gilead. Pikirku, ia akan membunuhku karena membawa anak-anaknya bahkan harta bendanya, namun sungguh tidak ku sangka ternyata ia membuat perjanjian bersama denganku.

Mengingat kejadian yang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, di mana kakakku merasa sangat membenciku dan ingin membunuhku sehingga membuatku harus menjadi seorang pelarian membuatku sangat takut untuk bertemu dengannya. Aku takut jika kami bertemu, kakakku masih belum bisa memaafkanku. Aku akhirnya berdoa kepada Allahku dan memohon belas kasihan dari pada-Nya agar Allah membuat kakakku tidak lagi membenciku dan mau memaafkanku. Aku juga mempersiapkan segala sesuatu untuk kuberikan kepada Esau untuk menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan kepadanya.

Ditengah perjalanan, aku bertemu dengan seseorang dan ia bergulat denganku di sebuah sungai yang bernama Yabok. Orang itu memukul sendi pangkal pahaku sehingga aku terpelecok. Setelah itu, orang itu ingin pamit untuk pergi, namun aku memintanya untuk memberkatiku terlebih dahulu sebelum ia pergi. Orang itu kemudian menanyai siapa namaku lalu aku memberi tahu kepadanya bahwa namaku adalah Yakub. Tetapi orang itu mengatakan aku tidak lagi dipanggil Yakub melainkan Israel. setelah itu aku juga menanyakan nama orang tersebut namun orang itu tidak memberitahu kepadaku siapa namanya. Setelah itu ia memberkatiku lalu pergi dari tempat itu. setelah kejadian pada malam itu, aku berjalan dengan pincang akibat dari pergulatan kami.

Setelah malam yang cukup panjang, pada siang hari, aku berjalan dan mempersiapkan hatiku untuk bertemu dengan kakakku. Hatiku cukup bergejolak untuk bertemu dengan kakakku. Namun, diluar jangkauan pemikiranku. Kakakku yang melihat kami malah datang menghampiriku dan memelukku dengan erat. aku cukup terkejut dengan kejadian ini. Aku dan anak-anakku beserta isteri-isterimu sujud menyembah kepada kakaku. Hal yang benar-benar tidak masuk akal. Kakakku yang dahulunya berniat ingin membunuhku malah datang menghampiriku dan memelukku. Itu merupakan sebuah kejadian yang luar biasa.

Cukup panjang perjalanan kehidupanku, penuh dengan lika-liku. Dari aku seorang yang berdosa akhirnya di perbaharui sedemikian rupa setelah perjumpaan pribadi bersama dengan Allah. Melalui perjumpaan itu, ada banyak hal yang dapat ku pelajari bahwa Allah tidak meninggalkan meskipun aku berdosa dan ia mampu untuk memulihkanku dan menjadikanku pribadi yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Jika anda Ingin Membantu pelayanan ini, silahkan kirimkan bantuan anda dengan menghubungi email charinmarbun@gmail.com. Jika anda diberkati silahkan Tuliskan dalam komentar. Jika ada pertanyaan dan permohonan Topik untuk dibahas, silahkan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih sudah membaca, Tuhan Yesus memberkati selalu.